Latar Belakang Keluarga Riwayat Hidup Drs. H. Rachmat Yasin, MM

1. Latar Belakang Keluarga

Sungguh pengaruh lingkungan, terutama lingkungan keluarga amatlah dominan dalam pertumbuhan dan perkembangan seorang anak manusia, baik perkembangan fisik maupun psikisnya. Lingkungan keluarga dimana seorang itu tinggal, terutama pada masa kecilnya akan sangat berpengaruh dan mewarnai kehidupannya kelak saat dewasa, apakah kelak saat dewasa, apakah kelak ia berada dalam keadaan jalan yang lurus dan benar ataukah ia berada dalam keadaan sesat, yaitu jalan yang dibenci Sang Khaliq pemilik kehidupan. Ada pepatah Sunda mengatakan: “uyah tara tees ka luhur” garam tidak pernah menetas ke atas. Hal ini mengutarakan bahwa apa dan bagaimanapun seorang anak itu, jadi cermin bahwa demikianlah orang tuanya. Dengan kata lain, sifat, sikap dan karakter seseorang merupakan hasil pengaruh dari orang tua dan keluarganya, baik secara genetika maupun akibat terkondisi oleh lingkungannya. Beruntunglah H. Rachmat Yasin, ia memiliki orang tua dan lingkungan yang baik, yang mampu memberikan warna kebaikan pada kehidupannya. Betapa tidak, buah pernikahan KH. Muhammad Yasin dengan Hj. Nuryati ini didik kedalam lingkungan yang agamis dan menjungjung tinggi kebenaran serta akhlakul karimah. Ayahandanya adalah seorang pendidik, ia berprofesi sebagai ‘Guru Madrasah’, yang mengabdikan diri sebagai seorang penyeru untuk kejayaan ummat. Dimana keluarganya, terutama sang ayahanda telah menciptakan sebuah kondisi lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan putra- putrinya. Meski ia telah menjadi anggota DPRD tetapi profesi sejati sebagai guru Tsanawiyah Sunanul Huda tak pernah dilepasnya. Di samping berprofesi sebagai seorang ‘guru’, KH. Muhammad Yasin pun menggeluti dunia politik praktis. Dimana beliau merupakan aktivis Partai Nahdlatul ‘Ulama, yang kemudian bergabung dengan PPP setelah terjadi fusi partai-partai politik. Selanjutnya ia menjadi sesepuh pada Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Bogor. Beliau sempat duduk sebagi wakil rakyat selama 3 tiga periode di DPRD Kabupaten Bogor dan 1 satu periode di DPRD Kota Bogor. Aktivis dalam dunia politik sang ayah, menjadi stimulus yang membangun minat dan talenta seseorang H. Rachmat Yasin dalam dunia pergerakan dan politik yang digelutinya semenjak remaja hingga sekarang, sehingga ia dikenal luas oleh masyarakat Kabupaten Bogor sebagai seorang politisi muda yang mumpuni dan menjanjikan. Sementara itu sang ibunda tercinta Hj. Nuryati, satu-satunya orang tua kandung yang masih hidup ayahandanya telah lama wafat, disamping menjadi pembimbing ruhani dan pengayom bagi putra-putrinya, ia masih tetap aktif membina dan membimbing masyarakat, terutama kaum hawa. Saat ini ia mengelola Majlis Ta’lim Nur Yasin, yang sengaja didirikan oleh H. Rachmat Yasin di komplek tempat tinggalnya, untuk menjadi ladang amal soleh bagi ibunda tercinta. 