Metode Penelitian Kondisi Alam dan Masyarakat Sumatera Timur

pada peristiwa-peristiwa di Sumatera Timur pada masa lampau serta mengurangi arbitrase tersendiri dalam globalisasi ekonomi antara suatu wilayah di bawah alam kolonialisme, namun tuntutan perubahan bukan semata-mata bersumber pada kesetiaan tetapi berdasarkan pada kalahnya persaingan. Untuk bahan tinjauan selanjutnya, penulis menggunakan novel sejarah yang ditulis oleh Emil W Aulia dengan judul Berjuta-juta dari Deli Satoe Hikayat Koeli Kontrak. Di dalam novel ini banyak mengemukakan peristiwa sehari-hari buruh perkebunan, mulai dari perekrutan hingga diterbitkannya De Millionnen Uit Deli yang banyak membela hak-hak buruh. Didalam novel ini diceritakan bagaimana cara- cara perekrutan tenaga kerja yaitu dengan menculik dan menipu orang-orang dari Jawa untuk dijadikan sebagai kuli di Sumatera Timur. Kronologi Tembakau Deli Tahun 1998, didalamnya terdapat informasi mengenai keadaan perusahaan tembakau Deli.

1.5 Metode Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan adalah metode sejarah yang terdiri atas empat tahap yaitu: tahap pertama adalah mengumpulkan data-data yang terkait dengan objek penelitian dari berbagai sumber, baik merupakan sumber primer maupun sumber skunder. Tahap ini disebut sebagai tahap heuristik. Tahap yang kedua adalah melakukan kritik dan seleksi terhadap sumber- sumber yang telah dikumpulkan, baik kritik ekstern dan intern dengan tujuan untuk Universitas Sumatera Utara mendapatkan keabsahan sumber. Hal ini sangat terasa perlu untuk memperkuat verifikasi sebelum akan diinterpretasikan. Tahap ketiga adalah melakukan interpretasi terhadap berbagai sumber yang telah didapatkan, karena sebagian besar metode penelitian berupa studi komparatif, maka data-data yang terkumpul akan di interpretasikan sehingga menjadi sebuah historiografi atau penulisan sejarah yang diskriftif analitis yang bersifat objektif. Universitas Sumatera Utara BAB II KONDISI DAN SITUASI SUMATERA TIMUR

