Kata Tarekat dalam Al-Qur’an

2.1 Kata Tarekat dalam Al-Qur’an

Seperti sudah diterangkan di bab sebelumnya bahwa Tarekat artinya secara etimologis adalah jalan, cara, garis, kedudukan, keyakinan, dan agama. Tarekat adalah jalan atau petunjuk dalam melaksanakan suatu ibadah sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad SAW. dan yang

dicontohkan beliau serta dikerjakan oleh para sahabatnya, tabiin, tabiit tabiin, 10 dan secara turun temurun sampai kepada guru-guru, ulama-ulama, secara

bersambung dan berantai hingga pada masa sekarang ini. Para pengamal Tarekat memiliki alasan hukum yang kuat dalam melaksanakan praktik Tarekat. Bagaimanapun terdapat sembilan kali dalam lima surat yang mengandung istilah Tarekat. Selengkapnya adalah sebagai berikut. (1) Q.S. An-Nisa’:168

10 Sahabat Nabi Muhammad adalah orang-orang yang dekat dengan beliau terutama yang berjuang untuk tegaknya agama Islam di muka bumi. Di antara sahabat Nabi Muhammad adalah

Abu Bakar, Umar, Usman, Ali bi Abi Thalib, Zaid bin Tsabit, dan lain-lainnya. Istilah tabiin dan tabiit tabiin adalah para ulama penerus ajaran-ajaran Rasulullah Muhammad SAW. pada masa generasi-generasi selepas beliau.

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan kezaliman, Allah sekali-kali tidak akan mengampuni (dosa) mereka dan tidak (pula) akan menunjukkan jalan kepada mereka.

Dalam ayat ini istilah Tarekat yang terdapat di ujung ayatnya adalah jalan yang semestinya diberikan Allah kepada para hambanya yang diberi petunjuk. Namun dalam ayat ini, jalan itu tidak diberikan kepada kaum kafir yang melakukan kezaliman. Bahkan mereka tidak akan diampuni dosa-dosanya. (2) Q.S. An-Nisa’:169

Artinya: Melainkan jalan ke neraka jahanam; mereka kekal di dalamnya Selama- lamanya. Dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.

Di dalam ayat ini yang merupakan ayat sambungan dari An-Nisa’:168, mempertegas bahwa orang kafir itu akan diberi jalan ke neraka jahanam. Orang kafir ini kekal di dalamnya. Kemudian Allah menegaskan bahwa memasukkan

orang kafir ke neraka jahanam adalah mudah dalam konteks kekuasaan Allah, yang menciptakan seluruh alam ini. (3) Q.S. Thoha:63

Artinya: Mereka berkata: “Sesungguhnya dua orang itu adalah benar-benar ahli sihir yang hendak mengusir kamu dari negeri kamu dengan sihirnya dan hendak melenyapkan ‘kedudukan’ kamu yang utama.”

Ayat ini menerangkan kedatangan Nabi Musa dan Harun ke Mesir, akan menggantikan Bani Israil sebagai penguasa di Mesir. Sebahagian ahli tafsir mengartikan Tarekat dalam ayat itu dengan keyakinan atau agama. Menurut Ibnu Manzhur (630-711 H) dalam bukunya yang bertajuk Lisanul Arab, jilid 12, halaman 91, arti Tarekat dalam ayat itu adalah ar-rijalul asyraf, yang bermakna tokoh-tokoh terkemuka. Jadi ayat itu berarti kedatangan Nabi Musa dan Harun ke Mesir adalah untuk mengusir kamu dengan sihirnya dan hendak melenyapkan jemaah atau tokoh-tokoh terkemuka kamu. Lebih jauh Ibnu Manzhur mengatakan hadza thariqatu qaumihi yang artinya inilah tokoh-tokoh pilihan kaumnya. (4) Q.S. Thoha:77

Artinya: Dan sesungguhnya telah kami wahyukan kepada Musa: “Pergilah kamu dengan hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang kering di laut itu, kamu tidak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam).”

Kata Tarekat dalam ayat ini berarti jalan di laut dan terbelahnya Lautan Merah untuk jalan bagi Nabi Musa dan pengikut-pengikutnya. Peristiwa itu terjadi setelah ia memukulkan tongkatnya.

(5) Q.S. Thoha:104

Artinya: Kami telah mengetahui apa yang mereka katakan ketika berkata yang paling lurus jalannya di antara mereka: “Kami tidak berdiam (di dunia) melainkan hanyalah sehari saja.”

Adapun yang dimaksud dengan lurus jalannya dalam ayat itu adalah orang yang agak lurus pikirannya atau amalannya di antara orang-orang yang berdoa tersebut. (6) Q.S. Al-Ahqaf:30

Artinya: Mereka berkata: “Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Al-Qur’an) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus.”

Dalam ayat ini, kata Tarekat memiliki arti sebagai jalan yang lurus (thoriqim mustaqim). Istilah ini merujuk kepada agama Islam sebagai ajaran yang memimpin kepada jalan yang lurus. Kitab suci Al-Qur’an adalah meneruskan kitab-kitab suci Allah terdahulu yaitu Zabur, Taurat, dan Injil. Al-Qur’an in diturunkan sesudah Rasul Musa Alaihissalam. (7) Q.S. Al-Mukminun:17

Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kamu tujuh buah jalan (tujuh buah langit) dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami).

Dalam ayat di atas makna dari Tarekat adalah alam ciptaan Allah yang terdiri dari tujuh jalan (yaitu berupa tujuh buah langit). Tarekat dalam ayat ini dapat dimaknai sebagai tujuh langit yang menjadi jalan manusia untuk berpikir akan kebesaran Allah sebagai Sang Maha Pencipta. Ayat ini juga menjelaskan bahwa setelah menciptakan tujuh langit Allah tidak akan membiarkan ciptaannya itu, Allah akan terus menjaganya, dan Allah tidak akan pernah lengah. (8) Q.S. Al-Jin:11

Artinya: Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda.

Di dalam ayat di atas istilah Tarekat memiliki makna adalah jalan atau amalan orang-orang yang saleh, artinya orang saleh ini memiliki jalannya untuk mendekatkan diri kepada Allah. (9) Q.S. Al-Jin:16

Artinya: Dan bahwasanya: jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak).

Di dalam ayat di atas, pengertian istilah Tarekat adalah sebagai jalan yang lurus yaitu agama Islam. Ayat ini menegaskan bahwa agama Islam adalah jalan yang benar yang diturunkan Allah ke muka bumi ini sebagai agama yang membawa rahmat kepada seluruh alam. Bagi yang menjalankan agama Islam dengan sesungguhnya, Allah akan memberikan rezeki yang tidak disangka- sangka, karena Allah sayang kepadanya.

Berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an tersebut, maka beberapa umat Islam kemudian mendirikan berbagai jenis Tarekat di dunia ini. Inti ajarannya sama yaitu ingin mendekatkan diri kepada Allah melalui jalan yang benar yang diridhai Allah. Keberadaan Tarekat di Dunia Islam ini memiliki perkembangan, pengaruh, dan jenis Tarekat seperti yang diuraikan berikut ini.