menentukan terhadap gambaran kondisi ibu dan anak secara nasional, maka disetiap daerah perlu dilakukan pemantauan kegiatan Revitalisasi Posyandu. Frekuensi dan
jenis kegiatan Revitalisasi Posyandu yang dipantau ditetapkan atas kebutuhan masing-masing daerah. Pada tingkat operasional KelurahanDesa, Kecamatan,
pemantauan dilakukan secara bulanan, dengan melaksanakan kunjungan lapangan atau dengan mempelajari laporan yang disampaikan oleh Posyandu di wilayah
kerjanya Depkes RI, 2001.
C. Pendanaan
Dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan Posyandu termasuk untuk Revitalisasi, dihimpun dari semangat kebersamaan dan digunakan secara terpadu dari
masyarakat, anggaran pemerintah daerah KabupatenKota, Propinsi dan pemerintah pusat serta sumbangan swasta dan donor lainnya, baik domestik maupun
Internasional. Agar kegiatan Posyandu dapat berkesinambungan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat, maka perlu digali potensi sumber dana yang saat ini masih belum digunakan khususnya penghimpunan dana secara tradisional maupun berbasis
keagamaan. Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah daerah diharapkan
dapat melanjutkan membiayai Revitalisasi Posyandu sebagai kegiatan pelayanan dasar yang pada saat ini dibiayai dari program Jaring Pengaman Sosial JPS-BK.
2.5. Kinerja Kader
Universitas Sumatera Utara
Kader sebagai salah satu sub system dalam posyandu yang bertugas untuk mengatur jalannya program dalam posyandu, kader harus lebih tahu atau lebih
menguasai tentang kegiatan yang harus dijalankan atau dilaksanakan Sahrul, 2006 Kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih atau dituju oleh
masyarakat dengan kata lain kader kesehatan merupakan wakil dari warga setempat yang membantu masyarakat dalam masalah kesehatan agar diperoleh kesesuaian
antara fasilitas pelayanan dan kebutuhan masyarakat yang bersangkutan. Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara 2000 : 67, Kinerja adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang kader dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Kemudian menurut Ambar Teguh Sulistiyani 2003 , Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil
kerjanya. Maluyu S.P. Hasibuan 2001, mengemukakan kinerja prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang
dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu Wikipedia, 2009.
Keaktifan kader dapat dilihat dari ada atau tidaknya dilaksanakan kegiatan- kegiatan sebagai tugas yang diembannya. Kegiatan-kegiatan ini akan berjalan dengan
baik bila didukung oleh fasilitas yang memadai. Penyediaan fasilitas kerja adalah bahwa fasilitas kerja yang disediakan harus cukup dan sesuai dengan tugas dan fungsi
yang harus dilaksanakan serta tersedia waktu dan tempat yang tepat. Fasilitas Posyandu yaitu segala sesuatu yang dapat menunjang penyelenggaraan kegiatan
Universitas Sumatera Utara
Posyandu, seperti lokasi yang tetap dan rutin untuk pemberian makanan tambahan, alat-alat yang diperlukan misalnya, meja, kursi, buku register, KMS dan lain-lain
Syafridah, 2003. Menurut beberapa peneliti tentang kader antara lain Bambang Hartono 1978
yang dikutip oleh Syafridah 2003, mengatakan bahwa ciri-ciri kader yang aktif berumur antara 25-34 tahun, tidak bekerja, tamat SLTP, mempunyai rasa tanggung
jawab dalam melaksanakan tugasnya, mengikuti kegiatan masyarakat setiap hari, inovatif, dan tinggal di RW tempat pos kesehatan berada.
Sedangkan menurut Syamsul Bahri 1981, yang ditulis oleh Syafridah 2003, dalam penelitiannya di Kecamatan Pasar Minggu menemukan bahwa ciri-ciri
kader aktif adalah : wanita, berumur 25-34 tahun, ibu rumah tangga, berpendidikan SD, bekerja sukarela. Tidak bekerja dan bertempat tinggal satu wilayah dengan RW
setempat. Menurut Dr. Ida Bagus 1987 dalam buku Zulkifli 2003, pendapat lain
mengenai persyaratan atau ciri-ciri bagi seorang kader antara lain : berasal dari masyarakat setempat, tinggal didesa tersebut, tidak sering meninggalkan tempat untuk
waktu yang lama, diterima oleh masyarakat setempat, masih cukup waktu bekerja untuk masyarakat disamping mencari nafkah lain, dan sebaiknya bisa baca tulis.
Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja kader posyandu diantaranya yang diteliti pada penelitian ini adalah pengetahuan, pelatihan, dan motivasi.
1. Pengetahuan
Universitas Sumatera Utara
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
pancaindera manusia, yakni dengan indera penglihatan, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang Overt Behaivour Notoatmodjo, 2003.
2. Pelatihan Pelatihan adalah penyempurnaan potensi tenaga-tenaga yang ada dengan
mengulang-ulang aktivitas tertentu. Pelatihan atau latihan merupakan suatu perbuatan pokok dalam kegiatan belajar, sama halnya dengan pembiasaan Notoatmodjo, 2003.
4. Motivasi Motivasi motivation berasal dari bahasa latin, yaitu monere yang artinya
menggerakkan. Motivasi adalah konsep yang menggambarkan baik kondisi ekstrinsik yang merangsang perilaku tertentu dan respon instrinsik yang menampakkan perilaku
manusia. Respon instrinsik ditopang oleh sumber energi yang disebut motif. Sering dijelaskan hal itu sebagai suatu kebutuhan, keinginan atau dorongan, semua manusia
hidup mempunyai motivasi. Motivasi diukur dengan perilaku yang dapat diobservasi dan dicatat. Kekurangan dalam kebutuhan merangsang manusia untuk mencari dan
mencapai tujuan untuk memenuhi kebutuhan mereka Swanburg, 2000. Motivasi dapat bersumber dari dalam diri seseorang yang sering dikenal
dengan istilah motivasi internal atau instrik dan juga dari luar diri orang yang bersangkutan yang disebut motivasi eksternal atau ekstrinsik. Motivasi instrinsik
Universitas Sumatera Utara
maupun ekstrinsik ada yang bersifat positif maupun negatif. Contoh motivasi positif, seseorang yang merasa berhasil menunaikan kewajibannya dengan sangat
memuaskan akan memperoleh dorongan untuk bekerja lebih keras lagi dimasa yang akan datang. Contoh motivasi negatif, seseorang yang kurang berhasil dalam
melaksanakan tugasnya sehingga mendapat teguran dan teguran itu dijadikan dorongan untuk memperbaiki kekurangan atas kesalahannya, sehingga dimasa yang
akan datang situasi kekurang berhasilan itu tidak terulang kembali Hasibuan, H, 2003.
Menurut Winardi 2001, motivasi adalah suatu kekuatan potensial yang ada dalam diri seseorang manusia, yang dapat dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar
yang intinya berkisar imbalan moneter dan imbalan non moneter, yang dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara positif atau secara negatif, hal sama tergantung
pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan. Semua manusia mempunyai motivasi yang dapat diukur dengan perilaku
yang diobservasi dan dicatat. Sedangkan motivasi kerja adalah suatu kondisi yang berpengaruh untuk membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang
berhubungan dengan lingkungan kerjanya Swanburg, 2000. a. Gaji.
Banyak penelitian yang menemukan bahwa upah yang lebih tinggi lebih memuaskan dari pada upah yang rendah dan karyawannya lebih jarang berpindah
kerja. Tidak semua orang mengejar uang, banyak orang bersedia menerima upah yang lebih kecil untuk bekerja lebih diinginkan atau dalam pekerjaan yang memunyai
Universitas Sumatera Utara
keleluasaan yang lebih besar dalam kerja mereka lakukan. Bila upah dilihat sebagai adil yang didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat pendidikan dan keterampilan
individu dan standar pengupahan yang berlaku, kemungkinan besar akan memberikan kepuasan. Di samping itu karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan
promosi yang adil Arep dan Tanjung, 2003. b. Tanggung jawab dan keterlibatan dalam pengambilan keputusan.
Dalam hal ini kader turut serta dalam pemberian saran, kritik dan ide-ide yang dapat digunakan untuk perbaikan mutu maupun produktivitas pekerjaan.
2.6. Landasan Teori