Saran - saran

B. Saran - saran

Karena hak kesehatan reproduksi di Indonesia belum diterapkan dengan konsisten dan berbagai peraturan yang ada belum bisa mencakup hak-hak kesehatan reproduksi secara menyeluruh sesuai kesepakatan ICPD di Kairo tahun 1994, maka dalam rangka mencapai cita-cita kesejahteraan kehidupan bereproduksi, masih diperlukan produk hukum lainnya yang sejiwa dengan kesepakatan Kairo tersebut. Bila Indonesia mempunyai berbagai produk hukum yang dibuat dengan mengacu kepada ICPD di Kairo tahun 1994, maka dunia luar akan melihat bahwa negara Indonesia adalah negara yang tidak memperlakukan warga negaranya seperti seorang anak yang harus selalu dibimbing dan diberitahu, tetapi negara yang memberikan hak asasi dan yang memperlakukan Karena hak kesehatan reproduksi di Indonesia belum diterapkan dengan konsisten dan berbagai peraturan yang ada belum bisa mencakup hak-hak kesehatan reproduksi secara menyeluruh sesuai kesepakatan ICPD di Kairo tahun 1994, maka dalam rangka mencapai cita-cita kesejahteraan kehidupan bereproduksi, masih diperlukan produk hukum lainnya yang sejiwa dengan kesepakatan Kairo tersebut. Bila Indonesia mempunyai berbagai produk hukum yang dibuat dengan mengacu kepada ICPD di Kairo tahun 1994, maka dunia luar akan melihat bahwa negara Indonesia adalah negara yang tidak memperlakukan warga negaranya seperti seorang anak yang harus selalu dibimbing dan diberitahu, tetapi negara yang memberikan hak asasi dan yang memperlakukan

1. Produk hukum yang mengatur secara jelas dan dapat menjamin kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, sejak usia anak-anak dalam hal hak yang sama untuk mengikuti pendidikan, hidup sehat secara fisik, psikis dan sosial.

2. Produk hukum yang dapat memberikan perlindungan terhadap risiko kesehatan fungsi reproduksi yang diakibatkan oleh suatu pekerjaan. Ketentuan perburuhan yang ada sekarang baru mengatur hak cuti haid dan melahirkan.

3. Produk hukum yang menjamin ketersediaan pusat informasi dan pelayanan yang memadai dalam masalah seksualitas dan kesehatan reproduksi, khususnya kesehatan reproduksi remaja. Dalam produk hukum ini, termasuk juga pengaturan tentang fungsi reproduksi, penyakit menular seksual (PMS), HIV/AIDS dan kehamilan yang tidak diinginkan. Produk hukum ini sangat diperlukan untuk mengakomodasi kebutuhan dan hak para remaja. Dengan adanya pusat informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja, maka setiap orang termasuk remaja dapat mencapai derajat kesehatan reproduksi tinggi, misalnya dalam hal perbaikan gizi perempuan, pelayanan ante dan post natal yang terjangkau dan bermutu apabila mereka hamil, melahirkan, 3. Produk hukum yang menjamin ketersediaan pusat informasi dan pelayanan yang memadai dalam masalah seksualitas dan kesehatan reproduksi, khususnya kesehatan reproduksi remaja. Dalam produk hukum ini, termasuk juga pengaturan tentang fungsi reproduksi, penyakit menular seksual (PMS), HIV/AIDS dan kehamilan yang tidak diinginkan. Produk hukum ini sangat diperlukan untuk mengakomodasi kebutuhan dan hak para remaja. Dengan adanya pusat informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja, maka setiap orang termasuk remaja dapat mencapai derajat kesehatan reproduksi tinggi, misalnya dalam hal perbaikan gizi perempuan, pelayanan ante dan post natal yang terjangkau dan bermutu apabila mereka hamil, melahirkan,

4. Produk hukum yang mengatur dengan tegas, bahwa masalah kesehatan reproduksi perempuan termasuk remaja perempuan bukan hanya masalah perempuan tetapi juga tanggung jawab kaum laki-laki. Produk hukum ini perlu ada, karena beberapa penelitian memperlihatkan masih kentalnya nuansa atau pendapat bahwa pengaturan reproduksi perempuan terutama merupakan tanggung jawab perempuan. Perlu juga diatur dengan tegas, hak remaja perempuan apabila mereka hamil, misalnya tentang hak untuk tetap mendapat kesempatan meneruskan pendidikan dan lain sebagainya.

5. Produk hukum yang bisa melindungi perempuan termasuk remaja perempuan terhadap tindak kekerasan, penganiayaan dan perkosaan. Ancaman pidana dan denda terhadap perkosaan dan penganiayaan yang sekarang ada masih belum memadai, sehingga perlu produk hukum lain yang menetapkan hukuman berat terhadap tindak kekerasan, penganiayaan dan atau perkosaan, sehingga dapat menekan dan mencegah kasus-kasus tindak kekerasan, penganiayaan, dan atau pemerkosaan terhadap perempuan, termasuk perempuan remaja.