Perkebunan Deli Maatschappij Sarana dan Jaringan Infrastruktur di Sumatera Timur

Perasaan dendam dan keputusasaan para nelayan dan petani serta rakyat kecil terhadap dominasi ekonomi Cina itu menimbulkan aksi penjarahan terhadap jiwa dan harta benda mereka. Hal itu bukan karena ketatnya pengawasan hukum dan alat negara kolonial, tetapi juga adanya perasaan dari tindakan social di antara beberapa tokoh mereka terhadap rakyat seperti derma kepada panti-panti asuhan, sedekah terhadap fakir miskin, bantuan untuk mesjid dan kegiatan rakyat pribumi lainnya. Tauke pemberi ijon juga memberikan layanan jika nelayanpetani kesulitan keuangan dalam keluarga atau menghadapi lebaran.

3.3 Perkebunan Deli Maatschappij

Atas keberhasilan Janssen, Clemen, Nienhuys terhadap percobaan perkebunan terdahulu, maka Nederlands Handel Maatschappij NHM, perusahaan dagang Belanda bersedia mendirikan perseroan terbatas bersama ketiga orang tersebut di Deli. Deli Maatschappij adalah merupakan perusahaan pertama yang didirikan di Sumatera Timur. Deli Maatschappij berjalan sesuai dengan rencana yang dibuat Nienhuys, perusahaan ini memusatkan perusahaannya pada produksi tembakau. Deli Maatschappij sepanjang sejarahnya menghasilkan tembakau gulung terkenal di Sumatera Timur. Deli Maatschappij selamanya menduduki tempat terpenting. Pada tahun 1873, luas tanahnya 26.000 bau terdiri atas tiga jenis tanaman yang di industrikan yaitu, tembakau, pala dan kelapa. Namun pada tahun 1876, pasaran industri kelapa sangat Universitas Sumatera Utara merosot sehingga pihak pengusaha menghapuskan industri kelapa. Hal yang serupa terjadi pada tahun 1882, yaitu industi pala mengalami hal yang sama. Pada tahun 1870, Nienhuys pulang ke Belanda tetapi tetap berhubungan erat dengan Deli Maatschappij sampai tahun 1927. Sebagai penggantinya Nienhuys menunjuk seorang pemuda berusia 24 tahun yang di kenalnya di Singapura. Waktu itu sang pemuda bekerja pada kantor NHM yang memberi kesan hebat pada Nienhuys. Cremer menampilkan sebagai industriawan tulen. Dibawah kepemimpinannya Deli Maatschapppij berkembang menjadi perusahaan yang besar pada dasawarsa berikutnya. Kemampuannya terutama dalam pengorganisasian bukan pertanian. Kepada sejumlah besar tuan kebon swasta ia menawarkan biaya operasi, sebagai imbalannya mereka di wajibkan memasarkan produksi mereka dengan perantara Deli Maatschappij.

