C. Masa Pendudukan Balatentara Jepang 1942-1945
Pemerintah Balatentara Jepang  mengeluarkan  Undang-Undang Nomor 14 Tahun  1942  yang  menetapkan  bahwa  susunan  peradilan  sipil  di  Jawa  dan
Madura  masih  tetap  berlaku  sebagaimana  sebelumnya,  hanya  saja  nama- namanya  disesuaikan  dengan  nama  dan  sebutan  dalam  bahasa  Jepang  untuk
nama  kedudukan  para  pejabat  dan  nama  kantor,  sementara  fungsi  dan wewenangnya  tetap  sama  dengan  masa  kolonial  Belanda.  Dalam  Pasal  3,
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1942  itu menyebutkan bahwa untuk sementara waktu Gun Sei Hooin Pengadilan Balatentara terdiri atas :
a. Tito Hooin Pengadilan Negeri,
b. Keizai Hooin Hakim Polisi,
c. Ken Hooin Pengadilan Kabupaten,
d. Gun Hooin  Pengadilan KewedanaanDistrik,
e. Kiaikoyo Kootoo Hooin  Mahkamah Islam Tinggi,
f. Sooryo Hooin Rapat Agama.
81
D. Masa Kemerdekaan 1945-sekarang
Dalam  perkembangan  berikutnya,  untuk  memenuhi  ketentuan  dalam pasal  24  Undang-Undang  Dasar  1945,  pada  tahun  1964  Pemerintah
mengeluarkan  Undang-Undang  Nomor  19  Tahun  1964  tentang  Ketentuan- ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman yang kemudian diganti dan disempurnakan
81
ibid
dengan  Undang-Undang  Nomor  14  Tahun  1970.  Pasal  10  Undang-Undang Nomor  14  Tahun  1970  itu  menentukan  kekuasaan  kehakiman  dilaksanakan
oleh empat lingkungan peradilan, yaitu : a.
Peradilan Umum, b.
Peradilan Agama, c.
Peradilan Militer, dan d.
Peradilan Tata Usaha Negara.
82
Kemudian  pada  tanggal  2  Januari  1974,  Pemerintah  mensahkan  dan mengundangkan  Undang-Undang  Nomor  1  Tahun  1974  tentang  Perkawinan
yang  mengatur  yuridiksi  Pengadilan  Agama.  Adapun  peraturan  pelaksananya diundangkan  melalui  Peraturan  Pemerintah  Nomor  9  Tahun  1975  tentang
Pelaksanaan  Undang-Undang  Nomor  1  Tahun  1974.  Dalam  pasal  68  ayat 1  Undang-Undang  Nomor  1  Tahun  1974  itu,  dinyatakan  bahwa  yang
dimaksud pengadilan dalam Undang-Undang ini adalah : a.
Pengadilan Agama bagi mereka yang beragama Islam, dan b.
Pengadilan Umum bagi yang lainnya.
83
2. Letak Geografis dan Wilayah Hukum Pengadilan Agama Serang
Pengadilan Agama Serang terhitung mulai tanggal 1 April 1998 sampai sekarang telah  menempati gedung  baru  yang terletak di Jalan  Raya Petir  Km. 03 Cipocok
82
Ibid
83
Ibid
Jaya  Serang, dengan  Kabupaten  Serang  sebagai  wilayah  hukumnya.  Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik  Kabupaten Serang tahun 2002,
Kabupaten Serang mempunyai luas wilayah 172.403,75 Ha atau 188.716 Km
2
, yang  menurut  penggunaannya  dipakai  untuk  lahan  pertanian  seluas  135.162,65  Ha
78 , perkantoran 4.058,25 Ha perumahan dan pemukiman seluas 22.670,50 Ha 13 , Industri seluas 7.971,55 Ha 5 , dan lain-lain seluas 2.540,80 Ha 4 .
84
Secara  astronomis,  Kabupaten  Serang  terletak  antara  105 7’-106
22’  Bujur Timur  dan  5
50
’
-  6 21’  Lintang  Selatan,  Sedangkan  secara  geografis,  Kabupaten
Serang memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara
:  berbatasan dengan Laut Jawa, Sebelah Timur  :  berbatasan dengan Kabupaten Tangerang,
Sebelah Selatan   :  berbatasan dengan Kabupaten Lebak dan Pandeglang, Sebelah Barat
:  berbatasan dengan Kota Cilegon dan Selat Sunda. Selain meliputi wilayah Kabupaten Serang, pada awalnya wilayah hukum
Pengadilan Agama Serang  juga  meliputi wilayah  Kota Cilegon. Namun  sejak diresmikannya Pengadilan Agama Cilegon oleh Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam
dan Penyelenggaraan Haji BIPH Departemen Agama RI pada tanggal 26 Maret 2003, berdasarkan  Keputusan  Presiden  RI  No.  62.  Tahun  2002 tentang  Pembentukan  12
Pengadilan Agama termasuk Pengadilan Agama Cilegon, maka kemudian wilayah hukum
84
Ibid
Pengadilan Agama Serang hanya mencakup wilayah Kabupaten Serang saja. Sedangkan wilayah Kota Cilegon menjadi wilayah hukum Pengadilan Agama Cilegon.
