Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Karyawan PT. Gelatik Supra Cabang Kota Medan

(1)

PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA BAGI KARYAWAN PT. GELATIK SUPRA CABANG KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial

Disusun oleh: DWITA RAHMADANI

070902036

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Segala puji dan syukur yang tidak terhingga penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, dan Salawat terhadap junjungan Nabi Muhammad SAW karena karunia, rahmat, dan kasih sayang-Nya yang telah memberi pengetahuan dan kekuatan lahir dan batin sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini adalah merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan studi pada program strata satu (S1), Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Adapun judul skripsi yang penulis ajukan adalah “ Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi Karyawan PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan”. Sekaligus dengan keterbatasannya penulis berharap penelitian ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca tentunya.

Pada kesempatan yang berbahagia ini pula, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidaka akan selesai tanpa bantuan, perhatian bahkan kasih sayang dari berbagai pihak yang bersifat moril maupun materil, maka dengan segala kerendahan hati penulis hanturkan terima kasih kepada:

1. Ayahandaku Abdul Somad dan Ibundaku Surianingsih atas cinta, kasih sayang, doa, perhatian dan dukungan yang tidak terbatas kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Prof. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.


(3)

3. Ibu Hairani Siregar, S.Sos, M.SP, selaku Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan membantu selama perkuliahan.

5. Pimpinan beserta seluruh Karyawan PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan yang telah memberikan izin penulis untuk mengadakan penelitian dan telah banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian.

6. Kakakku tersayang Ria Elvira, SE dan adik-adikku tersayang Atikah dan Rizqi Annisa, walaupun kita masing-masing saling berjauhan tetapi canda dan tawa, dukungan serta semangat kalian yang selalu ada buat penulis. 7. Mas Budi Prasetio sayang yang jauh di Bandung, walaupun Mas jauh

tetapi Mas selalu sabar dalam memberikan kasih sayang yang tidak terbatas, perhatian, pengertian, dukungan, semangat, doa serta kepercayaan tulus dalam mendampingi penulis sampai skripsi ini selesai. 8. Sepupuku Kak Erlina yang setiap weekend selalu mengajak penulis

jalan-jalan disaat penulis mulai jenuh mengerjakan skripsi ini.

9. Siti, Bang Anggi, Bang Genda, Bang Fikrye terimakasih liburannya kemaren di Jakarta, Jogja, Bali dan Lomboknya membuat penulis lebih bersemangat lagi untuk mengerjakan skripsi ini.


(4)

10. Keluarga besar penulis khususnya Nenek, Budhe, Pakde, Om dan Tante terimakasih atas dukungan serta doanya untuk penulis.

11.Kiki, Iin, Opi, Rudi, Fauzan, Bobby yang tak hentinya selalu memberikan motivasi serta semangat dalam pengerjaan skripsi ini.

12. Sahabatku Tri Enjelia dan Tissa Dwi Kartikasari, terimakasih untuk suka dan duka yang dilalui bersama penulis mulai pertama masuk kuliah, sampai kapanpun kalian tetap sahabat terbaik.

13. Seluruh teman-teman Kessos ’07 : Maya, Christy, Lidya, Castri, Roma, Ledyana, Putri, Risma, Frans, Alex, Vien, Atika, Titik, Ayu, Nova, Yohana, Kristina, Restu, Lukas, Petrus, Wirda, Erlina, Miftah, Malida, Boy, Amir, Ferdi, Endika, Dika, Sunario, Rio, Septian, Rizal, Fauzan, Roland, Baim, Ridho, Andri, Riswan, Manuk, Timotius, Rio. 14. Kepada seluruh pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak

langsung dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhirnya penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang tidak mampu disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT selalu memberikan perlindungan, kesehatan, hidayahNya dan besar harapan penulis penelitian yang jauh dari sempurna ini dapat memberikan informasi dan manfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum wr. wb

Medan, April 2011


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK……… i

ABSTRACT……….. ii

KATA PENGANTAR……….iii

DAFTAR ISI……… vi

DAFTAR GAMBAR………...ix

DAFTAR TABEL………x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang……… 1

1.2. Perumusan Masalah………. 6

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian……… 7

1.3.1. Tujuan Penelitian……….. 7

1.3.2. Manfaat Penelitian………... 7

1.4. Sistematika Penulisan………... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Jaminan Sosial Tenaga Kerja………... 9

2.2. Ruang Lingkup Jaminan Sosial Tenaga Kerja………...13

2.2.1. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)………. 13

2.2.2. Jaminan Kematian (JK)………...17

2.2.3. Jaminan Hari Tua (JHT)………19

2.2.4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)……….. 22

2.3. Pengertian Perusahaan……… 23

2.4. Pengertian Karyawan………. 25

2.5. Kerangka Pemikiran………... 26

2.6. Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional………29

2.6.1. Defenisi Konsep………... 29


(6)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Tipe Penelitian………... 32

3.2. Lokasi Penelitian……… 32

3.3. Populasi dan sampel………... 32

3.3.1. Populasi……… 32

3.3.2. Sampel……….. 33

3.4. Teknik Pengumpulan Data……… 33 3.5. Teknik Analisis Data………. 34 BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 2.3. Latar Belakang Berdirinya Perusahaan……….. 36

2.4. Landasan Berdirinya Perusahaan………... 37

2.5. Tujuan PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan………. 38

2.6. Program PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan…………... 39

2.7. Pendapatan PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan……….. 40

2.8. Perusahaan Rekanan/ Klien dari PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan………... 41

2.9. Struktur Organisasi………. 42

BAB V ANALISA DATA 5.1. Karakteristik Umum Responden……… 46

5.2. Sosialisasi Program Jamsostek……….. 51

5.3. Proses Pendaftaran………. 60

5.4. Pelayanan Program Jamsostek………... 63

5.4.1. Jaminan Kecelakaan Kerja..………. 64

5.4.2. Jaminan Kematian………... 67

5.4.3. Jaminan Hari Tua……… 71

BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan……… 80


(7)

DAFTAR PUSTAKA

LEMBARAN KUESIONER LAMPIRAN


(8)

DAFTAR GAMBAR

2.4. Kerangka Pemikiran………..28 4.7. Struktur Organisasi………45


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi Responden Menurut Usia………. 47 Tabel 2 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin……….. 48 Tabel 3 Distribusi Responden Menurut Pendidikan……….. 49 Tabel 4 Distribusi Responden Menurut Status Perkawinan…………50 Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Bekerja………… 50 Tabel 6 Sumber dalam Mendapatkan Informasi tentang Jamsostek .. 53 Tabel 7 Distribusi Tentang Pengetahuan Hak-Hak Jamsostek……... 54 Tabel 8 Tanggapan Terhadap Program Jamsostek………. 56 Tabel 9 Tanggapan Terhadap Kesesuaian Program Jamsostek

yang Diinginkan………. 57 Tabel 10 Keluhan Terhadap Program Jamsostek……….. 58 Tabel 11 Pengetahuan Pelaksanaan Jamsostek………. 59 Tabel 12 Proses Pendaftaran Menjadi Anggota Jamsostek………….. 61 Tabel 13 Syarat-Syarat Pendaftaran Menjadi Anggota Jamsostek….. 62 Tabel 14 Pemberian Santunan Kecelakaan Kerja

oleh Instansi Bila Terjadi Kecelakaan Kerja………. 65 Tabel 15 Distribusi tentang Perasaan Terhadap Penggantian Biaya

Kecelakaan Kerja………... 67 Tabel 16 Kepuasan Pemberian Santunan Jaminan Hari Tua

Bila Terjadi PHK………... 73 Tabel 17 Distribusi Tentang Perasaan yang Dialami


(10)

Terhadap Pemberian Santunan Jaminan Hari Tua………… 74 Tabel 18 Distribusi Tentang Pemberian Penggantian Biaya

bila Mengalami Cacat Akibat Kecelakaan Kerja………….. 75 Tabel 19 Distribusi Tanggapan Tentang Pengajuan Klaim

Jamsostek Kepada Pihak Jamsostek……….. 77 Tabel 20 Kepuasan Pelayanan Yang Diberikan Pihak Jamsostek

Kepada Karyawan PT. Gelatik Supra cabang


(11)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

ABSTRAK

PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA BAGI KARYAWAN PT. GELATIK SUPRA

CABANG KOTA MEDAN

(Skripsi ini terdiri dari atas 84 Halaman, 6 Bab, 20 Tabel, Kepustakaan, dan Lampiran)

Jaminan sosial tenaga kerja merupakan sistem jaminan untuk memberikan perlindungan bagi tenaga kerja dari resiko yang suatu saat bisa saja terjadi. Pelaksanaan jaminan sosial tenaga kerja dilaksanakan dengan mekanisme asuransi, dan setiap tenaga kerja berhak untuk diikutsertakan. Perusahaan wajib mengikutsertakan pekerjanya dalam program Jamsostek. PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang penyaluran tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan klien. Perusahaan ini telah mengikutsertakan karyawannya sebagai anggota Jamsostek. Selama tahun 2004 hingga 2010 terdaftar sebanyak 120 karyawan yang mengajukan klaim Jamsostek. Berdasarkan hal tersebut peneliti merasa tertarik untuk mengetahui pelaksanaan program Jamsostek bagi karyawan PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan.

Penelitian ini dilakukan di PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan yang berlokasi di Jalan Danau Marsabut Nomor 11 Medan. Tipe penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif dengan teknik analisis tabel tunggal. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang telah terdaftar mengajukan klaim Jamsostek tahun 2004 sampai dengan tahun 2010 sebanyak 120. Sampel dalam penelitian ini 25 % dari populasi berjumlah 30 karyawan yang telah terdaftar mengajukan klaim Jamsotek. Pengambilan sampel dengan menggunakan simple random sampling yaitu penarikan sampel secara acak sederhana.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya umumnya pelaksanaan program Jamsostek (Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian dan Jaminan Hari Tua) di PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan terlaksana cukup baik ditandai respon karyawan serta pihak ahli waris yang mendapatkan penggantian biaya serta santunan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Walaupun kurangnya informasi tentang tata cara pengajuan klaim Jamsostek serta penggantian biaya yang diterima karyawan PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan. Oleh karena itu diharapkan pihak Instansi serta pihak Jamsostek untuk berpartisipasi dalam mewujudkan program Jamsostek yang komunikatif dan transparansi sehingga nantinya tidak akan menyudutkan pihak manapun serta dapat bermanfaat bagi karyawan PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan.

Kata Kunci: Jamsostek (Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua), Karyawan.


