Hubungan Motivasi Kader Posyandu dengan Kinerja Kader Posyandu

Sementara itu pada penelitian yang dilakukan di kelurahan Tegal II Sumatera Utara menemukan ciri-ciri kader aktif adalah : sudah menikah, berpenghasilan, ada arana dan fasilitas posyandu, adanya pelatihan dan pembinaan dari tenaga kesehatan an yang muncul dari dalam diri eh analisis regresi linear berganda, bahwa pada nilai B=0,485, p=0,002, variabe pada responden dengan motivasi kategori tinggi, dan sebaliknya s dan tenaga lain yang terkait Nurhayati, 1997.

5.3 Hubungan Motivasi Kader Posyandu dengan Kinerja Kader Posyandu

Motivasi dalam penelitian ini adalah dorong kader posyandu untuk dapat melaksanakan tugas-tugasnya sebagai kader posyandu yang didasarkan pada insentif dan tanggung jawab. Hasil chi square menunjukkan terdapat hubungan signifikan motivasi kader posyandu dengan kinerja kader posyandu p0,05, artinya motivasi kader merupakan faktor penting dalam menentukan kinerja kader posyandu, hal ini didukung ol l motivasi adalah variabel paling berpengaruh terhadap kinerja kader posyandu. Secara proporsi menunjukkan kader posyandu dengan kinerja baik mayoritas 62,5 terdapat kinerja kategori kurang mayoritas 69,0 terdapat pada responden dengan motivasi kategori rendah. Menurut Robbin 2001, Motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk memenuhi sesuatu kebutuhan individual yang mengarah Universitas Sumatera Utara pada setiap tujuan organisasi yang berkaitan dengan kerja. Sedangkan menurut Swanburg 2000, motivasi kerja yaitu suatu kondisi yang dapat berpengaruh mba ilaya n eberhasilan, erah me ngkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerjanya. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sahrul 2006 di W h kerja Puskesmas Pompanua Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone dengan desain cross sectional bahwa ada hubugnan antara motivasi dengan kinerja p0,05. Berdasarkan insentif, dapat diketahui bahwa 50,0 kader posyandu tidak puas terhadap insentif yang diberikan, baik dari aspek materi, maupun jenis penghargaan lainnya, dan 46,3 menyatakan tanggung jawab yang harus dilakuka dan dibebankan pada kader termasuk sering. Kedua unsur ini merupakan unsur eksternal dari faktor pemotivasi yang berdampak terhadap kinerja kader posyandu. Hasil penelitian ini mempertegas pendapat Herzberg yang mengatakan bahwa kinerja di pengaruhi oleh faktor motivator yang dimanivestasikan pada k penghargaan, tanggung jawab, pekerjaan dan peningkatan diri. Pada pelaksanaan Posyandu sering tidak rutin dan tidak disiplin sesuai dengan jadwalnya. Penghargaan atau jenis insentif lainnya akan berpengaruh untuk meningkatkan motivasi kerja yang pada akhirnya secara langsung akan meningkatkan kinerja individu. Berdasarkan kenyataan di lapangan diduga ada beberapa faktor penyebab kinerja kader posyandu rendah, masih rendahnya penghargaan yang diberikan oleh pemerintah daerah khususnya dari Dinas Kesehatan atau puskesmas. Sehubungan dengan masalah diatas sudah sepantasnya pemerintah da Universitas Sumatera Utara memberikan penghargaan kepada kader posyandu, karena kader posyandu merupakan salah satu ujung tombak dalam melaksanakan pelayanan kesehatan di posyandu.

5.4 Upaya Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pantai labu Kabupaten Deli