Faktor-faktor patofisiologi Faktor biokimia

terjadi karena terdapat interneural scar, selain degenerasi aksonal kerusakan fungsional permanen. Luchetti 2007

II.1.5.7. Cedera Iskemik-Reperfusi pada CTS

Sejumlah bukti menunjukkan bahwa final common pathway untuk terjadinya CTS adalah peningkatan tekanan cairan interstisial dalam terowongan karpal dan nervus medianus, disebabkan oleh stasis vena microcirculatory dalam ruang tertutup. Studi eksperimental menunjukkan bahwa perubahan pada CTS mengikuti suatu kurva dose-response dari jumlah dan durasi tekanan cairan interstisial dan dapat reversibel hingga ke suatu titik, dengan terapi fisik atau dekompresi bedah. Berbagai faktor intrinsik, ekstrinsik, atau idiopatik baik secara individu atau kolektif berperan atau berkontribusi terhadap peningkatan tekanan ini. Komponen anatomi, patofisiologi, biokimia, dan histologis berperan dalam penjelasan fenomena ini. Freeland dkk, 2007 II.1.5.7.1.Faktor anatomi Terowongan karpal dapat berfungsi sebagai ruang pembatas yang tertutup. Pasien CTS cenderung memiliki carpal tunnel yang lebih kecil daripada normal. Rasio dari isi terowongan karpal dengan volumenya berkurang seiring dengan pergelangan tangan menjadi lebih kecil. Hal ini dapat menjelaskan sediikt tentang meningkatnya prevalensi CTS pada wanita dibandingkan dengan pria. Otot lumbrikalis yang normal, dan terutama hipertrofik, yang dapat dijumpai pada pekerja, lebih lanjut mengurangi volume carpal tunnel dengan fleksi jari. Freeland dkk, 2007

II.1.5.7.2. Faktor-faktor patofisiologi

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Luas penampang terowongan karpal berkurang dengan fleksi atau ekstensi pergelangan tangan progresif, sedangkan tekanan interstisial meningkat. Gerakan menggenggam dan pergelangan tangan berulang yang kuat dapat meningkatkan tekanan terowongan karpal. Pemberian tekanan atau getaran dari luar ke telapak tangan akan meningkatkan tekanan terowongan karpal. Bentuk-bentuk tekanan mekanis ini dapat menyebabkan stasis vena di terowongan karpal, yang pada gilirannya dapat menyebabkan iskemia pada sel endotel di tingkat kapiler dan kemudian terhadi peningkatan permeabilitas kapiler dan ekstravasasi cairan ke dalam kanalis karpal. Edema persisten dan peningkatan tekanan interstisial akhirnya menyebabkan penurunan transpor aksonal dan aliran darah intraneural diikuti oleh aktivitas fibroblas dan pembentukan scar di dan sekitar saraf. Suatu studi menemukan bahwa perubahan degeneratif iskemik jaringan ikat dengan akses cairan menyebebkan pembengkakan tambahan karena kandungan glikosamin glikan dan hyaluronan pada jaringan yang berubah. Freeland dkk, 2007