(12)

UNIVERSITY OF NORTHERN SUMATRA

FACULTY OF SOCIAL SCIENCE AND POLITICAL SCIENCE SCIENCE DEPARTMENT OF SOCIAL WELFARE

ABSTRACT

IMPLEMENTATION OF LABOR SOCIAL SECURITY PROGRAM FOR EMPLOYEES PT. GELATIK SUPRA OF MEDAN CITY (This thesis consists of over 84 pages, 6 Chapters, 20 Tables, Bibliography, and

Appendix)

Workers social security system is an assurance to provide protection for workers from the risk that one day could happen. The implementation of social security mechanisms implemented by insurance, and every worker is entitled to participate. Companies must engage employees in the Social Security program. PT. Gelatik Supra of Medan City is a private company engaged in the distribution of labor needed by the client company. The company has included employees as members of Social Security. During 2004 to 2010 registered a total of 120 employees who claim Social Security. Based on the researcher feel interested to know the implementation of the Social Security program for employees of PT. Gelatik Supra Medan City.

This research was conducted at PT. Gelatik Supra of Medan City located at Danau Marsabut Street number 11 Medan. This type of research used is descriptive analysis technique with a single table. Population in this research is all employees who have registered to claim Social Security in 2004 until the year 2010 as many as 120. The sample in this study 25% of the population of 30 employees who filed claims have been registered Jamsotek. Sampling using simple random sampling.

Based on the results obtained it can be taken several general conclusions of the program include Social Security (Employment Accident Insurance, Death Benefit and Old Age Security) at PT. Gelatik Supra of Medan City done well enough characterized the response of employees and the beneficiaries who received reimbursement for costs and compensation in accordance with applicable regulations. Despite the lack of information about the procedure of filing a Social Security claims and reimbursements received by the employees of PT. Gelatik Supra of Medan City. Therefore expected that the Social Security Agency and the parties to participate in realizing the Social Security program is communicative and transparency so that they would not be picking on any party and can be useful for employees of PT. Gelatik Supra of Medan City.

Keywords: Social Security (Employment Accident Insurance, Death Benefit, Old Age Security), Employees.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pembangunan sektor ketenagakerjaan sebagai bagian dari upaya pembangunan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan dengan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila dan UUD 1945. Pembangunan SDM diarahkan pada peningkatan harkat, martabat, dan kemampuan manusiawi serta kepercayaan diri sendiri dalam rangka mewujudkan masyarakat sejahtera, adil, dan makmur baik material maupun spiritual.

Peran serta tenaga kerja dalam pembangunan nasional semakin meningkat demikian pula halnya penggunaan teknologi diberbagai sektor kegiatan usaha yang dapat mengakibatkan semakin tingginya resiko yang dapat mengancam keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan tenaga kerja. Perlu upaya peningkatan perlindungan tenaga kerja yang dapat memberikan ketenangan kerja sehingga dapat memberikan kontribusi positif terhadap usaha peningkatan disiplin dan produktivitas tenaga kerja ( Husni, 2003 : 152).

Resiko-resiko yang menimpa para tenaga kerja tersebut dapat terjadi sewaktu-waktu baik pada waktu kerja maupun di luar kerja demi tuntutan perusahaan. Adapun resiko yang terjadi tidak sepenuhnya dihindari yang tentunya akan membutuhkan biaya. Resiko yang menimpa tenaga kerja dapat menimbulkan cacat sebahagian, cacat seumur hidup, bahkan dapat menimbulkan kematian. Semua resiko yang dialami diakibatkan hubungan kerja.


(14)

Berbicara tentang kecelakaan kerja, hingga kini tenaga kerja masih memikul beban, baik dari segi korban manusia, maupun kerugian ekonomi akibat kecelakaan kerja. Walaupun beberapa kemajuan telah dicapai namun persoalan keselamatan kerja nampaknya masih perlu ditangani secara serius.

Mengingat cepatnya arus globalisasi seiring dengan diikutinya peningkatan kemajuan teknologi rancang bangun, perekayasaan suatu alat, selain memberikan nilai tambah juga akan memberikan dampak negatif terhadap timbulnya bahaya kecelakaan kerja yang selalu mengintai tenaga kerja maupun masyarakat di lingkungan kerjanya. Menurut Suma’mur (1996), mengatakan setiap hari terjadi 80-100 kasus kecelakaan kerja di tanah air. Angka ini terbilang cukup tinggi, sehingga sudah seyogyanya tempat tenaga kerja bekerja memberikan perlindungan dan jaminan untuk mengurangi segala resiko akibat kerja (Suma’mur, 1996 : 213). Wajarlah apabila perhatian yang lebih ditujukan kepada karyawan. Terutama karena sebagian besar karyawan berasal dari lapisan kedudukan kondisi sosial ekonomi yang kebanyakan relatif rendah dan sudah menjadi kodrat bahwa manusia itu berkeluarga berkewajiban menanggung kebutuhan keluarganya.

Tenaga kerja akan bersedia dan mau memberikan waktu dan tenaganya pada suatu lingkungan kerja jika kebutuhannya diperhatikan. Salah satu kebutuhan itu adalah jaminan sosial, dimana nantinya tenaga kerja dapat bekerja dengan aman dan sehat. Artinya jauh dari ancaman-ancaman bahaya yang dapat menimbulkan gangguan bagi tenaga kerja, selain itu jaminan sosial erat hubungannya dengan jiwa, nyawa, dan badan. Bila pemberian jaminan sosial tidak diperhatikan, maka hal ini merupakan kerugian bagi tenaga kerja dan tempat mereka bekerja.


(15)

Jaminan sosial merupakan faktor terpenting bagi usaha jika menginginkan kemajuan serta sekaligus menyangkut kebutuhan karyawan, sebaliknya jika jaminan sosial diperhatikan maka para pekerja akan dapat bekerja tanpa rasa cemas. Dengan demikian mereka akan merasa lebih tentram sehingga akhirnya diharapkan adanya semangat kerja yang meningkat dan mantap.

Oleh karena itu perusahaan agar mengikutsertakan pekerjanya dalam program Jamsostek. Program ini memberikan perlindungan bersifat dasar, untuk menjaga harkat dan martabat manusia jika mengalami resiko-resiko sosial ekonomi dengan pembiayaan yang terjangkau oleh perusahaan dan karyawan. Pasalnya, menjadi peserta program Jamsostek merupakan hak bagi karyawan yang dijamin oleh Undang-undang. Dengan terbentuknya landasan hukum tenaga kerja diharapkan akan menjamin ketentraman dan keselamatan kerja serta kehidupan yang layak bagi tenaga kerja.

Menurut pasal 25 Undang-Undang No.3 Tahun 1992, badan penyelenggara Jamsostek adalah BUMN yang berbentuk Perusahaan Perseroan (Persero) yang dibentuk dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 1995, PT Jamsostek (Persero) ditunjuk sebagai badan penyelenggara program Jamsostek. Program Jamsostek kepesertaannya diatur secara wajib melalui Undang-Undang No.3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, sedangkan pelaksanaannya dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No.14 Tahun 1993, Keputusan Presiden No.22 Tahun 1993 tentang penyakit yang timbul pada hubungan kerja dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No per 05/Men/1993 tentang petunjuk teknis pendaftaran kepesertaan, pembayaran iuran, pembayaran santunan dan pelayanan Jamsostek.


(16)

Menurut Dirut Dirut PT Jamsostek Hotbonar Sinaga target penambahan kepesertaan tenaga kerja tahun 2010 sebanyak 2.794.665 orang, realisasi sampai dengan September 2010 sebanyak 2.321.430 orang atau sudah mencapai 83,07 persen. Target penambahan kepesertaan perusahaan tahun 2010 adalah 23.166 perusahaan, realisasi sampai dengan September 2010 sebanyak 18.102 perusahaan atau 78,14 persen dari target setahun. Pembayaran jaminan sampai dengan September 2010 untuk jaminan kecelakaan kerja (JKK) sebanyak 70.853 kasus dengan jumlah pembayarannya Rp294,045 miliar. Kemudian, jumlah Jaminan Kematian (JK) yang dituntaskan sebanyak 11.331 kasus dengan jumlah pembayaran Rp178,249 miliar, Jaminan Hari Tua (JHT) sebanyak 667.906 kasus dengan jumlah pembayaran Rp4,492 triliun. Total kasus dan pembayaran jaminan JKK, JHT dan JK sampai dengan September 2010 sebanyak 750.090 kasus

dengan nilai Rp4,965 trili

2010 pukul 11:17 WIB.

Artinya bahwa setahun belakangan ini sampai dengan bulan September 2010 jumlah kepesertaan Jamsostek meningkat. Namun tidak sebanding dengan jumlah peserta aktif yang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan peserta non aktif. Hambatan yang sering terjadi dalam pelaksanaan Jamsostek adalah tingkat kesadaran para pengusaha belum sepenuhnya melaksanakan program Jamsostek, antara lain perusahaan mendaftarkan sebahagian tenaga kerja, daftar sebahagian upah dan daftar sebahagian program. Selain itu terdapat tunggakan iuran yang macet akibat produksi tidak berjalan serta penyelesaian jaminan sering terlambat.


(17)

Humas PT Jamsostek Wilayah I Sumut Sanco Manullang menegaskan, dari 13.000-an perusahaan yang ada di Sumut, hanya sekitar 6.000 perusahaan saja yang terdaftar mengikuti program Jamsostek. Jumlah tersebut cenderung sedikit dibandingkan dari jumlah perusahaan yang ada di Sumut. Perusahaan yang mengikuti program Jamsostek belum sesuai harapan, karena masih banyak dari perusahaan tersebut hanya mementingkan keuntungan daripada kesejahteraan karyawannya (http://id.news.yahoo.com/antr/

pada tanggal 18 Maret 2011 pukul 13:05 WIB).

Seperti halnya dengan perusahaan PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan yang merupakan perusahaan swasta yang mempekerjakan karyawan sebanyak 152 orang. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penyaluran tenaga kerja outsourcing yang nantinya akan bekerja dalam bidang promosi penjualan barang terhadap perusahaan yang menjadi klien PT. Gelatik Supra. Perusahaan ini telah mengikutsertakan seluruh karyawannya dalam kepesertaan Jamsostek.

Menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 Pasal 6 ayat (1) tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, bahwa ada 4 (empat) ruang lingkup jaminan sosial meliputi: Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JK), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK). Tetapi PT. Gelatik Supra hanya menyelenggarakan program jaminan sosial tenaga kerja dalam 3 jenis program yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JK), dan Jaminan Hari Tua (JHT), dimana dalam pemberian jaminan tersebut perusahaanlah yang mengatur langsung ke pihak PT. Jamsostek untuk mengatur


(18)

pendanaan serta informasi-informasi yang diberitahukan kepada pihak perusahaan dan karyawan. Sedangkan program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) perusahaan menyelenggarakannya di luar program Jamsostek yaitu melalui Asuransi Kesehatan Sinarmas.

