Tata Air Mikro

5.5 Tata Air Mikro

Tata air mikro adalah pengelolaan air pada skala petani (Gambar 20). Dalam hal ini, pengelolaan air dimulai dari pengelolaan saluran tersier serta pembangunan dan pengaturan saluran kuarter dan saluran lain yang lebih kecil. Saluran tersier umumnya dibangun oleh pemerintah tetapi pengelolaannya diserahkan kepada petani.

Pengelolaan air di tingkat petani bertujuan untuk:

a. Mengatur agar setiap petani memperoleh air irigasi dan membuang air drainase secara adil. Untuk itu, diperlukan organisasi pengatur air di tingkat desa;

b. Menciptakan kelembaban tanah di lahan seoptimum mungkin bagi pertumbuhan tanaman serta mencegah kekeringan lahan sulfat masam dan lahan gambut.

Panduan Pengelolaan Lahan Gambut

Bab 5. Pengelolaan Air

Tata Air Pada Saluran Tersier dan Kuarter

Saluran kuarter merupakan cabang saluran tersier dan berhubungan langsung dengan lahan. Jika jarak antara saluran tersier dengan lahan cukup jauh, saluran tersier tidak langsung berhubungan dengan saluran kuarter. Kedua saluran tersebut dihubungkan oleh yang sering disebut sebagai

saluran kuinter.

Saluran kuarter dibuat tegak lurus saluran tersier. Saluran ini sering pula dijadikan sebagai batas kepemilikan lahan bila luas kepemilikan lahan terbatas (1 - 3 ha/orang). Cara membuat saluran ini sebagai berikut:

a. Saluran drainase dan irigasi dibuat berseling. Dengan demikian, setiap kavling lahan berhubungan dengan saluran irigasi dan saluran drainase;

b. Saluran irigasi kuarter dibuat pada sepanjang batas kepemilikan lahan dengan cara membuat tanggul pada sisi kanan-kiri saluran. Tanah tanggul berasal dari lahan dan bukan dari galian saluran. Dengan demikian, ketinggian dasar saluran minimal sama dengan ketinggian lahan, agar air irigasi dapat masuk ke lahan. Ujung hulu saluran irigasi dipasang pintu stoplog;

c. Saluran drainase kuarter dibuat dengan cara menggali tanah selebar 0,5 - 0,6 m sedalam 0,4 - 0,6 m di sepanjang batas kavling lahan pada sisi lain saluran irigasi. Hasil galiannya ditimbun di kanan-kiri saluran sebagai pematang/tanggul. Ujung muara (hilir) saluran dipasang pintu stoplog.

Tata Air dalam Lahan Pertanaman

Kuarter merupakan saluran di luar pertanaman yang paling kecil. Di dalam lahan, dibuat saluran saluran kolektor dan saluran cacing. Saluran ini berfungsi untuk mempercepat pencucian senyawa beracun dan meratakan distribusi air irigasi.

Posisi saluran kolektor dan saluran cacing tergantung pada penataan lahan. Pada lahan yang ditata dengan sistem caren dan surjan (lihat Bab 4), saluran dibuat setelah selesai pembuatan caren dan surjan.

Panduan Pengelolaan Lahan Gambut

Bab 5. Pengelolaan Air

Pada lahan yang ditata dengan sistem sawah dan tegalan, pembuatan saluran dilakukan setelah pengolahan tanah.

Unit lahan lain

Keterangan: A : Saluran drainase tersier

D : Saluran kolektor B : Saluran irigasi kuarter

E : Saluran cacing C : Saluran drainase kuarter

F : Pintu air drainase stoplog

Gambar 20. Contoh tata air mikro pada lahan sawah dan tegalan

Papan (a)

(b)

Gambar 21. Pintu stoplog di saluran tersier (a. tampak depan; b. tampak samping)

Panduan Pengelolaan Lahan Gambut

Bab 5. Pengelolaan Air

Saluran kolektor dibuat mengelilingi lahan dan tegak lurus saluran kuarter pada setiap jarak 25 - 30 m. Ukuran saluran kolektor 40 x 40 cm dengan kedalaman 5 - 10 cm lebih dangkal dari pada saluran kuarter. Saluran kolektor yang berhubungan dengan saluran irigasi diberi pintu pada bagian hulu. Saluran kolektor yang berhubungan dengan saluran drainase diberi pintu pada bagian hilir. Pintu cukup dibuat dengan cara menggali tanggul, dan dapat ditutup sewaktu diperlukan dengan menimbunnya kembali. Saluran cacing dibuat tegak lurus saluran kolektor. Saluran ini dibuat setiap jarak 9 - 10 m dengan ukuran lebar 30 cm dan dalam 25 - 30 cm.

Kedalaman Air di Areal Pertanaman

Setiap jenis tanaman memiliki kedalaman air tanah optimum dan toleransi terhadap lamanya periode genangan yang berbeda. Tabel 12 menyajikan kedalaman optimum dan kisaran lama genangan yang dapat ditolerir oleh beberapa jenis tanaman.

Tabel 12. Kisaran optimum kedalaman muka air tanah dan toleransi

terhadap genangan berbagai jenis tanaman (Jawatan Pengairan dan Saliran, Sarawak, 2001)

Air Tanah

Nama Jenis

Toleransi Terhadap Lamanya Tanaman

Kisaran Optimum Kedalaman

Muka Air Tanah (meter)

Banjir (hari)

Minimum Maksimum

Kelapa sawit 0,6

Singkong 0,3

Tidak toleran terhadap genangan Sagu

Tidak toleran terhadap genangan Budidaya

Sayuran 0,3

Kalau banjir ikannya lepas ke alam perikanan

Selalu ada air

Selalu ada air

dalam kolam

dalam kolam

Toleran terhadap genangan Nenas 0,75 0,90 1 Karet

Padi -0,1

Tidak toleran terhadap genangan Akasia

Tidak toleran terhadap genangan

Panduan Pengelolaan Lahan Gambut

Bab 5. Pengelolaan Air

Keberadaan atau tinggi air di saluran, juga merupakan indikasi dari tinggi muka air tanah, dapat diatur melalui pintu air yang dapat menerima atau mengeluarkan air pasang dari/ke sungai di dekatnya. Pengaturan tinggi air di dalam saluran disesuaikan dengan jenis tanaman yang ditanam.

Tata air pada perkebunan Pinang di lahan gambut Desa Mendahara Hulu, Jambi (kiri) dan perkebunan Jeruk, Desa Basarang, Kalteng (kanan)

Panduan Pengelolaan Lahan Gambut

Panduan Pengelolaan Lahan Gambut