13
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Undang-Undang No.3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja menyebutkan “Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik
di dalam maupun di luar hubungan kerja, guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat”. Peran serta tenaga kerja dalam pembangunan
nasional semakin meningkat dengan disertai berbagai tantangan dan risiko yang dihadapinya. Oleh karena itu kepada tenaga kerja perlu diberikan perlindungan,
pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraannya sehingga pada akhirnya berdampak
pada peningkatan produktivitas nasional.
Pada dasarnya dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945 pasal 28 H ditekankan bahwa setiap pekerja berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan
dirinya secara utuh sebagai manusia bemartabat KepMenaKer No 147MEN1989 dan sudah menjadi kodrat, bahwa manusia itu berkeluarga, berkewajiban menanggung
kebutuhan keluarganya, sehingga kesejahteraan yang perlu diperhatikan bukan hanya milik tenaga kerja itu sendiri, tetapi juga keluarganya dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dalam arti luas yang harus terpelihara termasuk pada saat tenaga kerja kehilangan sebagian atau seluruh penghasilannya sebagai akibat terjadinya risiko-risiko
sosial antara lain kecelakaan kerja, meninggal dunia dan hari tua Ketenagakerjaan dan Jaminan Sosial, 1992.
Universitas Sumatera Utara
14 .
Tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di luar hubungan kerja adalah tenaga kerja yang melakukan kegiatan ekonomi tanpa dibantu oleh orang lain berusaha sendiri.
Orang yang berusaha sendiri atau tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di luar hubungan kerja, selanjutnya disebut pekerja sektor informal. Keberadaan usaha ekonomi
informal sangat penting dalam kaitannya dengan usaha pembangunan dan pengembangan perekonomian nasional dan dianggap mampu sebagai penopang bagi tenaga kerja yang
tidak terserap oleh oleh usaha-usaha ekonomi formal. Krisis ekonomi di Indonesia berdampak pada peningkatan proporsi pekerja pada
usaha-usaha ekonomi informal yang cukup besar. Angkatan kerja yang bekerja berdasarkan data Sakernas BPS tahun 2006 berjumlah 95.177.102 yang dapat dibagi
menjadi tenaga kerja yang bekerja di kegiatan formal dengan jumlah 34.407.614 36 dari angkatan kerja yang bekerja sedangkan yang bekerja di kegiatan informal berjumlah
60.769.488 64. Tingginya jumlah tenaga kerja sektor infomal, hal ini disebabkan karena usaha ekonomi informal tesebut mudah dimasuki oleh tenaga kerja karena tidak
mensyaratkan kualifikasi seperti tingkat pendidikan, pengalaman dan keterampilan tertentu PerMenakerTrans RI No.Per-24MenVI2006.
Jaminan sosial tenaga kerja sesungguhnya sangat diperlukan oleh tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di luar hubungan kerja yang pada umumnya berusaha pada
usaha-usaha ekonomi informal dengan ciri antara lain, berskala mikro dengan ukuran kecil, menggunakan teknologi rendahsederhana, menghasikan barang dan atau jasa
dengan kualitas relatif rendah, tempat usaha tidak tetap, mobilitas tenaga kerja sangat
Universitas Sumatera Utara
15 tinggi, kelangsungan usaha tidak terjamin, jam kerja tidak teratur, tingkat produktivitas
serta penghasilan relatif rendah dan tidak tetap. Selain merupakan hak, tenaga kerja di kegiatan informal sangat rentan terhadap resiko
akibat kecelakaan kerja dan penyakit yang diderita. Sebagian besar tenaga kerja di kegiatan informal adalah tenaga kerja dalam kelompok marjinal yang perlu diprioritaskan
dalam mendapatkan perlindungan dengan bentuk jaminan sosial Sulastomo, 2006. Melalui program jaminan sosial tenaga kerja Jamsostek, khususnya tenaga kerja