Program Jamsostek di perusahaan ini ada mulai tahun 2004 sejak berdirinya perusahaan ini. Program Jamsostek yang ada di PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan meliputi jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, dan jaminan kematian sedangkan untuk jaminan kesehatan PT. Gelatik Supra menggunakan Asuransi Kesehatan dari Sinarmas. Tercatat mulai tahun 2004 sejak berdirinya perusahaan ini sampai tahun 2010, 120 karyawan yang terdaftar mengajukan klaim Jamsostek.

Berdasarkan hal tersebut peneliti merasa tertarik untuk mengetahui apakah pelaksanaan program Jamsostek yang ada di PT. Gelatik Supra benar-benar dirasakan oleh karyawan serta program sudah berjalan sesuai dengan peraturan yang berlaku sehingga peneliti mengangkat judul “Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi Karyawan PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan.”

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut : “ bagaimanakah pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja khususnya Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Hari Tua dan Jaminan Kematian bagi Karyawan PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan?”.


(19)

1.3.Tujuan dan Manfaat penelitian 1.3.1.Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah penelitian yang telah dirumuskan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan program jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek) bagi karyawan PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan.

1.3.2.Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi instansi terkait dan sumber informasi bagi pemerintah dalam pelaksanaan jaminan sosial bagi tenaga kerja khususnya karyawan di PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan.

1.4. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah: BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan tentang uraian teori-teori yang berkaitan dengan masalah dan objek yang akan diteliti.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik analisa data.


(20)

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang uraian sejarah geografis dan gambaran umum lokasi penelitian yang berhubungan dengan masalah objek yang diteliti.

BAB V : ANALISA DATA

Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian dan saran atas penelitian yang telah dilakukan.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran atas penelitian yang telah dilakukan.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Manusia dalam hidupnya menghadapi ketidakpastian, baik itu ketidakpastian spekulatif maupun ketidakpastian murni yang selalu menimbulkan kerugian. Ketidakpastian ini disebut dengan resiko (Asikin, 1993: 77). Kebutuhan rasa aman merupakan motif yang kuat dimana manusia menghadapi sejumlah ketidakpastian yang cukup besar dalam kehidupan, misalnya untuk memperoleh pekerjaan, dan untuk memperoleh jaminan kehidupan apabila karyawan tertimpa musibah.

Menurut Teori Abraham Maslow kebutuhan akan rasa aman merupakan tingkat kebutuhan yang kedua setelah kebutuhan psikologi seperti makan, minum, sandang, papan, dan kebutuhan fisiologinya. Kebutuhan akan rasa aman ini bermacam-macam, salah satunya yakni rasa akan aman masa depan dan sebagainya (Siagian, 1997: 287). Untuk menghadapi resiko ini diperlukan alat yang dapat mencegah atau mengurangi timbulnya resiko itu yang disebut jaminan sosial.

Salah satu upaya pemberian perlindungan tenaga kerja adalah jaminan sosial tenaga kerja seperti yang terdapat dalam Garis-garis Besar Haluan Negara yang berbunyi sebagai berikut: Perlindungan tenaga kerja yang meliputi hak berserikat dan berunding bersama, keselamatan dan kesehatan kerja, jaminan sosial tenaga kerja yang mencakup jaminan hari tua, jaminan pemeliharaan kesehatan, jaminan terhadap kecelakaan, dan jaminan kematian serta syarat-syarat kerja lainnya perlu


(22)

dikembangkan secara terpadu dan bertahap dengan mempertimbangkan dampak ekonomi dan moneternya, kesiapan sektor terkait, kondisi pemberian kerja, lapangan kerja dan kemampuan tenaga kerja ( Kansil, 1997: 127).

Bertitik tolak dari hal tersebutlah mendorong lahirnya program yang memberikan jaminan perlindungan bagi tenaga kerja. Di berbagai negara di atur pada umumnya melalui berbagai bentuk. Di Indonesia hal ini dapat dilihat pada Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan serta diperkuat dengan Undang-Undang No.3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang merupakan langkah awal dalam memberikan landasan hukum penyelenggaraan jaminan sosial.

ILO (International Labour Organization) yang merupakan salah satu dari Badan PBB, juga memberikan pengertian jaminan sosial (Social Security) secara luas yaitu Social Security pada prinsipnya adalah sistem perlindungan yang diberikan oleh masyarakat untuk warganya, melalui berbagai usaha dalam menghadapi resiko-resiko ekonomi atau sosial yang dapat mengakibatkan terhentinya atau sangat berkurangnya penghasilan (Husni, 2003: 53).

Senada dengan hal ini Kertonegoro mengatakan bahwa Jaminan sosial merupakan konsepsi kesejahteraan yang melindungi resiko baik sosial maupun ekonomi masyarakat dan membantu perekonomian nasional dalam rangka mengoreksi keetidakadilan distribusi penghasilan dengan memberikan bantuan kepada golongan ekonomi rendah (Sentanoe, 1993: 10). Jelas bahwa jaminan sosial menjamin santunan sehingga tenaga kerja terlindungi terhadap ketidakmampuan bekerja dalam penghasilan dan menjamin kebutuhan dasar bagi


(23)

keluarganya sehingga memiliki sifat menjaga nilai-nilai manusia terhadap ketidakpastian dan keputusasaan.

Undang-undang No. 3 tahun 1992 pasal 1 ayat 1 lebih menegaskan lagi yang dimaksud dengan Jamsostek adalah sebagai berikut :“ Suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti penghasilan yang hilang atau berkurang dalam pelayanan sebagaimana akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia” (Manulang, 2001: 131).

Dari pengertian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa jaminan sosial mempunyai beberapa aspek yaitu:

1. Memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal bagi tenaga kerja serta keluarganya.

2. Dengan adanya upaya perlindungan dasar akan memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan, sebagai pengganti atau seluruh penghasilan yang hilang.

3. Menciptakan ketenangan kerja karena adanya upaya perlindungan terhadap resiko ekonomi maupun sosial.

4. Karena adanya upaya perlindungan dan terciptanya ketenangan kerja akan berdampak meningkatkan produktifitas kerja.

5. Dengan terciptanya ketenangan kerja pada akhirnya mendukung kemandirian dan harga manusia dalam menerima dan menghadapi resiko sosial ekonomi.

Upaya perlindungan karyawan perusahaan dalam bentuk penaikan upah, pemberian bonus dan program kesejahteraan lainnya, dirasakan belum


(24)

mununjukkan suatu jaminan karyawan terutama dalam kelangsungan hidupnya dengan tingkat kesejahteraan yang memuaskan. Oleh sebab itu perusahaan hendaknya:

a. Menganggap tenaga kerja sebagai patner yang aman membantu untuk mensukseskan tujuan usaha.

b. Memberikan imbalan yang layak terhadap jasa-jasa yang sudah dikerahkan oleh patner yaitu, berupa penghasilan yang layak dan jaminan-jaminan sosial tertentu, agar dengan demikian patnernya itu lebih terangsang untuk bekerja lebih produktif (berdaya guna dan berhasil guna).

c. Menjalin hubungan baik dengan para pekerjanya sehingga mereka merasa bahwa tenaga kerjanya itu perlu dikerahkan dengan baik, seakan-akan mereka bekerja pada perusahaan miliknya, perusahaan yang perlu dikembangkan dengan penuh tanggung jawab (Kartasaputra, 1989: 7).

Perusahaan dapat berkembang dan lancar apabila di dukung oleh jumlah tenaga kerja yang cukup , upah yang disesuaikan dengan kondisi kebutuhan dan tersedianya Jamsostek. Terciptanya suasana hal diatas akan membentuk hubungan kerja yang saling membutuhkan dan saling menguntungkan. Sebagai langkah yang ditempuh dalam menjamin hidup karyawan, perusahaan sangat perlu untuk mengikutsertakan para karyawannya dalam program Jamsostek.

Program Jamsostek ini dikelola oleh PT. Jamsostek (Persero) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 1995 tentang penetapan Badan Penyelenggara Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Dari penjelasan tersebut bahwa program Jamsostek berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 tahun 1992


(25)

beserta peraturan-peraturan pelaksanaannya bersifat dan bertujuan untuk melindungi karyawan.

2.2. Ruang Lingkup Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Menurut Undang-undang Nomor 3 tahun 1992 pasal 6 ayat 1 bahwa ruang lingkup jaminan sosial meliputi: Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JK), Jaminan Hari Tua (JHT), dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK).

2.2.1.Jaminan Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubung dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui. Di dalam Undang-Undang No.3 Tahun 1992 pasal 8 ayat 1 dinyatakan bahwa tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak menerima jaminan kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja merupakan resiko yang dihadapi oleh tenaga kerja yang melakukan pekerjaan.

Adapun sebab-sebab kecelakaan bisa dikelompokkan menjadi dua sebab utama yaitu sebab-sebab teknis dan human (manusia). Sebab-sebab teknis biasanya menyangkut masalah lingkungan kerja dan peralatan kerja. Sebab-sebab manusia biasanya dikarenakan oleh deficiencies para individu seperti, sikap ceroboh, tidak hati-hati, tidak mampu menjalankan tugas dengan baik, mengantuk, dan lain sebagainya (Ranupandojo, 1992 : 30).


(26)

Untuk menanggulangi hilangnya sebagian atau seluruh penghasilannya yang diakibatkan oleh kematian atau cacat karena kecelakaan kerja, baik fisik maupun mental, maka perlu adanya jaminan kecelakaan kerja. Tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak atas jaminan kecelakaan kerja berupa penggantian biaya meliputi:

a. Biaya pengangkutan tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja ke rumah sakit atau ke rumahnya, termasuk biaya pertolongan pertama pada kecelakaan (pasal 9 ayat 1 Undang-Undang No.3 Tahun 1992 juncto pasal 12 ayat 1 huruf (a) Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993).

b. Biaya pemeriksaan, pengobatan, dan atau perawatan selama di rumah sakit, termasuk rawat jalan (pasal 9 ayat 1 Undang-Undang No.3 Tahun 1992 juncto pasal 12 ayat 1 huruf (b) Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993).

c. Biaya rehabilitasi berupa alat bantu (orthese) dan atau alat ganti (prothese) bagi tenaga kerja anggota badannya hilang atau tidak berfungsi akibat kecelakaan kerja (pasal 9 ayat 1 Undang-Undang No.3 Tahun 1992 juncto pasal 12 ayat 1 huruf (c) Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993).

d. Santunan berupa uang meliputi:(1) santunan sementara tidak mampu bekerja, (2) santunan sebagian untuk selama-lamanya, (3) santunan cacat total untuk selama-lamanya baik fisik maupun mental dan (4) santunan kematian (pasal 9 ayat 1 Undang-Undang No.3 Tahun 1992 juncto pasal 12 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993).

