Hasil Penelitian PENGARUH METODE TAPPS TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA

2. Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah pengujian hipotesis mengenai perbedaan dua rata-rata dua kelompok. Uji yang digunakan adalah uji-t, uji-t digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis, yaitu:

a. Uji Normalitas Tes Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa

Sebelum melakukan pengolahan data lebih lanjut dilakukan pengujian prasyarat penelitian yaitu uji normalitas, uji normalitas didapat dengan menggunakan uji Kai Kuadrat Chi Square pad a taraf signifikan α = 0,01. Uji normalitas diperoleh dari hasil data posttest kedua kelompok penelitian. Hasil pengujian normalitas posttest untuk kelas eksperimen diperoleh nilai  2 hitung = 2,08 lampiran 17, hal 181 dan untuk kelas kontrol diperoleh nilai  2 hitung = 3,42 lampiran 18, hal 183. Dari tabel nilai kritis uji chi-square diperoleh nilai  2 tabel untuk n=36 pada taraf signifikan α = 0,05 adalah 7,82, maka dapat disimpulkan bahwa data hasil posttest kedua kelompok tersebut berdistribusi normal karena memenuhi kriteria  2 hitung ≤ 2 tabel . Hasil uji normalitas posttest kedua kelompok dapat dilihat pada table 4.5 berikut ini : Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol N 36 36 X 73.28 61.61 S 14.76 15.08  2 hitung 2.08 3.42  2 tabel 7.82 7,82 Kesimpulan Normal Normal

b. Uji Homogenitas Tes Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa

Setelah kedua kelompok sampel pada penelitian ini dinyatakan berasal dari populasi yang berdistribusi normal, maka selanjutnya uji homogenitas varians kedua populasi tersebut dengan menggunakan uji Fisher. Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua varians populasi homogen. Hasil perhitungan diperoleh nilai F hitung = 1,04 dan F tabel = 1,76 pada taraf signifikansi 05 ,   dengan derajat kebebasan pembilang 35 dan derajat kebebasan penyebut 35 lampiran 19, hal 185. Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut: Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen dan Kontrol Kelas Jumlah Sampel Varians s 2 F hitung F tabel α=0,05 Kesimpulan Eksperimen 36 217,78 1,04 1,76 Terima H Kontrol 36 227,3 Karena F hitung lebih kecil dari F tabel 1,04 ≤ 1,76 maka H diterima, artinya kedua varians populasi homogen.

c. Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan uji persyaratan analisis ternyata populasi berdistribusi normal dan homogen. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata tes kemampuan komunikasi matematik siswa kelompok eksperimen yang menggunakan metode TAPPS lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan rata-rata tes kemampuan komunikasi matematik siswa kelompok kontrol yang menggunakan pembelajaran ekspositori. Dalam hal ini pengujian dilakukan dengan uji-t. Untuk pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut: Ho :  E ≤  K H 1 :  E  K Keterangan :  E : rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa kelompok eksperimen  K : rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa kelompok kontrol Setelah melakukan perhitungan dengan menggunakan uji-t untuk sampel yang homogen, maka diperoleh t hitung = 3,32 lihat lampiran 20, hal 186. Menggunakan tabel distribusi t pada taraf signifikan 5, atau  = 0,05 diperoleh harga t tabel = 1,67. lampiran 24, hal 193 Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan uji hipotesis disajikan pada tabel 4.7 berikut : Tabel 4.7 Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji-t Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Rata-rata 73.28 61.61 VariansS 2 217.78 227.3 S Gabungan 14.92 t Hitung 3.32 t Tabel 1.67 Kesimpulan Tolak H o Berdasarkan tabel 4.7 terlihat bahwa t hitung lebih besar dari t tabel 3,32  1,67 maka dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H 1 diterima dengan taraf signifikansi 5, berikut sketsa kurvanya: Gambar 4.5 Kurva Uji Perbedaan Data Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Berdasarkan gambar di atas, dapat terlihat bahwa nilai t hitung 3,32 lebih besar dari t tabel 1,67 artinya jelas bahwa t hitung jatuh pada daerah penolakan Ho daerah kritis. Hal ini berarti bahwa kemampuan komunikasi matematik siswa yang menggunakan metode TAPPS lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajarkan secara ekspositori. Sehingga dapat ditunjukkan bahwa pembelajaran matematika yang menggunakan metode TAPPS berpengaruh positif terhadap kemampuan komunikasi matematik siswa.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Peneliti akan membahas kemampuan komunikasi matematik pada kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran TAPPS dan kelas kontrol yang menggunakan metode ekspositori, analisis kemampuan komunikasi matematik tiap indikator, serta proses pembelajaran metode TAPPS.

