2.3. Cakupan Imunisasi
Untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian serta kecacatan bayi dan balita perlu dilaksanakan program imunisasi untuk penyakit-penyakit yang dapat
dicegah dangan imunisasi seperti TBC, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, polio dan campak. Idealnya bayi harus mendaapt imunisasi dasar lengkap terdiri dari BCG 1
kali, DPT 3 kali, Polio 4 kali, Hepatitis B 3 kali dan campak 1 kali. Berdasarkan laporan Dinkes Kabupaten Deli Serdang, persentase bayi yang diimunisasi lengkap
sebesar 92,30 Dinkes Deli Serdang, 2007.
2.3.1. Pengertian Imunisasi
Menurut Markum, AH, 2000, imunisasi yaitu suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap suatu penyakit dengan cara memasukkan kuman
atau produk kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan ke dalam tubuh. Dengan memasukkan kuman atau bibit penyakit tersebut diharapkan tubuh dapat
menghasilkan zat anti yang ada pada saatnya nanti, untuk digunakan melawan kumanbibit penyakit yang menyerang tubuh.
Sedangkan menurut Notoatmodjo, 1997 imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi, berarti diberikan kekebalan terhadap suatu
penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten terhadap suatu penyakit, tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain. Kekebalan terhadap suatu penyakti menular
dpat digolongkan menjadi 2 dua yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Kekebalan Tidak Spesifiknon Spesifik Resistance Yang dimaksud dengan faktor-faktor non khusus adalah pertahanan tubuh pada
manusia yang secara alamiah dapat melindungi badan dari suatu penyakit, misalnya kulit, air mata, cairan-cairan khusus yang keluar dari perut usus, adanya reflek-
reflek tertentu misalnya batuk, bersin dan sebagainya. 2. Kekebalan Spesifik specipice resistance
Kekebalan specifik dapat diperoleh dari dua sumber yaitu : a.
Genetik Kekebalan yang berasal dari sumber genetic ini biasanya berhubungan dengan
ras warna kulit dan kelompok-kelompok etnis, misalnya orang kulit hitam Negro cenderung lebih resisten terhadap penyakit malaria jenis vivax. Contoh
lain orang yang mempunyai hemoglobin S lebih resisten terhadap penyakit plasmodium Falciparum, dari pada orang yang mempunyai hemoglobin AA.
b. Kekebalan yang diperoleh acq uaied immunity
Kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh anak atau orang yang bersangkutan. Kekebalan dapat bersifat aktif, dan dapat bersifat pasif. Kekebalan aktif dapat
diperoleh setelah orang sembuh dari penyakit tertentu. Misalnya anak yang telah sembuh dari penyakit campak, ia akan kebal terhadap penyakit campak.
Kekebalan aktif juga dapat diperoleh melalui imunisasi, yang berarti ke dalam tubuh dimasukkan organisme pathogen bibit penyakit. Kekebalan pasif
diperoleh dari ibunya melalui plasenta. Ibu yang telah memperoleh kekebalan terhadap penyakit tertentu, misalnya campak, malaria dan tetanus, maka bayi
Universitas Sumatera Utara
akan memperoleh kekebalan terhadap penyakit tersebut untuk beberapa bulan pertama. Kekebalan pasif juga dapat diperoleh melalui serum anti body dan
manusia atau binatang. Kekebalan pasif ini hanya bersifat sementara dalam waktu pendek saja Notoatmodjo, 1997.
2.3.2. Jenis-Jenis Imunisasi