Methylcobalamin dan Regenerasi Saraf

Methylcobalamin adalah bentuk cobalamin yang aktif secara biologis, artinya methylcobalamin dapat langsung dipakai oleh tubuh dalam reaksi kimiawi tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Hepar tidak mengubah cyanocobalamin, bentuk konservatif dari cobalamin, menjadi methylcobalamin dalam jumlah yang cukup sesuai kebutuhan tubuh dalam memperbaiki kerusakan neurologis. Beberapa penelitian, walaupun dalma skala kecil, menunjukkan bahwa untuk memperbaiki kerusakan saraf dibutuhkan dosis tinggi, dan belum ditemukan adanya kisaran dosis toksis dari methylcobalamin. Methylcobalamin mengalami transpor lebih baik dalam organel sel saraf dibanding cyanocobalamin. Secara spesifik, methylcobalamin bertindak sebagai donor metil langsung pada reaksi metilasi DNA. Methylcobalamin juga menstabilisasi protein enzim methionine synthetase pada kondisi defisiensi cobalamin. Meliala,2008.

II.4.4. Methylcobalamin dan Regenerasi Saraf

Yamauchi, et al 1983 cited in Meliala,2008, melakukan penelitian pada pasien yang menjalani operasi replantasi jari. Peneltian ini membandingkan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk timbulnya sensibilitas pada kelompok yang menerima injeksi methylcobalamin dosis 3000 mcghari 39 jari, 1500 mcghari 28 jari dan kelompok kontrol tanpa injeksi methylcobalamin B12 30 jari. Waktu yang dibutuhkan untuk munculnya fungsi sensibilitas lebih pendek kira-kira 3 minggu pada kelompok yang 3000 mcghari dibanding kelompok 1500 mcghari. Dari data ini disimpulkan bahwa pemberian methylcobalamin menunjukkan efek tergantung dosis yang sangat menguntungkan pada pemulihan fungsi sensibilitas Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara dari jari-jari yang direplantasi dengan memperpendek waktu yang dibutuhkan untuk munculnya fungsi sensibilitas. Meliala, 2008 Yamano et al 1989 cited in Meliala,2008 melakukan penelitian pada nervus peronealis kelinci percobaan yang dipotong dan dijahit kemudian diberi injeksi methylcobalamin 500 mcghari selama 30 hari dibanding kelompok kontrol. Penelitian ini menemukan bahwa rerata KHS pada kelompok yang diberi methylcobalamin secara signifikan lebih besar dibanding kontrol. Angka recovery juga lebih signifikan pada kelompok methylcobalamin. Diameter akson sebagai indikator regenerasi selubung mielin juga lebih tebal pada kelompok yang diberi methylcobalamin, demikian juga dengan rerata transpor aksonal yang lebih cepat. Penelitian ini menunjukkan bahwa secara elektrofisiologis dan histologis regenerasi serabut saraf lebih terlihat jelas pada kelompok methylcobalamin dibanding kontrol. Meliala, 2008 Watanabe dkk 1994 meneliti efek methylcobalamin dosis tinggi terhadap tingkat regenerasi saraf pada tikus dengan neuropati akrilamid, dengan mengukur CMAP setelah stimulasi nervus tibialis sebagai indeks jumlah serabut saraf motorik yang beregenerasi. Setelah intoksikasi dengan akrilamid, hewan percobaan menunjukkan penurunan amplitudo CMAP dalam skala yang sama. Hewan percobaan tersebut selanjutnya dibagi dalam 3 kelompok: tikus yang diterapi dengan methylcobalamin dosis tinggi 500 mcgkgBB intraperitoneal, dosis rendah 50 mcgkgBB, dan kelompok yang mendapat salin sebagai kontrol. Tikus-tikus yang mendapat methylcobalamin dosis tinggi menunjukkan perbaikan amplitudo CMAP yang signifikan dibanding kontrol, sementara kelompok yang menerima dosis rendah tidak menunjukkan perbedaan dengankontrol. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Disimpulkan bahwa methylcobalamin dosis tinggi mungkin bermanfaat pada pasien dengan neuropati perifer. Sato dkk 2005 melakukan penelitian pada 67 pasien CTS dengan stroke yang diberikan methylcobalamin dan 68 pasien CTS dengan stroke yang tidak diterapi dan 50 kontrol menemukan rerata nilai KHS sensoris medianus pada pasien CTS dengan stroke yang diterapi methylcobalamin sebesar 54.8  5.4 ms dan KHS motoris medianus 51.9  4.3 ms pada sisi yang non paretik. Nilai ini secara signifikan lebih rendah dibanding sisi yang paretik dan kontrol. Nilai DL motoris medianus pada subjek CTS dengan stroke pada sisi yang non paretik sebesar 4.9  1.2 ms dimana nilai ini lebih besar dibanding nilai pada sisi yang non paretik atau pada kontrol. Mekanisme dimana methylcobalamin memberikan efek positif terhadap saraf belum diketahui dengan pasti. Studi dari Kuwabara dkk 1999 melaporkan bahwa akumulasi methylcobalamin exogen tampaknya dapat membantu regenerasi dan remielinisasi saraf. Kuwavara dkk, 1999. Serabut sensoris menyusun 94 serabut pada saraf medianus dan merupakan serabut yang paling awal tekena akibat kompresi pada carpal tunnel. Oleh sebab itu, perbaikan pada parameter sensoris seperti KHS sensoris, DL sensoris akan lebih nyata dibandingkan dengan paraeter motoris, seperti KHS motoris, DL motoris. Temuan biokimia menunjukkan bahwa methylcobalamin bekerja langsung sebagai donor metil pada metabolisme DNA dan kadar methylcobalamin yang tinggi dapat meningkatkan transkripsi gen yang dapat meningkatkan sintesis protein untuk regenerasi saraf. Sato dkk, 2005 Tidak seperti cyanocobalamin dan hydroxycobalamin yang harus dikonversi menjadi methylcobalamin, methylcobalamin adalah bentuk vitamin B12 yang alami Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara dan aktif secara biologis yang ditemukan pada makannan. Methylcobalamin merupakan kofaktor pada proses transmetilasi dari methylmalonyl-CoA menjadi succinyl-CoA dan pada regenerasi methionine dari homocysteine oleh methionine synthetase. Methylcobalamin adalah donor gugus metil yang penting pada selubung mielin yang melapisi akson dan untuk metabolisme DNA untuk regenerasi saraf. Dominguez, dkk 2012

II.4.5. Methylcobalamin dan Nyeri Neuropatik