85
B. Data Perceraian Istri Nusyuz
Dalam  penelitian  yang  penulis  lakukan  di  Pengadilan  Agama  Serang  bahwa perkara perdata kekeluargaan yang banyak ditangani adalah masalah perceraian
dibandingkan  dengan  masalah  perdata  lain.  Masalah  perceraian  yang  banyak diajukan oleh para pencari keadilan dari tahun ketahun adalah perkara cerai gugat.
Untuk mengetahui  seberapa  banyak kasus-kasus  perceraian  yang diajukan ke pengadilan  Agama  yang  dalam  hal  ini  lebih  dikonsentrasikan  dilingkungan
Pengadilan  Agama  Serang.  Penulis  telah  mengambil  dari  beberapa  putusan perkara perceraian yang ada di Pengadilan Agama Serang mulai dari tahun 2006
sampai tahun 2008. Yang  menjadi  catatan  disini  adalah  data  yang  diambil  hanyalah  perkara
perceraian  yang  masuk  ke  Pengadilan  Agama  Serang  dan  tidak  termasuk didalamnya perkara  yang  lainnya,  seperti: waris,  izin poligami, pembagian  harta
bersama, dan lain-lain. Mengenai  banyaknya  perkara  perceraian  yang  masuk  di  pengadilan  Agama
Serang  dalam  rentang  waktu  dari  tahun  2006  sampai  tahun  2008  dapat  dilihat tabel berikut ini.
85
Ibid
Tabel 1 DAFTAR PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA SERANG
TAHUN 2006
86
No Bulan
Cerai Talak Cerai Gugat
Jumlah
1 Januari
8 20
28
2 Februari
9 17
26
3 Maret
10 17
27
4 April
12 16
28
5 Mei
6 24
30
6 Juni
13 14
27
7 Juli
4 20
24
8 Agustus
5 23
28
9 September
12 14
26
10  Oktober 7
14 21
11  November 88
12 20
12  Desember 7
20 27
Jumlah 101
211 312
Dari  tabel  diatas  dapat  diketahui  bahwa  selama  rentang  waktu  1  satu  tahun yaitu  tahun  2006,  permohonan  cerai  cerai  talak  yang  masuk  ke  Pengadilan
Agama Serang sebanyak 101 perkara, sedangkan gugatan cerai cerai gugat yang masuk sebanyak 211 perkara.
87
Dalam  penelitian  ini,  penulis  ingin  membandingkan  tingkat  kenaikan  perkara gugatan  cerai  dan  permohonan  talak  dari  tahun  ketahun  yang  masuk  ke
Pengadilan  Agama  Serang  karena  hal  inilah  yang  menjadi  salah  satu  latar belakang penulis hanya mengambil perkara perceraian saja.
86
Data ini diambil dari arsip Pengadilan Agama Serang yang terjadi pada tahun 2006
87
Ibid
Tabel 2 DAFTAR PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA SERANG
TAHUN  2007
88
No Bulan
Cerai Talak Cerai Gugat
Jumlah
1 Januari
43
2 Februari
42
3 Maret
54
4 April
29
5 Mei
35
6 Juni
39
7 Juli
50
8 Agustus
44
9 September
52
10  Oktober 32
11  November 41
12  Desember
39 Jumlah
500
Dari  tabel  diatas  dapat  diketahui  bahwa pada tahun 2007 jumlah permohonan talak  cerai  talak  yang  masuk  ke  Pengadilan  Agama  Serang  sebanyak  151
perkara, sedangkan perkara gugatan perceraian cerai gugat adalah sebanyak 349 perkara  dan  semua  perkara  tersebut  telah  diputus  di  Pengadilan  Agama  Serang
serta telah berkekuatan hukum tetap.
89
Seperti  yang  tercantum  dalam  tabel  diatas  bahwa  perkara  gugatan  cerai  pada tahun  2007  juga  memang  lebih  banyak  terjadi  dibandingkan  dengan  permohonan
talak sebagaimana perkara gugatan cerai yang terjadi pada tahun 2006.
88
Data ini diambil dari arsip Pengadilan Agama Serang yang terjadi pada tahun 2007
89
Ibid
Selain  perbandingan  gugatan  cerai  yang  memang  lebih  banyak  terjadi  dari pada  perkara  cerai  talak,  kita  juga  dapat  melihat  perbandingan gugatan cerai dari
tahun  2006 dan tahun 2007 yang mengalami peningkatan jumlah perkara gugatan cerai  tahun  2006  sebanyak  101  perkara  dan  tahun  2007  sebanyak  151  perkara.
Begitu  juga  permohonan  talak  mengalami  peningkatan  dari  tahun  2006  sebanyak 211 perkara dan tahun 2007 sebanyak 349 perkara.
90
C. Putusan perceraian Istri Nusyuz