Jadwal Penelitian Sejarah berdirinya Universitas HKBP Nomensen di Sumatera Utara

merawat catatan-catatan 5 2. Kritik sumber, yaitu usaha yang dilakukan peneliti untuk menyeleksi sumber atau bahan yang dikumpulkan, sehingga akan dihasilkan suatu nilai kebenaran dan keaslian sumber. Dengan kata lain sumber atau data-data akan objektif. Kritik sumber ini dibedakan jadi 2 yaitu kritik internal yang menelaah dan menyeleksi kebenaran isi atau fakta baik yang bersifat tulisanbuku,artikel, dan arsip maupun lisanwawancara. Kritik eksternal yang dilakukan dengan cara pengujian untuk menentukan keaslian sumber baik dari buku maupun wawancara dengan narasumber. Hal ini dilakukan demi menjaga keobjektifan suatu data. . Dalam hal ini, tidak ada batasan terhadap pengumpulan sumber selama sumber tersebut masih berkaitan dengan masalah yang kita teliti. 3. Interpretasi, yaitu suatu tahap peneliti dalam hal menafsir atau menganalisis suatu sumber atau yang ditemukan. Hal ini dilakukan untuk berupaya menghilangkan kesubjektifitasan data, walaupun sebenarnya hal ini tidak dapat dihilangkan secara total. Interpretasi ini diharapkan dapat menjadi data sementara sebelum peneliti menuangkannya dalam penulisan. 4. Historiografi, yaitu tahapan akhir dari sebuah penelitian, dimana dalam hal ini dilakukan suatu penulisan akhir dari fakta-fakta yang dilakukan secara sistematis dan kronologis untuk menghasilkan suatu tulisan sejarah yang ilmiah dan objektif. Historiografi ini merupakan hasil dari pengumpulan sumber, kritik baik kritik internal maupun eksternal serta hasil dari interpretasi.

1.6 Jadwal Penelitian

5 Hugiono, dan Poerwantana, Pengantar Ilmu Sejarah, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992 hal.25 Jadwal penelitian dibuat untuk mempermudah penulis dalam proses penelitian. Berdasarkan jadwal ini, seorang penulis dapat meneliti dan menulis hasil penelitiannya. Sehingga tidak ada tindakan yang terkesan terburu-buru dalam penyelesaiannya, melainkan tenang dan sesuai dengan apa yang dijadwalkan. Berikut tabel jadwal kegiatan Penelitian. N o . Jadwal Penelitian Bulan I II III IV V VI 1 . Heuristik √ √ 2 . Kritik Sumber √ 3 . Interpretasi √ 4 . Historiografi √ √ BAB II SEJARAH BERDIRINYA UNIVERSITAS HKBP NOMENSEN 1954-1975

2.1 Sejarah berdirinya Universitas HKBP Nomensen di Sumatera Utara

Dalam suatu masyarakat atau bangsa, pendidikan merupakan masalah yang sangat penting untuk diperhatikan. Pada zaman abad pertengahan di Eropa, pendidikan yang dilaksanakan merupakan pendidikan yang bercorak keagamaan. Demikian pula halnya di Indonesia pada umumnya. Pada zaman tradisional pendidikan yang dilaksanakan juga pendidikan yang bercorak keagamaan. Pendidikan pada masa itu biasanya diselenggarakan oleh misi keagamaan seperti pendidikan yang diselenggarakan oleh missionaries penyebar agama Kristen dan juga oleh para kaum ulama. Sebagian besar masyarakat Indonesia telah sadar akan pentingnya pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik. Dimana-mana tampak orang bersaing atau pun berlomba untuk mendapatkan pendidikan, walaupun ada sejumlah kasus dimana orang tua menolak menyekolahkan anaknya dengan alas an tidak mempunyai biaya. Bagi masyarakat yang mampu, rata-rata berusaha untuk menyekolahkan anak-anak mereka setinggi mungkin. Jika anak