Vaksin DT Difteri dan Tetanus, cara pemberiannya yaitu : Vaksin Polio Oral Polio Vaccine =OPV, cara pemberiannya yaitu : Vaksin Campak. Merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan, cara Vaksin Hepatitis B. Merupakan vaksin virus recombinan yang telah

4. Vaksin DT Difteri dan Tetanus, cara pemberiannya yaitu :

- Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen - Disuntikkan secara intramuskular atau subkutan dalam, dengan dosis pemberian 0,5 ml. Dianjurkan untuk anak usia dibawah 8 tahun. Untuk usia 8 tahun atau lebih dianjurkan imunisasi dengan vaksin Td - Di unit pelayanan statis, vaksin DT yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu dengan kriteria : 1. Vaksin belum kadaluarsa 2. Vaksin disimpan dalam suhu 2ºC - 8ºC 3. Tidak pernah terendam air 4. Strilitasnya terjaga 5. VVM masih dalam kondisi A atau B - Sedangkan di Posyandu vaksin yang sudah dibuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya

5. Vaksin Polio Oral Polio Vaccine =OPV, cara pemberiannya yaitu :

- Diberikan secara oral melalui mulut, 1 dosis adalah 2 tetes sebanyak 4 kali dosis pemberian, dengan interval setiap dosis minimal 4 minggu - Setiap membuka Vial baru harus menggunakan penetes dopper yang baru - Di unit pelayanan statis, vaksin polio yang telah dibuka hanya boleh digunakan selam 2 minggu dengan ketentuan : Universitas Sumatera Utara 1. Vaksin belum kadaluarsa 2. Vaksin disimpan dalam suhu + 2º C 8ºC 3. Tidak pernah terendam air 4. Sterilitasnya terjaga 5. VVM masih dalam kondisi A atau B

6. Vaksin Campak. Merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan, cara

pemberian: - Sebelum disuntikkan vaksin campak terlebih dahulu harus dilarutkan dengan pelarut steril yang tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut - Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada lengan kiri atas, pada usia 9-11 bulan. Dan ulangan booster pada usia 6-7 tahun kelas 1 SD setelah cath-up campaign, campak pada anak Sekolah Dasar kelas 1-6.

7. Vaksin Hepatitis B. Merupakan vaksin virus recombinan yang telah

diinaktivasikan dan bersifat non-infectious, berasal dari HbsAg yagn dihasilkan dalam sel ragi Hansenula polymorphl menggunakan teknologi DNA rekombinan. Cara pemberian : - Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadai homogen - Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1 buah HB PID, pemberian suntikkan secara intra muskuler, sebaiknya pada anterolateral paha - Pemberian sebanyak 3 kali Universitas Sumatera Utara - Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari, dosis berikutnya dengan interval minimum 4 minggu 1 bulan Depkes RI, 2005.

2.3.4. Tujuan dan Sasaran Imunisasi