Penyiapan Bibit

10.2 Penyiapan Bibit

Bibit tanaman tahunan dapat dibiakkan sendiri atau dipesan dari penangkar- penangkar khusus yang telah mendapat ijin dan sertifikasi dari pemerintah. Tanaman-tanaman tertentu yang akan dibudidayakan secara intensif, membutuhkan bibit bermutu yang berkualitas baik. Bibit yang baik menjadi salah satu faktor penting untuk dapat diperolehnya hasil yang baik pula.

Panduan Pengelolaan Lahan Gambut

Bab 10. Budidaya Tanaman Tahunan

Sumber Bibit

Bibit bermutu memiliki sertifikat yang dikeluarkan oleh pemerintah. Bibit semacam ini dapat diperoleh di Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan atau Dinas Kehutanan setempat atau penangkar bibit yang ditunjuk oleh pemerintah.

Khusus untuk pengadaan benih Kelapa sawit, pemerintah saat ini hanya memberikan ijin resmi kepada enam penangkar benih kecambah yakni (1) Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Medan Sumatera Utara; (2) PT Sucofindo Medan Sumatera Utara; (3) PT London Sumatera Indonesia (Losum, Medan, Sumatera Utara); (4) PT Bina Sawit Makmur, Palembang Sumatera Selatan; (5) PT Tunggal Yunus Estate, Pekanbaru Riau; dan (6) PT Damai Mas Sejahtera, Pekanbaru Riau.

Varietas

Tanaman perkebunan dan buah-buahan yang akan dibudidayakan secara intensif sebaiknya menggunakan varietas unggul yang direkomendasikan oleh pemerintah. Varietas unggul untuk beberapa jenis tanaman disajikan dalam Tabel 33.

Bibit tanaman kehutanan yang dibudidayakan biasanya diambil dari jenis yang telah beradaptasi baik di kawasan setempat. Oleh sebab itu, varietas biasanya tidak ditentukan karena benih atau bahan bibit seperti stek diambil dari hutan.

Pembibitan

Bibit dapat dibuat sendiri, tetapi untuk beberapa jenis tanaman seperti Kelapa sawit, bahan pembibitannya harus diperoleh dari intansi yang ditunjuk oleh pemerintah. Khusus tanaman kehutanan, bahan pembibitan (benih, stek, atau anakan) dapat diperoleh langsung dari hutan. Untuk memperoleh hasil yang baik, sebaiknya dipilih dari pohon induk yang sehat dan mempunyai penampilan fisik yang baik. Jika dimungkinkan untuk diketahui, sedapat

Panduan Pengelolaan Lahan Gambut

Bab 10. Budidaya Tanaman Tahunan

Tabel 33. Varietas unggul tanaman perkebunan dan buah-buahan

No Jenis Tanaman

Varietas

1 Sawit*)

Dura x Pasifera (D X P)

D Dumpy x P (Dy x P)

2 Karet**) Batang atas : BPM-1, BPM 24, BPM107, BPM 109, PB 217, PB 235, PB 260, PR 255, PR 261, PR 300, PR 303, RRIC 100, RRIC 102, RRIC 110, RRIM 600, RRIM 712, TM2, TM 9

Batang bawah : GTI, PR 300, PR 228, Avros 2037, LCB 3 Kopi**)

Robusta klon BP 42, BP 234, BP 288, BP 358, BP 409 4 Rambutan***)

Binjay, Rafiah, Lebak bulus, Simacan, Garuda 5 Salak ***) Pondoh, Bali 6 Pisang***

Ambon, Raja sereh, Kepok, barangan 7 Durian*** ) Montong, Petruk, Mas, Sukun, Sunan, Sitokong dan Kane 7 Jeruk*** ) Siem (Siem Pontianak, Siem Banjar, Siem Lumajang, Siem

Tebas) Keprok (Keprok Medan, Keprok Garut, Keprok Tejakula) Sumber : *)Direktorat Jenderal Perkebunan, 1997

**) Direktorat Jenderal Perkebunan 2002 ***) Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, 2001

mungkin dari pohon yang berproduksi tinggi ( catatan: untuk memperoleh informasi lebih rinci tentang tehnik mempersiapakan bibit/benih tanaman kehutanan di lahan gambut dapat membaca tulisan: Wibisono, I.T.C., Siboro, L dan I N.N. Suryadiputra. 2004. Panduan Rehabilitasi dan Teknik Silvikultur di Lahan Gambut. PHKA/WI-IP, Bogor).

Proses pembuatan bibit dapat dibagi menjadi tiga yaitu: (1) perbanyakan secara generatif melalui pesemaian benih/biji; (2) perbanyakan secara vegetatif atau tidak dengan biji, yaitu melalui cangkok, stek, anakan, dan okulasi; serta (3) perbanyakan melalui kultur jaringan. Masing-masing jenis bibit tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, tetapi tidak semua cocok diterapkan bagi semua jenis tanaman. Beberapa jenis tanaman lazim dibiakkan melalui bibit semai benih/biji, yang lainnya okulasi, dan lainnya lagi melalui kultur jaringan (Tabel 34). Tanaman kehutanan biasanya dibiakkan melalui pemindahan anakan yang tumbuh secara alami di hutan atau melalui stek batang.

Panduan Pengelolaan Lahan Gambut

Bab 10. Budidaya Tanaman Tahunan

Tabel 34. Cara pembiakan beberapa jenis tanaman tahunan yang

lazim digunakan

No. Kelompok tanaman

Jenis Tanaman

Cara pembiakan

1. Perkebunan

Kelapa sawit

Bibit semai, kultur jaringan Karet Okulasi Cacao Okulasi Kopi Okulasi

2. Buah-buahan Salak Bibit semai Durian Okulasi Pisang

Kultur jaringan, anakan, umbi batang Rambutan Cangkok, okulasi Jeruk Okulasi

3. Kehutanan

Semai benih, anakan, Sungkai Stek batang Ramin

Jelutung/Pantung

Stek batang

Meranti Stek pucuk Pinang Bibit semai Jati

Kultur jaringan, Semai benih

Membuat Bibit Semai

Bibit semai adalah bibit yang diperoleh dengan cara menyemaikan benih/biji. Kelapa sawit, Salak dan Jelutung umumnya dibiakkan melalui cara ini. Benih dipilih yang telah masak fisiologis dengan tanda-tanda yang bervariasi. Benih dari hutan biasanya dipilih yang telah jatuh dari pohonnya, tetapi belum membusuk. Benih yang ringan seperti Pulai dan Jelutung, pengambilan buahnya harus dilakukan sebelum buah merekah agar biji tidak berhamburan (Wibisono, Siboro, dan Suryadiputra, 2004). Benih Kelapa sawit biasanya dipesan dari penangkar dalam bentuk kecambah.

Daun

Pola

Buah/polong

Biji

percabangan Daun, pola percabangan, buah Polong dan biji Jelutung

Panduan Pengelolaan Lahan Gambut

Bab 10. Budidaya Tanaman Tahunan

Pembibitan dilakukan melalui dua tahap yaitu tahap penyemaian (pre nur- sery) dan tahap main nursery (atau tahap pembibitan utama atau tahap penyapihan). Tahap penyemaian dapat dilakukan dalam polybag kecil (berukuran 6 cm x 12 cm) atau kotak semai terbuat dari kayu berukuran 1 m x 1 m setinggi 20 cm. Polybag atau kotak diisi media penyemaian, biasanya terdiri atas pasir atau campuran dari gambut, pupuk organik, lumpur, dan abu/arang. Polybag biasanya diberi lubang pada bagian bawah dan samping sebagai jalan keluarnya air bila berlebihan. Tempat penyemaian tersebut diletakkan pada bedengan yang diberi naungan atap rumbia. Benih tanaman tertentu seperti Kelapa sawit harus disemaikan segera setelah diterima karena sudah dalam bentuk kecambah. Jika terlalu lama, kecambah akan mudah patah, kering, atau membusuk.

