sungguh dapat dijadikan patokan dalam proses penyampaiannya tentunya harus pula memperhatikan situasi dan kondisi objek dakwah madu serta kemampuan
juru dakwah. Hukum dakwah dalam kaitannya politik pemerintah dapat dikategorikan
kedalam hukum dakwah yang bersifat wajib kifayah, sebab tidak semua orang yang memiliki kemampuan dalam bidang politik dan pemerintahan. Dengan
menjadi dai ibarat sebatang lilin yang menyala, menerangi orang lain tetapi ia sendiri terbakar meleleh. Idealnya, jadilah seorang dai seperti matahari yang
dapat menerangi manusia sehingga memberikan manfaatnya kepada orang lain.
4. Prinsip-Prinsip Dakwah
Prinsip mengandung pengertian dasar atau asas kebenaran yang menjadi pokok pada dasarnya berfikir, bertindak dan sebagainya. Pada esensinya dakwah
adalah meletakkan prinsipnya kepada al-Quran dan al-Hadist. Dakwah dapat diartikan sebagai suatu proses yang berkesinambungan maksudnya suatu proses
yang bukan isidensial, melainkan benar-benar direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara terus-menerus oleh para pengembang dakwah dalam rangka
mengubah perilaku sasaran dakwah sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah dirumuskan.
23
Pada dasarnya prinsip dakwah yaitu amar maruf nahyi munkar, meskipun demikian tidak menjadikan dakwah sebagai suatu yang mudah untuk dilakukan,
tanpa mengindahkan tata cara yang sopan dan santun sebagaimana yang
23
Didin Hafidhuddin, Dakwah Faktual Jakarta: Gema Insani Press,2001,h.77.
dicontohkan Rasulullah Saw karena dakwah adalah merupakan kewajiban terhadap setiap muslim tanpa memandang asal golongan maupun sosial dari objek
dakwahnya. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka ada beberapa hal yang perlu kita
perhatikan secara seksama agar dakwah dapat dilaksanakan dengan baik dan menyejukan pendengar madu berdasarkan M. Munir yang terdapat dalam buku
Metode Dakwah
24
yang memuat prinsip-prinsip dakwah yang menyejukkan yakni sebagai berikut :
Pertama , mencari titik temu atau sisi kesamaan. Apabila diamati pola
dakwah Rasulullah Saw. Sebelum tiba masanya hijrah, tidak pernah menyeru umatnya sendiri atau ahli kitab sebutan orang-orang kafir, musrik atau munafik.
Melainkan dengan seruan yang sama dengan dirinya yakni yaa ayyuhan naas wahai manusia atau ya qaumii wahai kaumku. Bahkan untuk orang-orang yang
munafik, sebelum jatuhnya kota mekkah Nabi Muhammad SAW mempergunakan panggilan yaa ayyuhal ladziina aamanu wahai orang-orang yang beriman, dan
sama sekali tidak pernah mengungkapkan secara terang-terangan kemunafikan mereka dengan panggilan yaa ayyuhal munafiqun wahai-orang-orang yang
munafik. Kedua,
menggembirakan sebelum menakut-nakuti. Sudah menjadi fitrah manusia menyukai hal-hal yang menyenangkan dan membenci kepada yang
menakutkan, maka selayaknya bagi para dai untuk memulai dakwahnya dengan
24
M. Munir, Metode Dakwah.h.50-58
memberi harapan yang menarik dan menggembirakan sebelum memberikan ancaman. Rasulullah Saw berada dalam hadist yang diriwayatkan muslim
Serulah manusia Berilah kabar gembira dan janganlah membuat orang lari. Seorang da’i seharusnya terlebih dahulu memberikan targhib kabar
gembira sebelum tarhib ancaman. Contohnya memberi tahu keutaman menjalankan shalat pada waktunya sebelum memberi peringatan besarnya dosa
meninggalkan shalat. Kabar gembira dan ancaman memang sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dalam berdakwah, karena targhib memberikan motivasi untuk
menumbuhkan harapan dan optimisme seseorang. Sedangkan tarhib memberikan perenungan dan penyadaran kepada sesesorang untuk kembali kepada Jalan Allah
Swt. Ketiga,
memudahkan tidak mempersulit, Rasulullah Saw selalu menerapkan metode yang mempermudah tidak mempersulit, karena pada
dasarnya Allah Swt menyukai yang mudah dan tidak mempersulit seperti yang terdapat dalam Q.S. Al-Baqarah: 185
a• GBZe
cva a
GH _ T‚ -
M MG N
AGa- D P -
- ƒ
TM- s „ h5
+_ …c† -
Q d
s „ h5 +_
J]P Z Y C
i D hdT
sf :aP _
mˆ €‰
IŠ V‹ˆ €7S Za
};EKŒ b•Ž
k ?
Artinya: Beberapa hari yang ditentukan itu ialah bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan permulaan Al Quran sebagai petunjuk bagi
manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dan yang batil. Karena itu, barang siapa di antara
kamu hadir di negeri tempat tinggalnya di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam
perjalanan lalu ia berbuka, maka wajiblah baginya berpuasa, sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah
menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah
kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.