II.1.5.7.3. Faktor biokimia

Sejumlah bukti mendukung pendapat bahwa kerusakan selular iskemik dan oksidatif dan perubahan biokimia memediasi terjadinya idiopatik CTS. Bukti eksperimental dan klinis kini menunjukkan bahwa reactive oxygen intermediates ROIs adalah molekul bioaktif baik dalam keadaan fisiologis dan patologis. Produksi senyawa aldehida, seperti malondialdehyde MDA pada konsentrasi yang sangat rendah dan tidak beracun telah terbukti dapat memodulasi dan mempengaruhi beberapa fungsi sel termasuk transduksi sinyal, ekspresi gen, dan proliferasi sel. Iskemik lokal intermiten dan reperfusi selama periode pemulihan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara dapat menyebabkan cedera oksidatif sel dan jaringan. Reactive oxygen intermediates dan agen pro-oksidan lainnya menyebabkan peroksidasi lipid membran sel. Hal ini menyebabkan pembentukan suatu campuran kompleks dari aldehyde end produCTS, termasuk malondialdehyde MDA, 4-hydroxy-2,3- nonenal HNE, dan 4-hydroxy-2,3-alkenals HAKs lainnya dengan panjang rantai yang berbeda. Molekul-molekul aldehida ini merupakan mediator utama dari efek seluler toksik yang ditimbulkan oleh stres oksidatif. Dengan berlanjutnya stres oksidatif, sistem pertahanan antioksidan normal pada tubuh manusia menjadi kewalahan dan cedera seluler terjadi. Jaringan saraf yang bermielin, merupakan sumber yang kaya lipid, merupakan target dominan untuk peroksidasi lipid yang dimediasi radikal bebas dan lebih berat mnegalami kerusakan akibat kompresi dibandingkan serabut saraf yang tidak bermielin. Freeland dkk, 2007 Iskemia dan cedera seluler memulai metabolism asam arakidonat menjadi produk siklooksigenase seperti prostaglandin E2. Prostaglandin E2 merupakan vasodilator poten yang diketahui akan meningkatkan sensitivitas nerve endings terhadap stimulus kimia dan mekanik dan dengan demikian memberikan kontribusi terhadap timbulnya rasa nyeri yang dialami oleh pasien CTS. Studi menunjukkan bahwa prostaglandin PGE dapat menyebabkan peningkatan negativitas dari tekanan cairan interstisial yang menyebabkan peningkatan pesat dalam pembentukan edema, berkontribusi terhadap gangguan fungsi jaringan. Jumlah PGE2 dalam tenosynovium pasien CTS telah dilaporkan meningkat empat kali lipat dari control. Freeland dkk, 2007 Interleukin-6 memainkan peran penting dalam perkembangan, diferensiasi, regenerasi, dan degenerasi dari neuron pada sistem saraf perifer dan sentral, Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara tetapi biasanya tidak terdeteksi. Kerusakan selular yang diciptakan oleh iskemik neural dan sinovial juga dapat memberikan kontribusi pada produksi sitokin. Interleukin-6 bertanggung jawab untuk perubahan peptida saraf yang berkaitan dengan cedera saraf constriction-type. Kompresi saraf kronis pada hewan percobaan menyebabkan kadar IL-6 yang terdeteksi pada beberapa neuron motorik dan sensorik dan beberapa jaringan ikat dan menginduksi proliferasi fibroblas synovial jika berikatan dengan reseptor IL-6. Kadar IL-6 serum secara statistik tidak berbeda antara pasien CTS dan kontrol, meskipun kadar IL6 tenosynovial kali lebih tinggi pada kelompok pasien CTS. Data ini menunjukkan bahwa IL-6 mungkin memainkan peran lokal pada patofisiologi CTS. Freeland dkk, 2007

II.1.6. Gambaran Klinis

Carpal tunnel syndrome dapat muncul dengan berbagai gejala dan tanda. Wanita lebih sering terkena dibanding pria. Walaupun biasanya bilateral, tangan yang dominan biasanya lebih berat terkena, terutama pada kasus-kasus idiopatik. Preston 2002. Gejala CTS bervariasi sesuai dengan keparahan penyakit. Pada tahap awal, pasien biasanya mengeluhkan gejala akibat keterlibatan komponen sensorik dari nervus medianus. Gejala yang paling sering adalah nyeri yang disertai kebas dan kesemutan pada daerah distribusi nervus medianus distal dari pergelangan tangan. Daerah yang terlibat biasanya adalah ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah, dan sisi radial dari jari manis. Pecina dkk, 2001; Preston 2002; Aroori dkk, 2008. Pasien mengeluhkan nyeri pada pergelangan tangan dan lengan yang berkaitan dengan parestesi pada tangan. Nyeri dapat terlokalisir pada pergelangan tangan, atau dapat menjalar ke lengan bawah, lengan atau yang Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara