Analisis Keputusan Pembelian Yang Dipengaruhi Oleh Positioning Dan Perceived Quality Pada Produk Pembalut Wanita Merek Laurier (Studi Kasus Mahasiswa STIKES Elisabeth Medan)

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM S-1 REGULER

FAKULTAS EKONOMI MEDAN

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN YANG DIPENGARUHI OLEH POSITIONING DAN PERCEIVED QUALITY PADA PRODUK

PEMBALUT WANITA MEREK LAURIER (Studi Kasus Mahasiswa STIKES Elisabeth Medan)

SKRIPSI OLEH:

BINTUA SAHALA SITOHANG 060502199

DEPARTEMEN MANAJEMEN

Guna Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

ABSTRAK

Bintua Sahala Sitohang (2011). ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN YANG DIPENGARUHI OLEH POSITIONING DAN PERCEIVED QUALITY PADA PRODUK PEMBALUT WANITA MEREK LAURIER (Studi Kasus Mahasiswa STIKES Elisabeth Medan). Dibawah bimbingan Dra. Mulykata Sebayang, M.Si, Dr. Endang S.R, SE, M.Si , SE, M.Si (Ketua Departemen Manajemen), DR. Yenni Absah SE, M.Si (Penguji I), Drs. Liasta Ginting, M.Si (Penguji II).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh positioning produk dan perceived quality terhadap keputusan pembelian pembalut wanita merek Laurier. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive random sampling. Metode analisis yang dipergunakan adalah metode analisis deskripstif, metode analisis statistik yang terdiri dari analisis regresi linier berganda, pengujian signifikan simultan dan pengujian signifikan parsial serta pengujian koefisien determinasi.

Pada pengujian secara simultan (uji F) diketahui bahwa variabel positioning dan perceived quality secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pembalut Laurier. Pada pengujian secara parsial (uji t) diketahui bahwa perceived quality berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pembalut Laurier. Sementara itu, positioning memiliki pengaruh yang positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian pembalut Laurier. Melalui pengujian koefisien determinasi (Adjust R square) diperoleh nilai sebesar 0,483, berarti 48,3 % keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh positioning dan perceived quality. Sedangkan sisanya 51,7 % dijelaskan oleh variabel lainya yang tidak diteliti.


(3)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Bapa di surga, Yesus Kristus karena atas berkat dan kasih setiaNya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan sebaik mungkin.

Penulis menyadari bahwa proses penelitian dan penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis dengan kerendahan hati menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, ME selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Strata Satu (S-1) Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Mulykata Sebayang, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Ibu DR. Yenni Absah SE, M.Si selaku Dosen Penguji I yang telah banyak

memberikan saran dan masukan bagi penulis.

6. Ibu Drs. Liasta Ginting, M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah banyak memberikan saran dan masukan bagi penulis.


(4)

7. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staf dan pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, yang telah banyak membantu, mendidik dan membimbing penulis selama masa perkuliahan.

8. Kedua orang tuaku tercinta; bapak saya F. Sitohang (alm) yang telah duluan berpulang, tapi cinta dan kasih sayangmu akan tetap melekat di dalamhatiku dan ibu saya B. br Sitanggang yang telah mengalami banyak pergumulan dan selalu memberikan kasih sayang, dukungan, semangat, nasihat, dan doa kepada saya.

9. Kepada seluruh keluarga saya yang telah banyak memberi perhatian, nasehat dan juga pengorbanan bagiku terutama dalam masalah studi; kel. Uda Ando Sitohang, kel Uda Alfades Sitohang, kel. Pak tua Dame Aritonang, kel. Pak tua Melati Sitohang, kel. Tulang Benget Pandiangan dan semua keluarga besar saya yang lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

10.Kepada adik dan saudara sepupu saya; Kak Dame Aritonang, Demakron Aritonang, Franstomi Sitohang dan terkhusus buat adik saya satu-satunya Frengky Samuel Antonius Sitohang yang selama ini menjadi motivasi terbesar saya dalam hidup ini.

11.Seluruh sahabat-sahabatku yang selama ini senantiasa bersama-sama dalam melewati waktu dan berbagi banyak hal; Parade Hutapea, Meggy Dumais, Saor Siahaan, Erick Tarigan, Yoan Nababan, Carjony Sitorus, Yohanes Pulungan, Toman Purba, Boy Siregar, dan semua sahabat-sahabat lainnya yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu.


(5)

12.Rekan-rekan di kelompok kecil Faithful, terutama kepada bang Gomgom Manurung yang selalu sabar membimbing kami adik-adiknya.

13.Kepada sahabat-sahabat saya yang telah memberi motivasi dan membantu dalam penelitian ini; Novalina Simbolon, Henny Sihombing, Elpirisa Manik, Dwi Tampubolon, Luci Sitohang dan semua teman-teman di STIKES Elisabeth Medan yang sangat koperatif dalam penelitian saya ini. 14.Seluruh rekan-rekan sepergerakan di GMKI Komisariat Ekonomi yang

selalu bersama-sama dengan saya dalam melewati waktu baik di dalam maupun di luar kampus. Ut Omnes Unum Sint.

15.Tema-teman satu kos saya di Harmonika 53 yang selama ini menjadi saudara senasib sepenanggungan selama masa perkuliahan saya.

Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam menyelesaikan skripsi ini, baik dari isi maupun sistematika penulisannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Medan, Maret 2011 Penulis,


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan masalah... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis ... 7

2.1.1. Positioning ... 7

2.1.2. Produk ... 10

2.1.3. Kualitas ... 13

2.1.4. Persepsi Kualitas ... 14

2.1.5. Keputusan Pembelian ... 17

2.2. Penelitian Terdahulu ... 23

2.3. Kerangka Konseptual ... 24

2.4 Hipotesis ... 25

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 26

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

3.3. Batasan Operasional... 26

3.4. Defenisi Operasional ... 27

3.5. Skala Pengukuran Variabel ... 28

3.6. Populasi dan Sampel ... 29

3.7. Metode Pengumpulan Data ... 30

3.8. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 31

3.9. Teknik Analisis Data... 32

3.9.1. Analisis Deskriptif ... 32

3.9.2. Uji Asumsi Klasik ... 32

3.9.3. Analisis Regresi Berganda ... 32

3.9.4. Pengujian Hipotesis ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 35

4.1.1. Uji Validitas ... 35

4.1.2. Uji Reliabilitas ... 36

4.2. Metode Analisis Deskriptif... 38

4.2.1. Analisis Deskriptif Responden ... 39

4.2.2. Analisis Deskriptif Variabel ... 40

4.3. Uji Asumsi Klasik... 47

4.4. Analsis Regresi Linear Berganda ... 50

4.5. Pengujian Hipotesis ... 52

4.5.1. Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... 52

4.5.2 Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 54


(7)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 56 5.2. Saran ... 57 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Perceived Quality menghasilkan nilai... 17

Gambar 2.2 Proses Pengambilan Keputusan ... 20

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual ... 25

Gambar 4.1 Histogram Uji Normalitas ... 48


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Top Brand Index Kategori Pembalut Wanita 2010 .. 3

Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel ... 28

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 29

Tabel 4.1 Uji Validitas... 36

Tabel 4.2 Uji Validitas II ... 37

Tabel 4.3 Reliability Statistics ... 38

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 39

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Variabel Positioning ... 40

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Variabel Perceived Quality ... 43

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Variabel Keputusan Pembelian ... 45

Tabel 4.8 Kolmogrov-Smirnov Test ... 49

Tabel 4.9 Analisis Regresi Linier Berganda ... 50

Tabel 4.10 Uji-F ... 53

Tabel 4.11 Uji-t ... 54


(10)

ABSTRAK

Bintua Sahala Sitohang (2011). ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN YANG DIPENGARUHI OLEH POSITIONING DAN PERCEIVED QUALITY PADA PRODUK PEMBALUT WANITA MEREK LAURIER (Studi Kasus Mahasiswa STIKES Elisabeth Medan). Dibawah bimbingan Dra. Mulykata Sebayang, M.Si, Dr. Endang S.R, SE, M.Si , SE, M.Si (Ketua Departemen Manajemen), DR. Yenni Absah SE, M.Si (Penguji I), Drs. Liasta Ginting, M.Si (Penguji II).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh positioning produk dan perceived quality terhadap keputusan pembelian pembalut wanita merek Laurier. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive random sampling. Metode analisis yang dipergunakan adalah metode analisis deskripstif, metode analisis statistik yang terdiri dari analisis regresi linier berganda, pengujian signifikan simultan dan pengujian signifikan parsial serta pengujian koefisien determinasi.

Pada pengujian secara simultan (uji F) diketahui bahwa variabel positioning dan perceived quality secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pembalut Laurier. Pada pengujian secara parsial (uji t) diketahui bahwa perceived quality berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pembalut Laurier. Sementara itu, positioning memiliki pengaruh yang positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian pembalut Laurier. Melalui pengujian koefisien determinasi (Adjust R square) diperoleh nilai sebesar 0,483, berarti 48,3 % keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh positioning dan perceived quality. Sedangkan sisanya 51,7 % dijelaskan oleh variabel lainya yang tidak diteliti.


(11)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Wanita adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling indah sekaligus paling misterius. Kenapa disebut misterius? Karena wanita itu sangat sulit untuk dipahami. Wanita cenderung tertutup dan memendam perasaannya sendiri, dan jikapun terbuka hanya pada orang-orang tertentu yang sudah dianggap dekat saja. Wanita juga selektif dalam memilih produk yang akan digunakannya.Tidak heran jika seorang wanita sampai rela berkeliling di sebuah pusat perbelanjaan hanya untuk mendapatkan produk yang benar-benar sesuai dengan keinginannya. Selain itu wanita juga merupakan potensi pasar yang dapat membuat perusahaan terinsprasi untuk menciptakan berbagai produk, mulai dari produk kecantikan sampai produk pembalut wanita, dimana produk tersebut merupakan konsumsi pribadi bagi kaum hawa.

Para wanita memang sulit untuk dipahami, tapi para produsen selalu berusaha untuk mengetahui apa yang ada di benak para wanita ini. Karena bagaimanapun juga kaum wanita adalah pasar yang sangat potensial dimana wanita memiliki kebutuhan akan produk yang lebih beragam jika dibandingkan dengan para laki-laki. Selain itu yang biasanya mengadakan proses pembelian adalah wanita. Produsen oleh sebab itu perlu mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi seorang wanita mau melakukan suatu pembelian. Keputusan pembelian adalah hal yang bagitu penting untuk diamati para pemasar, karena hal ini akan menjadi pertimbangan perusahaan untuk menciptakan produk yang lebih sesuai lagi dengan kebutuhan dan keinginan konsumen


(12)

Pembalut sebagai produk pribadi bagi kaum hawa menjadi kebutuhan dasar bagi para wanita yang sudah mencapai fase pubertas. Dimana pada fase ini para wanita akan mengalami yang dinamakan haid. Usia haid biasanya antara 12 sampai 50 tahun dan ada kemungkinan seorang wanita sudah mendapatkan haid sebelum usia 12 tahun, atau masih mendapatkan haid sesudah usia 50 tahun. Itu semua tergantung pada kondisi, lingkungan dan iklim yang mempengaruhinya. Setiap bulan rata-rata waktu lamanya haid adalah 6 hari dengan penggantian pembalut sekitar 3 kali dalam 1 hari maka selama sebulan seorang wanita yang sedang mendapat haid akan membutuhkan 18 unit pembalut oleh sebab itu permintaan akan produk ini begitu tinggi.

Produk pembalut ini memberi kenyamanan bagi kaum wanita dalam menjalankan aktivitasnya bukan berarti pasar produk ini juga nyaman. Persaingan di kategori ini membuat gerah. Pasalnya, hampir tidak ada pemimpin pasar mutlak di kategori ini. Merek-merek besar seperti Laurier, Charm dan Softex saling bersaing memperebutkan pasar potensial ini.

PT. Kao Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi pembalut wanita dengan Laurier sebagai merek dagangnya. Untuk tahun ini Laurier meraih predikat Top Brand dalam kategori produk pembalut wanita. Hal ini menjadi sebuah fenomena tersendiri dimana sebelumnya pembalut merek Softex yang merajai pasar ini, malah produk keluaran PT. Softex Indonesia ini sempat menjadi merek generik untuk produk pembalut wanita.

Tabel 1.1

Daftar Top Brand Index untuk kategori pembalut wanita Pada tahun 2010

Merek Top Brand Index Indonesia


(13)

Charm 32.3%

Softex 19.5%

Kotex 6.7%

Hers Protex 3.8%

Sumber: marketing.co.id

PT. Kao Indonesia dalam mengkomunikasikan produknya ke pasar pasti akan melahirkan positioning di benak konsumen. Positioning merupakan bauran pemasaran yang begitu penting untuk meraih perhatian konsumen saat ini, karena dengan menancapkan positioning di benak konsumen maka konsumen akan dengan mudah mengenal pembalut Laurier tersebut. Laurier memposisikan diri bagi para wanita muda yang aktif dan praktis dengan desain yang sesuai kebutuhan. Laurier rajin melakukan inovasi produk untuk memberikan kenyamanan bagi para konsumennya sekalian menguatkan posisi merek tersebut di benak konsumen.

Posisi produk yang baik akan memperbesar kemungkinan pembelian terhadap produk, ini adalah tujuan utama sebuah produk diproduksi yaitu supaya produk tersebut dikonsumsi. Para konsumen setelah melakukan pembelian tentu akan menghasilkan persepsi kualitas terhadap produk tersebut. Persepsi kualitas (perceived quality) adalah kualitas suatu produk menurut pemikiran subjektif konsumen. Ada kalanya positioning sebuah produk tidak sesuai dengan imbal hasil yang didapat oleh konsumen. jika hal ini sampai terjadi maka konsumen tidak akan percaya lagi terhadap produk tersebut. Oleh sebab itu perusahaan harus memiliki produk-produk berkualitas yang mampu memberikan kepuasan terhadap konsumen karena hal ini akan mempengaruhi persepsi kualitas konsumen terhadap produk, jangan sampai konsumen merasa tertipu terhadap promosi dan pemosisian produk yang terlalu muluk-muluk.


(14)

Positioning dan perceived quality (persepsi kualitas) merupakan dua hal yang saling berhubungan. Laurier sebagai produk pembalut wanita harus menyeimbangkan positioning produknya dengan persepsi kualitas para konsumen. dalam hal ini ketika konsumen merasa puas terhadap pembalut Laurier yang digunakan maka akan terjadi pembelian ulang terhadap produk tersebut.

Peneliti memilih kampus STIKES Elisabeth Medan sebagai lokasi penelitian dan mahasiswinya sebagai objek penelitian karena sebagai mahasiswa ilmu kesehatan mereka sudah lebih bijak dalam memilih produk yang baik untuk digunakan. Peneliti percaya sebagai mahasiswa ilmu kesehatan para mahasiswinya dapat lebih terbuka membicarakan hal pribadi mengenai pembalut wanita.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai analisis keputusan pembelian yang dipengaruhi oleh positioning dan perceived quality pada produk pembalut wanita merek Laurier.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana pengaruh positioning dan perceived quality terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk pembalut wanita merek Laurier?


(15)

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

a) Menganalisis pengaruh variabel positioning dan perceived quality terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk pembalut merek Laurier.

b) Mengetahui variabel manakah diantara positioning dan perceived quality yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk pembalut merek Laurier.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi: a. Perusahaan

Penelitian yang dilakukan diharapkan akan bermanfaat bagi PT. Kao Indonesia dalam rangka mempertimbangkan untuk menetapkan kebijakan pemasaran produknya.

b. Penulis

Memberikan kontribusi bagi pemikiran untuk memperluas cakrawala berpikir dalam bidang pemasaran, khususnya yang berkaitan dengan dengan positioning dan perceived quality terhadap keputusan melakukan pembelian.

c. Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan referensi, bahan pertimbangan, serta sebagi tambahan pengetahuan bagi para peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian dalam bidang ini.


(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis

2.1.1. Positioning

Positioning adalah tindakan perusahaan untuk merancang produk dan bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan tertentu diingatan konsumen, sehingga dengan demikian konsumen segmen memahami dan menghargai apa yang dilakukan perusahaan dalam kaitannya dengan para pesaingnya. Bila sebuah merek menemukan positioning statement yang efektif, tim merek sering dan sangat bijaksana mempertahankannya dan menggunakannya lagi dan lagi, itulah inti dari positioning statement memosisikan nama merek secara kuat dalam benak orang-orang.

Perusahaan yang meneliti atau mengidentifikasi posisi pesaing dan memutuskan untuk mengambil posisi setaraf dengan posisi pesaing atau mencari kesempatan dalam pasar. Jika posisi perusahaan itu sendiri dekat dengan pesaing lainnya, perusahaan itu harus menyeleksi dan kemudian mencari perbedaan lebih lanjut melalui perbedaan-perbedaan tersendiri.

Banyak defenisi positioning diberikan oleh pakar marketing dengan versi dan model mereka masing-masing, namun tak akan valid kita bicara positioning tanpa menyebut defenisi yang diberikan oleh Al-Ries dan Jack Trout, dua orang yang dianggap sebagai penemu positioning. Al-Ries dan Jack Trout (dalam Kartajaya, 2005:56) mengatakan, “positioning is not what you do to a product, positioning is what you do to the mind of the prospect. that is you position the


(17)

product in the mind of prospect”. Intinya positioning adalah menempatkan produk dan merek kita di benak pelanggan. Dengan definisi ini Ries-Trout mengatakan bahwa perang pemasaran bukanlah terletak di pasar, tapi di benak pelanggan. Perang pemasaran adalah perang untuk memperebutkan sejengkal ruang di benak pelanggan.

Menurut Kartajaya (2005:57) positioning adalah “The strategy for leading your consumer credibly” . Positioning adalah menyangkut bagaiman perusahaan membangun kepercayaan, keyakinan, dan trust kepada pelanggan.

Menurut Kotler (2000:265), terdapat beberapa cara penentuan posisi di benak konsumen, antara lain :

1. Penentuan Posisi Menurut Atribut

Ini terjadi bila suatu perusahaan mempromosikan atribut produk yang lebih unggul di banding pesaingnya.

2. Penentuan Posisi Menurut Manfaat

Dalam pengertian ini produk di posisikan sebagai pemimpin suatu manfaat tertentu.

3. Penentuan Posisi Menurut Penggunaan atau Penerapan.

Seperangkat nilai-nilai penggunaan atau penerapan inilah yang digunakan sebagai unsur yang ditonjolkan.

4. Penentuan Posisi Menurut Pemakai

Ini berarti memposisikan produk sebagai yang terbaik untuk sejumlah kelompok pemakai. Dengan kata lain pasar sasaran lebih ditujukan pada satu atau lebih komunitas, baik dalam arti sempit maupun luas.


(18)

Disini produk secara keseluruhan menonjolkan mereknya secara utuh dan diposisikan lebih baik dari pada pesaing.

6. Penentuan Posisi Menurut Kategori Produk

Disini produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu kategori produk 7. Penentuan Posisi Menurut Harga

Disini produk di posisikan memberikan nilai terbaik untuk harganya.

Menurut Kartajaya (2005:62) terdapat empat syarat dalam membangun positioning :

1. Positioning haruslah dipersepsi secara positif oleh para pelanggan dan menjadi alasan untuk membeli oleh pelanggan.

2. Positioning mencerminkan kekuatan dan keunggulan kompetitif perusahaan.

3. Positioning haruslah bersifat unik dan dengan mudah mendiferensiasikan diri dari para pesaing.

4. Positioning harus berkelanjutan dan selalu relevan dengan berbagai perubahaan dalam lingkungan bisnis, apakah itu perubahaan persaingan, prilaku pelanggan, perubahaan sosial budaya dan sebagainya.

Menurut Kotler (Dalam Lupiyoadi, 2001:48) setidaknya ada tiga langkah dalam melakukan positioning, yaitu:

1. Mengenali keunggulan-keunggulan yang mungkin dapat ditampilkan dalam hubungan dengan pesaing.

2. Memilih keunggulan-keunggulan yang paling kuat atau menonjol.

3. Menyampaikan keunggulan-keunggulan itu secara efektif kepada target pasar.


(19)

Menurut Kotler (Dalam Lupiyoadi, 2001:48), sebuah keunggulan yang patut ditampilkan harus memenuhi kriteria antara lain :

1. Penting.

Keunggulan itu harus merupakan kemampuan yang dianggap sangat penting oleh banyak pembeli.

2. Over Positioning.

Konsumen mempunyai gambaran yang terlalu sempit mengenai suatu atribut.

3. Confused Positioning.

Konsumen merasa tidak pasti dengan citra suatu produk karena terlalu banyak janji yang diberikan atau positioning yang terlalu sering berubah. 2.1.2 Produk

Kotler dan Armstrong (2003: 337) mendefenisikan produk sebagai berikut semua yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan pemakainya.

Perencanaan Produk

Perencanaan produk memiliki 5 (lima) tingkat, yaitu: 1. Manfaat inti (core benefit)

Produk inti terdiri dari jasa untuk memecahkan masalah/ manfaat inti yang dicari konsumen ketika mereka membeli suatu produk.

2. Produk Pasar

Bagian dari produk, tingkat mutu, sifat, rancangan, nama, pengemasan, dan sifat yang lain yang digabungkan untuk memberi produk inti.


(20)

3. Produk yang diharapkan

Serangkaian atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan oleh konsumen ketika mereka membeli produk itu.

4. Produk yang ditingkatkan

Produk yang melampaui harapan konsumen. 5. Produk potensial

Semua peningkatan dan transformasi yang pada akhirnya akan dialami produk tersebut di masa depan.

Klasifikasi Produk

Berdasarkan konsumen yang mengunakannya, produk dan jasa dibagi ke dalam dua kategori, yaitu: (Laksana, 2008: 69-73)

1. Barang Konsumsi (consumers goods)

a. Barang kebutuhan sehari- hari (convenience goods), yaitu barang yang pada umumnya seringkali dibeli, segera dan memerlukan usaha yang sangat kecil untuk membelinya.

b. Barang belanjaan (shopping goods) yaitu barang yang dalam proses memilih dan membelinya dan dibeli oleh konsumen dengan cara membanding- bandingkan berdasar kesesuaian, mutu, harga, dan modelnya.

c. Barang khusus (speciality goods), yaitu barang yang memiliki ciri unik atau merek khas dimana kelompok konsumen bersedia berusaha keras untuk membelinya.


(21)

a. Bahan dan suku cadang (material and spart), yaitu barang- barang yang seluruhnya masuk ke dalam produksi jadi. Bahan baku dibedakan 2 kelas besar

1. Barang hasil pertanian dan barang hasil alam

2. Bahan jadi dan suku cadang, dipecah lagi menjadi dua, yaitu: b. Barang modal (capital items) yaitu barang- barang yang sebagian

masuk ke hasil barang jadi akhir. Terdiri dari:

1. Instalasi yaitu untuk bangunan (untuk pabrik dan kantor) dan peralatan tetap (misal mesin bor)

2. Peralatan tambahan digunakan sebagai pembantu pelaksanaan tugas operasi industry, tapi tak punya arti langsungm tidak menjadi bagian produk yang dibuat, umurnya pendek.

Missal: alat- alat kantor, hard truk, dll. c. Perbekalan dan layanan (supplies and services):

1) Perbekalan operasional (Operating supplies), yakni convenience goods untuk industry, umurnya pendek, harga rendah, tapi tak punya arti langsung.

Misal: oil, pelumas, dll.

2) Usaha pelayanan (business services) yakni perawatan dan perbaikan, dilakukan dengan kontrak perjanjian.

Misal: perbaikan alat kantor.


(22)

1. Barang tahan lama (durable goods) yaitu barang berwujud yang biasanya bertahan lama dengan banyak sekali pemakaian.

2. Barang tidak tahan lama (non- durable goods) yaitu barang berwujud yang biasanya dikonsumsikan satu atau beberapa kali.

3. Jasa (service) yaitu kegiatan, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dibeli.

2.1.3. Kualitas

Kualitas adalah salah satu alat pemasaran yang penting. Kualitas produk mempunyai dua dimensi, yaitu tingkatan dan konsistensi. Dalam mengembangkan produk, pemasar lebih dahulu harus memilih tingkatan kualitas yang yang dapat mendukung posisi produk di pasar sasarannya. Dalam dimensi kualitas tersebut berarti kualitas kinerja yaitu kemampuan produk untuk melakukan fungsi- fungsinya. Perusahaan jarang menawarkan tingkatan kinerja yang kualitasnya setinggi mungkin, namun sebaliknya, perusahaan lebih memilih tingkatan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan pasar sasarannya dan tingkatan kualitas produknya.

Selain tingkatan kualitas yang tinggi juga dapat berarti konsistensi kualitas produk yang tinggi. Dalam konsisten yang tinggi tersebut kualitas produk berarti kualitas kesesuaian, bebas dari kecatatan dan kekonsistenan dalam memberikan tingkatan kualitas yang akan dicapai/ dijanjikan. Semua perusahaan harus berusaha keras memberikan tingkatan kualitas kesesuaian yang tinggi.

2.1.4 Persepsi Kualitas (Perceived Quality)

Menurut Aaker dalam (Simamora, 2003: 281), persepsi kualitas (perceived quality) adalah kualitas suatu produk menurut pemikiran subjektif konsumen. Dalam persepsi kualitas terkandung keyakinan terhadap performans suatu merek.


(23)

Persepsi konsumen terhadap kualitas adalah penilaian konsumen secara menyeluruh terhadap kinerja produk atau jasa (ferrinadewi, 2008:61). Dalam melakukan penilaian terhadap kinerja produk, kemampuan konsumen untuk melakukan penilaian sangat tergantung pada apakah atribut- atribut intinsik produk dapat dirasakan dan dievaluasi pada saat hendak melakukan pembelian. Keterbatasan konsumen disebabkan karena terbatasnya pengetahuan mereka tentang cara pembuatan suatu produk atau bahkan konsumen sendiri tidak memiliki cukup banyak waktu melakukan penilaian. Akibatnya konsumen cenderung untuk mengandalkan atribut ekstrinsik seperti nama merek, nama toko, dan harga dalam mengevaluasi kualitas produk. Atribut ekstrinsik produk ini berperan sebagai jalan pintas yang menyediakan sejumlah informasi bagi konsumen dalam melakukam evaluasi.

Menurut Durianto (2001:96) perceived quality dapat didefenisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. Karena perceived quality merupakan persepsi dari pelanggan maka perceived quality tidak dapat ditentukan secara obyaktif. Persepsi pelanggan akan melibatkan apa yang penting bagi pelanggan karena setiap pelanggan memiliki kepentingan yang berbeda terhadap suatu produk atau jasa. Maka dapat dikatakan bahwa perceived quality berarti akan membahas keterlibatan dan kepentingan pelanggan.

Mengingat kepentingan dan keterlibatan pelanggan berbeda-beda, perceived quality perlu dinilai berdasarkan sekumpulan kriteria yang berbeda. Perceived quality yang tinggi bukan berarti harapan pelanggan rendah (pelanggan merasakan kepuasan yang tinggi jika harapannya jauh lebih rendah dari kinerja


(24)

atau kenyataan). Perceived quality mencerminkan perasaan pelanggan secara menyeluruh mengenai suatu merek. Apabila perceived quality dari suatu merek tinggi, maka kemungkinan besar program perikalanan dan promosi yang dijalankan akan efektif. Tetapi perceived quality dapat juga mengakibatkan kesuilitan yang berarti jika program pemasaran tidak direncanakan dengan baik.

a. Perceived quality Menghasilkan Nilai

Secara umum perceived quality dapat menghasilkan nilai- nilai sebagai berikut: 1. Alasan untuk membeli

Keterbatasan informasi, uang dan waktu membuat keputusan seorang pelangan sangat dipengaruhi oleh perceived quality suatu merek yang telah adadi benak konsumen, sehingga seringkali alasan keputusan pembeliannya hanya didasarkan kepada perceived quality dari merek yang akan dibelinya.

2. Differensiasi atau posisi

Pada saat informasi yang objektif tidak tersedia tentang merek produk, maka perceived quailty menjadi sangat berguna dalam memenuhi pendapat konsumen.

3. Harga Premium

Salah satu keuntungan dari perceived quality adalah memberikan ruang pilihan dalam menentukan premium price (harga premium). Harga premium dapat meningkatkan laba yang secara langsung meningkatkan


(25)

profitabilitas. Pada gilirannya, perceived quality dapat meningkatkan tingkat pengembalian ROI (return on investment) sejalan dengan pengembangan dan perluasan merek yang inovatif yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggannya.

4. Perluasan saluran distribusi

Para pengecer akan termotivasi untuk menjadi penyalur produk/ merek dengan perceived quality yang tinggi, yang berarti dapat memperluas distribusi dari merek tersebut.

5. Perluasan merek

Merek dengan perceived quality yang kuat dapat digunakan untuk memperkenalkan kategori produk baru, yang beraneka ragam. Produk dengan perceived quality kuat akan mempunyai kemungkinan sukses yang lebih besar dibandingkan dengan yang perceived quality nya lemah.

Gambar 2.1 perceived quality menghasilkan nilai Sumber : Durianto, dkk (2001: 101)

Perceived quality

Alasan untuk membeli

Differensiasi atau posisi Harga premium Perluasan saluran distribusi


(26)

2.1.5. Keputusan Pembelian

Proses pengambilan keputusan yang rumit sering melibatkan beberapa keputusan. Suatu keputusan melibatkan pilihan diantara dua atau lebih alternatif tindakan (atau perilaku). Keputusan selalu mensyaratkan pilihan diantara perilaku yang berbeda. Adapun inti dari pengambilan keputusan konsumen (comsumer decision making) adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternative, dan memilih salah satu diantaranya.

