Faktor Kepentingan Faktor Penghambat Serah Terima Aset Pasar Tradisional Kota

63 dan Pasar bintaro saat ini masih terikat kontrak dan dikelola 1 tahun lagi dengan PT. Andika mas. 61

2. Faktor Kepentingan

Faktor kepentingan yaitu sebab karena adanya persaingan kepentingan yang dirasakan. 62 Dalam hal ini kepentingan yang dirasakan adalah pengelolaan potensi ekonomi dari aset yang belum di serahkan yaitu pengelolaan keenam aset pasar tradisional yang dianggap berpotensi menyumbang pendapatan asli daerah PAD yang cukup besar. Karena sampai saat ini belum diserahkan ke Pemkot Tangerang Selatan, pengelolaan pasar-pasar tersebut masih di bawah pengelolaan pihak Kabupaten Tangerang dalam hal ini yang bertanggung jawab dalam pengelolaan adalah PD. Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang. Untuk pengelolaan keamanan dan juga perizinan-perizinan lain PD.Pasar yang mengatur itu. Sedangkan untuk kebersihan pihak kabupaten tidak menarik retribusi untuk sampah di pasar-pasar tersebut. Pendapatan yang masuk ke Kabupaten yaitu retribusi-retribusi pasar karena PD.Pasar dibawah naungan Kabupaten Tangerang. “Pengelolaan pasar-pasar tersebut masih di bawah pengelolaan pihak kabupaten tangerang, yang bertanggung jawab untuk mengelola adalah PD. Pasar Niaga Kerta Raharja. Untuk pengelolaan keamanan juga itu masih di kelola oleh pihak pd pasar, dan juga perizinan-perizinan lain juga pd pasar yang mengatur itu. sedangkan untuk kebersihan sepertinya pihak kabupaten tidak menarik retribusi untuk sampah di pasar-pasar itu. Hanya retribusi-retribusi pasar yang masuk ke Kabupaten Tangerang karena pd pasar dibawah naungan Kabupaten yang di Perda ttg PD.Pasar sudah mengatur demikian.” 63 Berikut adalah pendapatan PD.Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang dari tahun 2005-2013 yang ditampilkan dalam tabel IV.II. 61 Notulensi rapat tentang perkembangan serah terima aset pasar tradisional pada 4 Juni 2014 di DPPKAD Tangerang Selatan. 62 Kristiyono, Konflik Dalam Penegasan Batas Daerah, h. 56. 63 Wawancara langsung dengan Sutono Kasubid Inventarisasi Aset Daerah Kabupaten Tangerang pada 19 Agustus 2014. 64 Tabel IV.III Pendapatan, Biaya, dan Laba Rugi PD. Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang Tahun 2005-2013 No Tahun Pendapatan Rp Biaya Rp LabaRugi Rp 1 2005 2.064.252.368 2.861.391.084 -797.138.716 2 2006 2.195.710.425 3.088.456.160 -892.745.735 3 2007 2.580.373.542 2.885.341.374 -304.967.805 4 2008 2.507.725.780 3.117.404.153 -609.678.373 5 2009 4.121.828.244 3.948.491.182 173.337.062 6 2010 4.378.465.017 3.493.356.578 885.108.439 7 2011 5.108.721.548 3.776.310.179 1.332.411.369 8 2012 5.204.408.868 4.000.172.254 1.204.236.623 9 2013 5.112.000.000 4.200.000.000 912.000.000 Sumber: PD. Pasar Niaga Kerta Raharja Keterangan: data sementara Dari tabel diatas terlihat bahwa sebelum tahun 2009 PD.Pasar selalu mengalami kerugian dan mulai mendapatkan keuntungan dari tahun 2009 sampai sekarang. Humas PD.Pasar Nurachman mengatakan bahwa keenam pasar tradisional di Tangerang Selatan mempunyai peranan yang besar dalam meningkatkan pendapatan PD.Pasar. Hal ini karena pasar-pasar tersebut mempunyai penghasilan yang lebih besar dibandingkan dengan seluruh pasar yang di kelola oleh PD.Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang. “Iya mengenai pendapatan lebih besar betul. Keenam pasar yang ada di kota tangsel memang pendapatannya lebih besar diantara 22 pasar yang ada di bawah pengelolaan pd. pasar kabupaten.” 64 Selaras dengan pernyataan tersebut, Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Tangerang yang membidangi Aset Daerah Muhlis mengatakan, sampai saat ini bupati tidak pernah mengusulkan penyerahan aset Pasar Ciputat, Pasar Jombang dan Pasar Serpong kepada DPRD jadi tidak mungkin ada penyerahan aset pasar ke Pemkot Tangerang Selatan. Menurutnya sampai saat ini ketiga pasar tersebut 64 Wawancara langsung dengan Nurachman Humas PD.Pasar Niaga Kerta Raharja pada 19 Seotember 2014. 65 masih dianggap penyumbang Pendapatan Asli Daerah PAD Kabupaten Tangerang terbesar dibanding pasar-pasar yang tersebar di Kabupaten Tangerang. Jadi, kemungkinan besar Bupati belum akan menyerahkan aset pasar tersebut. 65 Di lain pihak, Sekretaris Komisi B DPRD Tangerang Selatan Abdul Kohar mengatakan, pasar tradisional cukup signifikan untuk menambah PAD Pendapatan Asli Daerah karena mempunyai pendapatan yang cukup besar. 66 Selaras dengan ini Kepala Kantor Penanaman Modal Daerah KPMD Kota Tangsel Oting Ruhiyat mengatakan, jika pasar diserahkan sebagai aset BUMD Kota Tangerang Selatan, untuk pendapatan sewa kiosnya saja bisa mencapai Rp.1,9 M, belum lagi aset berupa los, sewa kaki lima, kebersihan dan keamanan, serta parkiran yang ada di dalam pasar, potensi pendapatannya bisa sangat menguntungkan jika pengelolaannya bisa dilaksanakan langsung oleh pihak Tangerang Selatan. 67

3. Faktor nilai