Faktor Struktural Faktor Penghambat Serah Terima Aset Pasar Tradisional Kota

58 hubungan antar manusia dan 5. faktor data. 54 Dalam penelitian ini peneliti menemukan beberapa faktor yang menyenyebabkan permasalahan dalam serah terima aset daerah khususnya aset pasar tradisional di Tangerang Selatan.

1. Faktor Struktural

Faktor struktural yaitu sebab-sebab yang berkaitan dengan kekuasaan, wewenang formal, kebijakan umum baik dalam bentuk peraturan perundang- undangan maupun kebijaan formal lainnya, dan juga persoalan geografis dan faktor sejarah. 55 Peneliti menemukan penyebab permasalahan yang menjadi perdebatan berasal dari peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di kedua pemerintahan dan wewenang formal dari BUMD PD.Pasar. Pertama, undang-undang pembentukan daerah yaitu Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008 sebagai Undang-Undang pembentukan Kota Tangerang Selatan dan Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 25 Tahun 2004 sebagai peraturan tentang Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja. Pemerintah Kota Tangerang Selatan mendesak Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk menuntaskan persoalan aset sesuai dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008, menurutnya mangacu kepada undang-undang pemekaran Tangerang Selatan sudah jelas batas waktunya yaitu selambat-lambatnya 5 tahun. 56 Dalam Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan disebutkan dalam pasal 13 bahwa Bupati Tangerang 54 Nanang Kristiyono, “Konflik Dalam Penegasan Batas Daerah antara Kota Magelang dengan Kabupaten Magelang; Analisis terhadap Faktor- faktor Penyebab dan Dampaknya,” Tesis S2 Magister Ilmu Politik, Universitas Dipinegoro Semarang, 2008, h. 56. 55 Ibid., h. 56. 56 “Airin Minta Aset, Zaki Butuh Proses,” Satelit News, 4 September 2013 diakses dari http:satelitnews.co.id?p=22160 59 diharuskan melaksanakan penyerahan aset kepada Pemerintah Kota Tangerang Selatan sebagai hak daerah otonomi baru hasil pemekaran selambat-lambatnya 5 tahun. Aset yang dimaksud termasuk Badan Usaha Milik Daerah BUMD Kabupaten Tangerang yang kedudukan, kegiatan, dan lokasinya berada di Kota Tangerang Selatan. Undang-Undang tersebut dijadikan landasan pihak Kota Tangerang selatan untuk menuntut agar serah terima aset pasar tradisional yang termasuk dalam Badan Usaha Milik Daerah BUMD segera dilaksanakan karena sampai saat ini sudah lebih dari 5 tahun aset tersebut belum juga di serahkan. Pihak Kabupaten Tangerang mengacu kepada Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja. Tempat kedudukan dan wilayah kerja PD.Pasar Niaga Kerta Raharja di jelaskan dalam pasal 3 dan pasal 4, tempat kedudukan dalam pasal 3 disebutkan Perusahaan Daerah berkedudukan di Daerah. Wilayah kerja disebutkan dalam pasal 4, sebagai berikut: Untuk menyelenggarakan kegiatan dan usaha perusahaan Daerah memiliki wilayah kerja yang meliputi seluruh Daerah. Perusahaan Daerah dapat menyelenggarakan kegiatan dan usaha diluar wilayah kerja yang ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perusahaan Daerah melakukan kegiatan secara otonom dan mandiri termasuk dengan pihak-pihak yang berkeinginan untuk kerjasama sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dijelaskan dalam pasal 9 bahwa perusahaan ini mempunyai modal dasar meliputi tanah, bangunan fasilitas