Besarnya jaminan kecelakaan kerja adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993. Sementara itu biaya (1) pengangkutan tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja ke rumah sakit atau


(27)

ke rumahnya, termasuk biaya pertolongan pertama pada kecelakaan, dan (2) pemeriksaan, pengobatan, dan atau perawatan selama di rumah sakit, termasuk rawat jalan dibayar terlebih dahulu oleh pengusaha. Biaya yang telah dikeluarkan oleh pengusaha sebagaimana dimaksudkan oleh pasal 14 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 akan dibayarkan oleh Badan Penyelenggara kepada pengusaha sedangkan santunan dibayarkan langsung kepada tenaga kerja.

Pengusaha wajib melaporkan kecelakaan kerja yang menimpa tenaga kerja kepada kantor Departemen Tenaga Kerja dan Badan Penyelenggara dalam waktu tidak lebih dari 2 kali 24 jam setelah tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan oleh dokter yang merawatnya dinyatakan sembuh, cacat atau meninggal dunia. Pasal 10 Undang-Undang No.3 Tahun 1992 dinyatakan bahwa pengusaha wajib mengurus hak tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja kepada Badan Penyelenggara sampai memperoleh hak-haknya (Budiono, 1995: 240).

a. Manfaat Program Jaminan Kecelakaan Kerja

Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) memberikan kompensasi dan rehabilitasi bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan pada saat dimulai berangkat bekerja sampai tiba kembali dirumah atau menderita penyakit akibat hubungan kerja. Iuran untuk program JKK ini sepenuhnya dibayarkan oleh perusahaan. Perincian besarnya iuran berdasarkan kelompok jenis usaha sebagaimana tercantum pada iuran.

a. Biaya Transport (Maksimum). 1. Darat Rp 400.000,-. 2. Laut Rp 750.000,-. 3. Udara Rp 1.500.000,-.


(28)

b. Sementara tidak mampu bekerja.

1. 4 bulan pertama 100% upah sebulan. 2. 4 bulan kedua 75% upah sebulan. 3. Selanjutnya 50% upah sebulan. c. Biaya Pengobatan/Perawatan.

Rp 12.000.000,(maksimum). d. Santunan Cacat.

1. Sebagian-tetap % tabel x 80 bulan upah. 2. Total-tetap.

a. Sekaligus 70 % x 80 bulan upah.

b. Berkala (2 tahun) Rp. 200.000,- per bulan.

3. Kurang fungsi % kurang fungsi x % tabel x 80 bulan upah. e. Santunan Kematian.

1. Sekaligus 60 % x 80 bulan upah.

2. Berkala (2 tahun) Rp. 200.000,- per bulan. 3. Biaya pemakaman Rp 2.000.000,-.

4. Biaya Rehabilitasi: Patokan harga RS DR. Suharso, Surakarta, ditambah 40%.

a. Prothese anggota badan . b. Alat bantu (kursi roda).

5. Biaya Rehabilitasi medik Rp 2.000.000,- (maksimum).

6. Penyakit akibat kerja, Tiga puluh satu jenis penyakit selama hubungan kerja dan 3 tahun setelah putus hubungan kerja.

b. Prosedur Pengajuan Klaim Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)


(29)

1. Apabila terjadi kecelakaan kerja pengusaha wajib mengisi form jamsostek 3 (laporan kecelakaan tahap I) dan mengirimkan kepada PT. Jamsostek (persero) tidak lebih dari 2 x 24 Jam terhitung sejak terjadinya kecelakaan. 2. Setelah tenaga kerja dinyatakan sembuh / meninggal dunia oleh dokter yang

merawat, pengusaha wajib mengisi form 3a (laporan kecelakaan tahap II) dan dikirim kepada PT. Jamsostek (persero) tidak lebih dari 2 x 24 jam sejak tenaga kerja dinyatakan sembuh/meninggal. Selanjutnya PT. Jamsostek (Persero) akan menghitung dan membayar santunan dan ganti rugi kecelakaan kerja yang menjadi hak tenaga kerja/ahliwaris.

3. Form Jamsostek 3a berfungsi sebagai pengajuan permintaan pembayaran

jaminan disertai bukti-bukti: a. Fotokopi kartu peserta (KPJ).

b. Surat keterangan dokter yang merawat dalam bentuk form Jamsostek 3b atau 3c.

c. Kwitansi biaya pengobatan dan perawatan serta kwitansi pengangkutan.

2.2.2.Jaminan Kematian (JK)

Jaminan kematian adalah suatu jaminan bagi tenaga kerja yang meninggal dunia bukan diakibatkan kecelakaan kerja yang mengakibatkan terputusnya penghasilan dan sangat berpengaruh pada kehidupan sosial ekonomi bagi keluarga yang ditinggalkan (Manulang, 2001: 134). Kematian yang mendapatkan santunan adalah kematian bagi tenaga kerja pada saat menjadi peserta Jamsostek. Jaminan ini merupakan komplemen terhadap jaminan hari tua yang keduanya merupakan jaminan masa depan tenaga kerja. Jaminan ini dimaksudkan untuk turut


(30)

menanggulangi, meringankan beban keluarga yang ditinggalkan dengan cara pemberian santunan kematian, biaya pemakaman, dan santunan berkala.

a. Manfaat Program Jaminan Kematian (JK)

Jaminan Kematian dibayarkan kepada ahli waris tenaga kerja dari peserta yang meninggal dunia bukan karena kecelakaan kerja. Jaminan Kematian diperlukan sebagai upaya meringankan beban keluarga baik dalam bentuk biaya pemakaman maupun santunan berupa uang . Adapun santunan Jaminan Kematian yang diberikan seperti:

a. Santunan Kematian Rp 10.000.000,-.

b. Santunan Berkala (selama 2 tahun) Rp 200.000,-/bulan.

c. Biaya pemakaman Rp 200.000,-.

tanggal 12 Desember, pukul 21:09).

b. Prosedur Pengajuan Klaim Jaminan Kematian (JK)

Tata cara pengajuan klaim Jaminan Kematian dapat dilakukan oleh pengusaha/keluarga dari tenaga kerja meninggal dunia mengisi dan mengirim form 4 kepada PT. Jamsostek (Persero) disertai bukti-bukti:

a. Kartu peserta Jamsostek.

b. Surat Keterangan Kematian dari Rumah Sakit/Kepolisian/Kelurahan.

c. Identitas ahli waris (photo copy KTP dan Kartu Keluarga) PT. Jamsostek (Persero) akan membayar Jaminan Kematian kepada yang berhak.


(31)

Hari tua merupakan resiko kehidupan yang dapat mengakibatkan terputusnya upah, karena pada usia tua umumnya kemampuan bekerja sudah berkurang sehingga karyawan diberhentikan dari pekerjaannya. Dengan terputusnya pekerjaan dan upah dari perusahaan tentunya biaya hidup adalah hasil tabungan semasa kerja. Namun dapat dibayangkan kondisi tenaga kerja di Indonesia dengan upah yang belum begitu layak dengan kata lain hanya cukup untuk kehidupan sehari-hari. Dengan demikian kesempatan tenaga kerja untuk menyisihkan sebagian penghasilannya kemungkinannya kecil.

Melihat permasalahan diatas, maka sangat perlu diadakan program yang berpengaruh bagi masa depan atau hari tua bagi karyawan terutama yang penghasilannya rendah. Program Jaminan hari tua diselenggarakan dengan cara atau sistem tabungan hari tua (profident funid), dimana iuran dari pengusaha dan tenaga kerja setiap bulan dikredit pada rekening tenaga kerja secara individual, dan mendapat bunga setiap tahun.

a. Manfaat Program Jaminan Hari Tua (JHT)

Kemanfaatan dari jaminan hari tua berupa pembayaran saldo tabungan pada saat timbul hak peserta yaitu:

1. Mencapai umur 55 tahun.

2. Mengalami cacad total dan tetap sehingga tidak bisa bekerja lagi. 3. Meninggal dunia.

4. Mengalami PHK setelah peserta setidak-tidaknya lima tahun dengan masa tunggu 1 bulan.


(32)

5. Pergi ke luar negeri atau pulang ke negeri asal untuk tidak kembali lagi (Sentanoe, 1993: 35).

Besarnya saldo tabungan tersebut tergantung dari iuran, bunga dan masa kepesertaan. Menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 besarnya iuran jaminan hari tua ditetapkan sebagai berikut:

a. Pengusaha menanggung iuran sebesar 3,70%.

b. Tenaga kerja menanggung iuran sebesar 2% (Kansil, 1997:140).

Jadi besarnya iuran yang harus dibayar pengusaha setiap bulannya adalah sebesar 5,7% yang dihitung dari upah sebulan dari tenaga kerja. pembayaran jaminan hari tua dapat dibayarkan sekaligus atau secara berkala. Pembayaran sekaligus dapat dilakuukan apabila jaminan hari tua kurang dari Rp.3.000.000,-(tiga juta rupiah). Pembayaran secara berkala dapat dilakukan apabila seluruh jaminan hari tua mencapai Rp.3.000.000,- atau lebih dilakukan paling lama 5 tahun (PP No.14 1993 pasal 24). Pembayaran jaminan hari tua secara sekaligus atau berkala merupakan pilihan dari tenaga kerja yang bersangkutan sendiri.

b. Prosedur Pengajuan Klaim Jaminan Hari Tua (JHT)

Setiap pengajuan klaim Jaminan Hari Tua, tenaga kerja harus mengisi dan menyampaikan formulir 5 Jamsostek kepada kantor Jamsostek setempat dengan melampirkan:


(33)

b. Kartu Identitas diri KTP/SIM (fotokopi).

c. Surat keterangan pemberhentian bekerja dari perusahaan atau Penetapan Pengadilan Hubungan Industrial.

d. Surat pernyataan belum bekerja di atas materai secukupnya.

e. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang mengalami cacat total dilampiri dengan Surat Keterangan Dokter.

f. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang meninggalkan wilayah Republik Indonesia dilampiri dengan:

1. Pernyataan tidak bekerja lagi di Indonesia. 2. Fotokopi Paspor.

3. Fotokopi VISA.

g. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang meninggal dunia sebelum usia 55 tahun dilampiri:

1. Surat keterangan meninggal dunia dari Rumah

Sakit/Kepolisian/Kelurahan. 2. Fotokopi Kartu Keluarga.

h. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang berhenti bekerja dari perusahaan sebelum usia 55 tahun telah memenuhi masa kepesertaan 5 tahun telah melewati masa tunggu 6 (enam) bulan terhitung sejak tenaga kerja yang bersangkutan berhenti bekerja, dilampiri dengan:

1. Fotokopi surat keterangan berhenti bekerja dari perusahaan. 2. Surat pernyataan belum bekerja lagi.

3. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang menjadi Pegawai

Negeri Sipil/POLRI/ABRI.

Selambat-lambatnya 30 hari setelah pengajuan tersebut PT Jamsostek (Persero) melakukan pembayaran JHT.


