Tempat dan Waktu Pelaksanaan Metode dan Desain Penelitian

dari nomor 1,2,3,4,5,6 yang mewakili indikator kemampuan komunikasi matematik. Sehingga yang digunakan sebagai instrumen penelitian adalah 6 item pernyataan yang telah valid. Perhitungan selengkapnya mengenai uji validitas instrumen penelitian dapat dilihat pada lampiran 5.

2. Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keterpercayaan hasil tes. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur reliabilitas suatu tes yang berbentuk uraian adalah dengan menggunakan formula Alpha Cronbach, yaitu 8 : Keterangan : = realibilitas yang dicari =jumlah varians skor tiap-tiap item = varians total Klasifikasi interpretasi reliabilitas yang digunakan adalah sebagai berikut: Tabel 3. 5 Kriteria koefisien reliabilitas: Interval Kriteria 0,80 ≤ r ≤ 1,00 Sangat tinggi 0,70 ≤ r 0,80 Tinggi 0,40 ≤ r 0,70 Sedang 0,20 ≤ r 0,40 Rendah r ≤ 0,20 Sangat rendah tidak valid 8 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009, h. 109. Dari uji reliabilitas yang dilakukan pada butir soal yang valid didapatkan reliabilitas sebesar 0,73 dengan tingkat reliabilitas tinggi. Perhitungan selengkapnya mengenai reliabilitas tes dapat dilihat pada lampiran 6.

3. Taraf Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. 9 Tingkat kesukaran dapat diperoleh dengan rumus : Keterangan : P = indeks kesukaran B = skor siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = skor maksimal seluruh soal Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut: 10 Tabel 3.6 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Nilai P Tingkat Kesukaran 0,0- 0,30 Sukar 0,31-0,70 Sedang 0,71-1,00 Mudah Pengukuran tingkat kesukaran butir soal ini menunjukkan 2 butir soal dengan kriteria mudah dan 4 butir soal dengan kriteria sedang. Perhitungan selengkapnya mengenai taraf kesukaran dapat dilihat pada lampiran 7. 9 ibid., h. 208. 10 ibid., h.210.

4. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah: 11 DP = Keterangan: DP = Daya pembeda soal JBA = Jumlah nilai kelompok atas yang menjawab benar JBB = Jumlah nilai kelompok bawah yang menjawab benar JSA = Jumlah peserta kelompok atas x jumlah skor maksimal butir soal JSB = Jumlah peserta kelompok bawah x jumlah skor maksimal butir soal P A = = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P B = = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Adapun klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda Nilai D Daya Pembeda 0,00- 0,20 Jelek poor 0,21- 0,40 Cukup satisfactory 0,41-0,70 Baik good 0,71-1,00 Baik sekali excellent 0,00 negatif Tidak baik dibuang saja Dari perhitungan uji daya pembeda butir soal yang valid diperoleh 1 butir soal dengan kriteria jelek, 2 butir soal dengan kriteria cukup dan 3 butir soal dengan kriteria baik. Perhitungan selengkapnya mengenai daya pembeda dapat dilihat pada lampiran 8. 11 Harun Rasyid, Penilaian Hasil Belajar, Bandung: CV Wacana Prima, 2009, cetakan 2009, hal 246