penunjang pasar, alat perlengkapan kantor, barang berharga lainnya dan bagi hasil dari kerjasama pembangunan pasar dengan 60 pihak ketiga berikut fasilitas penunjang lainnya yang saat ini dikelola danatau dipergunakan oleh Unit Pelaksana Teknis Pasar Kabupaten Tangerang senilai Rp. 29.057.205.900,- dua puluh sembilan milyar lima puluh tujuh juta dua ratus lima ribu Sembilan ratus rupiah yang merupakan aset yang dipisahkan dari kekayaan daerah. Ditambah modal dasar yang berupa tagihan terhadap pihak ketiga hasil kerjasama sebesar Rp. 1.428.986.400,- satu milyar empat ratus dua puluh delapan juta sembilan ratus delapan puluh enam ribu empat ratus rupiah. Modal dasar perusahaan daerah tersebut dapat ditambah atau dikurangi dengan melalui peraturan daerah. Sehingga pemerintah Kabupaten Tangerang dalam serah terima aset pasar ini banyak pertimbangan dan data yang harus dikumpulkan dan di selesaikan terlebih dahulu baru kemudian diajukan kepada DPRD untuk perumusan peraturah daerah mengenai serah terima aset-aset tersebut. “Kami belum menyerahkan sepenuhnya aset pasar kepada pemkot tangsel karena sebelum pemekaran, pengelolaan pasar diatur pd pasar yang berpedoman kepada permendagri 152 tahun 2004 tentang pengelolaan barang milik daerah. Dimana semuanya diatur disitu, sehingga tahun 2004 keluar perda nomor 25 tentang pd pasar niaga kerta raharja kabupaten tangerang. Oleh karena itu dalam penyerahannya berbeda dengan aset yang dikuasaidigunakan langsung oleh pemda seperti aset gedung pemerintahan gedung-gedung, kantor dan dinas-dinas, tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, jaringan dan irigasi. Sehingga dalam serah terima aset pasar ini banyak pertimbangan dan data yang harus dikumpulkan dan di selesaikan terlebih dahulu baru kemudian diajukan kepada DPRD untuk dikeluarkannya perda. Disamping itu juga ada beberapa pasar tersebut masih terikat kontrak dengan pihak ketiga, yaitu pd pasar terikat kontrak dengan pihak swasta.” 57 Humas PD.Pasar Nurachman juga mengatakan bahwa sebenarnya PD.Pasar sebagai BUMD tidak serta merta harus diserahkan kepada Kota Tangerang Selatan, melainkan dapat melakukan kerja sama. Karena hal ini sesuai dengan lembar penjelasan pasal 13 Undang-Undang Nomor 51 Tentang 57 Wawancara langsung dengan Sutono Kasubid Inventarisasi Aset Daerah Kabupaten Tangerang pada 19 Agustus 2014. 61 Pembentukan Kota Tangerang Selatan yang menjelaskan bahwa BUMD yang pelayanankegiatan operasionalnya mencakup kabupaten induk dan kota baru, pemerintah daerah yang bersangkutan dapat melakukan kerja sama. “Nanti coba mas buka undang-undang 51 tahun 2008 itu pasar 13 tolong dibuka lembar penjelasannya, disitu ada kalimat bumd dapat melakukan ekspansi atau bekerja sama dengan daerah baru dalam hal ini tangsel gitu. Jadi ngga serta merta kita diwajibkan untuk menyerahkan gitu aja sebenarnya, sebetulnya kita bekerja sama dengan tangsel untuk retribusinya bisa. Cuma ya gitu deh sampe sekarang masih jadi perdebatan. ” 58 PD.Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang sebagai pengelola juga masih ada keterkaitan dengan pihak ketiga yaitu kerjasama dengan pihak swasta. Pihak Kabupaten Tangerang beranggapan bahwa bukan pihak kabupaten tidak mau menyerahkan aset pasar yang berada di Tangerang Selatan, akan tetapi PD.Pasar Kabupaten Tangerang masih mempunyai kontrak dengan pihak swasta. Yang sedang Pemerintah Kabupaten lakukan saat ini adalah mereview ulang kontrak tersebut agar diselesaikan oleh PD.Pasar secepatnya. Begitu kontrak selesai dengan PD.Pasar Kabupaten Tangerang, semua itu akan diserahkan kepada Kota Tangerang Selatan. Dalam penyerahan aset seperti pasar tradisional agar tidak melanggar aturan dan menyerahkannya bersih tanpa ada masalah lagi dengan pihak ketiga. “Mengenai aset, aset pasar dan pdam. Pak bukan kami tidak mau menyerahkan, tidak. Pd pasar kabupaten tangerang itu punya kontrak dengan pihak swasta, yang sedang kami lakukan saat ini adalah mereview ulang kontrak tersebut agar diselesaikan oleh pd pasar secepat-cepatnya pak. Begitu kontrak itu selesai dengan pd pasar kabupaten tangerang itu semuanya akan kita serahkan kepada kota tangerang selatan, ngga ada yang di pegang-pegang itu ngga ada niatan kita mau pegang-pegang aset yang ada di kota tangerang selatan, tidak. Sekali lagi saya ulangi pak untuk pd pasar dalam waktu dekat akan kita serahkan dengan catatan kontrak-kontrak yang ada dengan pd pasar kabupaten tangerang itu sudah selesai semua nih tuntas kontraknya. Dalam penyerahan aset seperti pasar 58 Wawancara langsung dengan Nurachman Humas PD.Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang pada 19 September 2014. 62 tradisional agar tidak melanggar aturan dan menyerahkannya bersih tanpa ada masalah lagi dengan pihak ketiga. ” 59 Pihak Kabupaten Tangerang akan memutus kontrak tiga pasar di Kota Tangerang Selatan itu dengan pihak ketiga sebelum diserahkan. Terlebih, Pemkab Tangerang saat ini tengah melakukan evaluasi pasar tradisional yang ada di wilayah Kabupaten Tangerang. Nantinya, seluruh pasar tradisional diurus sendiri oleh pihak kabupaten, tidak lagi bekerjasama dengan pihak ketiga atau swasta. Tidak ada niatan Kabupaten mau menahan aset yang ada di Kota Tangerang Selatan. Untuk aset pasar dalam waktu dekat akan diserahkan dengan catatan kontrak-kontrak yang ada dengan PD.Pasar Kabupaten Tangerang itu sudah selesai semua kontraknya. Jadi kedepannya tidak ada masalah hukum perdata, gugat menggugat antara pengelola baru dengan pengelola lama dengan PD.Pasar Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan, hal seperti itu yang ingin hindari. “Untuk itu kami akan memutus kontrak tiga pasar di Kota Tangsel itu dengan pihak ketiga sebelum diserahkan. Terlebih, Pemkab Tangerang saat ini tengah melakukan evaluasi pasar tradisional yang ada di wilayah Kabupaten Tangerang. Nantinya, seluruh pasar tradisional diurus sendiri oleh pihak kabupaten, tidak lagi bekerjasama dengan pihak ketiga atau swasta. Jadi kedepannya tidak ada masalah hukum perdata gugat menggugat antara pengelola baru dengan pengelola lama dengan pd pasar kabupaten tangerang dan pemkot tangerang selatan itu yang kita hindari. ” 60 Pasar yang masih terikat kontrak dengan swasta adalah Pasar Serpong saat ini masih terikat kontrak dan dikelola oleh PT. Bina Sarana untuk 5 tahun kedua 59 Keterangan Ahmed Zaki Iskandar dalam acara fun bike dan talk show interaktif “Pemimpin Muda Membangun Tangerang pada 11 Mei 2014. 60 Keterangan Ahmed Zaki Iskandar dalam acara fun bike dan talk show interaktif “Pemimpin Muda Membangun Tangerang pada 11 Mei 2014. 63 dan Pasar bintaro saat ini masih terikat kontrak dan dikelola 1 tahun lagi dengan PT. Andika mas. 61

2. Faktor Kepentingan