(34)

2.2.4.Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Pemeliharaan kesehatan dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja sehingga dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Program pemeliharaan kesehatan ini merupakan upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Jaminan ini meliputi upaya peningkatan kesehatan (promotif) dan pemulihan (rehabilitatif). Iuran jaminan pemeliharaan besarnya 6% dari upah tenaga kerja sebulan bagi tenaga kerja yang sudah berkeluarga dan 3% sebulan bagi tenaga kerja yang belum berkeluarga. Jaminan pemeliharaan kesehatan diberikan kepada tenaga kerja atau suami istri yang sah dan anak sebanyak-banyaknya 3 orang.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1993 pasal 35 ayat 1 pelayanan paket jaminan pemeliharaan kesehatan dasar meliputi:

a. Perawatan rawat jalan tingkat pertama. b. Rawat jalan tingkat lanjutan.

c. Rawat inap.

d. Pemeriksaan kehamilan dan pertolongan kehamilan. e. Penunjang diagnostik.

f. Pelayanan khusus. g. Pelayanan gawat darurat.

Dalam penyelenggaraan paket jaminan pemeliharaan kesehatan dasar, badan penyelenggara wajib:


(35)

b. Memberikan keterangan yang perlu diketahui peserta mengenai paket pemeliharaan kesehatan yang diselenggarakan (Husni, 2003: 158).

2.3. Pengertian Perusahaaan

Kehadiran perusahaan begitu pesat dalam pembangunan baik di daerah maupun di kota-kota besar lainnya. Pembentukan badan usaha yang mempekerjakan tenaga kerja dengan tujuan mencari keuntungan baik itu milik swasta ataupun milik negara. Di dalam Pasal 1 ayat 6 Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan bahwa perusahaan adalah:

a. setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain;

b. usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.

Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 pasal 108 tentang peraturan perusahaan adalah:

1. Peraturan yang mempekerjakan pekerja/buruh sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang wajib membuat peraturan perusahaan yang mulai berlaku setelah disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk.

2. Kewajiban membuat peraturan perusahaan sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1). Adapun peraturan-peraturan perusahaan menurut pasal 111 adalah: 1. Peraturan perusahaan sekurang-kurangnya memuat:


(36)

a. Hak kewajiban pengusaha. b. Hak dan kewajiban pekerja. c. Syarat kerja.

d. Tata tertib perusahaan.

e. Jangka waktu berlakunya peraturan perusahaan.

2. Ketentuan peraturan perusahaan tidak boleh bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Masa berlaku peraturan perusahaan, paling lama 2 tahun dan wajib diperbaharui setelah habis masa berlaku.

4. Selama masa berlakunya peraturan perusahaan, apabila serikat pekerja/ serikat buruh di perusahaan menghendaki perundingan pembuatan perjanjian kerja sama, maka pengusaha wajib melayani.

5. Dalam hal perundingan pembuatan perjanjian kerja bersama sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (4) tidak mencapai kesepakatan, maka peraturan perusahaan tetap berlaku sampai habis jangka waktu berlakunya.

2.4. Pengertian Karyawan

Kehadiran karyawan begitu pesat hingga saat ini, bila kesejahteraan karyawan kurang diprioritaskan akan mengakibatkan berkurangnya aktivitas karyawan yang akan menimbulkan fenomena dan dampak negatif terhadap kelancaran dan kelangsungan proses produksi suatu perusahaan.


(37)

Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa karyawan/ tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja. Dari defenisi tersebut maka yang dimaksud dengan tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di dalam hubungan kerja adalah tenaga kerja yang melakukan pekerjaan pada setiap bentuk usaha (perusahaan) atau perorangan dengan menerima upah termasuk tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di luar hubungan kerja. Sedangkan tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di luar hubungan kerja adalah orang yang bekerja sendiri tanpa ikatan dengan perusahaan atau perorangan, biasa disebut tenaga kerja bebas, misalnya dokter yang membuka praktek, pengacara ( avokad), petani yang menggarap sawahnya sendiri.

Karyawan merupakan kekayaan utama dalam suatu perusahaan, karena tanpa adanya keikutsertaan mereka, aktifitas perusahaan tidak akan terlaksana. Karyawan berperan aktif dalam menetapkan rencana, sistem, proses dan tujuan yang ngin dicapai. Beberapa pengertian karyawan menurut para ahli:

1. Karyawan (Hasibuan, 2003: 13) adalah orang penjual jasa (pikiran atau tenaga) dan mendapat kompensasi yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu.

2. Karyawan (Subri, 2003: 57) adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.


(38)

2.5. Kerangka Pemikiran

Sebagai langkah yang ditempuh dalam menjamin hidup karyawan, perusahaan sangat perlu untuk memasukkan para karyawannya dalam program Jamsostek. Badan penyelenggara program ini dikelola oleh PT. Jamsostek (Persero) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 1995 tentang penetapan Badan Penyelenggara Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Dari penjelasan tersebut bahwa program Jamsostek berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 tahun 1992 beserta peraturan-peraturan pelaksanaannya bersifat dan bertujuan untuk melindungi karyawan.

Sehubungan dengan upaya untuk memberikan perlindungan dan pemeliharaan keselamatan kerja, demi meningkatkan kesejahteraan karyawannya maka PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan mengikutsertakan karyawan dalam program Jamsostek. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 3 tahun 1992 pasal 6 ayat 1 yang menjadi ruang lingkup Jamsostek yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua, dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan tetapi PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan hanya mengikutsertakan karyawan pada 3 program Jamsostek saja yaitu Jaminan Kecelakaan kerja, Jaminan Kematian dan Jaminan Hari Tua sedangkan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan perusahaan ini menggunakan Asuransi Kesehatan Sinarmas.

Pelaksanaan program Jamsostek bagi karyawan PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan dapat diketahui dengan indikator sosialisasi program Jamsostek, proses pendaftaran program Jamsostek dan pelayanan program Jamsostek. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah program tersebut sudah berjalan sesuai dengan peraturan yang berlaku serta apakah pelayanan yang diberikan


(39)

pihak Jamsostek benar-benar dirasakan dan akhirnya memberikan kepuasan bagi karyawan PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan terhadap program Jamsostek tersebut.

Gambar I Bagan Alur Pemikiran

Pelaksanaan Program Jamsostek bagi Karyawan PT. Gelatik Supra cabang Kota

Medan

Program Jamsostek 1. Jaminan Kecelakaan Kerja 2. Jaminan Hari Tua

3. Jaminan Kematian

Sosialisasi program Jamsostek Proses pendaftaran


(40)

2.6. Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional 2.6.1. Defenisi Konsep

Konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena sosial, yang harus dipahami untuk memahami kerangka acuan dalam sebuah penelitian (Bungin, 2005: 57). Defenisi konsep adalah perumusan gejala atau permasalahan yang akan diteliti (Bungin, 2001: 40).

Defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan istilah yang digunakan secara mendasar tentang apa yang akan diteliti serta menghindari pemahaman yang salah yang dapat mengaburkan tujuan dari penelitian. Adapun yang menjadi defenisi konsep yang diangkat dalam penelitian ini adalah:

1. Jamsostek merupakan program pemerintah yang bertujuan memberi perlindungan terhadap tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti dari sebagian penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat dari peristiwa atau keadaan yang dialami tenaga kerja seperti kecelakaan kerja, sakit, hamil, hari tua dan meninggal dunia.

2. Jaminan kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubung dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja.

3. Jaminan kematian adalah suatu jaminan bagi tenaga kerja yang meninggal dunia bukan diakibatkan kecelakaan kerja yang mengakibatkan terputusnya penghasilan dan sangat berpengaruh pada kehidupan sosial ekonomi bagi keluarga yang ditinggalkan.


(41)

4. Jaminan hari tua diselenggarakan dengan cara atau sistem tabungan hari tua (profident funid), dimana iuran dari pengusaha dan tenaga kerja setiap bulan dikredit pada rekening tenaga kerja secara individual, dan mendapat bunga setiap tahun.

5. Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang atau perorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik Negara yang mempekerjakan pekerja dengan mebayar upah atau imbalan dalam bentuk lain

6. Karyawan adalah tenaga kerja yang bekerja di dalam hubungan kerja pada pengusaha sebagai pemberi kerja dengan menerima upah serta jaminan sosial yang wajar.

2.6.2. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang merupakan petujuk tentang bagaimana suatu variabel diukur (Singarimbun, 1997: 23). Bertujuan untuk memudahkan dalam melaksanakan penelitian dilapangan, maka perlu operasionalisasi dari konsep-konsep yang digunakan, bertujuan untuk menggambarkan prilaku atau gejala yang dapat diamati dengan kata-kata yang dapat diuji dan diketahui kebenarannya. Adapun yang akan menjadi defenisi operasionalnya adalah:

1. Sosialisasi program Jamsostek bagi karyawan dengan indikator: a. Pengetahuan karyawan terhadap informasi program Jamsostek. b. Pemahaman terhadap tujuan penerapan Jamsostek.


(42)

d. Kelayakan karyawan mendapat program Jamsostek.

e. Kendala yang dihadapi pada saat mereka menjadi anggota Jamsostek. 2. Proses pendaftaran program Jamsostek dengan indikator:

a. Tanggapan proses pendaftaran untuk menjadi anggota Jamsostek. b. Pengetahuan proses pendaftaran yang baik.

3. Pelayanan program Jamsostek dengan indikator:

a. Pengetahuan karyawan terhadap instansi dan pihak Jamsostek apabila terjadi kecelakaan.

b. Pengetahuan karyawan apabila terjadi kematian bukan karena disebabkan karena kecelakaan kerja.

c. Pengetahuan karyawan apabila memasuki usia pesiun atau berhenti bekerja. d. Tanggapan karyawan terhadap uang asuransi yang diberikan apabila terjadi

kecelakaan, kematian bukan disebabkan kecelakaan kerja, hari tua atau memasuki usia pensiun.

e. Tanggapan karyawan terhadap upah yang diberikan saat belum mampu bekerja akibat kecelakaan kerja.

f. Manfaat ikut menjadi anggota Jamsostek.

g. Tanggapan terhadap pengajuan pengurusan klaim.


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu suatu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi, 1998: 63).

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan yang berkantor di Jalan Danau Marsabut nomor 11 Medan. Perusahaan ini bergerak dalam bidang penyaluran tenaga kerja untuk membantu menjabarkan strategi marketing dan menjalankannya dengan tingkatan biaya tepat guna yang optimal untuk perusahaan yang telah bergabung sebagai klien di PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan. Di samping itu perusahaan ini telah mengikutsertakan seluruh karyawannya sebagai peserta Jamsostek.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat


(44)

menjadi sumber penelitian (Bungin, 2001: 101). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang telah terdaftar mengajukan klaim Jamsostek di PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan sejak berdirinya perusahaan tahun 2004 sampai tahun 2010 berjumlah 120 karyawan.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang akan diteliti atau wakil dari populasi. Pada prinsipnya jika jumlah subjeknya besar maka dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih tergantung kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga, dan dana (Arikunto, 2001: 123).

