Persepsi masyarakat tentang Tradisi Ziarah Makam Banyubiru
6. Persepsi masyarakat tentang Tradisi Ziarah Makam Banyubiru
dalam Era Modernisasi
Ritual ziarah bagi sebagian masyarakat dijadikan sebagai sebuah kegiatan yang berperan untuk mengingatkan diri mereka terhadap kehidupan setelah duniawi. Tokoh ulama banyak yang menerangkan jikalau berziarah akan menambah rasa keimanan seseorang dan selalu teringat pada sang pencipta. Melalui penghayatan pada saat mendoakan seseorang yang telah meninggal dunia, peziarah tentu akan lebih tergerak hatinya agar berusaha untuk menjadi seseorang yang baik dan merubah segala sesuatu yang dirasakan mereka salah. Ini berarti setiap peziarah memiliki persepsi sendiri terhadap arti dari aktifitas ziarah atau berkunjung untuk mendoakan orang yang telah meninggal.
Persepsi dari apa yang telah dilakukan oleh masyarakat cenderung menekankan pada perilaku religius mereka, di mana banyak orang melakukan ziarah akan tenang hatinya dan kehidupan mereka akan senantiasa teratur. Persepsi ini juga memiliki orientasi atau sebuah tujuan yang berbeda, sehingga dalam kaitannya dengan ziarah persepsi tersebut dikategorikan ke dalam dua bentuk.
Bentuk pertama adalah persepsi dari peziarah yang orientasi nilai religius. Mereka yang mengunjungi makam, bukan hanya sekedar datang untuk berdoa tetapi mempunyai maksud tertentu yang bisa menjadikan perubahan dalam kehidupannya. Seperti berziarah untuk mengingatkan diri mereka akan kehidupan setelah dunia, mengharapkan agar yang telah meninggal dunia ikut mendoakan yang masih hidup supaya kehidupan mereka lancar dari segala aspek, sampai pada tujuan-tujuan khusus yakni mengajukan suatu keinginan agar cepat terkabul. Dilihat secara logis, mereka yang memiliki persepsi bahwa ziarah dapat menenangkan hati dan jadi pengingat mereka tentu menganggap bahwa kegiatan tersebut adalah hal yang perlu atau harus dilakukan. Sebab, dengan mengingat pada apa yang telah dilakukan di dunia seseorang akan lebih menata hidupnya. Berbeda dengan para peziarah yang mengorientasikan diri mereka untuk hal-hal
commit to user
yang sifatnya kurang sesuai, yakni memohon sesuatu dengan perantara makam dan meminta sesuatu dengan harapan cepat terkabul melalui perantara benda- benda atau ritual yang harus mereka jalani.
Bentuk kedua adalah persepsi peziarah dengan orientasi nilai sosial. Ini menandakan bahwa pada era modern ini para pengunjung yang berziarah lebih mengarah pada hal mengenai bagaimana menjalin komunikasi kembali dengan kerabat yang sudah jarang bertemu, serta sebagai sebuah aktifitas untuk lebih menghormati seseorang yang telah meninggal dunia. Nilai sosial yang terkandung diantaranya adalah interaksi dengan orang lain atau kerabat akan lebih meningkat, para peziarah akan saling tukar informasi keberadaan masing-masing saat ini, serta sebagai lahan tempat mereka mengungkapkan permasalahan kepada orang lain atau memberikan jalan keluarnya. Jadi, era modernisasi secara tidak langsung merubah secara perlahan persepsi masyarakat mengenai makna dan arti dari berziarah.
Dalam era modernitas, seseorang juga akan cenderung mempunyai pola pemikiran tentang segala sesuatu yang sebenarnya dapat mereka jadikan sebagai penghasilan hidup. Ternyata, kegiatan berziarah ke makam Banyubiru menjadi salah satu bentuk mata pencaharian bagi sebagian orang yang tinggal di sekitar makam tersebut.
Kehidupan manusia yang semakin modern menjadi tolak ukur berkembangnya mata pencaharian masyarakat sekitar makam Banyubiru. Misalnya jasa-jasa air penampungan sendang dari botol atau tempayan yang disewakan, bunga-bunga untuk sesaji, barang-barang kelengkapan untuk berdoa, souvenir buatan tangan dari warga sekitar, makanan atau minuman, sampai dengan jasa membimbing doa pada saat berada di dalam makam. Ini menunjukkan bahwa modernisasi membawa perubahan terhadap gaya hidup dan pola mata pencaharian masyarakat yang umumnya bertani berubah menjadi pedagang atau bekerja samping sebagai penawar jasa doa. Persepsi masyarakat menjadi sedikit bergeser, di mana yang seharusnya terorientasi kepada makna religius berubah menjadi makna komersil. Hal ini sebenarnya bukan menjadi kaidah dari makna ziarah yang sesungguhnya.
commit to user