3. Masyarakat
“Masyarakat adalah sekumpulan orang atau kelomok manusia yang hidup bersama disuatu wilayah dengan tata cara berfikir dan bentuk
relatif sama yang membuat warga masyarakat itu menyadari diri mereka sebagai sutu kelompok”.
37
Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini,
telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar pendidikan sekolah. Dengan
demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas. Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam
masyarakat banyak sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertia-pengertian pengetahuan,
sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.
E. Kerangka Berpikir
Mata pelajaran Sosiologi diberikan pada tingkat pendidikan dasar sebagai bagian integral dari IPS, sedangkan pada tingkat pendidikan menengah
diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri. Sosiologi mempunyai dua pengertian dasar yaitu sebagai ilmu dan sebagai metode. Sebagai ilmu,
Sosiologi merupakan kumpulan pengetahuan tentang masyarakat dan kebudayaan yang disusun secara sistematis berdasarkan analisis berpikir
logis. Sebagai metode, Sosiologi adalah cara berpikir untuk mengungkapkan realitas sosial yang ada dalam masyarakat dengan prosedur dan teori yang
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Pembelajaran Sosiologi dimaksudkan untuk memberikan kompetensi
kepada peserta didik dalam memahami konsep-konsep Sosiologi seperti sosialisasi, interaksi sosial, kelompok sosial, struktur sosial, lembaga sosial,
perubahan sosial, dan konflik sampai pada terciptanya integrasi sosial.
37
H.M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan…,. h. 20
Selain itu, pembelajaran sosiologi dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan pemahaman fenomena kehidupan sehari-hari siswa. Materi
pelajaran mencakup konsep-konsep dasar, pendekatan, metode, dan teknik analisis dalam pengkajian berbagai fenomena dan permasalahan yang ditemui
dalam kehidupan nyata di masyarakat. Untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran sosiologi di sekolah,
sebagai alat ukurnya adalah dengan melihat hasil belajar sosiologi siswa. Pengajaran dikatakan berhasil jika pelajaran tahan lama dan dipergunakan
dalam kehidupan siswa. Jadi disini terdapat transfer belajar, yaitu pemindahan suatu hasil belajar dari suatu bidang studi kehidupan sehari-hari. Transfer
lebih sering terjadi pada siswa yang memiliki hasil belajar tinggi dan ini akan menimbulkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, nilai dan sikap. Adanya komponen pengetahuan dalam sikap memberikan pengertian
bahwa sikap seseorang dapat terbentuk karena adanya pengetahuan. Demikian pula halnya dengan pengetahuan Sosiologi, merupakan suatu
pengetahuan yang dapat menimbulkan perubahan pada sikap seseorang. Hal ini disebabkan karena di dalam pembelajaran Sosiologi mengandung suatu
harapan yang berguna bagi kehidupan siswa dan Sosiologi juga telah mempengaruhi kehidupan masyarakat.
Keadaan ini tidak mustahil terjadi pada siswa SMA karena pada tingkat usia ini mereka sedang mengalami pencarian jati diri. Melalui peningkatan
pengetahuan tentang kehidupan sosial akan mengembangkan sikap memahami dan menyesuaikan diri dilingkungan sosial.
Adapun hubungan antara hasil belajar Sosiologi dengan sikap siswa terhadap lingkungan sosial, salah satunya adalah siswa dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungan sosialnya, dimana suatu sikap yang dibentuk dan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan siswa terhadap lingkungan sosial yang
dapat diperolehnya melalui proses belajar sosiologi di sekolah. Adanya hasil belajar Sosiologi menunjukkan adanya perbedaan pengetahuan Sosiologi
pada siswa. Dimana hasil belajar sosiologi yang tinggi menimbulkan dugaan
adanya sikap yang positif terhadap lingkungan sosial, tetapi sebaliknya jika terdapat hasil belajar Sosiologi yang rendah akan menimbulkan suatu dugaan
adanya sikap yang negatif dalam siswa tersebut terhadap lingkungan sosial. Sehingga akan diteliti ada tidaknya hubungan antara hasil belajar sosiologi
dengan sikap siswa terhadap lingkungan sosial.
F. Hipotesis Penelitian