xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Akuntansi berfungsi menyediakan informasi kuantitatif terutama informasi keuangan mengenai suatu entitas. Informasi tersebut disajikan dalam bentuk
laporan keuangan. Informasi dalam laporan keuangan akan digunakan oleh pihak- pihak yang berkepentingan dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Pihak-
pihak yang berkepentingan terhadap informasi keuangan suatu entitas secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok. Pertama adalah pihak
internal perusahaan dan kedua adalah pihak eksternal seperti kreditor, investor, pemasok, pemerintah, dan lain-lain.
Untuk memperoleh informasi keuangan yang relevan dengan tujuan dan kepentingan pemakai, maka informasi keuangan yang disajikan harus terlebih
dahulu dianalisis sehingga dihasilkan keputusan bisnis yang tepat. Analisis yang biasanya dilakukan adalah analisis keuangan. Analisis keuangan mencoba
menghubungkan perkiraan-perkiraan yang terdapat dalam laporan keuangan untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan perusahaan.
Dalam melakukan analisis keuangan diperlukan alat analisis keuangan. Alat analisis keuangan yang paling sering digunakan adalah rasio keuangan. Rasio
keuangan merupakan perbandingan angka-angka dari perkiraan-perkiraan yang terdapat di neraca dan laporan laba rugi. Perbandingan antara satu perkiraan
dengan perkiraan yang lain harus saling berhubungan sehingga hasilnya dapat 1
Universitas Sumatera Utara
xvii diinterpretasikan untuk mengatahui kondisi keuangan atau kinerja perusahaan.
Untuk mengetahui apakah kondisi keuangan dan kinerja perusahaan baik, maka hasil perhitungan rasio keuangan harus dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya atau dengan rata-rata industri. Prediksi mengenai kinerja perusahaan di masa depan sangat penting. Indikator
terbaik atas kinerja adalah laba, maka perubahan laba yang diperoleh akan mengindikasikan adanya peningkatan atau penurunan kinerja perusahaan.
Perubahan laba merupakan peningkatan atau penurunan laba yang diperoleh perusahaan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ada beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi perubahan laba seperti adanya perubahan harga jual, perubahan unit yang terjual, perubahan beban operasi, dan perubahan komponen-
komponen lainnya dalam laporan laba rugi. Oleh karena rasio keuangan menghubungkan perkiraan-perkiraan yang terdapat di neraca dan laporan laba
rugi, maka peningkatan atau penurunan rasio keuangan dapat mengindikasikan adanya perubahan laba. Penting bagi pemakai laporan keuangan untuk
mengetahui perubahan laba karena peningkatan atau penurunan laba yang diperoleh perusahaan akan menentukan besarnya tingkat pengembalian kepada
pemegang saham atau bagi calon investor untuk mengambil keputusan apakah akan melakukan investasi di perusahaan tersebut. Bagi manajemen perusahaan,
perubahan laba dapat digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja manajemen.
Hasil perhitungan rasio keuangan akan lebih bermanfaat apabila digunakan untuk memprediksi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan di masa depan.
Universitas Sumatera Utara
xviii Sebagai alat analisis keuangan, rasio keuangan dapat digunakan untuk
memprediksi perubahan laba yang diperoleh perusahaan sehingga rasio keuangan yang lebih baik dibandingkan rata-rata industri atau tahun sebelumnya diharapkan
dapat menunjukkan adanya peningkatan laba. Penelitian mengenai kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba yang dilakukan oleh
Purnawati 2005 menunjukkan bahwa rasio keuangan mampu memprediksi perubahan laba satu tahun yang akan datang. Analisis rasio keuangan dalam
memprediksi perubahan laba pada perusahaan manufaktur yang dilakukan oleh Widiasih 2006 menyatakan perubahan laba mempunyai hubungan dengan
kelompok rasio ukuran kinerja, kelompok rasio ukuran efisiensi operasi, dan kelompok rasio ukuran kebijakan keuangan leverage. Simamora 2000 : 522
menyatakan “banyak rasio yang sudah terstandardisasi; rasio tersebut sudah diakui sebagai indikator yang bermanfaat mengenai kinerja keuangan dan dihitung secara
rutin serta dipublikasikan berdasarkan keuangan atau industri oleh perusahaan- perusahaan analisis keuangan”.
Pada kenyataannya tidak semua rasio mampu memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Analisis pengaruh rasio keuangan terhadap
perubahan laba pada perusahaan otomotif dan industri terkait yang dilakukan oleh Efendi 2006 menunjukkan bahwa secara simultan terdapat hubungan antara
perubahan laba dengan current ratio CR, debt ratio DR, total assets turnover TATO, return on assets ROA, return on equity ROE, dan gross profit
margin GPM. Secara parsial, hanya return on asset ROA, return on equity ROE, dan gross profit margin GPM yang berpengaruh secara signifikan
Universitas Sumatera Utara
xix terhadap perubahan laba. Hasil penelitian Efendi 2006 memiliki perbedaan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Situmeang 2004 mengenai pengaruh perubahan rasio keuangan dan tingkat inflasi terhadap perubahan laba karena
dalam penelitian tersebut sales to total assets atau total assets turnover berpengaruh terhadap perubahan laba. Hal ini menunjukkan adanya
ketidakkonsistenan penelitian-penelitian terdahulu mengenai pengaruh beberapa rasio keuangan tertentu terhadap perubahan laba.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk kembali menganalisis pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba. Penelitian ini merupakan
replikasi dari penelitian Efendi 2006, maka peneliti menggunakan rasio keuangan yang sama dan menggunakan data dari tahun 2006 sd 2008 dengan
jenis perusahaan yang berbeda yaitu perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Peneliti memilih meneliti
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia karena melalui Bursa Efek Indonesia peneliti dapat memperoleh laporan keuangan dan data perusahaan
manufaktur yang diperlukan dalam penelitian, khususnya yang menjadi objek penelitian, secara lengkap. Peneliti menuangkannya dalam sebuah karya tulis
ilmiah berbentuk skripsi dengan judul “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumen
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.
Universitas Sumatera Utara
xx
B. Perumusan Masalah