mereka tidak dapat masuk dalam perguruan tinggi negeri, mereka berusaha memasukkan ke perguruan swasta. Berdasarkan kenyataan di atas, dapat dilihat bahwa kebutuhan akan pendidikan swasta dewasa ini sangat meningkat. Kebutuhan akan pendidikan ini bukan saja meningkat di kota-kota besar tetapi juga sampai ke daerah desa. Medan merupakan kota metropolitan dan juga sebagai ibukota propinsi Sumatera Utara. Sebagai sebuah ibukota propinsi, Medan ikut serta dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut. Meningkatnya kebutuhan akan pendidikan, jika dilihat dari naiknya jumlah anak usia sekolah, menyebabkan perlu untuk menambah sarana pendidikan baik swasta maupun negeri dari tingkat TK, SD, SLTP, SLTA dan perguruan tinggi. Perguruan tinggi sebagai wadah para mahasiswa memperoleh ilmu pengetahuan melalui pengajaran teori maupun secara praktik secara mendalam. Perguruan Tinggi merupakan suatu wadah atau tempat dimana para mahasiswa dan mahasiswa memperoleh ilmu pengetahuan melalui teori maupun melalui praktek. Dengan kata lain, perguruan tingi berfungsi untuk membentuk manusia yang berintelektual tinggi, mempunyai kepercayaan pada diri sendiri, bekerja keras dan mempunyai pengertian serta pandangan yang luas. Beberapa perguruan tinggi yang terdapat di Medan antara lain USU, UNIMED, UHN, UNIKA, UISU, UMSU, UDA, UMA, IAIN, STT, dan lain-lain. Dalam skripsi ini, penulis tidak akan membahas semua perguruan tinggi yang terdapat di Medan. Penulis hanya lebih memfokuskan kepada Universitas HKBP Nomensen UHN Medan sebagai universitas swasta yang berdiri di tahun 1954 yang memiliki dua kampus di Medan dan di Pematang Siantar. Dr. I.L. Nomensen, perintis kekristenan di tanah batak meskipun bukan misionaris yang pertama di tanah batak, namun sejak awal kehadirannya di tanah batak telah memberi perhatian yang amat besar terhadap masalah pendidikan. Hal ini dapat kita lihat dari ucapannya yang berbunyi : “Bila kita menabur kerohanian saja, tidak mungkin kita menemui manusia seutuhnya”. Hal ini berarti untuk mencapai manusia seutuhnya tiada jalan lain selain mengembangkan pendidikan, agar masyarakat lebih pandai dan lebih matang dalam berpikir. Nomensen juga selalu mendesak orang-orang Kristen agar selain membangun gereja juga membangun sekolah 6 Atas desakan dan anjuran Nomensen, pada tahun 1868 didirikanlah sebuah sekolah zending pertama di Sipirok, karena suatu hal maka sekolah tersebut dipindahkan ke Tapanuli Utara pada tahun 1877. Pada tahun 1883 ditempat baru ini kemudian dibangun kembali sebuah sekolah pendeta , dan 18 tahun kemudian kedua sekolah ini dipindahkan lagi ke Sipoholon. Kenyataan membuktikan bahwa para lulusan perguruan tersebut dapat melayani masyarakat dan gereja dengan baik, bahkan umumnya menjadi tempat bertanya pada zamannya. Sejak saat itu, HKBP secara giat menyediakan sarana pendidikan sekolah untuk masyarakat di daerah- daerah pelayanannya. Sebelum Perang Dunia II, HKBP telah memiliki puluhan sekolah dibawah asuhannya, beberapa sekolah menengah kejuruanumum dan sebuah seminarium. Jumlah dan jenis-jenis sekolah ini semakin bertambah setelah zaman kemerdekaan. Sekolah-sekolah tersebut didirikan bukan hanya sekedar menyediakan . 6 Pasaribu, Patar, Dr. Ingwer Ludwig Nommensen Apostel di Tanah Batak, Medan : Universitas HKBP Nomensen Medan press. 