1. Analisis Kemampuan Komunikasi Matematik

Berdasarkan hasil posttest kemampuan komunikasi matematik kelas eksperimen dan kelas kontrol, terlihat adanya perbedaan nilai rata-rata, median, modus, varians, simpangan baku, tingkat kemiringan dan ketajaman. Deskripsi data perbedaan kemampuan komunikasi matematik disajikan pada tabel 4.8 berikut ini: Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematik Kelas Eksperimen dan Kontrol Statistik Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Banyak sampel 36 36 Nilai terendah 41 36 Nilai tertinggi 100 95 Mean 73,28 61,61 Median 73,83 58,36 Modus 73,83 51,65 Varians 217,78 227,30 Simpangan Baku 14,76 15,08 Kemiringan -0,04 0,22 KetajamanKurtosis 0,2638 0,299 Tabel 4.8 menunjukkan perbandingan kemampuan komunikasi matematik siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, yaitu perolehan nilai rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata kemampuan Komunikasi Matematik siswa kelas kelas kontrol yaitu memiliki selisih 11,67 artinya rata-rata nilai kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Perbandingan median dan modus pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Tingkat kemiringan di kelompok eksperimen -0,04. Karena berharga negatif, maka kecenderungan data mengumpul di atas nilai rata-rata, sedangkan pada kelompok kontrol memperoleh tingkat kemiringan 0,22.Karena berharga positif, maka kecenderungan data mengumpul di bawah rata-rata. Secara visual perbedaan penyebaran data di kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen yang menggunakan metode TAPPS dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran ekspositori dapat dilihat pada gambar berikut ini: 2 4 6 8 10 12 14 20 40 60 80 100 120 F re k uens i Nilai Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Gambar 4.6 Kurva Perbandingan Nilai Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Pada Kelas Eksperimen dan Kontrol Dilihat dari gambar 4.6, bahwa model kurva dari kelas ekperimen maupun kontrol memiliki model kurva yang sama, yaitu runcing leptokurtis karena bedasarkan perhitungan kurtosis dari kedua kelas lebih besar dari 0,263. Terlihat bahwa penyebaran data kurva pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol, karena kurva dikelas eksperimen memiliki kurva landai ke kiri yaitu ekor kiri lebih panjang dari ekor kanan artinya data yang diperoleh dari nilai tes kemampuan komunikasi matematik pada kelas ekperimen mengelompok diatas rata-rata dengan persentase siswa yang mendapat nilai diatas rata-rata sebanyak 55,56 dan siswa yang mendapat nilai dibawah rata-rata sebanyak 44,44. Maka dapat dikatakan bahwa siswa yang memperoleh nilai diatas rata-rata lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang memperoleh nilai dibawah rata-rata. Sedangkan pada kelas kontrol kurva memiliki landai ke kanan yaitu ekor kanan lebih panjang dari ekor kiri artinya data yang diperoleh dari nilai tes kemampuan komunikasi matematik pada kelas kontrol mengumpul dibawah rata-rata dengan persentase siswa yang mendapat nilai diatas rata-rata sebanyak 47,22 dan siswa yang mendapat nilai dibawah rata-rata sebanyak 52,78. Maka dapat dikatakan bahwa siswa yang memperoleh nilai diatas rata-rata lebih sedikit dibandingkan dengan siswa yang memperoleh nilai dibawah rata-rata. Sedangkan perbedaan kemampuan komunikasi matematik siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdasarkan indikatornya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.9 Perbandingan Kemampuan Komunikasi Matematik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator No Indikator Skor Ideal Eksperimen Kontrol Mean Mean 1. Written text 8 5,92 73,96 5,47 68,40 2. Drawing 6 5,33 88,89 4,67 77,78 3. Mathematical Expression 8 4,92 61,46 3,75 46,88 Rata-rata 5,39 73,48 4,63 63,13 Tabel 4.9 memperlihatkan bahwa kemampuan komunikasi kelas eksperimen berdasarkan indikator written text, drawing dan mathematical expression lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Jika diakumulasi pada masing-masing kelompok diperoleh rata-rata persentase kelas eksperimen sebesar 73,48, sedangkan rata-rata kelas kontrol sebesar 63,13 dengan selisih 10,35. Presentase rata-rata indikator kemampuan komunikasi matematik kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kemampuan komunikasi matematik kelas kontrol. Dari deskripsi data diatas dapat disimpulkan bahwa hasil jawaban siswa pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Perbandingan persentase indikator kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam grafik berikut ini : Gambar 4.7 Perbandingan Mean Indikator Kemampuan Komunikasi Matematik Kelas Eksperimen dan Kontrol Dari gambar 4.7, terlihat mathematical expression yang paling rendah. Masalah yang terjadi adalah pada saat menyelesaikan soal kedalam bentuk simbol atau model matematika masih banyak siswa yang bertanya kepada peneliti. Ini disebabkan pada pembelajaran sebelumnya siswa belum terbiasa membuat model matematika. Dan juga terlihat written text dan drawing pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal ini disebabkan bahwa dalam proses pembelajaran dengan metode TAPPS selalu diberikan soal pemecahan masalah yang melibatkan pertukaran konsepsi antar siswa dan mampu menjelaskan argumen jawabannya. Sehingga siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengembangkan metode atau cara dalam menjawab permasalahan yang diberikan dan bukan berorientasi pada jawaban akhir, serta siswa dilatih untuk mengungkapkan gagasan dan alasan dalam menyelesaikan soal. Perbedaan kemampuan komunikasi matematik dalam penelitian ini juga tercermin dari hasil jawaban posttest yang berbeda antara kelas eksperimen dan 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Written text Drawing Mathematical Expression P rose nt as e Indikator Kemampuan Komunikasi Matematik Perbandingan Indikator Mean Kelas Eksperimen dan Kontrol Eksperimen Kontrol kelas kontrol. Berikut ini adalah analisis hasil jawaban tes kemampuan komunikasi matematik berdasarkan indikator-indikatornya.

