Masa Kesultanan Banten 1526-1816 Masa Pemerintahan Hindia Belanda 1816-1942

BAB IV PENYELESAIAN PERCERAIAN ISTERI NUSYUZ

DI PENGADILAN AGAMA SERANG A. Gambaran Umum Pengadilan Agama Serang

1. Sejarah dan Dasar Hukum Pembentukan Pengadilan Agama Serang

Sejarah dan dasar hukum pembentukan Pengadilan Agama Serang sedikitnya dapat dibagi menjadi empat masa penting sebagai berikut : 1. Masa Kesultanan Banten 1526-1816, 2. Masa Pemerintahan Hindia Belanda 1816-1942, 3. Masa Pendudukan Balatentara Jepang 1942-1945, dan 4. Masa Kemerdekaan 1945-sekarang. 77

A. Masa Kesultanan Banten 1526-1816

Sejalan dengan laju perkembangan umat Islam, Pengadilan Agama pun tumbuh dan berkembang menjadi lembaga yang tidak hanya mengurus perkara- perkara yang berhubungan dengan perkara pribadi saja al-Ahwalusy Syahsiyah , akan tetapi hukum perdata dalam arti luas dan juga mengurus hukum pidana jinayah. Tegasnya, Pengadilan Agama merupakan Peradilan Umum bagi Umat Islam pada waktu itu dan hukum Islam merupakan hukum yang hidup di tengah-tengah masyarakat. 78 77 Data ini diambil dari Arsip Pengadilan Agama Serang pada tanggal 10 Januari 2009 78 Ibid Sementara itu di Banten, Peradilan Agama muncul berbarengan dengan berdirinya Kesultanan Banten pada pertengahan paro pertama dalam abad XVI, atau tepatnya tahun 1526. Pada masa Maulana Hasanudin memegang kekuasaan tahun 1552-1570, pengaruh hukum Hindu warisan Kerajaan Sunda Pajajaran dalam pemerintahan sudah tidak berbekas lagi, sebab di Banten hanya dikenal satu lembaga pengadilan al-Qadha yang dipimpin oleh Qadhi sebagai Hakim tunggal, atau menurut keterangan lain didampingi oleh ‘Alim ‘Ulama sebagai Anggota Majelis. Lembaga pengadilan itu dikenal juga sebagai “Pengadilan Surambi”. Disebut demikian, karena sidang-sidangnya dilakukan di serambi masjid. 79

B. Masa Pemerintahan Hindia Belanda 1816-1942

Pemerintah Hindia Belanda dengan suatu Keputusan Raja Belanda Konninklijk Besluit atau KB yaitu Raja Willem III No. 24 tanggal 19 Januari 1882 yang dimuat dalam Staatsblaad 1882 No.152, membentuk Pengadilan Agama di Jawa dan Madura Bepaling Betreffende de Priesteraaden op Java en Madura . Badan peradilan ini disebut Priesteraaden yang kemudian lazim disebut “Raad Agama” atau “Rapat Agama” dan terakhir disebut “Pengadilan Agama”. 80 79 Ibid 80 Ibid

C. Masa Pendudukan Balatentara Jepang 1942-1945