Hak perempuan dalam kesehatan reproduksi

C. Hak perempuan dalam kesehatan reproduksi

Dokumen ICPD di Kairo dan FWCW di Beijing membicarakan tentang kesamaan jender atas kesehatan, termasuk kesehatan seksual dan reproduksi. Dokumen ini memperlihatkan bahwa sudah ada kemauan politik (political will) dalam hak-hak perempuan, khususnya dalam bidang reproduksi. Dokumen ini dan dokumen-dokumen lainnya tentang hak asasi manusia, merupakan sumber hukum yang bersifat internasional dan mengikat secara hukum bagi negara-negara yang ikut menanda tanganinya. Konvensi perempuan, merupakan acuan utama tentang segala hak asasi

perempuan, sehingga disebut juga International Bill of Women’s Rights. 39

Secara umum, negara anggota konvensi perempuan tersebut mempunyai kewajiban menghilangkan segala bentuk diskriminasi jender, serta menjamin bahwa perempuan bisa memperoleh hak yang sama dengan laki-laki atas kebebasan dasar, baik dalam ruang lingkup pribadi maupun publik, termasuk diskriminasi dalam memperoleh layanan kesehatan dan hak untuk sehat. Komite CEDAW dibentuk berdasarkan ayat (17) dari konvensi. Komite ini terdiri dari 23 anggota ahli yang dipilih oleh negara anggota

38 Ratna Batara Munti. Wacana seksualitas dakam sistem hukum di Indonesia.Didalam : Irwan MH, Dian S, Ida Ruwaida N dkk,Eds. Seksualitas : Teori dan Realitas. Jakarta : Diterbitkan oleh Program Gender dan

Seksualitas FISIP – UI : 2004.

39 Shalev C. Rights to sexual and reproductive health : The ICPD and the Convention on the Elimination of All Forms of Discrimintaion Againts Women. In : Puri CP, Van Look PF, Eds. Sexual Reproductive Health:-

Recent Advances, Future Directions. New Delhi : New Age International (P) Limited Publishers ; 2001.

berdasarkan kemampuannya.Fungsi utama dari komite ini adalah memantau pelaksanaan konvensi, membuat laporan berkala, membuat rekomendasi berdasarkan penilaian laporan dan informasi yang ada.

Pasal 16 menyatakan bahwa konvensi menjamin hak dalam menentukan jumlah anak dan jarak antara satu dengan lainnya. Walaupun begitu, hanya ada satu pasal saja tentang hak kesehatan perempuan. Pasal

12 merumuskan bahwa negara anggota wajib melakukan segala upaya untuk menghilangkan diskriminasi terhadap perempuan dalam layanan bidang kesehatan, sehingga mendapat hak yang sama dengan laki-laki, mempunyai akses terhadap layanan kesehatan, termasuk keluarga berencana ,

negara wajib menjamin bahwa perempuan akan mendapat layanan kalau hamil, melahirkan, masa nifas, hak mendapat gizi yang baik saat hamil dan saat menyusui, serta pembebasan biaya bila diperlukan. Pasal 10 konvensi perempuan menyatakan tentang keluarga berencana, akses terhadap informasi, edukasi dan konseling keluarga berencana. Pada pasal 14b dinyatakan bahwa perempuan di pedesaan berhak atas yang cukup terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, informasi, konseling dan pelayanan

keluarga berencana. Selanjutnya pasal 11.1.f menyatakan perlindungan terhadap kesehatan,keamanan di lingkungan kerja,termasuk juga fungsi reproduksi 40 .

Dalam fungsi reproduksi ada otonomi. Otonomi disini berarti hak seorang perempuan dalam menentukan kesuburannya, seksualitas, bebas dari pemaksaan dan kekerasan. Di bidang kesehatan, persetujuan dan kerahasiaan merupakan instrumen untuk menjamin kebebasan memilih klien. Hak ini berimbas terhadap sikap yang harus dipunyai petugas kesehatan dalam

40 Shalev C. Ibid, halaman 33.

memberikan pelayanan. Dalam hal ini, petugas pemberi pelayanan harus dapat melindungi dan menjaga kerahasiaan informasi , memberikan asuhan keperawatan dan alternatifnya, menghargai penolakan persetujuan keperawatan dari seorang klien. Klien berhak mengambil keputusan tanpa intervensi dari siapapun, perempuan harus diperlakukan sebagai individu yang utuh.

Hak otonomi merupakan penjabaran dari hak manusia atas kebebasan. Otonomi adalah kebebasan yang spesifik, yang dihargai sesuai kemampuan seorang perempuan sebagai seorang manusia yang memilih jalan hidupnya. Otonomi juga merupakan dasar yang berhubungan dengan hak asasi manusia yang fundamental, seperti kebebasan, pengakuan, privasi, keamanan dan integritas. Pasal 15 dalam konvensi tersebut menjamin hak perempuan untuk diperlakukan sama didepan hukum, sehingga perempuan memiliki hak untuk membuat keputusan sendiri tentang kesehatannya, pengobatan yang diingini dan penelitian.

Persamaan mengandung pengertian non diskriminatif. Diskrimnasi adalah pelanggaran atas persamaan hak. Diskriminasi menurut apa yang tercantum pada pasal 1 konvensi perempuan, dikatakan bahwa diskriminasi terhadap perempuan berarti setiap perlakuan membedakan, pembatasan atau pemisahan atas dasar jenis kelamin sehingga merusak penghargaan, kenyamanan perempuan, tanpa memperhatikan status pernikahan, atas dasar persamaan hak antara perempuan dan laki-laki, hak asasi manusia

dan kebebasan dasar dalam berpolitik, ekonomi, sosial dan budaya 41 .

