hasil yang menunjukkan bahwa perilaku kader pada pelaksanaan posyandu, sebanyak 51,6 dalam kategori baik, 43 kategori sedang, sedangkan 5,4 kategori buruk.
Tabel 4.15. Distribusi Responden Menurut Kategori Perilaku pada Pelaksanaan Posyandu
No. Perilaku F
1 Baik 48 51,6
2 Sedang 40 43,0
3 Buruk
5 5,4
Total 93 100
4.4. Hasil Uji Statistik
Sesuai dengan tujuan dan hipotesis penelitian, maka dilakukan uji statistik regresi linier berganda untuk melihat pengaruh variabel prediposisi umur,
pendidikan, pengetahuan, pelatihan, enabling posyandu, dacin, KMS, dan reinforcing pembinaan petugas, dukungan lurah terhadap perilaku kader dalam
pelaksanaan posyandu.
Israwati : Perilaku Kader Dalam Pelaksanaan Posyandu Untuk Memantau Pertumbuhan Balita di Kabupaten..., 2007 USU e-Repository © 2008
Tabel 4.16. Hasil Analisa Regresi Berganda
Perilaku Kader Variabel
B Koefisien Regresi P signifikansi
Umur 0,114 0,189 Pendidikan
0,073 0,531
Pengetahuan 0,016 0,931
Sikap -0,308
0,027 Pelatihan 0,346
0,570 Posyandu 0,810
0,200 Dacin -0,009 0,951
KMS -0,076 0,708
Pembinaan petugas
0,527 0,007 Dukungan lurah
1,282 0,042
Analisis regresi linear berganda dalam pengolahannya menghasilkan R square
sebagai koefisien determinasi sebesar 0,206. Hal ini berarti 20,6 perilaku kader dapat dijelaskan oleh variabel prediposisi umur, pendidikan, pengetahuan, sikap, dan
pelatihan, enabling posyandu, dacin, KMS, dan reinforcing pembinaan petugas, dukungan lurah, sedangkan sisanya 100 - 20,6 = 79,4 dijelaskan oleh faktor-
faktor lain. Persamaan regresi yang terbentuk adalah : Y
Perilaku = -1,486 - 0,308 sikap + 0,527 pembinaan petugas +
1,282 dukungan lurah + 1,748 error
Israwati : Perilaku Kader Dalam Pelaksanaan Posyandu Untuk Memantau Pertumbuhan Balita di Kabupaten..., 2007 USU e-Repository © 2008
Model Summary
.454
a
.206 .109
.598 Model
1 R
R Square Adjusted
R Square Std. Error of
the Estimate Predictors: Constant, Semua anak balita di wilayah
posyandu memiliki KMS, ikut mengajak masyarakat berpartisipasi dtg ke posyandu, ikut training , Lokasi
posyandu mudah dijangkau, Pengetahuan, Membicarakan pencatatan dan pelaporan yg telah
dilaksanakan, Sikap, Umur, Pendidikan, dacin pernah di tera
a.
Dari uji ANOVA atau F test, diperoleh F hitung 2,125 dengan tingkat nyata 0,031. Dengan demikian model regresi ini dapat dipakai untuk memperkirakan
perilaku kader dalam pelaksanaan posyandu. Dengan kata lain, sikap kader, pembinaan petugas puskesmas dan dukungan lurah secara bersama-sama berpengaruh
terhadap perilaku kader dalam pelaksanaan posyandu. Adapun variabel lainnya, yakni umur, pendidikan, pengetahuan, dacin, KMS tidak berpengaruh secara bersama-sama
terhadap perilaku kader dalam pelaksanaan posyandu.
ANOVA
b
7.600 10
.760 2.125
.031
a
29.324 82
.358 36.925
92 Regression
Residual Total
Model 1
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Predictors: Constant, Semua anak balita di wilayah posyandu memiliki KMS, ikut mengajak masyarakat berpartisipasi dtg ke posyandu, ikut training , Lokasi
posyandu mudah dijangkau, Pengetahuan, Membicarakan pencatatan dan pelaporan yg telah dilaksanakan, Sikap, Umur, Pendidikan, dacin pernah di tera
a.
Dependent Variable: Tindakan b.
Israwati : Perilaku Kader Dalam Pelaksanaan Posyandu Untuk Memantau Pertumbuhan Balita di Kabupaten..., 2007 USU e-Repository © 2008
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Faktor Predisposing Umur, Pendidikan, Pengetahuan, Sikap dan Pelatihan terhadap Perilaku Kader dalam Pelaksanaan Posyandu
Dalam penelitian ini, yang dipilih menjadi faktor predisposisi yang diduga mempunyai pengaruh terhadap perilaku kader dalam pelaksanaan posyandu adalah
umur, pendidikan, pengetahuan, sikap dan pelatihan. Dari hasil uji regresi berganda, dari 5 variabel predisposisi tersebut, hanya sikap yang mempunyai pengaruh terhadap
perilaku p = 0,027 0,05. Variabel lainnya, berturut-turut : umur p= 0,189, pendidikan p = 0,531, pengetahuan p = 0,931, dan pelatihan p= 0,570, tidak
berpengaruh terhadap perilaku kader dalam pelaksanaan posyandu. Jika ditinjau berdasarkan distribusi masing-masing variabel, pengetahuan
misalnya, rata-rata pengetahuan responden dalam kategori baik 2,87; namun rata- rata perilaku adalah 2,11 skala 1-3. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku kader
dalam pelaksanaan posyandu, tidak semata dipengaruhi oleh pengetahuannya. Bahwa kinerja kader dalam melaksanakan pekerjaannya di posyandu, sangat kompleks, tidak
hanya dipengaruhi oleh pengetahuannya semata. Notoatmodjo 1993 mengatakan, pengetahuan merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang overt behavior. Namun sesuai dengan penelitian Festinger Robbins, 2003, bisa saja terjadi perbedaan antara
pengetahuan dan perilaku seseorang, yang disebutnya sebagai disonansi kognitif. Hasil penelitian lapangan menunjukkan bahwa pengetahuan responden yang baik
Israwati : Perilaku Kader Dalam Pelaksanaan Posyandu Untuk Memantau Pertumbuhan Balita di Kabupaten..., 2007 USU e-Repository © 2008