Administrasi Pengelolaan Obat Publik Dan Perbekalan Kesehatan

Profil Kefarmasian dan Alat KesehatanTahun 2012 26

8. Penilaian Tenaga Kefarmasian Pengelola Obat Berprestasi

ProvKabKota Untuk menimbulkan maupun meningkatkan kemauan pengelola obat di Dinas Kesehatan ProvKabKota serta meningkatkan kemampuan dan profesionalismenya maka perlu diberikan suatu penghargaan reward secara nasional. Pada tahun 2012, Ditjen Binfar dan Alkes telah memulai memberikan reward kepada pengelola obat berprestasi tingkat nasional dari Dinkes ProvKabKota. Penilaian yang dilakukan menyangkut beberapa aspek antara lain aspek penguasaan kompetensi termasuk kepribadian, aspek kemampuan di bidang pengelolaan obat, aspek kesiapan institusi dan pengembangan diri. Dengan adanya penghargaan ini diharapkan dapat memberikan motivasi bagi instalasi farmasi lainnya yang belum mendapat penghargaan sehingga di kemudian hari akan berusaha lebih giat dalam meningkatkan kemampuan pribadi dan institusi instalasi farmasi. Nama Jabatan Dan Asal Instansi Penilaian Individu Penilaian Institusi Nilai Akhir Penguasan Kompetensi Kinerja Lola Obat Porto Folio Dra. Lusia Ang, Apt. Pengelola IF Provinsi Papua 40

33.63 12

88.75 86.57

Sri Winarni, S.Si., Apt., M.Kes. Ka. UPTD IF Kab. Sleman

38.50 35.16

8.5 90.07

84.53 Arwis, S.Si., M.M.Kes., Apt. Ka. UPTD IF Kab. Bulukumba

40.00 34.33

10.50 79.73

83.30 Tabel 3. Tenaga Kefarmasian Pengelola Obat Berprestasi Profil Kefarmasian dan Alat KesehatanTahun 2012 27

C. Peningkatan Pelayanan Kefarmasian

Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian telah melakukan berbagai upaya dalam rangka peningkatan mutu dan pelaksanaan pelayanan kefarmasian sesuai dengan Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 108 untuk melaksanakan pelayanan kefarmasian yang meliputi Rumah Sakit dan Puskesmas antara lain melaksanakan Percepatan Peningkatan Mutu Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Perawatan dan Pembekalan SDM IFRS dalam Rangka Pelayanan Farmasi Klinik di Rumah Sakit. Masing-masing kegiatan tersebut dilaksanakan di Wilayah Barat, Tengah dan Timur. Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian menetapkan strategi yaitu: 1. Peningkatan penerapan penggunaan obat yang rasional untuk mengefektifitaskan dan menurunkan biaya pengobatan utamanya program KIA, malaria, TB dan HIVAIDS, melalui: a Evaluasi, revisi dan implementasi pedoman-pedoman penggunaan obat rasional program KIA, Malaria, TB dan HIVAIDS. b Penggerakan penggunaan obat rasional dalam rangka efisiensi dan efektivitas biaya pengobatan di fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan. 2. Revitalisasi pelaksanaan pelayanan farmasi klinik, diperlukan langkah- langkah: a Revitalisasi pelaksanaan pelayanan farmasi klinik di rumah sakit dan komunitas. b Menempatkan dan meningkatkan peran Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian sebagai tenaga strategis di Rumah Sakit dan Puskesmas. Pelayanan kefarmasian di rumah sakit merupakan bagian integral yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi pada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat termasuk pelayanan farmasi klinik.