B.5. Hilang dan Lenyap

C. B.5. Hilang dan Lenyap

Kata dhalâl dalam al-Qur`an tidak hanya digunakan untuk mengungkapkan suatu konsep-konsep yang bermuatan religius. Dhalâl dalam al- Qur`an juga terbukti digunakan sebagaimana makna asalnya dalam bahasa Arab, diantaranya hilang.

Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia. Maka tatkala Dia menyelamatkan Kamu ke

35 Ibn Katsîr, Tafsîr al-Qur`ân, Juz III, h. 636

Menurut Ibn Katsîr dhalla dalam ayat tersebut berarti dzahaba (hilang) yaitu hilanglah dari hati mereka setiap benda-benda yang mereka sembah selain

Allah. 36 Pada ayat lain yaitu Surat al-A’râf ayat 37 dhalla berarti lenyap.

Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Orang-orang itu akan memperoleh bahagian yang telah ditentukan untuknya dalam Kitab (Lauh Mahfuzh); hingga bila datang kepada mereka utusan-utusan Kami (malaikat) untuk mengambil nyawanya, (di waktu itu) utusan Kami bertanya: "Di mana (berhala-berhala) yang biasa kamu sembah selain Allah?" Orang-orang musyrik itu menjawab: "Berhala-berhala itu semuanya telah lenyap dari kami," dan mereka mengakui terhadap diri mereka bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir. (al-A’râf :37)

Menurut ibn Katsîr maksud dhalla dalam ayat tersebut adalah lenyap atau hilang dari kita sehingga kita tidak dapat mengharapkan manfaat dan kebaikan

dari sesembahan yang kita sembah selain Allah. 37

36 Ibn Katsîr, Tafsîr al-Qur`ân ,Juz III, h. 71

Dhalâl dalam al-Qur`an yang bermakna lenyap atau hilang juga terdapat dalam Surat Ghâfir ayat 74 dan surat al-Ahqâf ayat 28.

Maka mengapa yang mereka sembah selain Allah sebagai Tuhan untuk mendekatkan diri (kepada Allah) tidak dapat menolong mereka. Bahkan tuhan-tuhan itu telah lenyap dari mereka? Itulah akibat kebohongan

mereka dan apa yang dahulu mereka ada-adakan. (al-Ahqâf :26)

B.6. Sia-Sia

Dhalâl dalam al-Qur`an yang menunjukkan makna asalnya dalam bahasa Arab, diantaranya juga berarti sia-sia.

Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik- baiknya. (al-Kahfi: 104)

Menurut Ibn Katsîr mereka mengerjakan perbuatan yang sia-sia (bâthilah) di luar yang disyariatkan Allah. 38

37 Ibn Katsîr, Tafsîr al-Qur`ân , Juz II, h. 285 38 Ibn Katsîr, Tafsîr al-Qur`ân, Juz III, h. 143-144

Dhalâl dalam al-Qur`an yang bermakna sia-sia juga terdapat dalam surat al-Ra’d ayat 14 dan al-Fîl ayat 2.

Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) do`a yang benar. Dan berhala- berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan

sesuatupun bagi mereka, melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya. Dan do`a (ibadat) orang- orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka. (al-Ra’d: 14)

Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka`bah) itu sia-sia?, (al-Fîl: 2)

B.7. Lupa

Dhalâl dalam al-Qur`an yang menunjukkan makna asalnya dalam bahasa Arab, diantaranya juga berarti lupa, sebagaimana dalam ayat berikut ini:

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu`amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan

hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki diantaramu). Jika tak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka seorang lagi mengingatkannya. (al-Baqarah: 282)

Menurut Ibn Katsîr dhalla dalam ayat tersebut berarti lupa yakni apabila salah seorang diantara dua perempaun itu lupa (nasiyat) akan kesaksiannya. 39

B.8. Hancur

Dhalâl dalam al-Qur`an yang menunjukkan makna asalnya dalam bahasa Arab, diantaranya juga berarti hancur.

39 Ibn Katsîr, Tafsîr al-Qur`ân, Juz I, h. 438

Dan mereka berkata: "Apakah bila kami telah hancur di dalam tanah, kami benar-benar akan berada dalam ciptaan yang baru”. Bahkan

(sebenarnya) mereka ingkar akan menemui Tuhannya. (al-Sajdah: 10)

Menurut Ibn Katsîr dhalalnâ dalam ayat tersebut berarti tamazzaqat (tercabik-cabik), tafarraqat (tercerai berai) dan dzahabat (hilang). 40