22 Tahun 2008 telah menyelenggarakan pilot project program jaminan sosial tenaga kerja
bagi tenaga kerja di kegiatan informal atau tenaga kerja diluar hubungan kerja di 4 empat provinsi, yaitu Provinsi Jambi, Jawa Tengah, Sumatera Utara dan Kalimantan
Tengah . Walaupun program yang ditawarkan masih sebatas pada dua program saja, yakni Jaminan Pemeliharaan Kesehatan JPK dan Jaminan Kecelakaan Kerja JKK,
namun kedua program ini sudah meliputi perlindungan dasar utama bagi pekerja sektor informal. Melalui program jamsostek ini tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di luar
hubungan kerja ini diharapkan dapat bekerja lebih tenang, selanjutnya usaha mereka akan berhasil dan berkembang sehingga dapat menciptakan kesempatan kerja baru yang pada
akhirnya dapat menurunkan angka pengangguran Muzni Tambusai, 2008.
2.3. Motivasi dan
Perilaku Konsumen dalam Pembelian Asuranasi Kesehatan
Dalam memahami perilaku konsumen, terdapat banyak pengaruh yang mendasari seseorang dalam mengambil keputusan pembelian suatu produk atau merek, khususnya
produk perlindungan seperti asuransi. Pada kebanyakan orang, perilaku pembelian konsumen seringkali diawali dan dipengaruhi oleh banyaknya rangsangan stimuli dari
luar dirinya, baik berupa rangsangan pemasaran maupun rangsangan dari lingkungan yang lain. Rangsangan tersebut kemudian diproses diolah dalam diri, sesuai dengan
karakteristik pribadinya, sebelum akhirnya diambil keputusan pembelian. Karakteristik pribadi konsumen yang dipergunakan untuk memproses rangsangan
tersebut sangat komplek, dan salah satunya adalah motivasi konsumen untuk membeli. Menurut Schiffman dan Kanuk 1994 dalam Albari 2002 menyatakan bahwa motivasi
sebagai kekuatan dorongan dari dalam diri individu yang memaksa mereka untuk
Universitas Sumatera Utara
23 melakukan tindakan. Jika seseorang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap obyek
tertentu, maka dia akan terdorong untuk berperilaku menguasai produk tersebut. Sebaliknya jika motivasinya rendah, maka dia akan mencoba untuk menghindari obyek
yang bersangkutan. Model perilaku konsumen yang dikemukakan Kotler 1997 : 10 menerangkan
bahwa keputusan konsumen dalam pembelian selain dipengaruhi oleh karakteristik konsumen, dapat dipengaruhi oleh rangsangan perusahaan yang mencakup produk, harga,
tempat dan promosi .
2.4. Profil Tenaga Kerja Sektor Informal di Sumatera Utara
Kegiatan informal merupakan salah satu lapangan pekerjaan yang tidak memerlukan persyaratan pendidikan tertentu dan persyaratan lainnya sebagaimana yang
biasanya dipersyaratkan pada sektor formal. Oleh karena itu, untuk memasukimenjadi pekerja di kegiatan informal relatif lebih mudah jika dibandingkan dengan sektor formal.
Dengan begitu mudah untuk memasuki menjadi pekerja kegiatan informal, menyebabkan tenaga kerja yang terserap sangat banyak jumlahnya sehingga, kegiatan
informal memiliki peranan yang sangat besar dalam memberikan sumbangan terhadap penyerapan tenaga kerja secara nasional, yang sekaligus dapat mengurangi jumlah
pengangguran Ninasapti Triaswati, 2004. Terjadi peningkatan tenaga kerja di kegiatan informal dari tahun 2004 sebesar
63,2 dari angkatan kerja yang bekerja menjadi 63,9 atau 60,63 juta jiwa BPS, Sakernas,2007.
Universitas Sumatera Utara
24 Sumatera Utara merupakan provinsi yang jumlah penduduknya cukup besar yakni
sebanyak 12.834 juta orang dan menempati urutan ke-empat setelah Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Tenaga kerja di kegiatan informal di Sumatera Utara
didominasi oleh pekerja yang bekerja di sektor pertanian dan perdagangan. Pada Tahun 2005 pekerja di kegiatan informal yang berusaha di sektor pertanian
64 sedangkan di sektor perdagangan 17. Bankominfo Provsu,2008. Kota Tebing Tinggi dipilih menjadi daerah penyelenggaraan pilot-project Jamsos TK-LHK
dikarenakan hasil survei dan profil Kota Tebing Tinggi yang menunjukan bahwa Kota Tebing Tinggi ini dikenal sebagai wilayah yang mengandalkan industri dan perdagangan.
Perkembangan ekonomi Tebing Tinggi dipacu karena letak strategisnya yang menjadi jalur lintas Sumatera. Di samping itu karena Tebing Tinggi merupakan daerah hinterland
yang berkembang menjadi wilayah kota yang maju, sehingga sebagian besar masyarakat daerah tetangga memanfaatkan Kota Tebing Tinggi sebagai alternatif utama dalam
pemenuhan kebutuhan mereka, karena akses ke Kota Tebing Tinggi relatif lebih dekat, terjangkau, efisien dan ekonomis. Kondisi ini mendorong perkembangan Kota Tebing
Tinggi sebagai kota perdagangan. Sektor perdagangan yang dimaksud lebih banyak didominasi oleh para pekerja sektor informal, industri rumah tangga dan UKM yang
banyak tersebar di tiga kecamatan yakni Padang Hilir, Padang Hulu, dan Kecamatan Rambutan.
2.5. Penyelenggaraan Program Jamsos TK-LHK