Konflik Universitas HKBP Universitas HKBP Nomensen

Juli - Agustus. Dan masih banyak lagi fasilitas atau sarana dan prasarana yang disediakan oleh UHN.

3.6 Konflik Universitas HKBP Universitas HKBP Nomensen

Dalam setiap perjalanan kehidupan kampus tentu tak terlepas dari masalah yang terjadi. Begitu juga halnya dengan Universitas HKBP Nomensen Medan, dimana beragam kasus yang mengiringi perjalanan kampus ini. Kasus ini terjadi pada tahun 2000, tepatnya di bulan Mei. Dimana saat itu Universitas HKBP Nomensen jadi pusat perhatian orang sebagai kampus yang anarkis. Kejadian ini bermula dari penangkapan polisi terhadap seorang mahasisswa Nomensen yang diduga tersangka judi gelap. Solidaritas mahasiswa Nomensen menuntut pembebasan rekannya tersebut. Mereka melakukan aksi di depan Mapolda. Aksi yang berlangsung di depan Mapolda Sumut tersebut berakhir dengan tindakan represif aparat terhadap mahasiswa. Sekitar 15 mahasiswa ditangkap dalam kejadian tersebut. Aksi yang menurut rencana akan dilanjutkan ke Kejati Sumut itu dibatalkan, dan ternyata tidak sebatas itu saja, mahasiswa yang telah kembali ke kampus masih saja dikejar, bahkan berakhir dengan tewasnya 2 mahasiswa Ricardo Silitonga dan Calvin Nababan serta 36 mahasiswa lainnya luka-luka dan 1 orang diduga hilang menurut laporan KontraS Sumatera Utara. Hal ini terjadi akibat disanderanya 2 orang polisi, yaitu Sertu Pol Herman dan Sertu pol Ngalau Surbakti. Mahasiswa menyandera 2 polisi tersebut, sebagai alat untuk menukar ke 15 mahasiswa yang ditahan pada aksi di depan Mapolda Sumut sebelumnya. Usaha pembebasan yang dilakukan oleh aparat terhadap kedua temannya tersebut membuat mahasiswa kalang kabut, karena dilakukan dengan penembakan kearah mahasiswa didalam kampus. Sedangkan sebagian polisi lainnya menembaki dari luar kampus. Dan mahasiswa melakukan perlawanan dengan melempari kearah aparat yang telah melakukan pengrusakan terhadap semua tempat di areal kampus, termasuk tindakan kekerasan terhadap seorang suster perawat kesehatan yang tengah berada di klinik. Untuk menyelesaikan kasus ini dilakukan dengan jalan damai. Pertemuan dilakukan oleh pihak Polda, pihak rektorat, mahasiswa dan jugamengikut serta kan TNI. Polisi yang diduga menembak mahasiswa dicopot dari dinas kepolisian dan diberi hukuman penjara. Lambat laun kasus ini pun mereda.

3.7 Kesejahteraan Dosen dan Karyawan