Transkripsi dan Analisis Melodi Munajat

5.4 Transkripsi dan Analisis Melodi Munajat

5.4.1 Transkripsi

Transkripsi adalah proses untuk menotasikan bunyi dari yang tidak tampak menjadi simbol bunyi yang dapat dilihat (Nettl;1964,48). Simbol bunyi yang dapat dilihat tersebut dinamakan notasi musik, yang pada sistem notasi musik Barat terdapat dua jenis, yaitu notasi angka dan notasi balok. Sehubungan dengan hal ini, untuk menotasikan lagu- lagu yang menjadi sampel dalam tulisan ini, maka penulis mengunakan notasi balok yang dibuat di dalam garis paranada. Alasan penulis memilih notasi balok untuk mentranskripsikan lagu-lagu tersebut adalah:notasi balok lebih (a) dikenal secara umum dalam penulisan musik, (b) lagu-lagu yang menjadi sampel dalam tulisan ini, menggunakan nada-nada yang terdapat pada tangga nada musik Barat

Untuk mentranskripsikan bunyi musik, Nettl (ibid,99) mencatat dua masalah penting yang berhubungan dengan teori dan metodologi. Ia menawarkan metodologi yang dikemukakan oleh Charles Seeger, yang mana Seeger membedakan dua notasi pendeskripsian musik, yaitu notasi Preskriptip dan notasi Deskriptif. Notasi preskriptif adalah notasi yang bertujuan untuk penyaji (bagaimana ia harus menyajikan sebuah komposisi dari musik). Notasi ini Untuk mentranskripsikan bunyi musik, Nettl (ibid,99) mencatat dua masalah penting yang berhubungan dengan teori dan metodologi. Ia menawarkan metodologi yang dikemukakan oleh Charles Seeger, yang mana Seeger membedakan dua notasi pendeskripsian musik, yaitu notasi Preskriptip dan notasi Deskriptif. Notasi preskriptif adalah notasi yang bertujuan untuk penyaji (bagaimana ia harus menyajikan sebuah komposisi dari musik). Notasi ini

5.4.2 Proses Transkripsi

Untuk mentranskripsikan musik secara rinci, maka transkripsi ini dilakukan dengan berbagai langkah, seperti yang pernah dikemukakan oleh Nettl (ibid;119-120), yaitu: (a) Mendengarkan nada secara seksama, untuk membedakan antara penyanyi, alat

musik, dan lain sebagainya. (b) Untuk memindahkan nada yang didengar ke dalam bentuk tulisan, digunakan garis paranada untuk menempatkan notasi balok. (c) Penulisan bentuk yang pertama ditulis dengan terperinci, untuk menghindari terjadinya kesulitan dengan bentuk yang pertama dengan bentuk lainnya. (d) Menggunakan kecepatan normal, kemudian hasil transkripsi diperiksa kembali, lalu diteruskan dengan nada yang lainnya. Untuk mentranskripsikan Munajat ini, penulis mengikuti langkah-langkah yang dikemukakan oleh Nettle tersebut. Pertama-tama, penulis mendengarkan terlebih dahulu Munajat yang sudah penulis rekam berulang-ulang, sambil menghapal sedikit demi musik, dan lain sebagainya. (b) Untuk memindahkan nada yang didengar ke dalam bentuk tulisan, digunakan garis paranada untuk menempatkan notasi balok. (c) Penulisan bentuk yang pertama ditulis dengan terperinci, untuk menghindari terjadinya kesulitan dengan bentuk yang pertama dengan bentuk lainnya. (d) Menggunakan kecepatan normal, kemudian hasil transkripsi diperiksa kembali, lalu diteruskan dengan nada yang lainnya. Untuk mentranskripsikan Munajat ini, penulis mengikuti langkah-langkah yang dikemukakan oleh Nettle tersebut. Pertama-tama, penulis mendengarkan terlebih dahulu Munajat yang sudah penulis rekam berulang-ulang, sambil menghapal sedikit demi

Agar tidak terjadi kesalahan pentranskripsian, penulis membagi kalimat Munajat menjadi beberapa frase, sesuai dengan pola perulangan Munajat tersebut. Setiap frase, penulis tandai dengan nomor, dari angka 1 dan seterusnya. Setiap frase tersebut memiliki bait- bait yang isi dan pola notasinya berbeda, namun akan terulang di frase berikutnya, sesuai dengan urutan bait tersebut.