41 Rashidah Abdullah, Sai-Jyothin, Syirin Junisya. Monitoring ten years of ICPD implementation. The way forward to 2015, Asian Country Reports. Malaysia : Published by Asian-Pacific

Resource and Research Centre for Women,2005.

Konvensi perempuan tersebut mengadopsi effect approach, dimana diskriminasi, khususnya dalam hal kesehatan, dan bermanifestasi terhadap perbedaan status kesehatan perempuan dan laki-laki, yang disebabkan oleh perilaku yang selalu dianggap wajar, karena ada perbedaan biologis diantara keduanya.

Definisi diskriminasi menurut konvensi perempuan berlaku untuk semua perempuan, tanpa memandang status perkawinan. Teori persamaan jender yang dikemukakan oleh para aktivis feminis, bukan saja hubungannya dengan laki-laki, tetapi juga perempuan sebagai kelompok masyarakat luas. Terlebih lagi banyak kebutuhan kesehatan perempuan yang berbeda dengan laki-laki, karena adanya perbedaan biologis, faktor sosial, peran, fungsi seksual dan reproduksi.

Beberapa budaya di masyarakat dan agama tertentu menentukan status perempuan atas dasar kemampuannya untuk melahirkan. Bila seorang perempuan sering hamil,maka status kesehatannya dipertaruhkan. Perempuan yang tidak bisa hamil dianggap mandul , sedangkan laki-laki pasangannya tidak disebut demikian. Akses perempuan terhadap fasilitas pelayanan kesehatan sering terbatas dan kesehatannya sering dinomor duakan setelah anak atau janin yang dikandungnya.

Perempuan sering mendapat tekanan dalam hal seksualitasnya. Sering terjadi praktik mutilasi genitalia perempuan,pemeriksaan keperawanan secara paksa, perbaikan selaput dara. Seksualitas perempuan sering dipandang hanya untuk memuaskan laki-laki, sehingga berisiko untuk menderita perkosaan dan kekerasan seksual. Perempuan (termasuk remaja) sering tidak mampu menolak hubungan seksual atau hubungan seksual yang Perempuan sering mendapat tekanan dalam hal seksualitasnya. Sering terjadi praktik mutilasi genitalia perempuan,pemeriksaan keperawanan secara paksa, perbaikan selaput dara. Seksualitas perempuan sering dipandang hanya untuk memuaskan laki-laki, sehingga berisiko untuk menderita perkosaan dan kekerasan seksual. Perempuan (termasuk remaja) sering tidak mampu menolak hubungan seksual atau hubungan seksual yang

Selain perbedaan secara sosial, diskriminasi terhadap perempuan juga bisa terkjadi akibat adanya perbedaan biologis. Seharusnya berlaku prinsip bahwa bukan perempuan yang harus memenuhi standar laki-laki, tetapi kebutuhan perempuan yang harus dipenuhi. Perlakuan tanpa diskriminasi dan sama harus dilakukan terhadap perempuan, juga perlakuan yang berbeda harus dalam konteks karena adanya perbedaan, bukan karena diskriminasi. Hal ini nantinya yang akan menjamin hak formal perempuan, menjadi sama dengan laki-laki, termasuk dalam menikmati status kesehatan. Hak perempuan atas kesehatan dan hak atas layanan kesehatan harus sama terpenuhi antara perempuan dan laki-laki. Kalau terjadi kegagalan dalam pengalokasian sumber daya, berarti diskriminasi. Isu keadilan dalam pengalokasian sumber daya bagi kesehatan ini, mendapat perhatian yang khusus dari sejumlah negara didunia, terutama yang berkaitan adanya dengan peningkatan teknologi medis dan anggaran kesehatan yang kurang, sehingga banyak program yang tidak bisa berjalan dengan baik. Di negara- negara yang ekonominya sulit atau ada pada masa transisi, seringkali pemotongan anggaran ini ada pada sektor kesehatan perempuan. Salah satu

contoh dalam hal ini adalah apa yang terjadi di Azerbaijan. 42 Di negara ini, pemotongan anggaran kesehatan mengakibatkan berkurangnya pusat

pelayanan untuk kesehatan perempuan.

42 Gender. Internal ....on management of population programmes making a difference in population programmes management/COMP. Mission reproductive health men and

reproductive health adolescent, reproductive health gender and reproductive. Http://www./comp.org.my/jender.html

Walaupun pelayanan kesehatan di negara ini gratis, tetapi kemudian muncul praktik fee for service di rumah sakit, sehingga banyak yang tidak mampu membayar, yang berakibat jumlah kehamilan dan persalinan dirumah menjadi meningkat. Juga dilaporkan bahwa dalam jangka waktu 5 tahun, angka kematian ibu di negara ini meningkat menjadi lima kali lipat lebih besar (1990-1995).

Diskriminasi terhadap perempuan mengakibatkan jumlah komplikasi dan kematian yang terkait dengan kehamilan dan persalinan meningkat secara nyata. Keadaan ini sebenarnya bisa dicegah dengan layanan reproduksi yang memadai yang meliputi kontrasepsi,safe abortion, pelayanan kedaruratan obstetri dan pelayanan obstetri esensial.