E. Tinjauan Kepustakaan
1. Informasi Publik
Informasi merupakan kebutuhan pokok setiap orang bagi pengembangan pribadi dan lingkungan sosialnya serta merupakan bagian penting bagi ketahanan
nasional. Pengertian Informasi Publik menurut Pasal 1 angka 2 Undang-undang No. 14 Tahun 2008, adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim
danatau diterima oleh penyelenggara dan penyelenggaraan badan publik lainnya yang sesuai dengan Undang-undang ini serta informasi lain yang berkaitan
dengan kepentingan publik. Undang-undang No. 14 Tahun 2008 mengatur jenis dan klasifikasi
informasi publik. Berdasarkan klasifikasinya, informasi publik dibagi menjadi sebagai berikut :
a. Informasi yang wajib diumumkan secara berkala;
b. Informasi yang wajib diumumkan secara serta merta;
c. Informasi yang wajib disediakan setiap saat.
Kewajiban secara berkala sebagaimana yang ditentukan diatas adalah untuk paling lambat 6 enam bulan sekali dengan informasi yang meliputi :
a. Informasi yang berkaitan dengan badan publik;
b. Informasi yang mengenai kegiatan dan kinerja badan publik terkait;
c. Informasi mengenai laporan keuangan; danatau
d. Informasi lain yang diatur dalam peraturan perUndang-undangan.
Kewajiban menyebarluaskan informasi publik semestinya dilakukan dengan cara yang mudah dijangkau oleh masyarakat dan dalam bahasa yang
Universitas Sumatera Utara
mudah dipahami dan ditentukandiberikan oleh Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi PPID di badan publik terkait.
2. Komisi Informasi Publik
Komisi Informasi adalah lembaga mandiri yang berfungsi menjalankan Undang-undang Keterbukaan Informasi Publik dan peraturan pelaksanaannya
termasuk menetapkan petunjuk teknis standar layanan Informasi Publik dan menyelesaikan Sengketa Informasi Publik melalui mediasi dan ajudikasi
nonlitigasi yang pertama kalinya bekerja mulai tanggal 1 Mei 2010 berkaitan dengan akan mulai diberlakukannya Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik. Komisi Informasi terdiri atas Komisi Informasi Pusat yang berkedudukan
di ibukota negara, Komisi Informasi Provinsi yang berkedudukan di ibukota provinsi, dan jika dibutuhkan Komisi Informasi KabupatenKota yang masing
masing berkedudukan di ibukota Kabupaten dan Kota. Susunan keanggotaan Komisi Informasi Pusat berjumlah tujuh orang
Komisioner yang harus mencerminkan unsur dari pemerintah dan unsur masyarakat. Bagi keanggotaan Komisi Informasi pada tingkat daerah, Komisi
Informasi Provinsi Kabupaten Kota, Komisionernya berjumlah lima orang yang juga harus mencerminkan unsur dari pemerintahan dan unsur dari masyarakat.
Dalam memudahkan tugasnya, para komisioner harus menggelar rapat pleno untuk memilih seorang Ketua dan Wakil Ketua yang merangkap sebagai anggota.
Universitas Sumatera Utara
3. BPOM
BPOM atau Badan Pengawas Obat dan Makanan adalah lembaga pemerintah yang bertugas melakukan regulasi, standardisasi, dan sertifikasi
produk makanan dan obat yang mencakup keseluruhan aspek pembuatan, penjualan, penggunaan, dan keamanan makanan, obat-obatan, kosmetik dan
produk lainnya. BPOM mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Pengaturan, regulasi dan standarisasi
b. Lisensi dan sertifikasi industri dibidang farmasi berdasarkan cara-cara
produksi yang baik c.
Evaluasi produk sebelum diijinkan beredar d.
Post marketing vigilance termasuk sampling, dan pengujian laboratorium, penyidikan dan penegakan hukum
e. Pre-audit dan pasca-audit iklan dan promosi produk
f. Riset terhadap pelaksanaan kebijakan pengawasan obat dan makanan
g. Komunikasi, informasi dan edukasi publik termasuk peringatan publik.
Tujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM adalah kepastian perlindungan pada konsumen masyarakat terhadap produksi, peredaran
dan penggunaan sediaan farmasi dan makanan yang tidak memenuhi syarat, keamanan, mutu, khasiat, memperkokoh perekonomian nasional dengan
meningkatkan daya saing dan membangun organisasi yang efektif dan efisien.
Universitas Sumatera Utara
4. Keselamatan Konsumen
Menurut Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang
tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup dan tidak untuk diperdagangkan.
Asas-asas konsumen seperti asas kemanfaatan, asas keadilan, asas keseimbangan, asas keamanan dan keselamatan konsumen, asas kepastian hukum.
Asas keselamatan konsumen berarti memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan konsumendalam penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang
danatau jasa yang dikonsumsi atau digunakan. Oleh karena itu ada beberapa hak dalam perlindungan konsumen, seperti :
a. Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan mengkonsumsi barang,
b. Hak untuk memilih barang danatau jasa sesuai dengan nilai tukar yang
diperjanjikan, c.
Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barangatau jasa;
d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barangatau jasa yang
digunakan, e.
Hak untuk mendapat advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa secara patut,
f. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen,
g. Hak untuk mendapatkan kompensasi,
h. Hak- hak yang diatur dalam peraturan perundang-undangan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
5. Penyelesaian Sengketa
Penyelesaian sengketa itu bisa diselesaikan melalui litigasi dan nonlitigasi. Sengketa itu sendiri berarti perbedaan pendapat, pertengkaran dan perbantahan.
Sengketa atau beda pendapat perdata dapat diselesaikan oleh para pihak melalui alternatif penyelesaian sengketa yang didasarkan pada itikad baik dengan
mengenyampingkan penyelesaian secara litigasi di pengadilan negeri. Alternatif penyelesaian sengketa berarti lembaga penyelesaian sengketa atau beda pendapat
melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni penyelesaian diluar pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, arbitrasi, konsiliasi atau penilaian ahli.
Dalam proses litigasi menempatkan para pihak saling berlawanan satu sama lain, selain itu penyelesaian sengketa sengketa secara litigasi merupakan sarana akhir
ultimum remedium setelah alternatif penyelesaian sengketa lain tidak membuahkan hasil.
F. METODE PENELITIAN
1. Spesifikasi penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diteliti oleh penulis, maka menggunakan metode penelitian normatif. Metode penelitian hukum normatif atau metode
penelitian hukum kepustakaan adalah metode adalah metode atau cara yang dipergunakan dalam penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan
pustaka yang ada
23
. Tahapan pertama penelitian hukum normatif adalah penelitian yang ditujukan untuk mendapatkan hukum obyektif norma hukum, yaitu dengan
mengadakan penelitian terhadap masalah hukum. Tahapan kedua penelitian
23
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, cetakan kesebelas Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,2009, hal. 13-14
Universitas Sumatera Utara
hukum normatif adalah penelitian yang ditujukan untuk mendapatkan hukum subjektif hak dan kewajiban.
24
Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif yaitu menggambarkan gejala- gejala di lingkungan masyarakat terhadap suatu kasus yang diteliti, pendekatan
yang dilakukan yaitu pendekatan perundang-undangan.
2. Data Penelitian Sumber data adalah subjek darimana data dapat diperoleh.
25
Sumber data dapat dari data primer dan data sekunder dimana data yang diperoleh secara tidak
langsung. a.
Bahan Hukum Primer Yaitu dokumen peraturan yang mengikat dan ditetapkan oleh pihak yang
berwenang. Dalam tulisan ini diantaranya Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia, Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen, Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, Peraturan Komisi Informasi No. 1 Tahun
2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik , Peraturan Komisi Informasi No. 1 Tahun 2013 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa
Informasi Publik, Keppres No. 103 Tahun 2001 dan PP No. 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sedian Farmasi dan Alat Kesehatan, dan
peraturan-peraturan lainnya. b.
Bahan Hukum Sekunder
24
Hardijan Rusli, “Metode Penelitian Hukum Normatif: Bagaimana?’, Law Review
Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, Volume V No. 3 Tahun 2006, hal 50.
25
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Jakarta: Rineka cipta, 2010hal 172.
Universitas Sumatera Utara
Yaitu semua dokumen yang merupakan informasi atau hasil kajian tentang penyelesaian sengketa oleh Komisi Informasi dan perlindungan konsumen
seperti buku-buku, karya-karya ilmiah serta tulisan yang ada hubungannya dengan permasalahan yang diajukan dalam penulisan skripsi ini.
c. Badan Hukum Tertier
Yaitu berupa bahan-bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti Kamus
Hukum dan Kamus Besar Bahasa Indonesia dan lain sebagainya.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan skrispsi ini adalah dengan studi dokumen dengan penelusuran pustaka library research
yaitu mengumpulkan data dari informasi dengan bantuan buku, karya ilmiah dan juga peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan materi penelitian.
Menurut M. Nazil dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian , dikemukakan bahwa studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan
mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literature-literture, catatan- catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang
dipecahkan.
26
26
M. Nazril, Metode Penelitian Jakarta: Ghalia Indonesia,2010, hal 111.
Universitas Sumatera Utara
4. Analisis Data
Penelitian hukum normatif yang menelaah data sekunder menyajikan data berikut dengan analisisnya.
27
Metode analisis data yang dilakukan adalah dengan metode kualitatif dengan penarikan kesimpulan secara deduktif .
Metode penarikan kesimpulan pada dasarnya ada dua, yaitu metode penarikan kesimpulan secara deduktif dan induktif. Metode penarikan kesimpulan secara
deduktif adalah suatu proposisi umum yang kebenarannya telah diketahui dan berakhir pada suatu kesimpulan pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
28
Metode penarikan kesimpulan secara induktif adalah proses berawal dari proposisi-proposisi khusus sebagai hasil pengamatan dan berakhir pada
kesimpulan pengetahuan baru berupa asas umum.
G. Sistematika Penulisan