Tahapan – tahapan Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Tahapan- tahapan dalam proses pengambilan keputusan pembelian adalah: (Setiadi, 2003:16 – 20)

1. Pengenalan Masalah

Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan dimana terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh adanya rangsangan internal maupun eksternal.

2. Pencarian informasi

Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Adapun sumber- sumber informasi konsumen dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu:

a) Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan.

b) Sumber komersil: iklan, tenaga penjualan, penyalur kemasan dan pameran.


(27)

d) Sumber pengalaman: pernah menangani, menguji, menggunakan produk.

3. Evaluasi Alternatif

Ada beberapa proses evaluasi keputusan. Kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu mereka memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan pertimbangan yang sadar dan rasional.

Konsumen mungkin mengembangkan seperangkat kepercayaan merek tentang dimana setiap merek berada pada ciri masing- masing. Kepercayaan merek menimbulkan citra merek.

4. Keputusan membeli

Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi merek- merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen juga membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai.

5. Perilaku sesudah pembelian

Setelah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan dan ketidakpuasan. Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat pasar.

6. Kepuasan sesudah pembelian

Apa yang menentukan konsumen akan merasa sangat puas, cukup puas, atau tidak puas atas suatu pembelian? Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari dekatnya antara harapan dari pembeli tentang produk dan kemampuan dari produk tersebut.


(28)

7. Tindakan- tindakan sesudah pembelian

Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada suatu produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas, maka ia akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi. Konsumen yang tidak puas akan berusaha mengurangi ketidakpuasannya.

8. Penggunaan dan pembuangan sesudah pembelian

Para pemasar juga harus mengontrol bagaimana pembeli menggunakan dan membuang suatu produk. Pada akhirnya, pemasar perlu mempelajari pemakaian dan pembuangan produk untuk mendapatkan isyarat- isyarat dari msaalah- masalah dan peluang- peluang yang mungkin ada.

Gambar 2.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen Sumber: Setiadi, 2003

Faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian adalah: (Setiadi, 2003: 11-15)

1. Kebudayaan

Kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang.

2. Sub- Budaya

Sub- budaya dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok, ras, area geografis.

3. Kelas Sosial

Kelompok sosial merupakan kelompok- kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat.

Mengenali Kebutuhan

Pencarian Informasi

Evaluasi Alternatif

Keputusan Membeli

Perilaku Pasca Pembelian


(29)

a) Faktor- faktor Sosial 1. Kelompok Referensi

a. Kelompok Primer merupakan kelompok yang ditunjukkan dengan adanya interaksi yang cukup berkesinambungan, seperti keluarga, teman, tetangga dan teman sejawat.

b. Kelompok sekunder adalah yang cenderung lebih resmi dan yang mana interaksi yang terjadi kurang berkesinambungan.

2. Keluarga

a. Keluarga Orientasi merupakan orang tua dari seseorang. Dimana dari orang tua itulah seseorang mendapatkan pandangan tentang agama, politik, ekonomi, dan merasakan ambisi pribadi nilai atau harga diri cinta.

b. Keluarga prokreasi, yaitu pasangan hidup yang anak- anak seseorang keluarga merupakan organisasi pembeli dan konsumen yang paling penting dalam suatu masyarakat telah diteliti secara intensif.

3. Peran dan Status

Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status.

b) Faktor Pribadi

1. Umur dan Tahapan Dalam Siklus Hidup

Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan dalam siklus hidup keluarga. Orang- orang dewasa umunya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya.


(30)

2. Pekerjaan

Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi pembelian mereka terhadap suatu produk atau jasa yang ada.

3. Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan harta (termasuk persentase yang mudah dijadikan uang), kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap mengeluarkan lawan menabung.

4. Gaya Hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan “seseorang secara keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang.

5. Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian merupakan karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relative konsisten.

c) Faktor- faktor Psikologis 1. Motivasi

Kebutuhan itu bersifat biogenik yakni kebutuhan yang timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti lapar, haus. Dan kebutuhan psikogenik adalah kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis tertentu, seperti kebutuhan akan penghargaan. Kebutuhan akan berubah menjadi motif kalau merangsang sampai tingkat intensitas yang mencukupi. Motif inilah yang membuat orang untuk mencari kepuasan.


(31)

2. Persepsi

Persepsi merupakan proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Adanya perpsepsi yang berbeda akan suatu objek yang sama, dipengaruhi oleh tiga proses persepsi yaitu: Perhatian yang selektif, Gangguan yang selektif, Mengingat kembali yang selektif.

3. Pengetahuan

Ketika Orang melakukan suatu aktivitas, pada akhirnya mereka akan belajar. Pembelakaran melibatkan perubahan dalam perilaku individu yang muncul dari pengalaman. Kebanyakan perilaku manusia dipelajari. Teori pembelajaran meyakini bahwa pengetahuan dihasilkan melalui dorongan, rangsangan, petunjuk, respon, dan penguatan kembali.

4. Kepercayaan dan Sikap

Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu. Sikap adalah menguraikan evaluasi perasaan, dan kecenderungan dari seseorang terhadap suatu objek atau ide yang relatif konsisten. Yang dalam hal ini, berarti setelah konsumen memakai suatu produk, konsumen akan mengadakan evaluasi bagaiamana merek tersebut mampu bekerja sesuai dengan harapannya.

2.2. Penelitian Terdahulu

Ada beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini, antara lain meliputi:

Ikhwan Nur Ridwan (2007) Dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi pemetaan (Positioning) pada penumpang maskapai penerbangan


(32)

Indonesia AIR ASIA jalur Medan – Jakarta (studi kasus Indonesia AIR ASIA Medan)”. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan sebagai berikut : Secara simultan (Serentak) menunjukkan bahwa variabel bebas (X1,X2,X3,X4) yaitu citra merk (brand Image) atribut Produk, Pesaing, dan harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap positioning pada maskapai penerbangan Indonesia AIR ASIA (Y) Karena penerbangan Indonesia AIR ASIA dipengaruhi oleh citra Merk (brand image), pesaing, dan harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap positioning pada maskapai penerbangan Indonesia AIR ASIA dan variabel atribut produk secara negatif dan signifikan tidak berpengaruh terhadap positioning pada maskapai penerbangan Indonesia AIR ASIA.

Wibowo et al (2004) dengan judul “Analisa Pengaruh Word of Mouth dan Perceived Value Product Terhadap Keputusan Pembelian Tata Rias Oriflame di UK. Petra”. Penelitian ini menyimpulkan bahwa word of mouth dan perceived value product berpengaruh terhadap keputusan pelanggan dalam membeli produk tat arias Oriflame. Dimana variable independen word of mouth dan perceived value product terhadap pembentukan ekuitas merek sebesar 53.1% sedangkan sisanya 46.9% dipengaruhi oleh factor-faktor lain.

2.3. Kerangka Konseptual

Keputusan pembelian merupakan keputusan yang diambil oleh konsumen untuk membeli merek yang disukai setelah mengetahui informasi yang didapat (Kotler, 2001: 221). Menurut Durianto, (2003: 105) proses bagaimana konsumen mencari dan mempertimbangkan suatu keputusan untuk membeli produk


(33)

dipengaruhi pesan iklan, pengenalan merek, sikap konsumen, kepercayaan konsumen, niat beli dan pembelian nyata.

Lupiyoadi (2001 : 48) mengemukakan positioning mencakup perancangan penawaran dan citra perusahaan agar target pasar mengetahui dan menganggap penting posisi perusahaan di antara pesaing. Dinamika pesaing bisnis yang semakin ketat antara berbagai perusahaan dalam menghasilkan dan menjual produknya memberikan pengaruh terhadap pandangan bahwa perusahaan harus memberitahukan dan memperkenalkan produknya kepada masyarakat agar masyarakat terdorong untuk membeli produk perusahaan. Bila sebuah merek menemukan positioning statement yang efektif, tim merek sering dan sangat bijaksana mempertahankannya dan menggunakannya lagi dan lagi, itulah inti dari positioning statement memosisikan nama merek secara kuat dalam benak orang-orang.

Menurut Durianto (2001:96) perceived quality adalah sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan.

Berdasarkan teori- teori yang dikemukakan, model kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual

Sumber : Durianto (2001), Lupiyoadi (2001) dan Kotler (2001), data diolah Positioning (X1)

Perceived quality (X2)

Keputusan Pembelian Konsumen


(34)

2.4. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut “Variabel positioning dan perceived quality berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Laurier”


(35)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

a. Berdasarkan Bidang yang diteliti, penelitian ini merupakan penelitian Sosial, secara khusus meneliti bidang sosial: ekonomi, pendidikan, hukum, dsb.

b. Berdasarkan Tempat Penelitian, penelitian ini merupakan Field Research (Penelitian Lapangan), langsung di lapangan.

c. Berdasarkan Teknik yang digunakan, penelitian ini merupakan Survey Research (Penelitian Survei), tidak melakukan perubahan (tidak ada perlakuan khusus) terhadap variabel yang diteliti.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan di STIKES Elisabeth Medan. Waktu penelitian direncanakan dari Januari sampai Maret 2011.

3.3. Batasan Operasional

Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas permasalahan dalam penelitian ini, maka dibuat suatu batasan operasional pada pengaruh positioning (X1) dan perceived quality (X2) terhadap keputusan pembelian


(36)

3.4. Defenisi Operasional

Berdasarkan pada rumusan permasalahan dan hipotesis yang akan diuji, parameter yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel Bebas (X)

1. Positioning (X1) merupakan segala upaya mendesain produk dan merek agar

dapat menempati sebuah posisi yang unik dibenak konsumen, dalam faktor: a. Harga

b. bentuk produk c. distribusi produk

d. kemudahan untuk dikenal e. promosi

f. variasi produk g. bentuk kemasan

2. Persepsi Kualitas (X2) adalah nilai- nilai suatu produk yang diberikan oleh

perusahaan kepada konsumen yang mampu mendukung perusahaan dalam memasarkan produknya. Pembalut Laurier sebagai produk yang lebih mengutamakan fungsi memiliki faktor-faktor yang penilai antara lain: daya serap, daya rekat serta kelembutan permukaan produk.

b. Variabel Terikat (Y) Keputusan Pembelian

Pengambilan Keputusan untuk melakukan pembelian adalah perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek. Dalam penelitian ini pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian produk pembalut wanita merek Laurier.