2.1. Kondisi Alam dan Masyarakat Sumatera Timur

Sumatera Timur dibatasi oleh Aceh di barat laut, Tapanuli di barat daya Bengkalis di tenggara dan Selat Malaka di timur laut. Luas daerah Sumatera Timur meliputi 31.715 kilometer persegi atau 6,7 dari seluruh daerah Sumatra. Sumatera Timur membentang mulai dari titik batas di puncak barisan yang dulu disebut Wilhelmina dan bukit simanuk-manuk. Dari bukit ini menurun menyentuh pantai timur Danau Toba, terus ke dataran rendah dan rawa pantai sepanjang Selat Malaka. Dua barisan bukit itu adalah bagian dari system Bukit Barisan yang membentang dari Banda Aceh di utara sampai Tanjung Cina di Selat Sunda, di selatan. 10 10 Karl Pelzer, Toean Keboen dan Petani: Politik Kolonial dan Perjuangan Agraria Jakarta: Sinar Harapan, 1985, hlm.31 Sumatera Timur terletak antara garis khatulistiwa dan garis lintang utara 4 ° dengan iklim pantai tropik yang dalam sifat iklim mikronya dipengaruhi oleh topografi seperti daerah-daerah tanah tinggi, pegunungan Simalungun dan pegunungan Habinsaran. Di daerah-daerah pantai rata-rata suhu kira-kira 25 °C, dengan maksimum 32 °C. Dataran-dataran rendah pantai menikmati embusan angin darat dan laut dan sejuk pada malam hari. Karena suhu menurun dengan 0,6 °C per 100 m, maka suhu daerah-daerah pegunungan jelas lebih rendah daripada dataran Universitas Sumatera Utara rendah. Di daerah-daerah yang lebih tinggi suhu menurun sampai rata-rata 12 °C dan berkisar antara 5,5 °C dan 18 °C. 11 Secara keseluruhan jenis tanah di wilayah Deli terdiri dari tanah liat, tanah pasir, tanah campuran, tanah hitam, tanah coklat dan tanah merah. Hal ini merupakan Pada zaman dahulu Kota Medan ini dikenal dengan nama Tanah Deli dan keadaan tanahnya berawa-rawa kurang lebih seluas 4000 Ha. Beberapa sungai melintasi Kota Medan ini dan semuanya bermuara ke Selat Malaka. Sungai-sungai itu adalah Sei Deli, Sei Babura, Sei Sikambing, Sei Denai, Sei Putih, Sei Badera, Sei Belawan dan Sei Sulang SalingSei Kera. Mengenai curah hujan di Tanah Deli digolongkan dua macam yakni : Maksima Utama dan Maksima Tambahan. Maksima Utama terjadi pada bulan-bulan Oktober sd bulan Desember sedang Maksima Tambahan antara bulan Januari sd September. Secara rinci curah hujan di Medan rata-rata 2000 per tahun dengan intensitas rata-rata 4,4 mmjam. Pada mulanya yang membuka perkampungan Medan adalah Guru Patimpus lokasinya terletak di Tanah Deli, maka sejak zaman penjajahan orang selalu merangkaikan Medan dengan Deli Medan–Deli. Setelah zaman kemerdekaan lama kelamaan istilah Medan Deli secara berangsur-angsur lenyap sehingga akhirnya kurang popular. Dahulu orang menamakan Tanah Deli mulai dari Sungai Ular Deli Serdang sampai ke Sungai Wampu di Langkat sedangkan Kesultanan Deli yang berkuasa pada waktu itu wilayah kekuasaannya tidak mencakup daerah diantara kedua sungai tersebut. 11 Ibid, hlm. 45 Universitas Sumatera Utara penelitian dari Van Hissink tahun 1900 yang dilanjutkan oleh penelitian Vriens tahun 1910 bahwa di samping jenis tanah seperti tadi ada lagi ditemui jenis tanah liat yang spesifik. Tanah liat ini lah pada waktu penjajahan Belanda di tempat yang bernama Bakaran Batu sekarang Medan Tenggara atau Menteng orang membakar batu bata yang berkwalitas tinggi dan salah satu pabrik batu bata pada zaman itu adalah Deli Klei. Sumatera Timur sampai pertengahan abad ke-19 didiami oleh kelompok etnis Melayu, Batak Karo, dan Batak Simalungun. 12 Orang Batak Karo biasanya mendiami Dataran Tinggi Karo. Di Dataran Tinggi Karo tidak dijumpai sistem kerajaan. Akan tetapi pada masa kolonial, Belanda menciptakan lembaga-lembaga kerajaan di Dataran Tinggi Karo. Secara administrasi, unit terkecil di pemerintahan di Tanah Karo adalah kuta kampung. Kuta didirikan oleh marga tertentu dan dipimpin oleh seorang penghulu. Pada mulanya ada banyak kesain di sana sehingga perlu digabungkan menjadi kuta. Gabungan dari kuta ini disebut urung, yang dipimpin oleh seorang Raja urung. Kuta induk disebut Mereka inilah yamg dikenal sebagai penduduk asli Sumatera Timur. Orang Melayu sebagian besar bermukim di daerah pantai Timur. Menurut Lah Husni yang dimaksud suku Melayu adalah golongan bangsa yang menyatukan dirinya dalam pembauran ikatan perkawinan antar etnis serta memakai adat resam dan Melayu secara sadar dan kontinu. Orang Melayu mayoritas beragama Islam, masuk Melayu sama dengan masuk Islam. 12 Anthony Reid J,Perjuangan Rakyat: Revolusi dan Hancurnya Kerajaan di Sumatera, Jakarta: Sinar Harapan,1987, hlm.87 Universitas Sumatera Utara perbapaan, sedangkan kampong anak disebut dusun. Gabungan dari perbapaan dan dusun-dusun disebut urung. Urung-urung ini kemudian membentuk sebuah federasi yang dikenal dengan sibayak, 13 Orang Simalungun menetap di dataran tinggi Simalungun. Sama seperti Melayu, orang Simalungun juga memiliki rajanya sendiri. Ada beberapa kerajaan kecil yang berdiri di Simalungun. Sistem pemerintahan kerajaan Melayu. dan dipimpin oleh seorang sibayak. 14 Orang Simalungun juga ada yang menetap di daerah-daerah Kerajaan Melayu, bahkan ada juga yang sudah menjadi Melayu, umpamanya di Bedagai, Luhak Batak, Timur Dusun daerah kekuasaan Serdang, di daerah Batubara, dan Labuhan Batu. 15

2.2 Pemerintahan Tradisional