47 47 S. Ramilus, Perjalanan Anak Guru Madrasah Menuju Kursi Bupati Bogor, 2008 a Keturunan ‘Ulama dan Pejuang Sementara itu kakeknya, KH. Muhammad Syarifuddin, merupakan seorang ‘ulama dan pejuang kemerdekaan yang memiliki hubungan keluarga dengan ‘Kadaung’. Yaitu sebuah kampung yang terletak disebuah Kacamatan Cigudeg, tepatnya di Desa Rengasjajar. Dimana pada masa lalu kampung tersebut merupakan pusat penyebaran agama Islam dan basis perjuangan merebut banyak lahir para ‘Ulama dan basis perjuangan merebut kemerdekaan, khususnya di Bogor Barat. Dari kampung tersebut banyak lahir para ‘Ulama besar dan kharismatik, yang merupakan keluarga KH. Muhammad Syarifuddin. Diantaranya: KH. Muhammad Istichori Abdurrahman Kiyai Ape dan KH. Muhammad Bashri Mama Bashri Kadaung. Kiprah H. Rachmat Yasin dalam menegakkan Syiar Islam tidaklah pernah surut. Semenjak mudanya beliau sangat gigih membela Aqidah Ahlussunah wal Jamaa’ah. Ia senantiasa berada pada barisan terdepan dalam memberantas ajaran dan aliran sesat. karena mengalir darah sang kakek. Sehingga pada saat ummat Islam membubarkan Jama’ah Ahmadiyah di Kemang Bogor pada tahun 2006 yang lalu, ia berada pada barisan terdepan, tanpa rasa takut terkena lemparan batu yang saat itu beterbangan. Pembelaannya terhadap agama Islam dari penistaan dan penodaan oleh Ahmadiyah itu, menyebabkan ia digugat ke Pengadilan dan Komnas HAM. Perhatian KH. Muhammad Syarifuddin terhadap kemajuan ummat sangatlah besar, ia tidaklah hanya sekedar membina ‘agama’ masyarakat saja. Namun beliau bergerak dan membina ‘ekonomi masyarakat. Beliau adalah penggagas dan pendiri PKKB Pusat Koperasi Keluarga Bogor, yang saat ini gedungnya dijadikan kantor Dekopinda Kabupaten Bogor. Adapun tanah lokasi gedung tersebut berdiri, merupakan hibah dari beliau, untuk kepentingan gerakan Koperasi dan kesejahteraan masyarakat Bogor. b Keluarga Perjuangan seorang H. Rachmat Yasin dalam meniti pahit getir dan suka dukanya kehidupan, hingga meraih kesuksesan, hal ini merupakan sebuah gambaran bahwa dibelakangnya pasti ada orang yang mampu mendorong, memotivasi dan manjadi inspirasi dalam berjuang dan menjalani kehidupan dengan segala rintangan yang menyertainya. Orang bijak mengatakan “Dibalik kesuksesan seorang laki-laki, pastilah ada seorang perempuan tangguh yang mendampinginya”. Dia adalah ibunda dan istri tercinta. 48 Selain sang ibunda, dan perempuan tangguh dibalik suksesnya H. Rachmat Yasin, adalah seorang istri yang setia, Hj. Elly Halimah. Ia lahir dan dibesarkan sebagai ‘anak kalong’, ayahandanya adalah seorang yang berlatar belakang militer, dari kesatuan Corp Polisi Militer CPM. Buah kesabaran dan ketangguhan perempuan kelahiran Bogor ini dalam mendampingi, menjadi tempat berkeluh kesah dan pelipur lara serta tempat bertukar pikiran sang suami tercinta, menuai hasil yang sepadan. Usai jalan terjal dan berbatu pasti akan ada jalan lurus penuh bunga-bunga mekar dan wangi. Allah telah mengangkat derajat dan melimpahi dengan keberkahan hidup bagi mereka. Dari pernikahannya, mereka 48 Wawancara pribadi dengan RY. Bogor 8 Januari 2009 dikarunia tiga 3 orang putri, yang semuanya perempuan. Mereka adalah Amira Eka Pratiwi, Salma Isni Ramadhani dan Naura Tri Kamilla. Bagi anak-anaknya, ia tetaplah ayah yang melimpahi mereka dengan kasih sayang dan perhatian. Sesibuk apapun dan setinggi jabatan yang diembannya, ia tetap memberikan atensi bagi perkembangan sang buah hati. Ia menyadari bahwa keluarga merupakan asal darimana ia harus memulai langkah sebuah kemuskilan baginya, mampu membina masyarakat yang berakhlak dan harmonis, sebelum ia mampu membina dan membentuk keluarganya sendiri. 49

2. Latar Belakang Pendidikan