Dalam hal ini penulis mengambil 25% dari jumlah populasi, dimana populasi dalam penelitian ini berjumlah 120 karyawan maka sampel yang diambil sejumlah 30 karyawan yang telah terdaftar mengajukan klaim Jamsostek . Dalam menentukan sampel dari populasi yang akan diteliti maka penulis menggunakan simple random sampling yaitu penarikan sampel secara acak sederhana. Pengambilan sampel acak sederhana adalah sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Singarimbun, 1989: 155).

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:


(45)

Studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data atau informasi yang ada menyangkut masalah yang akan diteliti dengan mempelajari dan menelaah buku-buku dan media lainnya yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.

2. Studi Lapangan.

Studi lapangan merupakan pengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung turun ke lokasi penelitian untuk mencari fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Penelitian ini ditempuh dengan cara:

a. Observasi , mengumpulkan gejala-gejala tertentu yang dilakukan dengan mengamati, mendengar dan mencatat kejadian yang menjadi sasaran penelitian.

b. Kuisioner, mengumpulkan data dan informasi dengan cara menyebarkan angket yang kemudian dijawab oleh responden.

c. Wawancara, mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan secara tatap langsung atau berhadapan langsung dengan responden yang bertujuan untuk melengkapi data yang diperoleh dari kuisioner yang diajukan.

3.5. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu menjabarkan hasil penelitian sebagaimana adanya. Data yang telah didapatkan dari hasil penelitian dilapangan kemudian dikumpulkan serta diolah dan dianalisis dengan menggambarkan dan


(46)

menjelaskan serta memberikan komentar dengan menggunakan tabel tunggal sehingga data dapat dibaca dengan mudah untuk mengetahui jawaban dari masalah yang diteliti.


(47)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1. Latar Belakang Berdirinya PT. Gelatik Supra Cabang Kota Medan Menjelang era perdagangan bebas tingkat ASEAN (AFTA) perusahaan-perusahaan semakin dituntut untuk meningkatkan kualitas produk dan sumber daya manusianya, apabila tidak ingin tertinggal dari para pesaing (competitor), baik yang berasal dalam negeri maupun perusahaan-perusahaan Internasional. Dengan mengamati dan mencermati keadaaan seperti ini (scanning environmental), setiap perusahaan akan semakin berkonsentrasi (internal & eksternal) pada bisnis utamanya (core business), pengembangan riset yang terus menerus, inovasi, harga produk yang murah, akses pasar dan tersedianya sumbe daya manusia (resources) agar pertumbuhan pendapatan dan penjualan tercipta secara berkesinambungan.

Oleh karena itu, PT. Gelatik Supra sebagai salah satu perusahaan pengalihdayaan/penyaluran tenaga kerja (outsourcing) Nasional memahami betul situasi dan kondisi seperti diatas. Melalui jaringan, program serta managemenyang dimiliki, PT. Gelatik Supra akan membantu setiap perusahaan di dalam meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang dibutuhkan sehingga peruahaan tidak lagi di bayang-bayangi atau diributkan dengan masalah masalah ketenagakerjaan; seperti pemogokan, pemutusan hubungan kerja maupun penanganan kontrak kerja karyawan yang bermasalah.

Outsource merupakan salah satu bagian dari strategi perusahaan (Source: The Outsorcing Institute, 1995) dan strategi ini sudah banyak diterapkan


(48)

perusahaan-perusahaan Internasional (MNC Company). Melalui outsourcing, perusahaan semakin lebih efektif di dalam mengontrol biaya operasionalnya dan memfokuskan dirinya pada Kompetensi utama perusahaan dan juga pemberdayaan tenaga kerja.

Berdasarkan pertimbangan tersebut maka pada tahun 1995 didirikanlah perusahaan penyalur tenaga kerja yang dinamakan PT. Gelatik Supra yang berada di Bandung untuk pertama kalinya dan berkembang secara Nasional di beberapa kota seperti; Jakarta, Yogyakarta, Semarang, Surabaya dan Medan. Dengan berkembangnya di beberapa kota sehingga PT. Gelatik Supra berpusat di Jakarta. Sedangkan untuk cabang di Kota Medan berdiri sejak tahun 2004. Dengan cara memberikan penawaran kerjasama kepada pihak Perusahaan didalam mengelola masalah Ketenagakerjaan agar perusahaan lebih berkonsentrasi pada strategik (strategic), pengembangan (development), performance, pemenuhan kebutuhan bisnis serta memperkecil jarak (gap) tingkat persaingan.

4.2. Landasan Berdirinya PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan.

Dalam Pasal 160 1b KUHPerdata tentang pemberian jasa/melakukan pekerjaan tertentu terdapat 4 (empat) elemen dalam melakukan perjanjian kerja, 4 elemen tersebut adalah:

1. Bekerja di bawah perintah (hubungan kerja tidak sejajar tetapi subordinatif). 2. Menerima upah.

3. Hubungan kerja langsung selama suatu waktu (bias waktu tertentu atau tidak waktu tertentu).

Atas dasar pasal 160 1b KUHPerdata perusahaan-perusahaan pemberian jasa kerja berdiri guna mempercepat proses perkembangan dunia usaha sehingga PT. Gelatik Supra


(49)

mulai berdiri dan menyalurkan jasa penyaluran tenaga kerja. dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 25 Tahun 1997 telah diatur mengenai keberadaan tenaga kerja, sejak dikeluarkannya revisi UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 35 ayat (1), disebutkan “Pemberi kerja yang memerlukan tenaga kerja dapat merekrut sendiri tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 35 ayat (1) terdiri dari 2 yaitu : a. instansi pemerintah yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dan b. lembaga swasta berbadan hukum”, maka semakin tegaslah keberadaan perusahaan penyaluran tenaga kerja.

Dengan dikeluarkannya undang-undang tersebut maka terbentuklah lembaga swasta berbadan hukum seperti pelaksana penempatan kerja, dan mereka berbentuk perusahaan. Di dalam perencanaannya sebagai perusahaan yang bertujuan ekonomi (mencari keuntungan) mereka juga mempunyai peran sebagai pelaksana pendukung investasi bagi perusahaan yang akan menanamkan modal dan berkembang dengan cepat guna mengatasi masalah pemberdayaan angkatan kerja yang tentunya peningkatan kualitas sumber daya manusia dan peningkatan kerja yang bekerja.

4.3. Tujuan PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan.

Disamping memiliki nilai usaha/bisnis, tujuan lain dari perusahaan penyaluran tenaga kerja adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia terutama tenaga kerja bagi dunia usaha. Ada beberapa tujuan PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan bagi perkembangan dunia usaha:

1. Perusahaan klien lebih berfokus mengerjakan bisnis utamanya, inovasi dan perkembangan, sehingga dunia usaha semakin berkembang, dan investasi yang memerlukan tenaga kerja siap pakai akan berkembang.


(50)

2. Perusahaan klien tidak lagi mengendalikan tenaga kerja tetapi mengendalikan bisnis utamanya, planning dan management, sehingga perusahaan dapat dengan cepat menegmbangkan dunia usahanya.

3. Perusahaan klien memperoleh efisiensi dan pengurangan biaya karena segala administrasi tenaga kerja seperti Jamsostek dan pemberian upah serta setiap masalah akan menjadi tanggung jawab perusahaan penyalur tenaga kerja sebab perusahaan tenaga kerja akan bekerja secara professional.

4. Merekrut para tenaga kerja agar terampil, terlatih dan disiplin dalam

peningkatan kualitas sumber daya manusia guna pengembangan dunia usaha.

4.4. Program PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan.

Untuk mencapai tujuan yang sudah digariskan, PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan melakukan beberapa hal untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja dalam hal pemberdayaan angkatan kerja:

1. Menyediakan tenaga kerja sesuai dengan yang diminta oleh klien. 2. Mengawasi mutu Sumber Daya Manusia tenaga kerja.

3. Ikut aktif memonitor pekerjaan tenaga kerja.

4. Membina tenaga kerja tersebut melalui pertemuan dan pelatihan. 5. Memberikan penghargaan kepada tenaga kerja.

6. Memberikan jaminan sosial kepada setiap tenaga kerja dalam hal ini

mengikutsertakan tenaga kerja sebagai anggota Jamsostek serta asuransi kesehatan.

4.5. Pendapatan PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan

Untuk dapat berdiri dan bertahan sebuah lembaga tentu memiliki sumber dana atau pendapatan. PT. Gelatik Supra sebagai sebuah lembaga usaha tentu mempunyai sumber pendapatan, adapun sumber pendapatan yang dimiliki PT. Gelatik Supra yakni Komisi


(51)

Perusahaan (Fee Management). Dalam hal ini perusahaan akan mendapatkan komisi 10-20% (tergantung perjanjian) dari jumlah nilai kontrak adalah gaji tenaga kerja yang disesuaikan dengan Upah Minimum Provinsi (UMP) ditambah biaya tunjangan seperti Jamsostek dan Asuransi Kesehatan. Jadi tidak ada gaji dari tenaga kerja yang diambil oleh perusahaan, karena komsi tersebut di dapatkan PT. Gelatik Supra diluar hitungan pemberian gaji ditambah biaya tunjangan terhadap tenaga kerja.

Bagi tenaga kerja yang direkrut dan akan disalurkan tidak diminta imbalan ataupun komisi atas dasar pemberian kerja terhadapnya, karena justru tenaga kerja tersebut adalah tenaga kerja milik pihak perusahaan penyalur. Sehingga segala masalah seperti kecelakaan kerja, sakit, kematian adalah tanggung jawab PT. Gelatik Supra dalam mengklaim masalah jaminan sosialnya, karena tenaga kerja akan terdaftar sebagai tenaga kerja di perusahaan penyalurnya bukan pada perusahaaan klien tempat dia bekerja.

4.6. Perusahaan Rekanan/ Klien dari PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan Perusahaan rekanan/ klien adalah perusahaan yang menjadi pemakai jasa tenaga kerja PT. Gelatik Supra sebagai perusahaan Nasional yang berpusat di Jakarta dan telah memiliki beberapa cabang di Nusantara termasuk Kota Medan dan beberapa perusahaan klien tersebut menjalin kerjasama secara Nasional. PT. Gelatik Supra juga memiliki beberapa perusahaan klien yang berasal dari hasil kerjasama dari PT. Gelatik Supra di pusat. Beberapa perusahaan rekanan/ klien PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan :

1. PT Kraft Foods Ind : Oreo, Ritz, Kraft, Belvita.

2. Tempo Group : Hemaviton, Bodrex, Viton, Vidoran, Oskadon,

NeoHormoviton,Vitonal F,Flucyl, Vit IPI, Candivit C, Marina, My Baby, Claudia, Total Care & Pritho, SOS.


