Macam-macam Perceraian SEKITAR MASALAH PERCERAIAN ISTERI NUSYUZ

adalah seperti baru diketahui bahwa pasangannya adalah saudara kandung maka perkawinan tersebut batal demi hukum.

C. Macam-macam Perceraian

Menurut hukum Islam putusnya hubungan perkawinan perceraian dapat terjadi karena talak, khulu’, syiqaq, fasakh, ta’lik talak, dzihar, ila’, li’an, tafwid dan riddah. Berikut akan penulis kemukakan secara ringkas macam-macam perceraian tersebut, yaitu: 1. Talak Talak terambil dari kata “ithlaq” yang menurut bahasa artinya melepaskan atau meninggalkan. Menurut istilah syara’ talak yaitu: melepaskan tali perkawinan dan mengakhiri hubungan suami isteri. Jadi talak itu ialah menghilangkan ikatan perkawinan sehingga setelah hilangnya ikatan perkawinan itu isteri tidak lagi halal bagi suaminya, dan ini terjadi dalam hal talak ba’in, sedangkan artinya mengurangi pelepasan ikatan perkawinan ialah berkurangnya hak talak bagi suami yang mengakibatkan berkurangnya jumlah talak yang menjadi hak suami dari tiga menjadi dua talak lagi, dari dua menjadi satu talak dan dari satu menjadi hilang hak talak itu, yaitu terjadi dalam talak raj’i. 32 2. Khulu’ 32 Abd. Rahman Ghazaly, Fiqih Munakahat, Jakarta: Kencana, 2003, cet.ke-2, h.192 Menurut bahasa, kata khulu’ berarti tebusan. Dan menurut istilah khulu’ berarti talak yang dicapkan isteri dengan mengembalikan mahar yang pernah dibayarkan suaminya. Artinya, tebusan itu dibayarkan oleh isteri kepada suami yang telah dibencinya, agar suaminya dapat menceraikannya. 33 Talak khulu’ atau talak tebus adalah bentuk perceraian atas persetujuan suami isteri, yang terjadi dengan jatuhnya talak satu dari suami kepada isterinya dengan tebusan harta atau uang dari pihak isteri yang menginginkan cerai dengan khulu’. Didalam khulu’ disyariatkan adanya ketidaksukaan isteri kepada suaminya. 34 Dasar pembolehan talak khulu’ terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 229: k ,-Al WL 4 m4n H oo +1 p4= q rs t : F2 T]u4 ] p Bv JC 4w ;_`4 L : H Y\= 4 ux 1 u y xz s4 { +Y2A v L : 4= 4 4w |v : .x  .   H L p4= Q}+t~ |v : •Y  .  , B24= .. ? .x ;T,-  •Y = ]. K+= € .F=-    , B24= .y  K 4 6 1 u . K .  , .F• 4 9 4= y L • - A_ iiaW Artinya: Talak yang dapat dirujuki dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang maruf atau menceraikan dengan cara yang baik. tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu dari yang Telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa keduanya suami isteri tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang 33 M. Abdul Ghoffar, EM, Fikih Keluarga, Jakarta: Pustaka Kautsar, 2006, cet.ke-5, h.289 34 M. Jawad Mughryah, Fiqih Lima Mazhab, Jakarta: Lentera, 2006, cet.ke-17, h.456 bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya. Itulah hukum- hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka Itulah orang-orang yang zalim. Al-Baqarah: 229 Khulu’ dapat dijatuhkan sewaktu-waktu baik isteri dalam keadaan suci ataupun tidak. Hal ini disebabkan karena khulu’ terjadi atas kehendak isteri. 3. Syiqaq Syiqaq adalah krisis memuncak yang terjadi antara suami isteri sedemikian rupa, sehingga antara suami dan isteri terjadi pertentangan pendapat dan pertengkaran, menjadi dua pihak yang tidak mungkin dipertemukan dan kedua belah pihak tidak dapat mengatasinya. 35 Syiqaq berarti perselisihan. Menurut istilah fiqih berarti perselisihan suami isteri yang diselesaikan dengan dua orang hakam, yaitu seorang hakam dari pihak suami dan seorang hakam dari pihak isteri. 36 Firman Allah SWT dalam surat An-Nisa’ ayat 35 L z+t~ 4† 4 A • W‡ s H ˆ.; 4= hx4. ] 01 € : y : hx4. ] 01 .‰ - y : L . V  Š4 ,-]‹ Wk Œ=  • .x 4‡+ L A LG23 gx -  T F. V W Artinya: Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, Maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan 35 Abdurrahman Ghazaly, Fiqh Munakahat., h.241 36 Slamet Abidin dan Aminuddin, Fiqh Munakahat 1, h. 187 perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.An-Nisaa’ : 35 4. Fasakh Fasakh berarti “mencabut” atau “menghapus” maksudnya adalah perceraian yang disebabkan oleh timbulnya hal-hal yang dianggap berat oleh suami atau isteri atau keduanya sehingga mereka tidak sanggup untuk melaksanakan kehidupan suami isteri dalam mencapai tujuannya. 