Pembibitan utama (main nursery/penyapihan) dilakukan sesudah benih semaian memiliki 2 - 3 pasang daun. Lamanya bibit di persemaian bervariasi tergantung jenis tanaman. Pada tahap ini, semaian dipindah ke polybag besar berukuran 30 cm x 40 cm atau 40 cm x 50 cm. Media tanam terdiri atas gambut, pupuk organik, lumpur, dan tanah mineral (bila ada). Selama kurang lebih satu-dua bulan, polybag ditempatkan di tempat yang diberi naungan. Secara perlahan intensitas naungan dikurangi. Setelah itu, bibit dapat dipindah ke tempat yang panas agar beradaptasi dengan alam.

Pemeliharaan, biasanya terdiri atas penyiraman dan penyemprotan dengan anti hama jika tanaman terserang hama/penyakit. Biasanya, bibit sudah dapat dipindah ke areal pertanaman sesudah 7 - 10 bulan sejak di Pembibitan utama/Main Nursery tergantung dari jenis tanaman.

Membuat Bibit Stek Bibit stek adalah bibit yang dibuat dengan cara menyemaikan bagian dari

ranting/cabang tanaman. Bahan stek dapat berupa ranting yang kulitnya sudah berwarna coklat (disebut stek batang), atau dapat pula berupa pucuk yang kulitnya masih berwarna hijau (disebut sebagai stek pucuk). Bahan stek dapat diperoleh dari hutan atau pohon induk yang dipelihara khusus.

Panduan Pengelolaan Lahan Gambut

Bab 10. Budidaya Tanaman Tahunan

Stek batang dipilih dari ranting atau cabang yang sehat, tumbuh tegak, lurus, dan berdiameter 1 - 1,5 cm. Cabang tersebut lalu dipotong dengan pisau tajam yang steril, dengan ukuran 15 - 20 cm. Bagian ujungnya dibuat lancip, lalu dicelumpkan pada larutan hormon pertumbuhan seperti Benzyl Adenin (BA). Selanjutnya, stek siap disemaikan di polybag kecil atau kotak semai. Media tumbuh dan pemeliharaan selanjutnya, sama dengan pembuatan bibit semai dari biji.

Stek pucuk dipilih dari pucuk anakan yang tumbuh alami di hutan atau pohon induk yang sering dipangkas. Dipilih pucuk yang mengahadap ke atas, dan memiliki 5 - 6 daun. Daun bagian bawah dikurangi hingga tersisa 3 - 4 daun. Lembaran daun yang tersisa dipotong hingga 1/3 - 1/2 bagian untuk mengurangi penguapan. Ujung tangkai pucuk bagian bawah, dibuat lancip, lalu dicelupkan ke dalam larutan hormon pertumbuhan (misal: Rootone-F) dan disemaikan dalam polybag kecil atau kotak semai.

Proses pembuatan stek pucuk Meranti

Membuat Bibit Okulasi dan Sambung Bibit okulasi diperoleh dengan cara menempelkan mata tunas pada batang

bibit semai, yaitu dengan menyambung pucuk tanaman pada batang bibit semai. Mata tunas dan pucuk yang akan tumbuh menjadi batang atas, berasal dari varietas yang berproduksi tinggi. Bibit semai yang akan menjadi batang bawah, berasal dari varietas yang sifat perakarannya cukup baik. Jenis tanaman yang dibiakkan melalui cara ini antara lain karet dan tanaman buah-buahan terutama Durian.