Q.S. Al-Baqarah: 185 Keempat,
memperhatikan psikologi madu. mengingat bermacam-macam tipe manusia yang dihadapi dai dan berbagai jenis antara dia dengan mereka serta
kondisi psikologis mereka. Setiap dai yang mengharapkan sejuk dalam aktivitas dakwahnya harus memperhatikan kondisi psikologis madu. hal ini menjadi
penting, mengingat tidak semua pokok persoalan yang dihadapi seseorang dapat diselesaikan dengan metode penyampaian yang sama.
Lebih lanjut Faizhah dan dan Lalu Muchsin Effendi dalam bukunya Psikologi Dakwah
25
menjelaskan bahwa agar dakwah menjadi efektif, msyarakat dakwah khususnya para dai harus memahami prinsip dakwah yang sesuai dengan
kenyataan dakwah dilapangan, yakni sebagai berikut: 1. Berdakwah itu harus dimulai kepada diri sendiri Ibda binafsik dan kemudian
menjadikan keluarganya sebagai contoh bagi masyarakat, sebagaimana firman Allah Swt yang terdapat dalam Q.S At-Tahrim: 6
H,V z•
m ~I
G - Z~
+_Sc b€Q D +_SP
h D A
Q h
Z~ .M
MG 1
• a3
H,+6 • ‘HTS’• -
“.J| ‘ ”
I EF
i •† Z I
- +pZh
- D i ZZa€
- i .xTy T
?
25
Faizhah dan Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah Jakarta: Prenada Media, 2006,h.x-xii
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. Q.S At-
Tahrim: 6 2. Secara mental, dai harus siap menjadi pewaris para nabi yakni mewarisi
perjuangan yang beresiko seperti para nabi juga harus mengalami kesulitan ketika berdakwah kepada kaumnya meski sudah dilengkapi dengan mujizat.
3. Dai juga harus menydari bahwa masyarakat membutuhkan waktu untuk dapat memahami pesan dakwah, oleh karena itu dakwah pun harus memperhatikan
tahapan-tahapan sebagaimana dahulu Nabi Muhammad Saw harus melalui tahapan periode Mekkah dan Madinah.
4. Dai juga harus menyelami alam fikiran masyarakat sehingga kebenaran Islam bisa disampaikan dengan menggunakan logika masyarakat. Sebagaimana
pesan Rasul : Khatib an asala qadri uqulihim dalam menghadapi kesulitan, dai harus bersabar, jangan bersedih atas kearifan masyarakat dan jangan
terbelenggu dalam tipu daya setan, karena sudah menjadi sunatullah bahwa setiap pembawa kebenaran pasti akan dilawan oleh orang kafir, bahkan setiap
nabi pun harus mengalami diusir oleh kaumnya. Seorang dai harus bisa mengajak, sedangkan yang memberi petunjuk adalah Allah Swt.
5. Citra positif dakwah akan sangat melancarkan komunikasi dakwah, sebaliknya citra buruk dakwah akan membuat semua aktivitas dakwah menjadi kontra
produktif. Citra positif bisa dibangun dengan kesungguhan dan konsisten dalam waktu yang lama, tetapi citra buruk dapat terbangun hanya karena oleh
satu kesalahan fatal. Dalam hal ini, terbangun seketika hanya oleh satu kesalahan fatal. Dalam hal ini, keberhasilan membangun komunitas Islam,
meski kecil akan sangat efektif untuk dakwah. 6. Dai harus memperhatikan tertib urutan pusat perhatian dakwah, yaitu prioritas
pertama berdakwah sehubungan dengan hal-hal yang bersifat universal. Yakni Al-Khair
adalah kebaikan universal yang datangnya secara normatif dari tuhan, seperti keadilan dan kejujuran, sedangkan al-maruf adalah sesuatu
yang secara sosial dipandang sebagai kepantasan.
B. Konsep Politik Islam 1. Pengertian Politik
Politik diambil dari kata polis dalam bahasa Yunani Kuno yang artinya Kota atau city kota dalam bahasa itu adalah Negara yang berkuasa, menurut
istilah sekarang.
26
Kata politik berasal dari bahasa Inggris yaitu politia yang menunjukan sifat pribadi atau perbuatan, secara leksikal, kata asal tersebut berarti
acting or judging wisely, well judged, prudent.
27
Politik secara lughah, berasal dari kata sasa,yasuusu,siyasatan yang berarti mengurus kepentingan seseorang.
Pengarang kamus al-Muhits mengatakan bahwa, Sustu ar-raiyata siyasatan atau Berarti saya memerintahnya dan melarangnya.
28
Dalam soal ini didapatkan kata Arab yang telah dipakai dalam bahasa Indonesia dalam arti sama siasat. Dalam
26
Fuad. Muhd. Fachruddin, Pemikiran Politik Islam,h.1
27
Abd. Muin Salim, Konsepsi Politik dalam Al-Quran Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994.h.34
28
Abdul Qadim Zallum, Pemikiran Politik Islam.,h.11