1. Latar Belakang Keluarga
Sungguh  pengaruh  lingkungan,  terutama  lingkungan  keluarga  amatlah dominan  dalam  pertumbuhan  dan  perkembangan  seorang  anak  manusia,  baik
perkembangan fisik maupun psikisnya.  Lingkungan  keluarga dimana  seorang  itu tinggal,  terutama  pada  masa  kecilnya  akan  sangat  berpengaruh  dan  mewarnai
kehidupannya  kelak  saat  dewasa,  apakah  kelak  saat  dewasa,  apakah  kelak  ia berada  dalam  keadaan  jalan  yang  lurus  dan  benar  ataukah  ia  berada  dalam
keadaan sesat, yaitu jalan yang dibenci Sang Khaliq pemilik kehidupan. Ada pepatah  Sunda  mengatakan:  “uyah  tara  tees  ka  luhur”  garam  tidak
pernah  menetas  ke  atas.  Hal  ini  mengutarakan  bahwa  apa  dan  bagaimanapun seorang anak itu, jadi cermin bahwa demikianlah orang tuanya. Dengan kata lain,
sifat, sikap dan  karakter seseorang merupakan  hasil pengaruh dari orang tua dan keluarganya, baik secara genetika maupun akibat terkondisi oleh lingkungannya.
Beruntunglah  H.  Rachmat  Yasin,  ia  memiliki  orang  tua  dan  lingkungan yang baik, yang mampu memberikan warna kebaikan pada kehidupannya. Betapa
tidak,  buah  pernikahan  KH.  Muhammad  Yasin  dengan  Hj.  Nuryati  ini  didik kedalam  lingkungan  yang  agamis  dan  menjungjung  tinggi  kebenaran  serta
akhlakul  karimah.  Ayahandanya  adalah  seorang  pendidik,  ia  berprofesi  sebagai ‘Guru Madrasah’, yang mengabdikan diri sebagai seorang penyeru untuk kejayaan
ummat.  Dimana  keluarganya,  terutama  sang  ayahanda  telah  menciptakan  sebuah kondisi  lingkungan  yang  ideal  bagi  pertumbuhan  dan  perkembangan  putra-
putrinya. Meski ia telah menjadi anggota DPRD tetapi profesi sejati sebagai guru Tsanawiyah Sunanul Huda tak pernah dilepasnya.
Di samping berprofesi sebagai seorang ‘guru’, KH. Muhammad Yasin pun menggeluti  dunia  politik  praktis.  Dimana  beliau  merupakan  aktivis  Partai
Nahdlatul  ‘Ulama,  yang  kemudian  bergabung  dengan  PPP  setelah  terjadi  fusi partai-partai  politik.  Selanjutnya  ia  menjadi  sesepuh  pada  Partai  Persatuan
Pembangunan Kabupaten Bogor. Beliau sempat duduk sebagi wakil rakyat selama 3 tiga periode di DPRD  Kabupaten Bogor dan 1 satu periode di DPRD Kota
Bogor. Aktivis dalam dunia politik sang ayah, menjadi stimulus yang membangun
minat  dan  talenta  seseorang  H.  Rachmat  Yasin  dalam  dunia  pergerakan  dan politik  yang  digelutinya  semenjak  remaja  hingga  sekarang,  sehingga  ia  dikenal
luas  oleh  masyarakat  Kabupaten  Bogor  sebagai  seorang  politisi  muda  yang mumpuni dan menjanjikan.
Sementara  itu  sang  ibunda  tercinta  Hj.  Nuryati,  satu-satunya  orang  tua kandung  yang  masih  hidup  ayahandanya  telah  lama  wafat,  disamping  menjadi
pembimbing  ruhani  dan  pengayom  bagi  putra-putrinya,  ia  masih  tetap  aktif membina  dan  membimbing  masyarakat,  terutama  kaum  hawa.  Saat  ini  ia
mengelola  Majlis  Ta’lim  Nur  Yasin,  yang  sengaja  didirikan  oleh  H.  Rachmat Yasin  di  komplek  tempat  tinggalnya,  untuk  menjadi  ladang  amal  soleh  bagi
ibunda tercinta.
47
47
S. Ramilus, Perjalanan Anak Guru Madrasah Menuju Kursi Bupati Bogor, 2008
a Keturunan ‘Ulama dan Pejuang
Sementara  itu  kakeknya,  KH.  Muhammad  Syarifuddin,  merupakan seorang  ‘ulama  dan  pejuang  kemerdekaan  yang  memiliki  hubungan  keluarga
dengan  ‘Kadaung’.  Yaitu  sebuah  kampung  yang  terletak  disebuah  Kacamatan Cigudeg, tepatnya di Desa Rengasjajar. Dimana pada masa lalu kampung tersebut
merupakan pusat penyebaran agama Islam dan basis perjuangan merebut banyak lahir  para  ‘Ulama  dan  basis  perjuangan  merebut  kemerdekaan,  khususnya  di
Bogor  Barat.  Dari  kampung  tersebut  banyak  lahir  para  ‘Ulama  besar  dan kharismatik,  yang  merupakan  keluarga  KH.  Muhammad  Syarifuddin.