2005 hal.197. tenaga berpendidikan untuk memenuhi kebutuhan HKBP, melainkan untuk mencerdaskan masyarakat khususnya angkatan muda 7 Keadaan-keadaan seperti disebutkan diatas dan keinginan-keinginan para tokoh-tokoh gereja HKBP saat itu untuk menyediakan sarana pendidikan yang berlatar belakang kekristenan bagi penduduk Sumatera Utara adalah alasan-alasan yang terpenting untuk mendirikan suatu universitas milik HKBP. Diprakarsai oleh DR. Justin Sihombing sebagai Ephorus HKBP . Sebelum dekade 50-an telah banyak pemuda HKBP yang telah menamatkan pelajarannya dari sekolah-sekolah menengah tingkat atas dan banyak pula dari mereka untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi ke perguruan tinggi. Akan tetapi pada saat itu semua perguruan tinggi yang ada di Indonesia berada di pulau Jawa dan kebanyakan warga HKBP khususnya dan mayarakat Sumatera Utara umumnya tidak mampu untuk mengirim anak-anak mereka ke Pulau Jawa untuk belajar di Perguruan Tinggi. Walaupun sejak 1952 dua universitas yakni USU dan UISU telah mulai beroperasi di Medan akan tetapi daya tampungnya masih terbatas. Selain dari masalah daya tampung, program-program perkuliahan yang tersedia pun masih sangat terbatas. 8 7 Yayasan Universitas HKBP Nomensen, Rencana Induk Pengembangan Universitas HKBP Nomensen, Medan, 1976. 8 Ephorus. Sebutan bagi pemimpin tertinggi gereja HKBP. , rencana pendirian universitas ini dicetuskan dalam Sinode Godang HKBP tahun 1952 dan pada saat itu dibentuk panitia persiapan pendirian universitas yang diketuai langsung oleh DR. Justin Sihombing 9 1. Universitas yang akan didirikan tersebut diberi nama Universitas HKBP Nomensen, pemberian nama ini adalah sebagai penghargaan kepada DR. Ingwer Ludwig Nomensen atas jasanya dalam pengembangan agama Kristen di tanah Batak. . Dalam kurun waktu dua tahun panitia pendirian universitas merampungkan tugasnya dan melaporkan hasil kerja pada Sinode Godang 1954. Dalam Sinode Godang ini diputuskan bahwa gereja HKBP akan mendirikan sebuah universitas. Adapun ketetapan yang diambil mengenai pendirian universitas tersebut adalah sebagai berikut : 2. Universitas ini akan didirikan pada dua tempat yakni Medan dan Pematang Siantar. 3. Peresmian Universitas ini dilakukan di Pematang Siantar pada tanggal 07 Oktober 1954 dan ditetapkan sebagai tanggal berdirinya Universitas HKBP Nomensen. 4. Bahwa motto universitas adalah PRO DEO ET PATRIA yang berarti untuk Tuhan dan Tanah Air. 5. Universitas HKBP Nomensen adalah milik gereja HKBP. 6. Untuk penyelenggaraan universitas, gereja HKBP menyerahkan kepada satu yayasan yang disebut dengan Yayasan Universitas HKBP Nomensen. 9 Sinode Godang adalah rapat umum para pemimpin dan pengurus gereja HKBP seluruh Indonesia yang dilaksanakan setiap dua tahun sekali. Adapun susunan pengurus Yayasan Universitas HKBP Nomensen adalah sebagai berikut : Ketua Dewan Pimpinan : Ephorus HKBP Sekretaris Dewan Pimpinan : Sekretaris Jenderal HKBP Bendahara : Bendahara HKBP Anggota : 7511 orang dipilih oleh Sinode Godang dan 25 lainnya dipilih oleh Dewan Pimpinan sendiri 10 Dalam pendirian badan hukum penyelenggaraan tersebut, para pendiri diharuskan memenuhi 4 syarat yang merupakan persyaratan pendirian Badan Hukum Penyelenggara . Peraturan terbaru yang mengatur masalah pendirian atau pembentukan sebuah universitas adalah UU No.22 tahun1961. Undang-undang ini berisikan hal-hal mengenai proyek peningkatan perguruan tinggi swasta yang diusahakan oleh Dirjen Pendidikan Tinggi yang lebih dikenal dengan “Pedoman Persyaratan Pendirian Badan Hukum Penyelenggara”. Berarti sebelum dibentuknya sebuah universitas para pendiriannya harus memiliki Badan Hukum Penyelenggara. 