Kesimpulan Penyelesaian Sengketa oleh Komisi Informasi atas Informasi yang Diberikan BPOM Terkait Keselamatan Konsumen dalam Mengkonsumsi Suatu Produk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penulisan dalam skripsi ini maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Informasi yang wajib disediakan dan diumumkan oleh BPOM berdasarkan UU No. 14 Tahun 2008 adalah Informasi publik yang wajib diumumkan secara serta merta wajib diumumkan tanpa penundaan.Informasi Publik yang wajib tersedia setiap saat yaitu informasi publik yang harus disediakan oleh badan publik dan siap tersedia untuk bisa langsung diberikan ketika terdapat permohonan terhadap informasi publik tersebut. 2. Kewajiban Komisi Informasi Publik sebagai badan penyelesaian sengketa adalah memenuhi alasan permintaan informasi publik, memastikan terpenuhinya unsur “pengguna informasi publik” sebagai salah satu pihak dalam sengketa informasi publik dan untuk memastikan bahwa informasi publik yang dimintakan akan digunakan oleh pengguna informasi publik secara tidak melawan hukum dan dengan ketentuan-ketentuan peraturan perUndang-undangan. Dalam hal ini BPOM diberikan keleluasaan untuk mengatur SPO layanan informasi publik sesuai dengan kondisi lembaganya sepanjang tidak bertentangan dengan PERKI No. 1 Tahun 2013 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik. Universitas Sumatera Utara 3. Akibat Hukum dari penyelesaian sengketa oleh Komisi Informasi atas informasi yang diberikan BPOM terkait keselamatan konsumen dalam hal ini adalah UU Kesehatan yang mengatur sanksi pidana yang termuat dalam Pasal 190 sampai dengan Pasal 201. Dilihat dari subjeknya ada tindak pidana yang subjeknya khusus untuk subjek tertentu dan ada yang subjeknya setiap orang. Tindak pidana yang hanya dapat dilakukan oleh subjek tertentukhusus diatur dalam Pasal 190 yaitu tindak pidana hanya dapat dilakukan khusus oleh pimpinan fasilitas kesehatan danatau tenaga kesehatan yang melakukan praktik atau pekerjaan pada fasilitas pelayanan kesehatan.Tindak pidana yang bisa dilakukan oleh setiap orang diatur dalam Pasal 191 sampai dengan Pasal 200, yang dimaksud dengan setiap orang adalah orang perseorangan dan korporasi. Tindak pidana dalam UU Kesehatan, ditinjau dari rumusannya dapat dibagi dua yaitu tindak pidana formil dan tindak pidana materiil.

B. Saran