(52)

3. Indomilk : SKM Omega, Susu Bubuk Indomilk, Cap Enak, Tiga Sapi, Susu Cair, UHT, Orchid, Butter, PLM, Nice Yoghurt, Indoeskrim.

4. Philips Ind : Lampu Philips.

5. Sinar Mas Group : Absolute, Bola Dunia, Mirage, Paperline,

Sinar Dunia, Big Boss, Golden, Sinar Line.

6. PT. Sinar Antjol : WOW, Sehat, Ayu, B29, Intense, Kris.

7. PT Gizindo Prima : Promina, Sun.

8. PT Abbott Indonesia : Pediasure, Gain, Ensure, Glucerna.

9. PT Total Chemindo : Total, Bukrim.

10.PT Tirta Investama : Aqua.

11.PT Beiersdorf : Hansaplast.

4.7. Struktur Organisasi

Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisiensi. Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses akan membuat suatu organisasi dapat mencapai tujuannya. Proses ini akan tercermin pada strukur organisasi.

Struktur organisasi diartikan sebagai susunan hubungan dan hubungan antar komponen, bagian-bagian atau posisi dalam suatu perusahaan. Dimana struktur organisasi ini merupakan suatu kerangka organisasi yang ditetapkan untuk proses manajerial, sistem dalam pola tingkah laku yang muncul dan terjadi dalam praktek penyelenggaraan organisasi dan manajer.


(53)

PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan memiliki struktur organisasi dan pembagian tanggung jawab yang jelas.

1. General Manager (GM).

a. Bertanggung jawab secara menyeluruh atas jalannya usaha perusahaan.

b. Menentukan mutu dan konsep perbaikan secara terus menerus dan

pengembangan mutu kerja.

c. Menentukan kebijakan mutu kerja dan mengarahkan secara umum

tentang mutu kerja.

d. Penguasa tertinggi dan penanggung jawab umum atas system mutu

perusahaan.

e. Mengawasi dan menilai pelayanan terhadap mutu kerja.

f. Mengesahkan tanggung jawab dan wewenang serta penilaian personil. 2. Finance Accounting (FA).

a. Bertanggung jawab secara menyeluruh atas masalah keuangan. b. Bertanggung jawab atas kegiatan penyaluran gaji terhadap karyawan. c. Melakukan negosiasi terhadap perusahaan yang menjadi klien.

d. Melakukan pembayaran iuran terhadap pihak Jamsostek serta asuransi.

3. Human Resources Departement (HRD).

a. Bertanggung jawab secara menyeluruh dan mengkoordinasi, mengawasi dan mengadministrasikan sumber daya manusia yang ada di perusahaan. b. Menyimpan dokumen perrsonil termasuk mengenai training.

c. Membuat dokumen organization chard (struktur organisasi dan catatan pembagian tugas).

d. Mengatur dan mengkoordinasi program training. 4. Operations.


(54)

5. Head of Region (HOR).

a. Bertanggung jawab memberi kontrak bagi para tenaga kerja. b. Mengawasi serta menerima laporan dari setiap tenaga kerja.

c. Member perintah bagi para Team Leader dalam menjalankan tugas di perusahaan/ outlet.

6. Administration.

Bertanggung jawab menangani administrasi perusahaan serta tenaga kerja. 7. Team Leader (TL).

a. Membangun dan memotivasi Merchandiser (MD) dan Sales Promotion

Girl (SPG) agar dapat melakukan tugasnya dengan baik.

b. Melakukan training dan mengawasi langsung terhadap Merchandiser (MD) dan Sales Promotion Girl (SPG).

8. Merchandiser (MD).

a. Menyusun dan menampilkan produk dari perusahaan klien yang ada di outlet.

b. Bertanggung jawab mengetahui atas produk yang ditangani ada di outlet termasuk barang yang masuk.

c. Mempromosikan produk yang menjadi tanggung jawabnya dalam hal ini produk dari perusahaan klien.

9. Sales Promotions Girl (SPG).

a. Bertanggung jawab atas penjualan produk perusahaan klien.

b. Melakukan penjualan serta promosi kepada calon konsumen agar

membeli produk.

Gambar II


(55)

General Manager (GM)

Finance Accounting

(FA)

Human Resources Departement

(HRD) Administration

Operations

Head of Region (HOR)

Team Leader (TL)

Merchandiser (MD)

Sales Promotion Girl (SPG)


(56)

BAB V ANALISA DATA

5.1. Karakteristik Umum Responden

Bab ini penulis akan menyajikan data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan melalui observasi, penyebaran kuesioner serta wawancara langsung kepada responden. Kuesioner tersebut diisi oleh yang terpilih sebagai sampel. Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya, yaitu pada Bab Metode Penelitian bahwa sampel diambil sebanyak 30 orang. Sampel ini berasal dari pengambilan 25% dari 120 karyawan yang telah terdaftar mengajukan klaim Jamsostek di PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan sejak berdirinya perusahaan di tahun 2004 hingga tahun 2010. Pengambilan sampel ini bertujuan menggambarkan respon para responden atas pelaksanaan, serta pelayanan jaminan sosial yang diberikan kepada karyawan di PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan, agar tujuan dari penelitian ini tercapai maka diperlukan data yang valid dan benar-benar terjamin kebenar-benarannya berdasarkan pengalaman yang dialami oleh responden tersebut.

Sebelum melakukan analisis dan mengevaluasi data maka terlebih dahulu akan dijelaskan beberapa data mengenai karakteristik umum responden baik menurut usia, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan dan lama bekerja. Hal ini nantinya akan dipergunakan untuk memberikan gambaran yang lebih jauh mengenai hal-hal yang ditelaah nantinya.


(57)

Tabel 1

Distribusi Responden Menurut Usia

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 4

< 20 Tahun 20 - 30 Tahun 31 – 40 Tahun > 50 Tahun

1 20

8 1

3,33 66,67 26,67 3,33

Total 30 100

Sumber : Kuesioner 2011

Distribusi responden menurut usia sangat penting untuk diungkapkan. Hal ini untuk melihat tingkat usia karyawan yang terdaftar mengajukan klaim Jamsostek di PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan mulai tahun 2004 sampai tahun 2010 yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah mereka yang berada pada usia muda dengan tingkatan usia antara 20-30 tahun sebanyak 20 orang (66,67%), berusia antara 31-40 tahun usia sebanyak 8 orang (26,67%), dan usia di bawah 20 tahun sebanyak 1 orang (3,33%), ini merupakan tingkatan usia produktif sebagaimana ditegaskan bahwa batasan usia produktif antara 15-55 tahun. Sedangkan usia di atas 50 tahun hanya 1 orang (3,33%). Hasil sebaran kuesioner ini menunjukkan bahwa karyawan PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan yang terdaftar mengajukan klaim Jamsostek secara umum adalah mereka yang masih dalam usia produktif untuk bekerja.


(58)

Tabel 2

Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2

Laki-laki Perempuan

8 22

26,67 73,33

Total 30 100

Sumber : Kuesioner 2011

Karakteristik responden menurut jenis kelamin perlu diungkapkan dengan tujuan mengetahui jumlah perbandingan karyawan yang terdaftar mengajukan klaim Jamsostek di PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan. Berdasarkan tabel 2 bahwa mayoritas responden adalah perempuan sebanyak 22 orang (73,33%) dan laki-laki hanya 8 orang (26,67%). Hal ini karena PT. Gelatik Supra merekrut karyawan yang dibutuhkan sesuai dengan perusahaan klien. Perusahaan klien sangat membutuhkan tenaga kerja yang bisa mempromosikan produk kepada konsumen sehingga konsumen tertarik untuk membeli. Strategi pasar umumnya banyak menggunakan perempuan untuk dijadikan SPG produk sehingga PT. Gelatik Supra cabang kota Medan juga banyak mempekerjakan perempuan sebagai SPG produk perusahaan klien. Sedangkan laki-laki hanya bekerja sebagai Administration, Head of Region, dan Team Leader yang tidak begitu banyak dibutuhkan di dalam perusahaan ini.


(59)

Tabel 3

Distribusi Responden Menurut Pendidikan

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 3

Tamat SMA Diploma (D3) Sarjana (S1)

22 2 6

73,33 6,67

20

Total 30 100

Sumber : Kuesioner 2011

Pendidikan merupakan salah satu hal penting yang harus diutamakan para pekerja jika ingin bersaing dengan pekerja lainnya untuk mendapatkan pekerjaan dan penghasilan serta kedudukan yang lebih layak. Realita yang banyak terjadi sekarang adalah masyarakat Indonesia khususnya pekerja dan pencari kerja memiliki pendidikan yang rendah dan tidak memilki keahlian atau keterampilan khusus untuk mendukung pekerjaannya sehingga dalam dunia kerja tidak heran jika pekerja hanya mampu menjadi pekerja rendahan yang selalu mendapat posisi yang lemah.

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan mayoritas pendidikan karyawan PT. Gelatik Supra adalah tamatan SMA sebanyak 22 orang (73,33%), kemudian sebanyak 6 orang (20%) tamatan Sarjana (S1), sisanya tamatan Diploma (D3) sebanyak 2 orang (6,67%). Sedangkan tamatan SD, tamatan SLTP, dan tamatan Akademi (D3) tidak ada. Dari data diatas ternyata umumnya karyawan PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan yang terdaftar mengajukan klaim Jamsostek diketahui kebanyakan tamatan SMA.


(60)

Tabel 4

Distribusi Responden Menurut Status Perkawinan

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 Belum Menikah Menikah Janda 17 11 2 56,67 36,67 6,66

Total 30 100

Sumber : Kuesioner 2011

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah responden terbanyak bedasarkan status perkawinan adalah belum menikah sebanyak 17 orang (56,67%), sedangkan yang sudah menikah sebanyak 11 orang (36,67%) dan sisanya 2 orang janda. Hal ini menujukkan bahwa mereka yang mengajukan klaim Jamsostek adalah mereka yang belum menikah. Hasil observasi peneliti bahwa mereka yang belum menikah umumnya tinggal dengan orang tua dan di kost.

Tabel 5

Distribusi Responden Berdasarkan Lama Bekerja

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 4

< 1 tahun 1-3 tahun 4-6tahun > 6 Tahun

3 11 14 2 10 36,67 46,67 6,66

Total 30 100


(61)

Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa mayoritas responden bekerja antara 4-6 tahun sebanyak 14 orang (46,67%), dan antara 1-3 tahun sebanyak 11 orang (36,67%) sedangkan yang kurang dari 1 tahun sebanyak 3 orang (10%) dan sisanya lebih dari 6 tahun sebanyak 2 orang (6,66%). Hal ini karena PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan yang beroperasi selama 7 tahun dan perusahaan ini juga merekrut karyawan dengan sistem kontak sehingga tidak banyak responden yang bekerja lebih dari 6 tahun.