Panduan Pengelolaan Lahan Gambut

Bab 10. Budidaya Tanaman Tahunan

Cara membuat bibit okulasi sebagai berikut:

1) Siapkan bibit semai di polybag kecil, sebagai batang bawah. Gunakan

tanaman yang berumur 1 - 1,5 tahun dan berdiameter batang 1,5 - 2,0 cm;

2) Siapkan juga mata entres dari induk tanaman yang unggul selebar 2 - 3

cm (entres adalah kulit tanaman yang bermata tunas untuk bahan okulasi);

3) Batang bawah disayat melintang kemudian dikelupas sepanjang kira-

kira 2 - 3 cm dan dipotong 2/3 bagiannya;

4) Selanjutnya mata entres ditempelkan/diselipkan dibelakang lidah kulit

batang bawah dengan rapi kemudian diikat dengan pita pengikat (tali rafia). Tetapi sebelum ditempel mata entres dicelupkan kedalam cairan perangsang zat tumbuh (BA);

5) Kira-kira 2 - 3 minggu setelah penempelan, tali pengikat dilepas.

Keberhasilan okulasi diperlihatkan dengan kesegaran (berwarna hijau) mata entres. Selanjutnya batang bawah dipotong kira-kira 15 - 20 cm di atas bidang tempelan.

Supaya bibit tempelan ini tidak kering sebaiknya ditempatkan dan dipelihara di tempat yang terlindung dari terik sinar matahari dan hujan dengan memberinya naungan. Naungan tersebut dikurangi secara bertahap sesudah tunas tumbuh menjadi daun. Bibit baru dapat dipindah ke lapang setelah tunas tumbuh kira-kira 25 - 50 cm atau telah berumur 8 bulan hingga 1,5 tahun.

Membuat Bibit Anakan Anakan biasanya tumbuh secara alami di sekitar pohon induknya. Ada dua

jenis anakan. Pertama anakan yang tumbuh dari akar induknya. Kedua anakan yang tumbuh dari benih yang jatuh di sekitar pohon. Dalam pemindahan anakan, yang harus diperhatikan adalah: (1) seleksi bibit; (2) waktu; dan (3) cara memindahkan bibit. Umur bibit yang dipindahkan tidak boleh masih terlalu muda karena akan mempengaruhi pertumbuhan. Anakan tersebut perlu diseleksi, anakan yang tumbuh sehat dan kekar dipilih sedangkan yang tidak sehat dibiarkan.

Panduan Pengelolaan Lahan Gambut

Bab 10. Budidaya Tanaman Tahunan

Anakan alam Belangiran (Shorea blangeran) yang banyak tumbuh pada di lahan gambut bekas

terbakar di tepi Sungai Bateken, Desa Batilap, Barito Selatan - Kalimantan Tengah

Pemindahan anakan sebaiknya dilakukan pada musim hujan. Kalaupun terpaksa pada musim kemarau harus ada jaminan dapat disiram setelah dipindahkan. Waktu pemindahan bibit dilakukan sore atau pagi hari untuk mengurangi penguapan.

Pemindahan dilakukan secara bertahap sebagai berikut:

1) Anakan yang keluar dari perakaran induknya perlu disapih terlebih dahulu

sebelum dicabut. Caranya dengan memotong akar yang menghubungkan bibit dengan induknya. Sesudah dua minggu, baru dipindah;

2) Pemindahan anakan dilakukan dengan cara menggali tanah yang

membungkus perakaran anakan. Kemudian tanah diangkat dengan cara diputar dan dimasukkan ke dalam polybag;

3) Anakan dalam polybag dipelihara di tempat yang teduh dan disiram

bila tidak ada hujan Secara bertahap, naungan dapat dikurangi dan setelah Beberapa minggu atau bulan, dapat dipindah ke lapang.

Anakan Belangiran hasil

cabutan alam yang ditanam di

sepanjang tepi Saluran Primer

Induk (SPI) Desa Mantangai, Kab Kapuas – Kalteng

Panduan Pengelolaan Lahan Gambut

Bab 10. Budidaya Tanaman Tahunan