C. Konsep Dakwah Politik Drs. H. Rachmat Yasin, MM Menuju Kursi Bupati Bogor
1. Konsep Dakwah
Falsafah hidup seseorang akan sangat berpengaruh terhadap segala perbuatan, tingkah laku pola pikir dan tujuan hidup. Termasuk batasan halal dan
haram. Apabila ia memiliki pandangan bahwa hidup hanyalah sekadar untuk kehidupan itu sendiri. Ia tidak akan memperdulikan tata nilai ilahiah maupun
sosial. Baginya yang terpenting adalah bagaimana menyelamatkan dan
memanjakan hidupnya dengan segala kesenangan sesaat. Lain halnya dengan orang yang memandang bahwa hidup adalah untuk mengabdi pada Allah Swt. Ia
akan menjaga aspek kehidupannya agar tidak melanggar apa-apa yang digariskan oleh Sang Khaliq Pemilik Kehidupan. Maka segenap pikir, sikap dan perilaku
hanya untuk keridhaan Allah semata. Banyak hal dalam kehidupan seorang H. Rachmat Yasin yang dapat kita
petik sebagai pelajaran berharga dan teladan. Dalam pergaulan dengan sesama. Antara lain :
Hidup Merupakan Ladang Amal Sholeh Sebagai seorang yang memiliki pengetahuan Agama Islam, ia adalah
seorang Muslim yang senantiasa berupaya mengamalkan segala apa yang menjadi pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari. Keyakinan bahwa segala langkah
dan perbuatan dalam hidup harus dipertanggung jawabkan kelak dihadapan Allah Swt. Melahirkan komitmen yang kuat dalam dirinya.
Keyakinan bahwa apapun yang kita kerjakan adalah amal sholeh dan ibadah kepada Allah Swt. Selama itu senantiasa berupaya berbuat kebajikan,
menjaga pergaulan, bersikap amanah atas kepercayaan yang diembannya serta melaksanakan segala aspek kewajiban terhadap tuhannya meupun kewajiban
terhadap keluarga, msayarakat, bangsa dan Negara.ia yakin bahwa selama pemikiran, langkah dan perjuangannya adalah dalam rangka menggapai ridho
Allah, merupakan amal ibadah dan menjadi amal sholeh yang akan dipetik hasilnya kelak.
Prinsip hidup bahwa kebesaran dan kesuksesan seseorang itu pasti ada jasa orang lain yang menyokong diraihnya hal tersebut. Dalam kaitan ini, H Rachmat
Yasin mengistilahkannya dengan bahasa “Sawah Sakotak Digarap Kulobaan”. Hal ini mengandung makna, bahwa sukses dan keberhasilannya mencapai posisi
apapun adalah berkat peran serta kawan-kawan yang kadang berjuang tak kenal waktu dan tanpa pamih, kolega dan masyarakat luas. Masyarakatlha yang mejadi
sababiah keberhasilannya. Masyarakatlah yang menghantarkan dia menuju gerbang kesuksesan, sehingga saat ini menjadi top leader di Kabupaten Bogor.
Sebagai politisi sejati, pandangan dan keyakinan demikian melahirkan sebuah sikap dan perbuatan yang mengedepankan kepentingan masyarakat
banyak. Ia senantiasa berada pada garda terdepan dalam membela kepentingan masyarakatnya, baik diminta maupun tidak diminta. Kesadaran akan hal itu
menjadikannya senantiasa menyisihkan sebagian rizki yang diperolehnya untuk kepentingan dan membantu masyarakat. Terutama untuk kegiatan-kegiatan dan
sarana milik ummat Islam. Seringkali ia merasa menyesal manakala ada
permintaan bantuan dari warganya, namun saat itu dia sedang tidak memiliki kemampuan untuk menolong dan mengabulkan permintaan tersebut. Namun
apapun kondisinya, ia senantiasa berupaya agar tamu yang berkunjung dapat dibekali ongkos transport.
55
Kemudian. Ia juga mengisitilahkan sebuah pandangan hidup lain, yang merupakan nasihat ninik mamaknya adalah “Sangu di Imah Kudu Ngeunah di
Dahar Kusemah”. Falsafah ini mengandung makna yang dalam, antara lain: tamu itu adalah sebuah rahmat yang dikirimkan oleh Allah ke rumah kita. Kemudian,
dalam memberikan pelayanan kepada tamu bukan hanya sekedar memberikan jamuan yang istimewa, namun yang terpenting adalah bagaimana kita dan seisi
rumah menerima dan menyambut mereka. Jamuan bukanlah segalanya, tetapi sikap dan tindak tanduknya lebih utama, sikap “someah” harus senantiasa
ditujukan kepada siapapun yang datang berkunjung. Tidak membeda-bedakan antara kaya dan miskin, pejabat maupun rakyat. Semua harus diperlakukan
dengan ramah tamah, disertai sikap bijaksana. Sikap demikian diimplementasikannya dalam kehidupan keseharian.
Sehingga tidaklah aneh jika kediamannya senantiasa ramai dikunjungi tamu. Mereka berasal dari berbagai latar belakang dan strata social, yang datang dari
berbagai pelosok daerah dikabupaten Bogor. Tamu yang hadir mengalir dari pagi sampai larut malam, bahkan terkadang ia harus rela tersita waktu istirahatnya
guna menemani tamu yang berkunjung dini hari.
55
S. Ramilus, Perjalanan Anak Guru Madrasah Menuju Kursi Bupati Bogor, 2008
2. Konsep Politik