Munajat yang penulis transkripsikan ini, memiliki 44 frase besar, dan dalam setiap frase terdapat 4 bait, yang mana bait-bait tersebut akan memiliki pola notasi yang hampir sama dengan pola bait pada frase berikutnya, sesuai dengan urutan baitnya. Jadi, bait pertama pada frase pertama akan memiliki pola notasi yang hampir sama dengan bait pertama pada setiap frase berikutnya. Demikian pula bait ke-2, ke-3, dan ke-4, yang juga memiliki pola notasi yang hampir sama dengan bait ke-2, ke-3, dan ke-4, pada frase berikutnya.

Setiap 1 bait, penulis letakkan pada satu garis paranada, sehingga akan terjadi pengurutan bait yang sesuai dengan frasenya, sehingga nantinya satu garis paranada hanya untuk meletakkan 1 bait saja. Dengan cara yang demikian, penulis dapat mengurangi kesalahan yang mungkin terjadi, dalam mentranskripsikan lagu

Munajat tersebut, dan mempermudah penulis untuk menemukan kesalahan yang terjadi dalam penotasian.

Selain itu, pembacaan Munajat ini menggunakan nada-nada yang membentuk suatu melodi. Melodi yang muncul dari pembacaan ini, tetap saja menggunakan nada-nada yang terdapat pada tangga nada lagu barat. Berhubung penulis memiliki keterbatasan dalam kemampuan mendengarkan dan mentranskripsikan ke dalam bentuk tulisan nada melodi yang muncul tersebut, maka dalam hal ini penulis hanya akan mentranskripsikan nada-nada yang mampu penulis dengar, dan tetap diusahakan mendekati nada-nada yang terdapat pada melodi yang muncul dari pembacaan Munajat tersebut. Oleh karena itu, transkripsi yang muncul penulis buat nantinya hanya berdasarkan kemampuan penulis saja.

Untuk mentranskripsikan lagu, penulis menggunakan alat musik keyboard merk Yamaha PSR 2000, sebagai alat bantu. Tujuan dari penggunaan alat musik keyboard untuk mentranskripsikan pembacaan Munajat adalah untuk mempermudah penulis dalam menentukan nada-nada yang dinyanyikan oleh penyanyi dalam sampel lagu. Sedangkan alasan penulis menggunakan alat musik keyboard, karena alat musik ini penulis anggap memiliki nada-nada yang standar dengan nada-nada yang terdapat pada sistem tangga nada musik Barat, sehingga membantu penulis untuk menemukan not-not yang dimunculkan dari pembacaan Munajat tersebut.

Oleh karena pembacaan Munajat tersebut menggunakan not-not yang terdapat pada tangga nada musik barat, maka sebelum menuliskan nada-nada itu ke bentuk not balok pada garis paranada, penulis terlebih dahulu menentukan tanda kunci (kleft) yang akan digunakan, yang mana tanda kunci ini akan menentukan letak dari nada-nada yang akan dituliskan nantinya. Dalam hal ini, penulis memilih menggunakan tanda kunci G pada garis paranada, seperti yang terlihat pada contoh di bawah ini.

Bentuk Tanda kunci pada garis paranada

Namun, karena pembacaan Munajat ini hanya berbentuk musik vokal, maka penulis tidak dapat menentukan birama secara tepat, sehingga juga berpengaruh pada nilai not yang disajikan. Dengan alasan tersebut, untuk mentranskripsikan Munajat yang dibacakan ini, penulis tidak menggunakan birama, sehingga nilai not yang nantinya muncul dalam penotasian ini, nilainya tidak persis sama dengan nilai not yang terdapat pada tangga nada musik barat.

Pembacaan Munajat ini, sesuai dengan rekaman yang penulis peroleh, disajikan dengan menggunakan nada dasar Do=D (2#). Apabila penulis mengikuti nada dasar ini, penulis akan kesulitan menuliskan nada-nada rendah dari Munajat tersebut. Oleh karena itu, untuk memudahkan penulis dalam menuliskan dengan Pembacaan Munajat ini, sesuai dengan rekaman yang penulis peroleh, disajikan dengan menggunakan nada dasar Do=D (2#). Apabila penulis mengikuti nada dasar ini, penulis akan kesulitan menuliskan nada-nada rendah dari Munajat tersebut. Oleh karena itu, untuk memudahkan penulis dalam menuliskan dengan