(37)

Tabel 3.1

Defenisi Operasional Variabel

Variabel Defenisi Indikator Skala

Ukur Positioning

(X1)

Segala upaya mendesain produk dan merek agar dapat menempati sebuah posisi yang unik dibenak konsumennya

3.Harga

4.Bentuk produk 5.Distribusi produk

6.Kemudahan untuk dikenali 7.Promosi

8.Variasi produk 9.Bentuk kemasan

Likert

Perceived quality

(X2)

Nilai- nilai suatu produk yang diberikan oleh perusahaan kepada konsumen, dimana nilai- nilai ini mampu

mendukung perusahaan dalam memasarkan produknya

1. Daya serap

2. Kemampuan untuk tidak tembus 3. Daya rekat

4. Kekuatan produk 5. Kelembutan produk 6. Kepraktisan untuk dibawa 7. Kepkratisan dalam pemakaian 8. Kemudahan untuk dibersihkan

Likert

Keputusan Pembelian

(Y)

Suatu pembelian riil yang dilakukan oleh konsumen akibat pengaruh

positioning dan perceived quality

1. Produk top of mind 2. Kenyamanan 3. Kualitas

4. Rasa percaya pada produk 5. Factor kesehatan

6. inovasi

Likert

3.5. Skala Pengukuran Variabel

Pengukurang masing-masing variable dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompol orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2005:86). Dengan menggunakan skala Likert, maka variable yang diukur akan dijabarkan menjadi indikator variabel.


(38)

Skala Likert yang saya pakai menggunakan empat (4) tingkatan, adapun alasannya adalah untuk menghilangkan jawaban abu-abu atau jawaban ragu-ragu. Sikap atau jawaban responden adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Alternatif Jawaban Responden

No Range Bobot

1 Sangat Setuju 4

2 Setuju 3

3 Tidak Setuju 2 4 Sangat Tidak Setuju 1 Sumber : Sugiyono (2004:86) 3.6. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa STIKES Elisabeth Medan yang menggunakan pembalut wanita merek Laurier.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2004: 73), maka penentuan jumlah sampel dapat ditentukan dengan menggunakan rumus: (Supramono, 2003: 52)

Keterangan:

n = Jumlah sampel

Z = Nilai standard normal yang besarnya tergantung kepada α


(39)

Bila α = 0.1 maka Z = 1,67 p = Estimasi proporsi populasi q = 1-p

d = Penyimpangan yang ditolerir

Untuk memperoleh n (jumlah sampel) yang besar dan nilai p belum diketahui maka peneliti mengadakan pra survey untuk mengetahui estimasi proporsi populasi. Peneliti bertanya secara acak terhadap 30 mahasiswi di STIKES Elisabeth Medan. Dari 30 orang yang diwawancarai, 22 mengaku menggunakan pembalut Laurier sedang 8 orang lagi menggunakan produk lain. Dari pra survey tersebut kemudian didapat p (22/30) sebesar 0,73. Dengan demikian jumlah sampel yang mewakili adalah:

n = 54,96 dibulatkan menjadi 55 orang 3.7. Metode dan Pengumpulan Data

a. Jenis Data 1). Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung melalui survei lapangan dengan menyebarkan kuesioner.

2). Data Sekunder

Data yang diperoleh melalui media perantara, yaitu media cetak mengenai sejarah organisasi/ perusahaan, buku, jurnal, literature.

b. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Daftar Pertanyaan/ Kuesioner (Questionare)

Daftar pertanyaan yang diberikan kepada mahasiswa yang dijadikan responden.


(40)

2) Studi Dokumentasi

Teknik pengumpulan dan mempelajari berbagai dokumen seperti, jurnal, buku, artikel, literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 3.8. Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum instrumen penelitian digunakan maka terlebih dahulu diadakan uji validitas dan reliabilitas. Tujuan dari dilakukannya uji validitas dan reliabilitas adalah untuk menguji butir- butir pertanyaan yang ada dalam kuesioner, apakah isi dari butir pertanyaan sudah valid dan realibel. Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat seteleah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi atau r hitung dari variabel

penelitian dengan nilai r table. Pengujian validitas instrument dilakukan terhadap

konsumen Laurier pada 30 orang mahasiswi STIKES Elisabeth Medan dengan menggunakan SPSS 16.00 for windows dengan persyaratan sebagai berikut:

a. Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid. b. Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak

valid.

Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan menunjukkan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama. Pertanyaan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika r alpha positif atau > dari r tabel maka pertanyaan reliabel.


(41)

3.9. Tehnik Analisis Data

3.9.1. Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis dimana data yang telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, kemudian disajikan sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan menjelaskan hasil perhitungan.

3.9.2. Uji Asumsi Klasik

Untuk memastikan apakah model regresi linier berganda layak digunakan atau tidak, maka perlu terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik.

Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dilakukan untuk melihat normal tidaknya distribusi data yang akan dianalisis. Model regresi yang baik adalah distribusi normal atau mendekati normal, dimana data cenderung lurus mengikuti garis diagonal (berdistibusi normal) sehingga layak untuk digunakan.

3.9.3 Analisis Regresi Berganda

Metode analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh positioning dan perceived quality terhadap keputusan pembelian konsumen. Dalam melakukan analisis penulis menggunakan bantuan program software SPSS 16.00 for windows.

Model regresi berganda yang digunakan: Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Keterangan:

Y = Keputusan pembelian konsumen a = Konstanta


(42)

b1,b2 = Koefisien regresi

X1 = Variabel positioning

X2 = Variabel persepsi kualitas (perceived quality)

e = Standar error 3.9.4. Pengujian Hipotesis

a. Uji Simultan (Uji- F)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variable independen yang dimasukkan ke dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusannya adalah:

Apabila fhitung < ftabel maka H0 diterima pada α = 10%

Apabila fhitung > ftabel maka H0 ditolak pada α = 10%

b. Uji Parsial (Uji-t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel independen secara parsial (individual) terhadap variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusannya adalah: Apabila nilai thitung < t tabel maka H0 diterima

Apabila nilai thitung > t tabel maka H0 ditolak

c. Koefisien Determinasi

Pengujian digunakan untuk melihat besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari persamaan dengan model persamaan tersebut akan dapat dihitung R2 atau coefficient of determination yang menunjukkan persentase dari variasi variabel keputusan pembelian konsumen yang mampu dijelaskan oleh model. Selanjutnya dengan membandingkan besarnya nilai R2 untuk masing-


(43)

masing variabel independen, dapat diketahui variabel independen terpenting atau dominan yang menentukan pengaruhnya terhadap terciptanya keputusan pembelian konsumen pada pembalut Laurier


(44)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas

4.1.1. Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur. Suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Penyebaran kuisioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas dibeikan kepada 30 responden diluar dari responden penelitian.

Pada uji validitas ini nilai derajat bebasnya (degree of freedom) adalah 28. Data minimal yang dibutuhkkan adalah n = 30 responden dan variabel independen sebanyak 2, sehingga diperoleh df = n – variabel independen (30 – 2 = 28). Hasil Perolehan rtabel untuk nilai df = 28, dapat dilihat pada tabel r dengan signifikansi

5% adalah 0.374.

Nilai tersebut dinilai bila:

r hitung (hasil perhitungan SPSS) > r tabel = valid


(45)

Table 4.1 Uji Validitas Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00001 59.4667 43.568 .456 .900

VAR00002 59.4667 42.464 .645 .894

VAR00003 58.9000 44.231 .436 .900

VAR00004 59.1000 42.438 .587 .896

VAR00005 59.4667 42.740 .554 .897

VAR00006 59.2667 44.133 .441 .900

VAR00007 59.4333 42.323 .683 .893

VAR00008 59.1333 44.257 .567 .897

VAR00009 59.3333 41.885 .746 .892

VAR00010 59.4000 45.490 .388 .901

VAR00011 59.4000 41.283 .771 .891

VAR00012 59.0333 44.309 .672 .896

VAR00013 59.0333 45.068 .433 .900

VAR00014 59.1333 45.568 .439 .900

VAR00015 59.0333 45.551 .437 .900

VAR00016 59.1667 43.730 .470 .899

VAR00017 59.5333 44.326 .576 .897

VAR00018 59.3667 43.551 .562 .897

VAR00019 59.3000 42.838 .530 .898

VAR00020 59.4000 44.731 .437 .900

VAR00021 59.3000 46.493 .232 .904

Sumber: Hasil pengolahan SPSS (2011)

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa pertanyaan nomor 21 tidak valid karena memiliki nila rhitung (Corrected Item-Total Correlation) sebesar 0.232 yang lebih

kecil dari rtabel (0.232 < 0.374). oleh sebab itu pertanyaan nomor 21 harus dibuang,


(46)

Tabel 4.2 Uji Validitas II Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00001 56.5333 41.913 .469 .902

VAR00002 56.5333 41.016 .634 .897

VAR00003 55.9667 42.792 .420 .903

VAR00004 56.1667 41.040 .571 .899

VAR00005 56.5333 41.085 .568 .899

VAR00006 56.3333 42.506 .450 .902

VAR00007 56.5000 40.810 .681 .895

VAR00008 56.2000 42.786 .553 .899

VAR00009 56.4000 40.455 .734 .894

VAR00010 56.4667 43.982 .376 .903

VAR00011 56.4667 39.775 .771 .892

VAR00012 56.1000 42.783 .666 .898

VAR00013 56.1000 43.403 .447 .902

VAR00014 56.2000 43.959 .444 .902

VAR00015 56.1000 43.886 .453 .902

VAR00016 56.2333 42.047 .487 .901

VAR00017 56.6000 42.800 .570 .899

VAR00018 56.4333 41.978 .566 .899

VAR00019 56.3667 41.275 .534 .900

VAR00020 56.4667 43.154 .439 .902

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2011)

Pada Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa seluruh butir pertanyaan adalah valid karena rhitung lebih besar daripada rtabel. Dengan demikian, kuisioner dapat

dilanjutkan pada tahap pengujian reliabilitas. 4.1.2. Uji Reliabilitas

Realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut dinyatakan reliabel.