11 1. Harus legal, yang dimaksud dengan legal dalam hal ini adalah bahwa para pendiri memenuhi syarat hukum pendirian dan mendapat rekomendasi dari Kopertis setempat. . Adapun ke-4 syarat tersebut adalah sebagai berikut : 10 Statuta Universitas HKBP Nomensen, Pematang Siantar, 1954 hal.7 11 Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Tentang Pedoman Persyaratan Pendirian Badan Hukum Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta, Jakarta, 1989, hal. 55. 2. Harus mempunyai organisasi dan administrasi, hal ini berguna untuk memenuhi persyaratan dalam penyusunan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. 3. Harus memiliki finansial, maksudnya adalah memiliki modal yang meliputi lahan areal kampus, penyediaan bangunan, sarana dan prasarana, menyusun studi kelayakan pendidikan, rencana induk pengembangan dan statusnya serta membiayai kegiatan persiapan lainnya disamping itu juga melakukan jaminan bank. 4. Memiliki personalia, sarana dan prasarana yakni pemimpin, pengajar, tenaga teknis atau administrasi serta lahan gedung dan kampus. Demikianlah uraian mengenai pedoman persyaratan pendirian badan hukum penyelenggara perguruan tinggi swasta. Apabila suatu yayasan telah dapat memenuhi persyaratan tersebut diatas maka yayasan tersebut telah dapat mendirikan sebuah universitas atau perguruan tinggi swasta. Dari uraian diatas kita dapat mengetahui apakah badan hukum seperti yayasan Universitas HKBP Nomensen layak mendirikan sebuah universitas. Untuk mengetahuinya kita lihat apakah Yayasan Universitas HKBP Nomensen telah memenuhi persyaratan badan hukum penyelenggara, meskipun yayasan telah berdirisebelum UU No. 22 tahun 1961 ini disahkan. Dimulai dari persyaratan legalitas, yayasan Universitas HKBP Nomensen telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditetapkan seperti persyaratan hukum pendirian universitas, dalam hal ini pihak Universitas HKBP Nomensen telah mempunyai badan hukum penyelenggara yang berbentuk Yayasan Universitas HKBP Nomensen. Adapun bidang ilmu yang diselenggarakan yayasan Universitas HKBP Nomensen pada tahun pertama dibukanya adalah Ekonomi, Hukum, dan Theologi. Pihak yayasan juga telah memenuhi persyaratan umum seperti izin pendirian yang diberikan oleh koordinator Perguruan Tinggi Swasta dan persyaratan khusus seperti mempunyai gedung dan sarananya serta personil kepengurusan. Selanjutnya persyaratan kedua adalah masalah organisasi dan administrasi yang akan membantu pihak yayasan dalam menyusun anggaran dasar dan anggaran rumah tangga seperti masalah landasan hukum yang mencakup landasan hukum, konstitusional dan landasan operasional. Dengan demikian yayasan menyesuaikan landasan hukumnya dengan landasan hukum yang ditetapkan oleh pemerintah. Persyaratan yang ketiga yang telah dipenuhi oleh Yayasan Universitas HKBP Nomensen adalah menyangkut masalah finansial seperti modal awal, kesanggupan finansial