Diantaranya:  KH.  Muhammad  Istichori  Abdurrahman  Kiyai  Ape  dan  KH. Muhammad Bashri Mama Bashri Kadaung.
Kiprah H. Rachmat Yasin dalam menegakkan Syiar Islam tidaklah pernah surut.  Semenjak  mudanya  beliau  sangat  gigih  membela  Aqidah  Ahlussunah  wal
Jamaa’ah. Ia  senantiasa berada pada barisan terdepan dalam memberantas ajaran dan  aliran  sesat.  karena  mengalir  darah  sang  kakek.  Sehingga  pada  saat  ummat
Islam  membubarkan  Jama’ah  Ahmadiyah  di  Kemang  Bogor  pada  tahun  2006 yang lalu, ia berada pada barisan terdepan, tanpa rasa takut terkena lemparan batu
yang  saat  itu  beterbangan.    Pembelaannya  terhadap  agama  Islam  dari  penistaan dan  penodaan  oleh  Ahmadiyah  itu,  menyebabkan  ia  digugat  ke  Pengadilan  dan
Komnas HAM. Perhatian  KH.  Muhammad  Syarifuddin  terhadap  kemajuan  ummat
sangatlah  besar,  ia  tidaklah  hanya  sekedar  membina  ‘agama’  masyarakat  saja. Namun  beliau  bergerak  dan  membina  ‘ekonomi  masyarakat.  Beliau  adalah
penggagas  dan  pendiri  PKKB  Pusat  Koperasi  Keluarga  Bogor,  yang  saat  ini gedungnya  dijadikan  kantor  Dekopinda  Kabupaten  Bogor.  Adapun  tanah  lokasi
gedung tersebut berdiri, merupakan hibah dari beliau, untuk kepentingan gerakan Koperasi dan kesejahteraan masyarakat Bogor.
b Keluarga
Perjuangan  seorang  H.  Rachmat Yasin dalam meniti pahit  getir dan  suka dukanya  kehidupan,  hingga  meraih  kesuksesan,  hal  ini  merupakan  sebuah
gambaran  bahwa  dibelakangnya  pasti  ada  orang  yang  mampu  mendorong, memotivasi  dan  manjadi  inspirasi  dalam  berjuang  dan  menjalani  kehidupan
dengan  segala  rintangan  yang  menyertainya.  Orang  bijak  mengatakan  “Dibalik kesuksesan  seorang  laki-laki,  pastilah  ada  seorang  perempuan  tangguh  yang
mendampinginya”. Dia adalah ibunda dan istri tercinta.
48
Selain sang ibunda, dan perempuan tangguh dibalik suksesnya H. Rachmat Yasin, adalah seorang  istri  yang  setia,  Hj. Elly  Halimah.  Ia lahir dan dibesarkan
sebagai  ‘anak  kalong’,  ayahandanya  adalah  seorang  yang  berlatar  belakang militer,  dari  kesatuan  Corp  Polisi  Militer  CPM.  Buah  kesabaran  dan
ketangguhan perempuan kelahiran Bogor ini dalam mendampingi, menjadi tempat berkeluh kesah dan pelipur lara serta tempat bertukar pikiran sang suami tercinta,
menuai hasil yang sepadan. Usai jalan terjal dan berbatu pasti akan ada jalan lurus penuh  bunga-bunga  mekar  dan  wangi.  Allah  telah  mengangkat  derajat  dan
melimpahi  dengan  keberkahan  hidup  bagi  mereka.  Dari  pernikahannya,  mereka
48
Wawancara pribadi dengan RY. Bogor 8 Januari 2009
dikarunia tiga 3 orang putri,  yang semuanya perempuan. Mereka adalah Amira Eka Pratiwi, Salma Isni Ramadhani dan Naura Tri Kamilla.
Bagi anak-anaknya, ia tetaplah ayah yang melimpahi mereka dengan kasih sayang  dan  perhatian.  Sesibuk  apapun dan  setinggi  jabatan  yang  diembannya,  ia
tetap memberikan atensi bagi perkembangan sang buah hati. Ia menyadari bahwa keluarga merupakan asal darimana  ia  harus memulai langkah sebuah kemuskilan
baginya, mampu membina masyarakat  yang berakhlak dan  harmonis, sebelum ia mampu membina dan membentuk keluarganya sendiri.
49
2. Latar Belakang Pendidikan