Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Pokok persoalan yang melibatkan hak asasi manusia yang termuat di dalam perlembagaan Malaysia yaitu Bahagian 2 Perkara 5 sampai 13, Perkara 5 adalah kebebasan diri, Perkara 6 keabadian dan kerja paksa dilarang, Perkara 7 perlindungan daripada undang-undang pidana yang berkuatkuasa kebelakangan dan pembicaraan berulang, Perkara 8 sama rata, Perkara 9 larangan buangan- negeri dan kebebasan bergerak, Perkara 10 kebebasan bercakap, berhimpun dan menubuh persatuan, Perkara 11 kebebasan ugama, Perkara 12 hak-hak berkenaan dengan pelajaran dan Perkara 13 hak terhadap harta. 3 Jika dilihat patokan pasal-pasal tersebut, kasus Memali adalah suatu kesalahan yang melibatkan hukum kepidanaan dan juga hukum kesalahan publik, yaitu melibatkan ketentuan umum di dalam Negara khususnya di Malaysia. Sebagai contoh menurut di dalam Perlembagaan Persekutuan Bahagian 3 Perkara 14, kewarganegaraaan dengan cara kuatkuasa undang-undang , makanya yang termuat di dalam pasal tersebut adalah, setiap warganegara itu dijaga keselamatan dirinya oleh hukum atau undang-undang dari segala kesalahan pidana terhadapnya. Sebagai contoh, Ustadz Ibrahim Libya adalah salah seorang pendakwah bebas dan profisi di dalam organisasi politik sebagai kepala atau ketua partai PAS di daerah Baling dan negeri Bagaian Kedah. 4 Di dalam hal ini, gerakan PAS adalah sebuah organisasi politik yang sudah lama dibangun yaitu pada tahun 1951 dan telah sah atau disetujui oleh penjajah Inggris pada saat 3 Perlembagaan Persekutuan, disusun oleh Lembaga Penyelidikan Undang-Undang Selangor, International Law Book Service : 2009 hlm 3. 4 Op.cit, hlm 56, Isu Memali dan Realiti sebelum kemerdekaan dan pada selepas kemerdekaan, pertubuhan ini sah menurut undang-undang sampai sekarang. Makanya dengan jelas, tindak kejahatan yang berlaku ke atas Ustadz Ibrahim Libya adalah kesalahan pidana atau hal-hal terkait kepidanaan, sementara hal-hal terkait privat adalah kedudukan kepala pemerintah turut campur tangan dalam masalah kasus ini sehingga mereka tidak di kenakan hukum atau undang-undang karena kasus ini terdapat kepentingan bagi mereka. Dari sudut yang lain, persoalan masih lagi menfokuskan kepada pihak- pihak yang terlibat, terutamanya adalah pihak pemerintah. Di dalam penelitian ini, mengapa pemerintah dihukum kesalahan oleh para pihak tertentu seperti tokoh- tokoh partai politik, terutamanya partai oposisi, ahli-ahli media dan sebagainya. Ini merupakan suatu hal yang berlaku penyimpangan ke atas mereka, karena seolah-olah undang-undang sudah tidak berguna bagi mereka dan hanya berkuatkuasa bagi golongan bawahan. Sementara di dalam perlembagaan Persekutuan menyebutkan Bahagian 6 Bab 1 perkara 73, Had Undang-undang Persekutuan dan Negeri 5 dan solusi pasal ini menyatakan, setiap undang-undang yaitu yang terkait ruang lingkup hukum meskipun hal publik, privat, perdata dan pidana adalah sama di hadapan hukum, tidak memilih sesiapa meskipun seseorang itu berada pada profisi atasan seperti kepala pemerintah atau profisi bawahan seperti pedagang dan sebagainya. 5 Perlembagaan Persekutuan, disusun oleh Lembaga Penyelidikan Undang-Undang Selangor, International Law Book Service : 2009 hlm 46. Dengan pokok-pokok persoalan yang ditimbulkan di atas, maka persoalan-persoalan tersebut dapat menambahkan penelitian dan studi terhadap kasus ini. Seterusnya dengan hasil dari penelitan tersebut dijadikan sebagai bahan ilmiah kepada pihak-pihak tertentu. Maka dari pecahan-pecahan persoalan dari ruang lingkup historis ini, penulis lebih berminat untuk mengangkat tema ini menjadi sebuah perbahasan yang lebih komprehensif dengan judul „ Tinjauan Hukum Islam Tehadap Persepsi Masyarakat Umum Dalam Kasus Pembunuhan Ibrahim Libya Di Kedah, Malaysia ’.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas, maka penulis membatasi dan hanya memfokuskan bahasan pada lingkungan historis kasus pembunuhan Ibrahim Libya pada November 1985 di Negeri Bagian Malaysia, Kedah. Seterusnya kajian hukum menurut persepsi masyarakat, terutamanya hasil penelitian dari karya buku ahli politik, koran, website dan lain-lain. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar balakang dan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan-permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini dapat dirumuskan menjadi sebagai berikut: 1. Bagaimana munculnya konflik peristiwa hitam Memali di Malaysia? 2. Apakah kedudukan Ibrahim Libya dalam kasus ini? 3. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap persepsi masyarakat dalam kasus ini?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan di dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana munculnya konflik peristiwa hitam Memali di Malaysia. 2. Untuk mengetahui kedudukan Ibrahim Libya di dalam kasus ini. 3. Untuk mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap persepsi masyarakat dalam kasus ini. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara akademis untuk mendapat jawaban-jawaban terhadap berbagai persoalan-persoalan yang terkait dengan peristiwa sejarah Memali. 2. Memberi pengetahuan dan informasi tentang peristiwa Memali. 3. Sebagai sumbangan pemikiran dan pengembangan khazanah keilmuan khususnya di bidang ketatanegaraan Islam di Malaysia. 4. Dapat menambah wawasan ilmu dalam wilayah kajian yang erat kaitannya dengan program studi siyasah syar‟iyyah dan menambah literature kepustakaan.