dan jaminan bank. Modal awal yang dimaksud disini adalah lahan untuk pendirian bangunan kampus, dalam hal ini pihak yayasan telah memiliki lahan yaitu di jalan Asahan Pematang Siantar dan di jalan Sutomo Medan. Masalah penyediaan bangunan, sarana dan fasilitas juga telah dimiliki oleh pihak yayasan seperti bangunan, sarana dan fasilitas juga telah dimiliki oleh pihak yayasan seperti bangunan kampus dan sarana lain yang mendukung perkuliahan. Masalah studi kelayakan pendidikan, rencana induk pengembangan dan statusnya telah dilakukan dan dijalankan pihak yayasan. Hal ini dapat kita lihat dalam usaha untuk menaikkan status perguruan tinggi yang dibina oleh pihak yayasan tersebut. Persyaratan yang keempat adalah masalah personalianya, sarana dan prasarana. Personalianya yang dimaksudkan disini meliputi nama pemimpin tertinggi, nama pengajar dan nama tenaga teknis atau administrasi. Sarana dan prasarana yang dimaksud disini meliputi lahan, gedung kampus, dan fasilitas-fasilitas lainnya yang diperlukan untuk mendukung terlaksananya proses belajar mengajar. Sarana dan prasarana ini sudah sebagian besar dimiliki oleh pihak yayasan. Pendirian Universitas HKBP Nomensen tidaklah terlepas dari dukungan jemaat gereja HKBP, hal ini dapat kita lihat dengan sumbangan pertama dari gereja HKBP kepada yayasan sebanyak sepuluh ribu rupiah sebagai dana awal operasional pendirian universitas serta tanah dan bangunan yang nantinya akan digunakan sebagai tempat berlangsungnya operasional universitas. Sesuai dengan ijin pemerintah melalui surat ketetapan Menteri Kehakiman No J.A. 715 tanggal 26 Januari 1955 Universitas HKBP Nomensen resmi pada awalnya membuka fakultas Theologi, Ekonomi, dan Hukum. Pada saat Universitas HKBP Nomensen diresmikan tepatnya tanggal 7 Oktober 1954 fakultas Ekonomi memiliki 16 orang mahasiswa, fakultas Hukum 18 orang mahasiswa. Sedangkan fakultas Theologia ini pada awalnya memiliki 2 orang mahasiswa. Dalam perkembangan selanjutnya, pada tahun 1975 fakultas Theologia ini dipisahkan dari Universitas HKBP Nomensen dan diasuh oleh HKBP. Fakultas Hukum pada tahun 1956 ditutup karena masalah sulitnya mendapatkan tenaga pengajar, dengan ditutupnya fakultas Hukum hal ini bukan berarti Universitas HKBP Nomensen mengalami kemunduran dan perkembangan. Yayasan Universitas HKBP Nomensen terus berusaha mengembangkan universitas dan memperluas pelayanan terhadap masyarakat, hal ini dapat kita lihat dengan dibukanya fakultas-fakultas yang baru yakni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik tahum 1961, FKIP tahun 1962, Fakultas Teknik tahun 1975, Fakultas Peternakan tahun 1976, Fakultas Pertanian tahun 1984, Fakultas Bahasa dan Seni tahun 1987, Fakultas psikologi tahun 2001, dan Program Pasca Sarjana Magister Manajemen tahun 2003. Dengan pertimbangan yayasan bahwa bayak masyarakat terutama karyawan dan pejabat yang ingin menambah ilmu di bidang hukum serta tenaga pengajar yang sudah tersedia maka fakultas Hukum dibuka kembali. Dengan demikian sampai tahun 2003 Universitas HKBP Nomensen telah memiliki 10 fakultas, diluar fakultas Theologia yang telah diasuh langsung oleh HKBP sendiri. Pembukaan fakultas baru tersebut tidak terlepas dari jumlah atau keadaan mahasiswa yang menuntut ilmu disana.

2.2 Tantangan Yang dihadapi pada awal berdiri