3.4 Sarana dan Jaringan Infrastruktur di Sumatera Timur

Ekspansi onderneming dibeberapa daerah membutuhkan sarana transportasi untuk mendukung industri perkebunan. Transportasi yang di gunakan di Sumatera Timur hingga awal abad ke-20, yaitu trasportasi melalui air dan darat. Transportasi air dilakukan di sungai-sungai dengan menggunakan rakit, sampan, dan kapal. Transportasi darat dilakukan diatas jalan-jalan raya dengan mengunakan tenaga hewan, dan kendraan bermotor, serta kerata api pada jalur-jalur yang tersedia. Universitas Sumatera Utara Awalnya transportasi yamg dipergunakan adalah transportasi air namun setelah kedatangan bangsa asing ke daerah Sumatera Timur yang telah membuka perkebunan dengan skala besar, maka pihak pengusaha membangun sarana transportasi darat dengan membangun jalan-jalan besar dan rel kreta api. Pembukaan jalan raya pertama di Sumatera Timur pertama kali di pelopori Deli Maatschappij di tahun 1880a n yang membangun jalan raya antara Medan dan Sunggal sepanjang 10 km, dan dari Lubuk Pakam ke Bangun Purba sepanjang lebih kurang 20 km. Selain itu dibangun juga jalan raya yang menghubungkan daerah- daerah penting lainnya yaitu, jalur Medan ke Belawan 22 km, Medan ke Pangkalan Brandan yang melewati Binjai dan Tanjung Pura sepanjang 107 km. Selanjutnya juga dibangun jalan raya dari Medan ke Tebing Tinggi 81 km, Tebing Tinggi ke Tanjung Balai terus ke perbatasan Kualuh di Asahan sepanjang 115 km, Tebing Tinggi ke Pematang Siantar 53 km,terus ke Parapat sepanjang 46,5 km. Kemudian dari Lubuk Pakam ke Seribu Dolok sepanjang 92 km, disamping itu dari Medan ke Kabanjahe 79 km, serta dari dari Kabanjahe ke Seribu Dolok dan Harang Gaol di tepi Danau Toba. Hasilnya sejak pertama kali Nienhuys membuka perkebunan tembakau di Deli pada tahun 1863 hingga tahun 1918 di Sumatera Timur sudah terbangun jalan raya sepanjang lebih dari 500 km. 22 22 Edi Sumarno,”Mundurnya Kota Pelabuhan di Sumatera Timur pada Periode Kolonial”, dalam Historisme Edisi No. 22 Tahun XI Agustus 2006, hlm.3 Universitas Sumatera Utara Pembangunan Transportasi jalur kereta api yang dipelopori Deli Spoorweg Maatschappij pada tahun 1883 merupakan salah satu upaya membuka peluang dikenalnya daerah Sumatera Timur sebagai salah satu penghasil tembakau bermutu baik. Kontruksin pembangunan jalur kereta api ini merupakan tulang punggung perekonomian masyarakat maupun perkebunan. Jaringan rel yang dibangun adalah didaerah perkebunan sebab tujuan utama pembangunan rel kereta api mengangkut hasil-hasil produksi perkebunan untuk diekspor keluar negeri. 23 Hingga tahun 1901 perusahaan kereta api telah membuka jalur sepanjang 103,382 km, Medan ke Labuhan sepanjang 16,243 km, Medan ke Binjai sepanjang 20,888km, Medan ke Deli Tua sepanjang 11,249 km, Labuhan ke Belawan sepanjang 617,688 km, Binjai ke Selesai sepanjang 10,576 km. Setelah tahun 1915 jalurnya,162 km, Medan ke Serdang sepanjang 20,122 km, Serdang ke Perbaungan sepanjang bertambah menjadi 157,717 km. Jalur-jalur tersebut meliputi Kampung Baru ke Arnhemia sepanjang 14,872 km, Lubuk Pakam ke Bangun Purba 27,936 km, Selesai ke Kuala sepanjang 9,943 km, Perbaungan ke Bamban sepanjang 30,350 km, Bamban ke Rantau Laban sepanjang 10,680 km, Binjai ke Stabat sepanjang 24,036 km, Stabat ke Tanjung Pura sepanjang 22,428 km, dan Tanjung Pura ke Pangkalan Brandan sepanjang 19,505 km. Pembangunan jalur kereta api sampai tahun 1920 bertambah sekitar 131,773 km, yakni dari Deli Tua ke Batu sepanjang 3,035 km, Pangkalan Brandan ke Besitang sepanjang 14,990 , Tebing Tinggi ke Pematang 23 Indera ” pertumbuhan dan perkembangan Deli Spoorweg Maatschappij di Sumatera Timur 1883-1940”, Tesis S2, PPS-UUI, Jakarta 1995, hlm.25-27. Universitas Sumatera Utara Siantar sepanjang 48,464 km, Rantau Laban ke Tanjung Balai sepanjang 95,062 km, Tanjung Balai ke Teluk Nibung sepanjang 4,592 km. 24 Selain dari pada itu, perkembangan masyarakat Sumatera Timur menarik sejumlah besar orang Sumatera dari Minangkabau dan tetangga-tetangganya Mandailing, Angkola dan dari daerah Batak telah berada dibawah kekuasaan Belanda sejak paruh pertama abad ke-19, beberapa dasawarsa sebelum Belanda masuk ke Sumatera Timur. Ini memberikan kepada para pengusaha onderneming persediaan Dengan dibukanya sarana dan infrastruktur transportasi yang berada di kawasan Sumatera Timur maka banyak tercipta kota-kota didalamnya. Hal ini membuat kota Medan semakin berkembangan dengan cepat. 