Penggunaan Obat Generik di Pelayanan Kesehatan Pemerintah

Profil Kefarmasian dan Alat KesehatanTahun 2012 15 Capaian rata-rata penggunaan obat generik di tahun 2012 sebesar 82,80 Mixed Rate dan persentase capaiannya terhadap target sebesar 118. Sedangkan di tahun 2011 persentase capaian terhadap target lebih tinggi yaitu sebesar 126 meskipun capaian rata-rata penggunaan obat generiknya lebih rendah dibandingkan tahun 2012, yaitu sebesar 81,59 Mixed Rate.

4. Realokasi Dana Alokasi Khusus Sub Bidang Pelayanan Kefarmasian

Tahun 2012 Jumlah KabupatenKota yang mendapat Dana Alokasi Khusus DAK pada tahun 2012 sebanyak 444 KabupatenKota yang tersebar di 31 provinsi. Ada dua Provinsi yang tidak mendapatkan Dana Alokasi Khusus yaitu Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Riau. Sesuai dengan Petunjuk Teknis tentang Dana Alokasi Khusus DAK Tahun 2012, KabupatenKota dapat mengajukan realokasi penggunaan Dana DAK untuk pembangunan baru, rehabilitasi bangunan dan pengadaan sarana dan prasarana Instalasi Farmasi apabila tingkat kecukupan obat esensial generik di Instalasi Farmasinya terpenuhi selama 18 bulan. Pada tahun 2012 diketahui jumlah kabupatenkota yang mengajukan permohonan Realokasi Dana Alokasi Khusus DAK tahun 2012 dari dana Penyediaan Obat dan Perbekkes ke menu Pembangunan BaruRehabilitasi IFK dan Pengadaan Sarana dan Prasarana IFK adalah sebanyak 70 kabupatenkota dari total 444 KabupatenKota yang mendapatkan alokasi tersebut atau setara 15,77. Adapun rincian peruntukkan realokasi DAK tahun 2012 adalah sebagai berikut: Bangun gudang : 10 Kabupatenkota Rehabilitasi dan Perluasan IF : 20 Kabupatenkota Sarana Penyimpanan : 40 Kabupatenkota Sarana Distribusi : 29 Kabupatenkota Sarana Pengaman : 23 Kabupatenkota Sarana Pengolah Data : 35 Kabupatenkota Sarana Komunikasi : 14 Kabupatenkota Profil Kefarmasian dan Alat KesehatanTahun 2012 16 Dari data tersebut diatas diketahui bahwa realokasi penggunaan dana DAK Tahun 2012 Sub Bidang Pelayanan Kefarmasian yang paling banyak diusulkan oleh kabupatenkota adalah untuk pengadaan sarana penyimpanan 57,14 dan sedangkan yang paling sedikit diusulkan adalah untuk pembangunan baru Instalasi Farmasi 14,29. Ada 4 KabupatenKota yang menggunakan realokasi DAK untuk pengadaan semua jenis sarana pendukung Instalasi Farmasi sekaligus yaitu Kabupaten Cirebon, Kabupaten Labuhan Batu, Kabupaten Subang, dan Kabupaten Bangka. Bila dilihat dari nilai anggarannya, maka pengadaan sarana pendukung Instalasi Farmasi menjadi prioritas kabupatenkota dalam melakukan realokasi penggunaan DAK tahun 2012, yaitu sebesar Rp. 22.824.351.533,- atau 9,47 dari alokasi total Rp. 240.889.071.000,- untuk 70 KabupatenKota yang mengajukan realokasi DAK, sedangkan untuk tujuan rehabilitasi dan perluasan instalasi farmasi adalah Rp. 14.920.013.237,- 6,19 dan untuk tujuan realokasi pembangunan baru Instalasi Farmasi adalah Rp. 11.708.603.990,- 4,86. Sisa dari total alokasi yang digunakan untuk Pengadaan Obat Generik di 63 KabupatenKota tersebut adalah Rp. 177.651.996.765,- 73,75. Jumlah kabupatenkota yang melaporkan realisasi penggunaan alokasi dana ini sampai dengan Triwulan IV tahun 2012 adalah sebanyak 284 kabupatenkota 64 dengan rata-rata penyerapan fisik 98 dan penyerapan keuangan 69. Rendahnya jumlah dan kualitas validitas laporan DAK yang masuk menyebabkan sulitnya dilakukan evaluasi secara menyeluruh akan pelaksanaan dan realisasi DAK tahun 2011 sehingga perlu dipertimbangkan adanya mekanisme reward and punishment bagi kabupatenkota yang akan diperhitungkan dalam formula perhitungan indeks teknis yang diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan pelaporan.

B. Pengelolaan Obat Publik Dan Perbekalan Kesehatan

Penerapan Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Otonomi daerah membawa implikasi terhadap organisasi kesehatan baik di tingkat Pusat, Provinsi, maupun KabupatenKota, dengan unit pelaksana teknis daerah UPTD Instalasi Farmasi di ProvinsiKabKota. Sejalan dengan misi