4. Analisis Data
Penelitian hukum normatif yang menelaah data sekunder menyajikan data berikut dengan analisisnya.
27
Metode analisis data yang dilakukan adalah dengan metode kualitatif dengan penarikan kesimpulan secara deduktif .
Metode penarikan kesimpulan pada dasarnya ada dua, yaitu metode penarikan kesimpulan secara deduktif dan induktif. Metode penarikan kesimpulan secara
deduktif adalah suatu proposisi umum yang kebenarannya telah diketahui dan berakhir pada suatu kesimpulan pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
28
Metode penarikan kesimpulan secara induktif adalah proses berawal dari proposisi-proposisi khusus sebagai hasil pengamatan dan berakhir pada
kesimpulan pengetahuan baru berupa asas umum.
G. Sistematika Penulisan
Sitematika penulisan skripsi ini dibagi dalam beberapa tahapan yang disebut dengan bab, dimana pada masing-masing bab diuraikan permasalahannya
secara tersendiri, namun masih dalam konteks yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Secara sistematis penulis menempatkan materi pembahasan
keseluruhan ke dalam 5 lima bab yang terperinci sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Pada bab ini penulis menggambarkan hal-hal yang bersifat umum,
yang diikuti dengan alasan pemilihan judul, kemudian dilanjutkan dengan permasalahan, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian
27
Soerjono Soekanto, Op.Cit, hlm.69
28
Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2007, hlm.11.
Universitas Sumatera Utara
penulisan, tinjauan kepustakaan dan metode penulisan. Bab ini ditutup dengan memberikan sistematika dari penulisan skripsi.
BAB II INFORMASI
YANG WAJIB
DISEDIAKAN DAN
DIUMUMKAN BPOM BERDASARKAN UU NO. 14 TAHUN 2008
Dalam bab ini penulis membahas mengenai jenis-jenis Informasi Publik dan pengaturan keterbukaan informasi publik berdasarkan
Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
BAB III KEWAJIBAN KOMISI INFORMASI SEBAGAI BADAN
PENYELESAIAN SENGKETA ATAS INFORMASI YANG DIBERIKAN BPOM
Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai Transparansi Kinerja Komisi Informasi, mekanisme pelayanan Komisi
Informasi, Sengketa Informasi, Penyelesaian Sengketa Informasi Publik serta Komisi Informasi Publik sebagai Badan Penyelesaian
Sengketa Atas Informasi yang diberikan BPOM BAB IV
AKIBAT HUKUM DARI PENYELESAIAN SENGKETA OLEH KOMISI INFORMASI ATAS INFORMASI YANG DIBERIKAN
BPOM TERKAIT KESELAMATAN KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI SUATU PRODUK
Pada bab ini penulis ingin menulis mengenai perlindungan konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk, hak konsumen atas
Informasi, penyelesaian sengketa oleh Komisi Informasi, serta
Universitas Sumatera Utara
akibat hukum dari penyelesaian sengketa oleh Komisi Informasi atas Informasi yang diberikan BPOM terkait keselamatn konsumen.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini penulis akan menyimpulkan mengenai rangkuman dari apa yang telah ditulis skripsi ini serta saran- saran yang akan
penulis kemukakan atas masalah yang dibahas.
Universitas Sumatera Utara
BAB II INFORMASI YANG WAJIB DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN BPOM
BERDASARKAN UU NO. 14 TAHUN 2008
Badan publik adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan Negara,
yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, danatau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau
organisasi nonpemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara danatau Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah, sumbangan masyarakat, danatau luar negeri.
29
Badan publik tidak boleh menetapkan prosedur yang rumit, lama dan mahal bagi setiap orang yang ingin memperoleh informasi publik. Untuk itu,
badan publik harus membuat sistem layanan informasi bagi publik, agar publik dapat mengaksesnya secara cepat, murah, dan sederhana.
30
Badan publik harus menyediakan informasi dasar, tanpa perlu menunggu ada permintaan. Penyediakan informasi ini bersifat wajib. Selain itu, ada
informasi yang wajib disediakan secara serta-merta, yaitu informasi yang penting diketahui publik segera dan kalau tidak akan membahayakan publik.
31
Yang termasuk informasi jenis ini adalah informasi peringatan bencana, peringatan penyakit, dan sebagainya. Di samping informasi yang harus disediakan
secara proaktif, ada informasi yang harus disediakan berdasarkan permintaan. Jika
29
Pasal 1 Angka 3 Undang-undangNo. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
30
http:informasipublik.netreadpanduan35prinsip-uu-keterbukaan-informasi- publik.html
, diakses tanggal 18 Februari 2015
31
Ibid
Universitas Sumatera Utara
ada permintaan, maka lembaga publik tersebut harus mampu menyediakan dalam jangka waktu cepat.
32
UU KIP mengelompokan Badan Pengawasan Obat dan Makanan BPOM sebagai badan publik salah satu badan publik sebagaimana dimaksud
dalam Undang-undang mempunyai kewajiban untuk memberikan layanan informasi yang dapat diakses oleh publik atau msyarakat khususnya pemangku
kepentingan di bidang pengawasan obat dan makanan.
A. Pengertian dan Jenis Jenis Informasi Publik