5.2. Sosialisasi Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi Karyawan PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan

Ada beberapa hal yang perlu dijelaskan dalam tahap sosialisasi program Jamsostek ini. Pertama, apakah sosialisasi ini benar-benar dilaksanakan oleh pihak instansi dan badan penyelenggara. Kedua, untuk melihat apakah sosialisasi informasi yang dilaksanakan benar-benar diketahui dan dipahami tujuan dan manfaat dari pelaksanaan program Jamsostek tersebut sehingga karyawan PT. Gelatik Supra tertarik untuk menjadi anggota. Ketiga, untuk mengetahui apakah karyawan PT. Gelatik Supra benar-benar membutuhkan program Jamsostek. Keempat, untuk melihat apakah mereka merasa mengalami kendala ketika mereka menjadi anggota Jamsostek.

Penelitian ini juga melihat apakah responden mengetahui atau tidak tentang program Jamsostek yang ada di PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan. Pengadaan sosialisasi informasi program Jamsostek kepada karyawan PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan merupakan langkah awal pelayanan PT. Jamsostek sebagai badan penyelenggara dan PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan sebagai


(62)

fasilitatornya. Hasil dari jawaban kuesioner mengungkapkan bahwa semua responden sebanyak 30 orang (100%) mengetahui adanya program Jamsostek di PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan. Hal ini mereka ketahui melalui pihak perusahaan serta interaksi antar teman yang memberitahukan bahwa di PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan ada program Jamsostek. Selain itu dengan adanya sosialisasi yang dilaksanakan oleh pihak Jamsostek di tahun 2006 dan 2008 yang dilaksanakan di PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan semakin memperjelas adanya program Jamsostek di perusahaan ini.

Sesuai dengan Undang-Undang Jamsostek No. 3 tahun 1992 Pasal 1 (ayat 8), berbunyi sebagai berikut: “pelaksanaan dari program Jaminan Sosial Tenaga Kerja akan dilakukan secara bertahap sesuai kesiapan perusahaan, tenaga kerja, dan Badan Penyelenggara. Perusahaan yang telah wajib menjadi peserta Jamsostek adalah yang mempekerjakan tenaga kerja 10 orang atau lebih, atau membayar upah Rp. 1 juta atau lebih”. Maknanya adalah bahwa setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja lebih dari 10 orang atau lebih dengan membayar upah Rp. 1 juta atau lebih wajib menjadi peserta Jamsostek sesuai dengan ketentuan, sehingga pihak tenaga kerja dan perusahaan sama-sama diuntungkan dengan adanya program Jamsostek.

PT. Gelatik Supra yang mempekerjakan karyawan sebanyak 156 orang mewajibkan perusahaan untuk melaksanakan program Jamsostek yang dlaksanakan oleh Negara, demi memberikan perlindungan bagi karyawannya dari resiko-resiko yang tidak diinginkan.


(1)

7. Apakah Saudara mengetahui bahwa di tempat Anda bekerja ada program Jamsostek?

a. Mengetahui

b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui

8. Darimanakah Saudara mengetahui bahwa di tempat Anda bekerja ada program Jamsostek?

a. Perusahaan tempat Anda bekerja/ pengusaha b. Teman

c. Media Elektronik d. Media Cetak

9. Apakah Anda memahami sepenuhnya tujuan penerapan Jamsostek di tempat Anda bekerja?

a. Memahami

b. Kurang memahami c. Tidak memahami

10. Dalam memahami tujuan penerapan Jamsostek di tempat anda bekerja, apakah anda mengetahui hak-hak yang anda peroleh secara jelas sesuai dengan perjanjian di dalam kontrak?

a. Mengetahui

b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui

11. Setelah memahami tujuan penerapan Jamsostek di tempat Anda bekerja, apakah Anda tertarik dengan kesadaran sendiri menjadi anggota?

a. Tertarik

b. Kurang tertarik c. Tidak tertarik

Apakah alasan Anda memilih jawaban tersebut?...

12. Apakah menurut Anda, setiap karyawan PT. Gelatik Supra layak untuk mendapatkan Jamsostek?

a. Layak


(2)

c. Tidak layak

Apakah alasan Anda memilih jawaban tersebut?...

13. Pada dasarnya, apakah Anda menyenangi program Jamsostek yang ada di tempat Anda bekerja, dalam hal ini Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian dan Jaminan Hari Tua?

a. Senang

b. Kurang senang c. Tidak senang

Apakah alasan Anda memilih jawaban tersebut?...

14. Menurut Anda apakah program Jamsostek yang diberikan sesuai dengan yang diinginkan karyawan PT. Gelatik Supra?

a. Sesuai

b. Kurang sesuai c. Tidak Sesuai

Apakah alasan Anda memilih jawaban tersebut?...

15. Apakah Anda sering mendengar keluhan pekerja lain karena merasa bingung dan tidak mengerti tentang program Jamsostek di tempat Anda bekerja? a. Sangat sering

b. Sering c. Tidak pernah

Apakah alasan anda memilih jawaban tersebut?...

16. Apakah anda mengetahui siapa pelaksana jaminan sosial tersebut? a. Mengetahui

b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui

Jika tahu, darimana Anda mengetahui hal tersebut?...

C. Proses Pendaftaran Program jaminan sosial (Jaminan Kecelakaan


(3)

17. Dalam kepesertaan, siapakah yang mendaftarkan Anda menjadi anggota Jamsostek?

a. Atasan b. Diri sendiri

c. Petugas jaminan sosial sendiri

18. Bagaimana tanggapan anda mengenai proses pendaftaran untuk menjadi anggota Jamsostek di tempat Anda bekerja?

a. Mudah b. Agak sulit c. Sulit sekali

Apakah alasan anda memilih jawaban tersebut?...

19. Bagaimana tanggapan Anda mengenai syarat-syarat yang harus dilengkapi pada saat pendaftaran menjadi anggota Jamsostek di tempat Anda bekerja? a. Mudah

b. Agak sulit c. Sulit sekali

Apakah alasan anda memilih jawaban tersebut?... 20. Apakah anda mengetahui proses pendaftaran dengan baik?

a. Mengetahui

b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui d.

D. Pelayanan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

21. Bila terjadi kecelakaan kerja, bagaimana tindakan instansi tempat anda bekerja?

a. Membawanya ke poliklinik dan mendaftarkannya sebagai kecelakaan kerja b. Memberi pertolongan pertama di poliklinik dan seterusnya berobat sendiri c. Diperintah pulang untuk istirahat

22. Apakah perusahaan tempat Anda bekerja memberikan penggantian biaya bagi karyawan yang mengalami kecelakaan kerja?


(4)

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

23. Apakah anda merasa terbantu dengan penggantian biaya yang diberikan kepada karyawan di tempat anda bekerja. Bagi pekerja yang mengalami kecelakaan kerja jika hal itu disesuaikan sepenuhnya dengan jumlah biaya yang diperlukan oleh pekerja yang mengalami kecelakaan kerja?

a. Terbantu

b. Kurang terbantu c. Tidak terbantu

24. Bagaimana menurut Anda tentang penggantian biaya yang disediakan pada tempat Anda bekerja terhadap karyawan yang mengalami kecelakaan kerja? a. Memadai

b. Kurang memadai c. Tidak memadai

25. Apakah anda pernah mengetahui, bahwa pekerja yang meninggal bukan dikarenakan kecelakaan kerja mendapat tunjangan kematian?

a. Mengetahui

b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui

26. Dan apabila terjadi kematian bukan diakibatkan kecelakaan kerja, bagaimana tindakan instansi tempat anda bekerja?

a. Mengurus biaya pemakaman dan memberikan santunan kematian b. Diberikan santuan seadanya tanpa mengurus biaya pemakaman c. Tanpa diberikan santunan

27. Apakah instansi tempat anda bekerja memberikan penggantian biaya bagi karyawan yang mengalami kematian bukan disebabkan kecelakaan kerja? a. Ya, selalu

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

28. Apakah anda merasa puas dengan penggantian biaya yang diberikan kepada karyawan di tempat anda bekerja. Bagi pekerja yang mengalami kematian bukan diakibatkan kecelakaan kerja, jika hal itu disesuaikan sepenuhnya


(5)

dengan jumlah biaya yang diperlukan oleh pekerja yang mengalami kematian bukan disebabkan kecelakaan kerja?

a. Puas

b. Kurang puas c. Tidak puas

29. Bagaimana menurut saudara tentang penggantian biaya yang disediakan pada tempat anda bekerja terhadap karyawan yang meninggal bukan disebabkan kecelakaan kerja?

a. Memadai

b. Kurang memadai c. Tidak memadai

30. Bila anda mengalami PHK, apakah anda diberikan santunan hari tua di tempat anda bekerja?

a. Ya

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

31. Apakah anda merasa puas dengan penggantin biaya yang diberikan kepada karyawan di tempat anda bekerja. Bagi para pekerja yang mengalami PHK jika hal itu disesuaikan sepenuhnya dengan jumlah yang diperlukan oleh pekerja yang mengalami PHK?

a. Puas

b. Kurang puas c. Tidak puas

32. Bagaimana menurut anda tentang penggantian biaya yang disediakan pada tempat anda bekerja terhadap karyawan yang mengalami PHK?

a. Memadai

b. Kurang memadai c. Tidak memadai

33. Bagaimana dengan pekerja yang mengalami cacat akibat kecelakaan kerja, apakah perusahaan juga memberikan santunan bagi pekerja tersebut?

a. Ya, selalu b. Kadang-kadang


(6)

c. Tidak sama sekali

34. Apakah di tempat anda bekerja tetap membayarkan upah bagi pekerja yang masih belum mampu bekerja akibat kecelakaan kerja?

a. Tetap membayar

b. Kadang-kadang dibayar c. Tidak dibayar sama sekali

35. Bagaimana menurut anda tentang pembayaran upah bagi pekerja yang masih belum mampu bekerja akibat kecelakaan kerja?

a. Dibayarkan upah penuh

b. Sebagian dari upah dibayarkan c. Tidak dibayarkan

36. Bagaimana perasaan anda menjadi anggota Jamsostek di tempat anda bekerja?

a. Sangat bermanfaat b. Kurang bermanfaat c. Tidak bermanfaat

37. Bagaimana respon Anda pada saat pengajuan klaim kepada pihak Jamsostek? a. Mudah

b. Agak sulit c. Sulit sekali

38. Apakah menurut anda pemberian santunan berupa uang dalam pelaksanaan Program Jamsostek di tempat anda bekerja sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku?

a. Sesuai

b. Kurang sesuai c. Tidak sesuai

39. Apakah anda merasa puas dengan pelayanan jaminan sosial yang diberikan pihak Jamsostek kepada anda?

a. Puas

b. Kurang puas c. Tidak puas