5 Nama Interval dan Jumlah Pemakaiannya

Tabel 5.5 Nama Interval dan Jumlah Pemakaiannya

No Nama Interval Jumlah Pemakaian

1 Prime 457

2 Prime Aughmented

2 Seconde minor 580

3 Seconde Mayor 558

4 Ters minor 346

5 Ters Mayor 387

6 Kwart Murni

7 Kwint Murni

8 Seksta minor

9 Seksta Mayor

10 Septime minor 481

11 Septime Mayor 574

Jumlah 3775

5.7.9 Kantur

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan Malm (1964:8), kantur adalah garis melodi dari sebuah lagu. Kantur merupakan pendeskripsian garis alur melodi yang disajikan dalam dua bidang garis tegak lurus. Secara umum, pola kantur dapat dibedakan menjadi 7 macam, yaitu :

1. Ascending, adalah garis melodi yang bent uknya naik 2. Descending, adalah garis m elodi yang bent uknya t urun dari yang t inggi ke yang rendah

3. Pendulous, adalah garis melodi yang bent uknya m elengkung 4. Conj unct , adalah garis m elodi yang bent uknya m elompat dari sat u nada ke nada yang lainnya secara m elangkah 5. Disjunct , yait u garis m elodi yang bent uknya m elompat dari sat u nada ke nada yang lainnya, dengan menggunakan int erval di at as sekunder 6. Terraced, adalah garis melodi yang bent uknya sejaj ar dari nada yang rendah ke nada yang t inggi, membent uk sepert i anak t angga 7. St at is, adalah garis melodi yang bent uknya t et ap yait u bergerak dalam ruang lingkup yang t erbat as

Apabila diperhatikan, sesuai dengan pendapat di atas maka pembacaan Munajat memiliki kecenderungan bentuk Pendulous, Statis dan Descending, dan untuk lebih jelasnya lihat dalam lampiran.

5.7.10 Pola-pola Kadensa

Kadensa adalah suatu rangkaian harmoni sebagai penutup pada akhir melodi atau di tengah kalimat, sehingga bisa menutup sempurna melodi tersebut atau setengah menutup (sementara) melodi tersebut. Menurut Rodijat (1989;10) kadensa memiliki dua pengertian. Yang pertama adalah penutup bagian akhir komposisi, berdasarkan akord-akord utama yang menegaskan pertangga nada-an, sedangkan pengertian yang kedua adalah dereten nada berupa kiasan bebas, sebagai persiapan akhir komposisi.

Adapun pola-pola kadensa dari pembacaan Munajat ini adalah seperti yang terlihat di bawah ini

Contoh Pola-pola kadensa dalam pembacaan Munajat

5.7.11 Gaya Lagu

Dari segi penyajiannya, musik vokal pada umumnya memiliki dua gaya yaitu melismatis dan silabis (Malm, 1977:9). Melismatis adalah gaya yang dalam penyajiannya menggunakan satu suku kata untuk beberapa nada, sedangkan gaya silabis adalah gaya yang dalam penyajiannya menggunakan satu suku kata untuk Dari segi penyajiannya, musik vokal pada umumnya memiliki dua gaya yaitu melismatis dan silabis (Malm, 1977:9). Melismatis adalah gaya yang dalam penyajiannya menggunakan satu suku kata untuk beberapa nada, sedangkan gaya silabis adalah gaya yang dalam penyajiannya menggunakan satu suku kata untuk

Dari pendapat di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa pembacaan Munajat ini memiliki kedua gaya tersebut, yaitu silabis dan melismatis, dan dapat dilihat pada contoh di bawah ini.

Contoh Notasi Penggunaan Gaya Lagu

a. Gaya Silabis

b. Gaya Melismatis

5.7.12 Gaya Melayu

Didalam pembacaan Munajat hampir seluruh bagian melodi terdapat cengkok dengan gaya melayu, namun untuk grenek dan patah lagu hanya dapat di jumpai di beberapa bagiannya saja terutama untuk patah lagu terdapat dibeberapa Didalam pembacaan Munajat hampir seluruh bagian melodi terdapat cengkok dengan gaya melayu, namun untuk grenek dan patah lagu hanya dapat di jumpai di beberapa bagiannya saja terutama untuk patah lagu terdapat dibeberapa

Contoh cengkok

Contoh grenek

Contoh m.