BAB 5 PEMBAHASAN
Kabupaten Deli Serdang. Hasil penelitian menunjukkan
du sebagai tugas dan
5.1 Kinerja Kader Posyandu
Kinerja dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari hasil kerja yang dilakukan oleh kader posyandu dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan posyandu di
Kecamatan Pantai labu 53,7 kinerja kader posyandu termasuk rendah, dan 27,8 termasuk baik, dan
10,5 termasuk sedang. Kinerja kader posyandu tersebut sangat tergantung pada keaktifan kader, yaitu
kader terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan yang merupakan pencerminan akan usahanya untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang dirasakan dan pengabdian
terhadap pekerjaannya sebagai kader. Keaktifan kader posyandu tersebut dari ada atau tidaknya dilaksanakan kegiatan-kegiatan posyan
tanggungjawab yang diembankan padanya, kegiatan ini akan berjalan dengan baik bila didukung oleh fasilitas yang memadai Siagian, 1995.
Rendahnya kinerja kader posyandu berdampak terhadap kesinambungan dari pelaksanaan program-program posyandu di masyarakat, sementara pemerintah sudah
memprioritaskan pelaksanaan posyandu tersebut diseluruh Indonesia, dengan
Universitas Sumatera Utara
menghidupkan kembali kawasan mati, yang pada masa silam pernah hidup, atau mengendalikan, dan mengembangkan kawasan untuk menemukan kembali potensi
yang dimiliki atau pernah dimiliki atau seharusnya dimiliki oleh sebuah kota, baik
a, karena mereka lebih
pekerjaan. Kader keseh
dari segi sosio-kultural, sosio ekonomi, segi fisik alam lingkungan, sehingga diharapkan dapat peningkatan kualitas hidup dari penghuninya Depkes RI, 1999
Beberapa faktor yang dinilai berhubungan dengan kinerja kader posyandu antara lain dari faktor individu seperti umur, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan,
status perkawinan, faktor psikologis seperti motivasi, sikap dan persepsi serta faktor organisasi seperti struktur organisasi, kejelasan tugas dan wewenang serta
karakteristik organisasi lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas 66,7 kader berusia 31-40 tahun, dengan pendidikan mayoritas sedang 64,8
yaitu tamat SLTP dan SLTA dan 55,6 tidak bekerja, artinya dengan latar belakang usia yang sudah termasuk dewasa, kecenderungan kader untuk dapat bekerja lebih
fokus dan maksimal relatif rendah dibandingkan usia mud cenderung mencari jenis kegiatan lain yang dapat menguntungkan mereka dari segi
materi guna pemenuhan kebutuhan sehari-hari keluarganya. Menurut Ilyas 2001 yang mengutip pendapat Gibson 1987 beberapa faktor
yang mempengaruhi kinerja petugas adalah kemampuan, ketrampilan, latar belakang pendidikan, motivasi kerja, sikap dan kepribadian, dukungan organisasi berupa
kompensasi, kebijakan, insentif, gaya kepemimpinan dan desain atan adalah salah satu unsur penting dalam organisasi kesehatan guna
menyukseskan program-program kesehatan khususnya posyandu.
Universitas Sumatera Utara
Kader adalah warga masyarakat pada tempat yang dipilih atau dituju oleh masyarakat, dengan kata lain kader kesehatan merupakan wakil dari warga setempat
untuk
rja untuk masyarakat sendiri. Kader bekerja sebagai respon gsi sosial saat melihat pelayanan di puskesmas tidak selalu mudah dijangkau oleh
ambaran bahwa umur berapapun seorang
k membantu masyarakat dalam masalah kesehatan, agar diperoleh kesesuain
ántara fasilitas pelayanan dan kebutuhan masyarakat yang bersangkutan. Pada prinsipnya fungsi kader bisa dianggap sebagai perwakilan dari
masyarakat yang beke fun
anggota masyarakat.
5.2 Hubungan Karakteristik Individu dengan Kinerja Kader Posyandu