a. Indikator Written Text

Kemampuan komunikasi matematik yang diukur pada indikator ini adalah siswa dapat memberikan jawaban dengan bahasa sendiri dan membuat model situasi atau persoalan menggunakan, tulisan, konkrit, grafik dan aljabar. Soal yang mengukur indikator ini terdapat pada soal nomor 1 dan nomor 3. Soal nomor 1 Panjang jari-jari dua buah lingkaran masing-masing r 1 = x cm dan r 2 = x + 3 cm. Jika panjang r 2 = 9 cm, tentukan perbandingan : a. Kelilingnya, dan b. Luasnya  Contoh jawaban siswa pada kelompok control  Contoh jawaban siswa pada kelompok eksperimen Siswa pada kelompok kontrol memberikan jawaban dengan landasan pemikiran bahwa apabila mencari perbandingan keliling dan luas lingkaran, harus mencari keliling dan luasnya satu per satu dan terlihat rumit. Sedangkan siswa pada kelompok eksperimen langsung membandingkan dengan cara membuang nilai π pada kedua lingkaran tersebut. Karena siswa dalam kelompok eksperimen menganggap tidak perlu menghitung nilai π dalam menemukan jawaban. Hal ini menunjukan bahwa pada saat proses pembelajaran TAPPS siswa dilatih untuk berdiskusi hasil jawaban yang mereka miliki, sehingga siswa mampu memilah jawaban mana yang paling benar dan sederhana. Dari jawaban yang diberikan oleh kedua siswa, dapat dilihat bahwa siswa dapat memberikan jawaban dengan bahasa sendiri. Terlihat dari jawaban keduanya yang benar, tetapi menggunakan cara yang berbeda. Ini menunjukkan bahwa mereka paham, sehingga mereka dapat menjelaskan secara matematik. Secara keseluruhan untuk soal nomor 1 ini rata-rata nilai kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan dengan nilai rata- rata kelompok kontrol. Soal nomor 3 Faisal hendak memotong pizza secara adil kepada teman-temannya. Pizza berbentuk lingkaran dengan diameter 28 cm. Faisal memotong pizza itu menjadi 6 bagian yang sama besar. a. Tentukan besar sudut sepotong pizza b. Tentukan luas sepotong pizza tersebut  Contoh jawaban siswa pada kelompok kontrol  Contoh jawaban siswa pada kelompok eksperimen Untuk soal nomor 3, nilai rata-rata yang didapatkan oleh kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Perbedaan cara menjawab siswa dari kedua kelompok ini adalah siswa dari kelompok eksperimen memberikan jawaban dengan langsung membagi pizza menjadi enam bagian. Hal ini menunjukan pada saat proses pembelajaran TAPPS siswa sudah terbiasa memberikan jawaban yang paling sederhana. Sedangkan siswa pada kelompok kontrol memberikan jawaban dengan mencari sudut sebuah pizza, lalu mencari luas sepotong pizza dengan menggunakan rumus luas juring. Jawaban yang diberikan oleh siswa kelompok kontrol maupun siswa pada kelompok eksperimen benar, hanya saja menggunakan cara yang berbeda.

b. Indikator Drawing

Indikator selanjutnya dalam komunikasi matematik adalah drawing dimana siswa dituntut untuk dapat merefleksikan benda nyata, gambar, dan diagram dalam ide matematika. Indikator ini terdapat pada soal nomor 2 dan 5. Soal nomor 2 Pak Danu akan membuat taman berbentuk persegi dengan panjang sisi 30 m. Taman itu terdiri dari lapangan rumput yang ditengah-tengahnya dibuat taman bunga berbentuk lingkaran yang berdiameter 20m. a. Buatlah sketsa gambar dari soal di atas b. Hitunglah besar biaya untuk menanam rumput, jika biaya penanaman rumput tiap m 2 Rp 7.500,00  Contoh jawaban siswa pada kelompok kontrol  Contoh jawaban siswa pada kelompok eksperimen