3.5 Berubahnya Komposisi Masyarakat Sumatera Timur Ekspansi ekonomi onderneming telah mengakibatkan pengaruh yang besar pula terhadap komposisi penduduk yang berada di Sumatera Timur. Dengan didatangkannya pekerja dari berbagai daerah, maka masyarakat Sumatera Timur yang pada awalnya didiami oleh penduduk asli yaitu Karo, Melayu dan Simalungun, kini menjadi beraneka ragam. Hal ini dapat dilihat dengan datangnya para pekerja yang berasal dari luar daerah Sumatera Timur, Pada awalnya pihak kolonial mendatangkan pekerja dari luar yaitu dari Cina, karena perusahaan tembakau Deli semakin terkenal maka permintaan pekerja semakin bertambah. 24 Deli Spoorweeg Maatschappij, Statistiken Zeven en Deertigste Jaarverslag Amsterdam: N.V. Deli Spoorweg Maatschappij, 1929, hlm. 6-7. Universitas Sumatera Utara sejumlah orang yang berpendidikan yang dapat dikerjakan sebagai juru tulis, mantri ukur, dan ahli mesin atau untuk kedudukan-kedudukan kecil lainnya. Ketiga golongan itu adalah orang-orang Islam dan dengan demikian dapat diterima masyarakat Islam di daerah-daerah tanah rendah dekat pantai Timur Sumatera. Sebaliknya, orang Batak Toba asal Tapanuli Utara beragama Protestan, mulai memasuki Sumatera Timur dalam jumlah yang bertambah besar setelah tahun 1900 tetapi menemukan diri mereka kurang diterima oleh orang-orang Islam di Langkat Hilir dan Serdang Hilir ketimbang orang-orang Islam batak Mandailing dan Angkola. 25 Pada tahun 1930, kira-kira 60 tahun setelah dimulainya pertanian onderneming di Langkat, Deli dan Serdang, dan hampir 30 tahun setelah pembukaan onderneming-onderneming di Asahan, Labuhan Batu dan Simalungun, dan jumlah penduduk asli Sumatera Timur di semua wilayah administratif yang utama, kecuali dataran tinggi Karo, dilampaui oleh pendatang-pendatang dari luar daerah. Perbedaan menyolok antara dataran tinggi Karo ini dan semua bagian Sumatera Timur lainnya, tentu saja, disebabkan penolakan terhadap masuknya modal onderneming ke dalam kerajaan-kerajaan kecil di dataran tinggi itu. Orang-orang Batak Karo di dataran tinggi yang memanfaatkan pengamatan mereka mengenai dampak kekuasaan Barat dan dampak ekonomi perkebunan selama kurang lebih 35 tahun terhadap saudara- 25 Karl Pelzer, Op. Cit. hlm. 83. Universitas Sumatera Utara saudara mereka orang-orang Batak Karo di Langkat, Deli dan Serdang, tidak mau menyewakan tanah-tanah mereka kepada onderneming-onderneming asing. 26 Susunan Etnik Penduduk Sumatera Timur tahun 1930 : 27 Suku Jumlah Penduduk Melayu 225 Jawa 641 Batak Karo 134 Batak Simalungun 95 Batak Toba 73 Batak Mandailing 34 Suku Pribumi lainnya 109 Eropa 11 Cina 158 Asing lainnya 18 Total 1498 Menjelang tahun 1930 orang-orang Melayu yang merupakan unsur asli sesungguhnya dari penduduk asli Sumatera Timur berjumlah hanya 15 dari seluruh penduduk. Kira-kira 88 dari penduduk ini terdiri dari orang-orang pribumi lainnya, diantaranya terbanyak orang-orang Jawa sejumlah kira-kira 43 , batak Karo, 26 Ibid, hlm. 84. 27 Ibid, hlm. 86. Universitas Sumatera Utara Simalungun, dan Toba berjumlah masing-masing 9,6,5 . Di antara orang-orang bukan pribumi yaitu Cina, adalah paling banyak dan merupakan tidak kurang dari 10 dari seluruh jumlah penduduk. Di Kota Medan penduduknya tidak kurang dari 35 adalah bangsa Cina. Orang-orang Eropa kurang dari 1 di Sumatera Timur tetapi merupakan 5 dari penduduk Medan . 28 Oleh sebab itu, sebagian besar penduduk di Sumatera Timur didominasi oleh orang-orang yang bekerja pada perkebunan yang ada di Sumatera Timur dan dengan itu pula mereka menambah komposisi jumlah penduduk Sumatera Timur yang tinggi sampai saat ini. 28 IbId Universitas Sumatera Utara BAB IV KEHIDUPAN BURUH DI PERKEBUNAN DELI MAATSCHAPPIJ 1920-1942

4.1 Ketergantungan pada Kontrak