(47)

Menurut Ghozali dan Kuncoro dalam (Ginting dan Situmorang, 2008: 179) butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan realibilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

a. Menurut Ghozali nilai Cronbach’s Alpha > 0.60 b. Menurut Kuncoro nilai Cronbach’s Alpha > 0.80

Tabel 4.3 Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.904 20

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2011)

Pada 20 pertanyaan dengan tingkat signifikansi 5% diketahui bahwa koefisien alpha adalah sebesar 0,904. Ini berarti 0.904 > 0.6 dan 0.904 > 0.8 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dapat dijadikan sebagai instrument penelitian. 4.2. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas melalui pengumpulan, penyusunan, dan penganalisaan data, sehingga dapat diketahui gambaran umum dari objek yang diteliti. Data utama dalam penelitian ini adalah informasi dari responden melalui kuisioner yang berisikan tentang karakteristik responden dan pernyataan- pernyataan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam menganalisis masalah penelitian yang telah dirumuskan.


(48)

4.2.1. Analisis Deskriptif Responden

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuisioner yang telah diisi oleh responden peneliti. Responden dalam penelitian ini adalah para mahasisiwi STIKES Elisabeth Medan yang sudah pernah membeli produk pembalut wanita merek Laurier. Pengambilan sampel dilakukan dengan rumus Supramono, maka jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 55 responden.

a) Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Objek penelitian ini adalah produk pembalut wanita merek Laurier oleh sebab itu semua responden dalam penelitian ini berjenis kelamin perempuan.

b) Karakterisitk Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.4

Karakterisitik Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Persentase

18 Tahun 5 9.09

19 Tahun 5 9.09

20 Tahun 14 25.46

21 Tahun 16 29.10

22 Tahun 12 21.81

23 Tahun 3 5.45

Total 55 100%


(49)

Tabel 4.4 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan usia. Mahasiswi berusia 21 tahun adalah responden terbanyak yang melakukan pembelian yaitu sebesar 29.10%.

4.2.2. Analisis Deskriptif Variabel

a. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Positioning (X1)

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Positioning (X1) Indikator

Penelitian

Frekuensi Jawaban Responden (%) Total Skor : 4

SS

Skor : 3 S

Skor: 2 TS

Skor:1 STS

n % n % n % n % n %

1 11 20.00 43 78.18 1 1.82 - - 55 100

2 8 14.55 33 60.00 14 25.45 - - 55 100

3 20 36.36 31 56.36 4 7.27 - - 55 100

4 14 25.45 29 52.73 12 21.82 - - 55 100

5 8 14.55 33 60.00 13 23.64 1 1.82 55 100

6 10 18.18 36 65.45 9 16.36 - - 55 100

7 12 21.82 31 56.36 12 21.82 - - 55 100

Rata-rata 21.56 61.30 16.88 0.26 100

Sumber: Data Primer dengan pengolahan SPSS (2011)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 55 orang responden untuk variabel positioning pada tabel 4.5, yaitu:

1) Pada pernyataan pertama (Harga yang ditawarkan Laurier relatif terjangkau) sebanyak 11 orang menyatakan sangat setuju (20%), 43 orang menyatakan setuju (78.18%), dan 1 orang menyatakan tidak setuju (1.82%).


(50)

2) Pada pernyataan kedua (Bentuk/ketebalan pembalut Laurier tipis) sebanyak 8 orang menyatakan sangat setuju (14.55%), 33 orang menyatakan setuju (60%), dan 14 orang menyatakan tidak setuju (25.45%).

3) Pada pernyataan ketiga (Produk Laurier mudah ditemukan di toko maupun warung) sebanyak 20 orang menyatakan sangat setuju (36.36%), 31 orang menyatakan setuju (56.36%), dan 4 orang menyatakan tidak setuju (7.27%)

4) Pada pernyataan keempat (Produk pembalut Laurier menarik dan mudah dikenali) sebanyak 14 orang menyatakan sangat setuju (25.45%), 29 orang menyatakan setuju (52.73%), dan 12 orang menyatakan tidak setuju (21.82%).

5) Pada pernyataan kelima (Promosi produk Laurier menarik perhatian anda) sebanyak 8 orang menyatakan sangat setuju (14.55%), 33 orang menyatakan setuju (60%), 13 orang menyatakan tidak setuju (23.64%), dan 1 orang menyatakan sangat tidak setuju (1.82)

6) Pada pernyataan keenam (Variasi model Laurier banyak dan mudah disesuaikan dengan kebutuhan) sebanyak 12 orang menyatakan sangat setuju (18.18%), 36 orang menyatakan setuju (65.45%), dan 9 orang menyatakan tidak setuju (16.36%).

7) Pada pernyataan ketujuh (Bentuk kemasan produk pembalut Laurier menarik dipandang mata) sebanyak 12 orang menyatakan sangat setuju


(51)

(21.82%), 31 orang menyatakan setuju (56.36%), dan 12 orang menyatakan tidak setuju (21.82%).

Berdasarkan penjelasan tersebut, rata- rata responden menyatakan setuju bahwa positioning mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada produk pembalut wanita merek Laurier. Hal ini ditunjukkan melalui perolehan rata- rata hasil sebesar 61,30% pada skor tiga (setuju) dari total tujuh pernyataan yang ada.

b. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Perceived Quality(X2)

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Perceived Quality (X2) Indikator

Penelitian

Frekuensi Jawaban Responden (%) Total Skor : 4

SS

Skor : 3 S

Skor: 2 TS

Skor:1 STS

n % n % n % n % n %

1 14 25.45 39 70.91 2 3.64 - - 55 100

2 14 25.45 30 54.55 11 20.00 - - 55 100

3 5 9.09 40 72.73 10 18.18 - - 55 100

4 12 21.82 34 61.82 9 16.36 - - 55 100

5 12 21.82 43 78.18 - - - - 55 100

6 13 23.64 37 67.27 5 9.09 - - 55 100

7 11 20.00 42 76.36 2 3.64 - - 55 100

8 3 5.45 36 65.45 16 29.09 - - 55 100

Rata-rata 19.07 68.40 12.53 100

Sumber: Data Primer dengan pengolahan SPSS (2011)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 55 orang responden untuk variabel perceived quality pada tabel 4.5, yaitu:


(52)

1) Pada pernyataan pertama (Daya serap Laurier kuat) sebanyak 14 orang menyatakan sangat setuju (25.45%), 39 orang menyatakan setuju (70.91%), dan 2 orang menyatakan tidak setuju (3.64%).

2) Pada pernyataan kedua (Pembalut Laurier tidak mudah bocor atau tembus) sebanyak 14 orang menyatakan sangat setuju (25.45%), 30 orang menyatakan setuju (54.55%), dan 11 orang menyatakan tidak setuju (20.00%).

3) Pada pernyataan ketiga (Daya perekat Laurier kuat) sebanyak 5 orang menyatakan sangat setuju (9.09%), 40 orang menyatakan setuju (72.73%), dan 10 orang menyatakan tidak setuju (18.18%).

4) Pada pernyataan keempat (Pembalut Laurier tidak mudah robek/rusak) sebanyak 12 orang menyatakan sangat setuju (21.82%), 34 orang menyatakan setuju (61.82%), dan 9 orang menyatakan tidak setuju (16.36%).

5) Pada pernyataan kelima (Permukaan pembalut Laurier lembut) sebanyak 12 orang menyatakan sangat setuju (21.82%), dan 43 orang menyatakan setuju (78.18%).

6) Pada pernyataan keenam (Bentuk pembalut Laurier praktis dan mudah dibawa) sebanyak 13 orang menyatakan sangat setuju (23.64%), 37 orang menyatakan setuju (67.27%), dan 5 orang menyatakan tidak setuju (9.09%).


(53)

7) Pada pernyataan ketujuh (Laurier praktis dalam penggunaan) sebanyak 11 orang menyatakan sangat setuju (20%), 42 orang menyatakan setuju (76.36%), dan 2 orang menyatakan tidak setuju (3.64%).

8) Pada pernyataan kedelapan (Produk pembalut Laurier mudah dibersihkan/larut dalam air) sebanyak 3 orang menyatakan sangat setuju (5.45%), 36 orang menyatakan setuju (65.45%), dan 16 orang menyatakan tidak setuju.

Berdasarkan penjelasan tersebut, rata- rata responden menyatakan setuju bahwa perceived quality mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada produk pembalut wanita merek Laurier. Hal ini ditunjukkan melalui perolehan rata- rata hasil sebesar 68.40% pada skor tiga (setuju) dari total delapan pernyataan yang ada.

c. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian (Y)


(54)

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian (Y) Indikator

Penelitian

Frekuensi Jawaban Responden (%) Total Skor : 4

SS

Skor : 3 S

Skor: 2 TS

Skor:1 STS

n % n % n % n % n %

1 11 20.00 38 69.09 6 10.91 - - 55 100

2 10 18.18 40 72.73 5 9.09 - -- 55 100

3 8 14.55 37 67.27 10 18.18 - - 55 100

4 12 21.82 34 61.82 8 14.55 1 1.82 55 100

5 6 10.91 40 72.73 9 16.36 - - 55 100

Rata-rata 17.10 68.73 13.81 0.36 100

Sumber: Data Primer dengan pengolahan SPSS (2011)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 55 orang responden untuk variabel perceived quality pada tabel 4.5, yaitu:

1) Pada pernyataan pertama (Merek produk pembalut Laurier merupakan merek yang muncul pertama kali dalam pikiran anda) sebanyak 11 orang menyatakan sangat setuju (20%), 38 orang menyatakan setuju (69.09%), dan 6 orang menyatakan tidak setuju (10.91%).

2) Pada pernyataan kedua (Anda merasa nyaman ketika menggunakan produk pembalut Laurier) sebanyak 10 orang menyatakan sangat setuju (18.18%), 40 orang menyatakan setuju (72.73%), dan 5 orang menyatakan tidak setuju (9.09%).