37 Diantara alasan-alasan yang dapat diajukan dalam perkara fasakh ialah: a. Cacat atau penyakit; b. Suami tidak memberi nafkah; c. Meninggalkan tempat kediaman bersama; d. Menganiaya berat; e. Murtad; f. Salah satu pasangan melakukan zina. 38 Jadi fasakh berarti diputuskannya hubungan perkawinan atas permintaan salah satu pihak oleh hakim agama karena salah satu pihak menemui cela pada pihak lain atau merasa tertipu atas hal-hal yang belum diketahui sebelum berlangsungnya perkawinan. 39 37 Mukhtar, Asas-asas Hukum Islam, h. 212 38 Ibid., h.195 39 Sayuti Thalib, Hukum Kekeluargaan Indonesia, Jakarta: UIP, 1974, cet.ke-2, h.115 Perceraian dalam bentuk fasakh ini termasuk perceraian dengan proses pengadilan. Hakimlah yang memberi keputusan tentang kelangsungan perkawinan atau terjadinya perceraian, karena itu pihak penggugat dalam perkara fasakh ini haruslah mempunyai alat-alat bukti yang lengkap, yang dapat menimbulkan keyakinan bagi hakim yang mengadilinya. 5. Ta’lik Talak Arti ta’lik ialah “menggantungkan” dan jika dihubungkan dengan kata-kata talak menjadi “ta’lik talak” yang berarti suatu talak yang digantungkan jatuhnya kepada suatu hal yang memang mungkin terjadi, yang telah disebutkan lebih dahulu dalam suatu perjanjian atau telah diperjanjikan lebih dahulu. 40 Ta’lik talak ialah perjanjian yang diucapkan calon mempelai pria setelah akad nikah, yang dicantumkan dalam akta nikah berupa janji talak yang digantungkan kepada suatu keadaan tertentu yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang. 41 Ketentuan diperbolehkannya ta’lik talak ini tercantum dalam firman Allah Surat An-Nisa’ 4 ayat 128: WL P :m;n ]•4=G4\ 3 1 .‰ - •‘ _’ : U \s] B24= .. ? .x ;T,- „ L : .4 - “ .x„” s Š4=-‹ 6 2=-m“ ST; . T~•] 9: –Š_tz\ u2b’ 6 L 40 Sayuti Thalib, Hukum Kekeluargaan Indonesia, h. 106 41 Lihat Kompilasi Hukum Islam KHI pasal 1 dan 2 H ~ 4 H _—K4 ˜e p4= A eG23 .x e -.x 4 T `. UiW X Artinya: Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya, Maka tidak Mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik bagi mereka walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. dan jika kamu bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu dari nusyuz dan sikap tak acuh, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Q.S. An-Nisaa’ : 128 Maksud diadakannya ta’lik talak adalah suatu usaha dan upaya untuk melindungi isteri dari tindakan sewanang-wenang suaminya, dengan adanya sistem ta’lik talak maka nasib dan kedudukan isteri dapat diperbaiki jika suami menyia-nyiakannya, sehingga isteri dapat mengadukan kepada hakim agar perkawinannya diputus. Dan hakim dapat mengabulkan permohonannya sesudah terbukti kebenaran pengaduannya tersebut. 6. Dzihar, Ila’ dan Li’an Tiga macam perbuatan hukum Zihar, Ila’ dan Li’an, adalah perbuatan berupa kata atau sumpah yang tidak secara langsung berisi ungkapan yang menyatakan putusnya ikatan perkawinan tetapi oleh hukum dinyatakan berdampak memutuskannya. Zihar merupakan kebiasaan orang jahiliyah yang tidak lagi memfungsikan isteri sebagai isteri walaupun masih tetap diikat, seperti pernyataan “kamu seperti punggung ibuku” sambil memulai tidak menggaulinya lagi. Ketika Islam datang, Islam menyelamatkan kaum perempuan dari kezhaliman, zihar adalah perbuatan yang mungkar karena bukan berada pada tempatnya. Sesungguhnya isteri bukanlah ibu sehingga isteri menjadi haram digauli seperti kedudukan ibu haram dinikahi, Islam membatalkan hukum ini dan menjadikan zihar haram bagi perempuan sehingga suami yang mengucapkannya terkena kifarat. 42 Firman Allah SWT surat Al-Mujadilah ayat 2: š GA L  ‰ 4_ 1 01 ‰E œ 1 ˜•y ‰ z .‰19: H L ‰K .‰19: |v J A ‰ ] 4 6 ; ž L _ Y4 8 2`1 01 Ÿ; 4+ J ‘ 6 |e A _t.4 ¡J _t2P iW Artinya: Orang-orang yang menzhihar isterinya di antara kamu, menganggap isterinya sebagai ibunya, padahal tiadalah isteri mereka itu ibu mereka. ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. dan Sesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan suatu perkataan mungkar dan dusta. dan Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. Q.S. Al-Mujadillah: 2 Secara etimologi bahasa, kata Ila’ berarti melarang diri dengan menggunakan sumpah. Sedangkan menurut istilah terminologi, kata ila’ berarti sumpah untuk tidak mencampuri isteri dalam waktu empat bulan atau dengan tidak menyebutkan jangka waktunya. 43 Dr. Peunoh Daly dalam bukunya Hukum Perkawinan Islam menyatakan bahwa: Ila’ adalah sumpah suami untuk tidak mencampuri isterinya lebih dari 42 Kasmuri Selamet, Pedoman Mengayuh Rumah Tangga Panduan Perkawinan, Jakarta: Kalam Mulia, 1998, cet.ke-1, h.24 43 M. Abdul Ghoffar, EM., Fikih Keluarga, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006, cet.ke-5, h.289 empat bulan. Sumpah suami itu boleh dikaitkan dengan batas waktu empat bulan ataupun tidak dikaitkan dengan waktu yang seperti itu. Allah Ta’ala berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 226: š GA Œ L 4 1 ; ‰E œ W 4 . ;J :  ]— : H L p4= 4= L p4= A ¡J _t2P a Y J ii W Artinya: Kepada orang-orang yang meng-ilaa isterinya diberi tangguh empat bulan lamanya. Kemudian jika mereka kembali kepada isterinya, Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Q.S. Al-Baqarah:226 Adapun li’an adalah laknat, yaitu sumpah yang didalamnya terdapat pernyataan bersedia menerima laknat Allah SWT, apabila yang mengucapkan sumpah itu berdusta. Dalam hukum perkawinan, li’an merupakan perceraian yang terjadi akibat sumpah suami bahwa isterinya telah melakukan zina sedangkan dia tidak mampu mendatangkan empat orang saksi. 44 Sumpah li’an ini dapat mengakibatkan putusnya perkawinan antara suami dan isteri untuk selama- lamanya. Bersumpah untuk tidak menggauli isteri itu merupakan kebiasaan orang Arab jahiliyah dan yang demikian dimaksudkan untuk memutus hubungan perkawinan. Kebiasaan tersebut dilanjutkan dalam Islam namun dalam bentuk dan cara yang 44 Abdurrahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, h. 241 berbeda dengan yang berlaku sebelumnya. Dalam pandangan Islam Ila’ itu memang menyebabkan suami tidak boleh lagi menggauli isterinya, namun tidak dengan sendirinya memutus hubungan perkawinan. 45 Firman Allah SWT surat An-Nuur ayat 6 dan 7 : š GA L 1; ;‰.?{ +‘ : 4 ;¢£ . _— v ;‰¤ _t : . .‰ ’4= y , : R ;J : ¥{. ”2A ˜ Z x4 ¦§ G ¨“ W x 4 +© L : • 4 +Y,-  L LG23 1 š§ Y 4+ …W Artinya: 6. Dan orang-orang yang menuduh isterinya berzina, padahal mereka tidak ada mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, Maka persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah dengan nama Allah, Sesungguhnya dia adalah termasuk orang-orang yang benar. 7. Dan sumpah yang kelima: bahwa lanat Allah atasnya, jika dia termasuk orang-orang yang berdusta 7. Tafwidh Tafwidh talak artinya menyerahkan talak. Yakni seorang suami memberikan hak talak kepada isterinya. Syarat-syaratnya ditentukan oleh keduanya secara sukarela, jadi bukan hak talak yang bersifat mutlak. Apabila syarat-syarat yang telah ditentukan secara sukarela tersebut terpenuhi, maka isterinya mempunyai hak untuk menjatuhkan talak kepada suaminya, maka terjadilah talak. 46 45 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, h. 276 Firman Allah SWT dalam surat Al-Ahzab ayat 28: m7 c CG .F~?{ +‘ž\ L u z3 e  ,6 .4+ Y J .‰ z ª ‘ ¦ §4 . z4= u ,K 19: ˜•] ”T˜9: GŠ, T˜ ˆ2 4y iW Artinya: Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu: Jika kamu sekalian mengingini kehidupan dunia dan perhiasannya, Maka marilah supaya kuberikan kepadamu mutah dan Aku ceraikan kamu dengan cara yang baik. Q.S. Al-Ahzab:28 8. Riddah murtad Kata riddah merupakan isim masdar dari kata “ ” yang berarti mundur, kembali ke belakang. Sedangkan dari segi istilah adalah keluar dari agama Islam menjadi kafir, baik dengan niat, perkataan maupun perbuatan yang menyebabkan orang yang bersangkutan dikategorikan kufur. 47 Jadi riddah atau murtad ialah keluar dari agama Islam, baik pada agama lain ataupun tidak beragama. Di Indonesia, putusnya perkawinan karena murtadnya salah satu baik suami maupun isteri termasuk fasad atau batal demi hukum, dan pemutusannya dilakukan didepan sidang Pengadilan Agama, oleh karena itu riddahnya seseorang yang dinyatakan bukan didepan sidang Pengadilan Agama dianggap tidak sah. 48

D. Prosedur Perceraian