yang bekerja di kegiatan informal ini diharapkan dapat bekerja lebih tenang, karena rasa kekhawatiran akibat kemungkinan terjadinya resiko akibat kecelakan kerja dan penyakit
serta biaya yang ditimbulkan dan kehilangan pendapatan dapat diringankan bebannya. Selanjutnya tenaga kerja dapat lebih produkif, usaha mereka akan berhasil dan
berkembang sehingga dapat menciptakan kesempatan kerja baru yang pada akhirnya dapat menurunkan angka pengangguran dan kemiskinan dapat dientaskan Muzni
Tambusai, 2006. Dari sisi konsumen dalam hal ini adalah peserta Jamsostek, ada beberapa alasan
yang biasanya mendorong seseorang untuk mengikuti program asuransi ataupun perlindungan dasar selain dipengaruhi oleh faktor kebutuhan juga dipengaruhi oleh antara
lain karakteristik konsumen, dapat dipengaruhi oleh rangsangan perusahaan yang mencakup jenis dan manfaat produk asuransi, harga ataupun jumlah iuranpremi yang
harus dibayarkan serta bagaimana cara penyampaian promosi Assael, 1992. Pelaksanaaan program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi Tenaga Kerja di Luar
Hubungan Kerja TK-LHK di setiap daerah, terkhusus dalam hal ini adalah Provinsi Sumatera Utara, mengingat telah 2 tahun berjalan program tersebut sejak Juni 2006
Universitas Sumatera Utara
16 selain sebelumnya dilaksanakan Jambi, Kalimantan Barat, dan Jawa Tengah. Untuk
pelaksanaan di SumateraUtara dilaksanakan di kota Tebing Tinggi.Tebing Tinggi dipilih menjadi pusat penyelenggaran program Jamsos TK-LHK dikarenakan Kota Tebing
Tinggi sebagai kota perdagangan, yang tercermin dari aktivitas yang menonjol di sektor perdagangan dan sebagian besar masyarakat daerah tetangga memanfaatkan Kota Tebing
Tinggi sebagai alternatif utama dalam pemenuhan kebutuhan mereka, karena akses ke Kota Tebing Tinggi relatif lebih dekat, terjangkau, efisien dan ekonomis.
Pada pilot project-nya PT.Jamsostek menawarkan dua program, yakni Jaminan Pemeliharaan Kesehatan dan Jaminan Kecelakaan Kerja. Selanjutnya, PT.Jamsostek
bekerja sama denga pihak Disnakertrans dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tebing Tinggi, dalam hal ini Bagian UKM yang kemudian mendaftarkan 200 pekerja
sektor informal di Tebing Tinggi, yang selanjutnya memberikan subsidi iuran jamsostek sebesar Rp.20.000-orangbulan selama 5 lima bulan kepada 200 dua ratus peserta.
Subsidi tersebut sebagai stimulan bagi peserta program, dan diharapkan setelah 5 lima bulan mampu meneruskan membayar iuran secara mandiri. Selanjutnya dalam
pelaksanaannya dibentuklah wadah bagi masing-masing peserta yang bertanggung jawab dalam hal penyelesaian hak dan kewajiban peserta terkait program Jamsos TK-LHK ini.
PT.Jamsostek sebagai badan penyelenggara mencari dan meningkatkan jumlah kepesertaan tenaga kerja luar hubungan kerja LHK sementara di sisi lain belum banyak
terbentuk wadah atau perkumpulan para tenaga kerja di luar hubungan kerja TK-LHK untuk menampung peserta. Padahal keberadaan wadah sangat penting, bagaimana
anggota dapat berperan serta aktif dalam mengikuti program yang ada,seperti jaminan kecelakaan, jaminan kematian, jaminan pemeliharaan kesehatan, serta jaminan hari tua.
Universitas Sumatera Utara
17 Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan di PT.Jamsostek cabang Tanjung
Morawa, Medan, masih terdapat keterbatasan wadah dan jumlah peserta, serta penyelenggaraan program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi pekerja di Luar Hubungan
Kerja yang belum maksimal. Maka, berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan penelitian mengenai pelaksanaan program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi pekerja di Luar
Hubungan Kerja oleh PT.Jamsostek cabang Tanjung Morawa, Medan.
1.2 PERUMUSAN MASALAH