3) Pada pernyataan ketiga (Anda membeli produk pembalut Laurier karena kualitas yang bagus) sebanyak 8 orang menyatakan sangat setuju (14.55),


(55)

37 orang menyatakan setuju (67.27%), dan 10 orang menyatakan tidak setuju (18.18%).

4) Pada pernyataan keempat (Anda memiliki rasa percaya pada produk pembalut Laurier) sebanyak12 orang menyatakan sangat setuju (21.82%), 34 orang menyatakan setuju (61.82%), 8 orang menyatakan tidak setuju (14.55%), dan 1 orang menyatakan sangat tidak setuju (1.82%)

5) Pada pernyataan kelima (Laurier tidak menimbulkan iritasi kulit atau efek samping lain selama dan sesudah pemakain) sebanyak 6 orang menyatakan sangat setuju (10.91%), 40 orang menyatakan setuju (72.73%), dan 9 orang menyatakan tidak setuju (16.36%).

Berdasarkan penjelasan tersebut, rata- rata responden menyatakan setuju terhadap pernyataan dari variabel Y yang merupakan variabel keputusan pembelian konsumen pada produk pembalut Laurier. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan rata- rata hasil sebesar 68,73% pada skor tiga (Setuju) dari total lima pernyataan yang ada.

4.3. Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dilakukan untuk melihat normal tidaknya distribusi data yang akan dianalisis. Model regresi yang baik adalah distribusi normal atau mendekati normal, dimana data cenderung harus mengikuti garis diagonal distribusi diagonal (berdistribusi normal) sehingga layak untuk


(56)

digunakan. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistic.

1) Analisis Grafik

Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Hasil output SPSS terlihat seperti Gambar 4.1 dan Gambar 4.2

Gambar 4.1: Histogram Uji Normalitas Sumber: Pengolahan SPSS (2011)


(57)

Gambar 4.2: P-plot Uji Normalitas Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2011)

Berdasarkan Gambar 4.1dapat diketahui bahwa variabel berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan, sedangkan pada Gambar 4.2 dapat juga terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal.

2) Analisis Statistik

Uji normalitas dengan grafik bisa saja terlihat berdistribusi normal, padahal secara statistik tidak berdistribusi normal. Berikut ini pengujian normalitas yang didasarkan dengan uji statistik non parametrik Kolgonorov-Smirnov (K-S).


(58)

Tabel 4.8

Kolgomorov- Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz ed Residual

N 55

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.34190063 Most Extreme

Differences

Absolute .104

Positive .081

Negative -.104

Kolmogorov-Smirnov Z .768

Asymp. Sig. (2-tailed) .597

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2011)

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2- tailed) adalah 0.597, ini berarti diatas nilai signifikansi 5%. Oleh karena itu, sesuai dengan analisis grafik, analisis statistik dengan uji statistik non-parametrik Kolgomorov-Smirnov juga menyatakan bahwa variabel residual berdistribusi normal.

4.4. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui bagaimana keadaan variabel dependen atau variabel terikat (Y), bila variabel- variabel independen ataupun variabel bebas (X) berubah nilainya. Penelitian ini dengan memperhitungkan variabel positioning (X1) ataupun variabel perceived quality

(X2) dari produk pembalut Laurier berapa besar pengaruh positif atau negatif dari


(59)

produk pembalut Laurier. Model persamaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Analisis regresi berganda dalam penelitian ini adalah menggunakan bantuan software SPSS 16,00 for Windows, dapat dilhat pada tabel berikut:

Tabel 4.9

Analisis Regresi Linier Berganda

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.211 1.862 1.187 .241

positioning .160 .110 .212 1.461 .150

perceivedqualit

y .387 .107 .525 3.612 .001

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2011)

Berdasarkan hasil pengolahan data dilihat pada Tabel 4.9 kolom Unstandardized Coefficients bagian B diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut:

Y = 2.211+ 0,160X1 + 0,387X2

Berdasarkan persamaan tersebut ditunjukkan sebagai berikut:

a. Konstanta (a) = 2.221. Ini menunjukkan harga konstan, dimana jika variabel positioning (X1) dan perceived quality (X2) = 0, maka terciptanya

keputusan pembelian konsumen pada produk pembalut Laurier (Y) = 2.221.

b. Koefisien X1 (b1) = 0,160. Ini menunjukkan bahwa variabel positioning


(60)

konsumen pada pembalut Laurier. Dengan kata lain jika positioning (X1)

meningkat sebesar satu satuan maka terciptanya keputusan pembelian konsumen pada pasta gigi Pepsodent bertambah sebesar 0,160.

c. Koefisien X2 = 0,387. Ini menunjukkan bahwa variabel perceived quality

(X2) berpengaruh positif terhadap terciptanya keputusan pembelian

konsumen pada pasta gigi Pepsodent. Dengan kata lain, jika variabel perceived quality (X2) meningkat sebesar satu satuan maka keputusan

pembelian konsumen pada pasta gigi Pepsodent bertambah sebesar 0,387. 4.5. Pengujian Hipotesis

4.5.1. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Uji F (uji serentak) dilakukan untuk melihat secara bersama-sama pengaruh atau hubungan positif dan signifiken variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) berupa perilaku pembelian.

Model hipotesis yang digunakan dalam Uji F ini adalah:

H0 : b1 = b2 = 0, Artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh positif dan

signifikan dari variabel bebas (X1,X2) berupa positioning dan perceived quality

terhadap variabel terikat (Y).

H0 : b1 ≠ b2 ≠ 0, Artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas (X1,X2) berupa positioning dan perceived quality

terhadap variabel terikat (Y).

Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut:


(61)

Keterangan:

n = jumlah sampel penelitian

k = jumlah variabel bebas dan terikat

Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) adalah 55 dan jumlah keseluruhan variabel (k) adalah 3, sehingga diperoleh:

1) df (pembilang) = k-1 df (pembilang) = 3 - 1 = 2 2) df (penyebut) = n-k df (penyebut) = 55 - 3 = 52

Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan software SPSS

16,0 for Windows, kemudian akan dibandingkan dengan nilai Ftabelpada tingkat α

= 5% (2 : 52) = 3,23, dengan kriteria uji sebagai berikut: H0 diterima bila Fhitung < Ftabel pada α = 5%

Ha ditolak bila Fhitung > Ftabel pada α = 5%

Tabel 4.10 Uji-F ANOVAb Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 90.871 2 45.436 24.298 .000a

Residual 97.238 52 1.870

Total 188.109 54

Sumber: Pengolahan data SPSS (2011)

Berdasarkan tabel 4.10 bahwa nilai Fhitung > Ftab el (24.298 > 2,25) dengan

hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas yaitu (X1, X2) berupa positioning dan perceived quality secara

bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat (Y) berupa keputusan pembelian terhadap produk pembalut wanita merek Laurier.


(62)

Nilai probabilitasnya (Sig) lebih kecil dari taraf signifikan (0,000<0,05) maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan tersebut diterima dan berpengaruh (high significant). Variabel bebas yang terdiri dari variabel positioning (X1), dan perceived quality (X2) secara bersama-sama berpengaruh

signifikan terhadap keputusan pembelian (Y) produk pembalut Laurier. 4.5.2. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Tabel 4.11 Uji-t Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.211 1.862 1.187 .241

positioning .160 .110 .212 1.461 .150

perceivedqualit

y .387 .107 .525 3.612 .001

a. Dependent Variable: keputusanpembelian Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2011) Berdasarkan Tabel 4.11 terlihat bahwa:

1) Variabel positioning memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian dengan nilai thitung (1.461) < t tabel (1,994), ini berarti variabel positioning

tidak berpengaruh secara signifikan, artinya variabel positioning secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk pembalut Laurier.

2) Variabel perceived quality (X2) merupakan variabel yang paling dominan


(63)

thitung (3,612) > t tabel (1,994), ini berarti variabel perceived quality sangat

berpengaruh secara signifikan, artinya variabel perceived quality secara parsial sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk pembalut Laurier.

4.5.3. Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 4.12

Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .695a .483 .463 1.36746

Sumber: Hasil pengolahan SPSS (2011)

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa nilai R Square = 0,483 berarti 48,3 % faktor-faktor yang mempengaruhi Keputusan Pembelian dapat dijelaskan oleh positioning dan perceived quality. Sedangkan sisanya 51,3 % dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.


(64)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya disimpulkan sebagai berikut:

a. Variabel secara bersama- sama atau serempak sangat berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan pembelian konsumen pada produk pembalut wanita merek Laurier.

b. Jika di uji secara parsial, variabel positioning (X1) memiliki pengaruh positif

tapi tidak signifikan , sedangkan variabel perceived quality (X6) berpengaruh

positif dan sangat signifikan terhadap keputusan pembelian pembalut Laurier.

c. Variabel yang memiliki pengaruh paling dominan adalah variabel perceived quality (X2). Hal ini dapat dilihat dari nilai thitung sebesar 3,612.

d. Hasil pengujian koefisien determinan (R2) yang diperoleh adalah sebesar 48,3%. Hal ini berarti bahwa sebesar 48,3 % keputusan pembelian terhadap pembalut laurier dapat dijelaskan oleh variabel independen yang terdiri dari positioning (X1) dan perceived quality (X2. Sedangkan sisanya sebesar 51,7%

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. 5.2. Saran

Melihat pengaruh positioning yang belum begitu signifikan, perusahaan perlu lebih meningkatkan pengenalan produknya terhadap para konsumen. Oleh sebab itu beberapa hal yang dapat dilakukan adalah:

a. Mengadakan penyuluhan mengenai kesehatan yang berhubungan dengan kewanitaan. Selain menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan hal ini juga dapat menjadi sarana promosi atau pun pengenalan kepada para konsumen.


(65)

b. Meningkatkan promosi melalui media cetak maupun media elektronik supaya konsumen lebih familiar terhadap produk.

c. Lebih kreatif dalam membuat iklan baik dalam hal materi iklan maupun pemilihan artis pendukung.

d. Memperluas sluran distribusi supaya lebih mudah dijangkau oleh para konsumen serta lebih kompetitif dalam masalah harga.

Variabel perceived quality (persepsi kualitas) dalam penelitian ini merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian. Hal ini menunjukkan kepuasan positif konsumen akan produk pembalut Laurier. Oleh sebab itu pihak PT. KAO Indonesia selaku produsen pembalut Laurier harus menjaga serta menjaga agar persepsi kualitas yang dimiliki konsumen tetap baik. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan mutu produk melalui inovasi untuk meningkatkan kenyamanan konsumen.


(66)

DAFTAR PUSTAKA

Boyd, Haper W. Jr, Orville C. Walker, Jr, Jean- Claude Larréché.2000. Manajemen Pemasaran: Suatu Pendekatan Strategis dengan Orientasi Global. Penerbit Erlangga: Jakarta.

Durianto, Darmadi Sugiarto dan Toni Sitinjak. 2001. Strategi Menaklukkan Pasar. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Ferrinadewi, Erna. 2008. Merek dan Psikologi Konsumen. Graha Ilmu: Yogyakarta.

Ginting, Paham dan Situmorang, Syafrizal Helmi. Filsafat Ilmu dan Metode Riset. Cetakan Pertama. USU Press: Medan.

Laksana, Fajar. 2008. Manajemen Pemasaran Pendekatan Praktis. Graha Ilmu: Yogyakarta.

Kartajaya, Hermawan. 2005. Hermawan Kartajaya on Positioning. Jakarta. mizan

Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2003. Dasar- dasar Pemasaran. Edisi Sembilan, Jilid Satu. PT Indeks: Jakarta.

Kotler, Philip. 2004. Marketing Insight From A To Z. Erlangga: Jakarta. Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa, Teori dan Praktek.

Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat.

Mowen, Jhon C dan Michael Minor. Perilaku Konsumen. Erlangga: Jakarta Nur Ridwan, Ikhwan, 2007, Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi

pemetaan (Positioning) pada penumpang maskapai penerbangan Indonesia AIR ASIA jalur Medan – Jakarta (studi kasus Indonesia AIR


(67)

ASIA Medan), Skripsi Akademis Fakultas Ekonomi (Universitas Sumatera Utara), Medan.

Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business: Metodologi Penelitian Untuk Penelitian Bisnis. Penerbit Salemba Empat: Jakarta.

Setiadi, Nughroho J. 2003. Perilaku Konsumen : Konsep dan Implikasi Untuk Strategi Dan Penelitian Pemasaran. Kencana Prenada Media Group: Jakarta.

Sugiyono.2004. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta: Bandung.

Wibowo, Windy Wongso & Atmodjo, Sylvia Susanti. 2004 Analisa Pengaruh Word of Mouth dan Perceived Value Product Terhadap Keputusan Pembelian Tata Rias Oriflame di UK. Petra, Skripsi, FE UK. Petra, Surabaya

September 2010 pukul 21.30 WB

November 2010 pukul 16.00


(68)

DAFTAR KUESIONER

Bersama ini saya mohon kesediaan saudara untuk mengisi daftar pernyataan atas penelitian tentang “Analisis Keputusan Pembelian Yang Dipengaruhi Oleh Positioning Dan Perceived Quality Pada Produk Pembalut Wanita Merek Laurier”. Saya mohon anda dapat menjawab pertanyaan dengan memberikan tanda checklist ( ) pada jawaban yang anda pilih dan menuliskan jawaban yang anda pilih dan menuliskan jawaban pada tempat yang telah disediakan.

Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih kepada saudara yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner ini.

Hormat saya

Penulis

Nama :

Usia :

Keterangan:

Sangat Setuju = SS

Setuju = S

Tidak Setuju = TS Sangat Tidak Setuju = STS

Variabel Positioning

No Atribut SS S TS STS

1 Harga yang ditawarkan Laurier relatif terjangkau 2 Bentuk (ketebalan) pembalut Laurier tipis

3 Produk Laurier mudah ditemukan di toko maupun warung

4 Produk pembalut Laurier menarik dan mudah dikenali

5 Promosi produk Laurier menarik perhatian anda 6 Variasi model Laurier banyak dan mudah

disesuaikan dengan kebutuhan

7 Bentuk kemasan produk pembalut Laurier menarik dipandang mata


(1)

Variabel Perceived quality

No Atribut SS S TS STS

1 Daya serap Laurier kuat

2. Pembalut Laurier tidak mudah bocor atau tembus 3. Daya perekat Laurier kuat

4. Pembalut Laurier tidak mudah robek/rusak 5 Permukaan pembalut Laurier lembut

6 Bentuk pembalut Laurier praktis dan mudah dibawa 7 Laurier praktis dalam penggunaan

8 Produk pembalut Laurier mudah dibersihkan/larut dalam air (setelah pemakaian)

Variabel Keputusan Pembelian

No Atribut SS S TS STS

1 Merek produk pembalut Laurier merupakan merek yang muncul pertama kali dalam pikiran anda

2 Anda merasa nyaman ketika menggunakan produk pembalut Laurier

3 Anda membeli produk pembalut Laurier karena kualitas yang bagus

4 Anda memiliki rasa percaya pada produk pembalut Laurier

5 Laurier tidak menimbulkan iritasi kulit atau efek samping lain selama dan sesudah pemakain

6 Produk pembalut Laurier terdepan dalam inovasi untuk memenuhi kebutuhan para konsumennya

Terima kasih


(2)

Regresion

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 perceivedqual

ity,

positioninga

. Enter a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: keputusanpembelian Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.211 1.862 1.187 .241

positioning .160 .110 .212 1.461 .150

perceivedqualit

y .387 .107 .525 3.612 .001

a. Dependent Variable: keputusanpembelian ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 90.871 2 45.436 24.298 .000a

Residual 97.238 52 1.870

Total 188.109 54

a. Predictors: (Constant), perceivedquality, positioning b. Dependent Variable: keputusanpembelian

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .695a .483 .463 1.36746


(3)

Validitas dan Reliabilitas

Item-Total Statistics Scale

Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 59.4667 43.568 .456 .900

VAR00002 59.4667 42.464 .645 .894

VAR00003 58.9000 44.231 .436 .900

VAR00004 59.1000 42.438 .587 .896

VAR00005 59.4667 42.740 .554 .897

VAR00006 59.2667 44.133 .441 .900

VAR00007 59.4333 42.323 .683 .893

VAR00008 59.1333 44.257 .567 .897

VAR00009 59.3333 41.885 .746 .892

VAR00010 59.4000 45.490 .388 .901

VAR00011 59.4000 41.283 .771 .891

VAR00012 59.0333 44.309 .672 .896

VAR00013 59.0333 45.068 .433 .900

VAR00014 59.1333 45.568 .439 .900

VAR00015 59.0333 45.551 .437 .900

VAR00016 59.1667 43.730 .470 .899

VAR00017 59.5333 44.326 .576 .897

VAR00018 59.3667 43.551 .562 .897

VAR00019 59.3000 42.838 .530 .898

VAR00020 59.4000 44.731 .437 .900


(4)

Item-Total Statistics Scale

Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 56.5333 41.913 .469 .902

VAR00002 56.5333 41.016 .634 .897

VAR00003 55.9667 42.792 .420 .903

VAR00004 56.1667 41.040 .571 .899

VAR00005 56.5333 41.085 .568 .899

VAR00006 56.3333 42.506 .450 .902

VAR00007 56.5000 40.810 .681 .895

VAR00008 56.2000 42.786 .553 .899

VAR00009 56.4000 40.455 .734 .894

VAR00010 56.4667 43.982 .376 .903

VAR00011 56.4667 39.775 .771 .892

VAR00012 56.1000 42.783 .666 .898

VAR00013 56.1000 43.403 .447 .902

VAR00014 56.2000 43.959 .444 .902

VAR00015 56.1000 43.886 .453 .902

VAR00016 56.2333 42.047 .487 .901

VAR00017 56.6000 42.800 .570 .899

VAR00018 56.4333 41.978 .566 .899

VAR00019 56.3667 41.275 .534 .900

VAR00020 56.4667 43.154 .439 .902

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items


(5)

(6)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 55

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.34190063

Most Extreme Differences Absolute .104

Positive .081

Negative -.104


Dokumen yang terkait

Pengaruh Perceived Quality, Brand Association, dan Brand Loyalty Terhadap Keputusan Pembelian Pasta Gigi Merek Pepsodent Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

1 38 124

Pengaruh Citra Merek (Brand Image ) Terhadap Keputusan Pembelian Produk Sophie Martin Pada Mahasiswa Lembaga Pendidikan Politeknik MBP Medan

12 65 106

Pengaruh Kepercayaan Pada Merek Dan Sikap Atas Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Pasta Gigi Merek Pepsodent (Studi Kasus Pada Mahasiswa Yang Kost Di Lingkungan Kampus USU)

2 38 96

Pengaruh Marketing Endorser (Cristiano Ronaldo)Terhadap Keputusan Pembelian Clear Men Shampoo (Studi Kasus Pada Mahasiswa Politeknik Negeri Medan)

0 87 105

Analisis pengaruh kualitas produk dan kepercayaan merek terhadap keputusan pembelian; studi kasus pada pengguna Sim Card CDMA Esia

2 7 99

Analisis pengaruh pilihan merek, kualitas produk dan kepuasan pelanggan terhadap keputusan pembelian serta dampaknya pada loyalitas pelanggan : studi kasus pada mahasiswa UIN pengguna produk kosmetik sari ayu

3 16 139

Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pengguna Produk Pepsodent Di Wilayah Jakarta Timur)

6 44 162

Analisis Pengaruh Iklan Televisi, Celebrity Endorser, Kualitas Produk dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian pada Produk Kosmetik Berlabel "Wardah" (Studi Kasus pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

1 19 179

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian sepeda motor Honda (studi kasus pengguna sepeda motor Honda di wilayah kelurahan Bintaro Jakarta Selatan)

0 11 190

PENGARUH CITRA MEREK, PERCEIVED QUALITY DAN IKLAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN Pengaruh Citra Merek, Perceived Quality dan Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Shampo Merek Clear (Studi Pada Pengguna Shampoo Clear di Kota Surakarta).

0 1 16