55
C. Ikrar Talak Yang di Lakukan Kuasa Hukum Perempuan
Pernikahan adalah bentuk muamalah yang diatur secara terperinci dalam hukum Islam. Perjanjian yang dilakukan termasuk dalam perjanjian agung. Oleh
sebab itu akibat yang timbul dari pernikahan ini diatur pula, mulai dari nafkah, hadhanah, talak, iddah dan sebagainya. Maka dari itu bentuk rusaknya dari
perjanjian ini dengan salah satu jalan perceraian juga mendapat perhatian khusus.
13
Talak adalah salah satu jalan untuk memutuskan tali pernikahan. Seperti halnya nikah, yang mempunyai peran besar adalah laki-laki. Dalam akad nikah
yang berperan adalah calon suami beserta wali dari calon istri yang akan dinikahi. Seperti halnya nikah, talak juga mempunyai beberapa syarat yang salah
satunya adalah ikrar.
14
Pada dasarnya kekuasaan dalam menjatuhkan talak adalah ada di tangan suami, tetapi memungkinan bagi suami untuk menjatuhkan melalui orang lain
yang bertindak atas nama suami. Hal ini dapat ditempuh melalui usaha suami ataupun atas keinginannya, seperti melimpahkannya kepada seorang wakil atau
kepada istri yang diserahkan kepadanya perkara talak.
15
Menurut Muhammad Baltaji, Islam memberi hak talak kepada laki-laki secara mutlak. Hal ini disebabkan oleh dua dalih. Pertama, karakter laki-laki
13
Syifaul Qulub, Ikrar talak yang diwakilkan kepada kuasa perempuan, Artikel diakses pada tanggal 21 Juli 2010.
14
Ibid
15
Ibid
56
yang lebih cenderung mempergunakan teori akal dibanding dengan frekuensi penggunaan akal pada perempuan dalam skala mayoritas. Perempuan dalam
tataran praktik selalu menyelesaikan permasalahan dengan permainan perasaan, oleh karena itu Islam tidak memberikannya hak untuk mencerai. Kedua, suami
bertanggung jawab atas kelangsungan rumah tangga seperti mas kawinmahar dan nafkah, maka dikatakan laki-laki akan rugi jika talak istri yang disahkan.
16
Sampai disini, perlulah kita menyebutkan suatu hal. Seorang suami dapat memberikan hak cerai kepada istrinya, baik secara pemegang kuasa yang mutlak
ataupun dalam keadaan-keadaan khusus atas nama si suami itu sendiri. Dalam pandangan Islam hak menceraikan tidaklah diperuntukan bagi wanita, tetapi
sebagai suatu hak yang ditentukan dan yang dikuasakan, hak itu ada dan dapat dipergunakannya. Kita harus melihat apakah Islam memberikan suatu jalan untuk
menyelesaikan kesulitan yang sesungguhnya sangat problematik ini. Talak yang menjadi kekuasaan suami itu disebabkan tanggung jawab dia
dalam rumah tangga sebagai kepala rumah tangga yang harus menanggung nafkah bagi anggota keluarga. Nafkah ini ditanggung oleh suami mulai awal
nikah dengan memberikan mahar, sampai pada putusnya perkawinan suami juga menanggung nafkah iddah, nafkah menyusui, juga nafkah pemeliharaan anak jika
ia mempunyai anak dari istri yang ditalaknya. Talak itu sendiri sebenarnya merupakan sesuatu yang diperbolehkan
untuk diwakilkan karena telah memenuhi dua unsur syarat sebagai muwakal fih.
16
Ibid
57
Pertama talak dimiliki oleh pihak yang memberikan kuasa yaitu suami yang berhak menjatuhkan talak kepada istrinya. Kedua talak ini memungkinkan untuk
dikuasakan kepada orang lain sebagai wakil dari yang memberi kuasa, ini disebabkan talak bukan ibadah yang harus dilakukan orang secara pribadi.
Berdasarkan ketentuan pasal 70 ayat 4, sidang pengadilan penyaksian ikrar talak dihadiri oleh pihak pemohon dan termohon. Ini bererti suami istri hadir
dalam persidangan. Cuma, kehadiran mereka menurut undang–undang tidak mesti secara pribadi atau in-person. Baik suami maupun istri dapat diwakili oleh
kuasa. Dengan demikian undang-undang memberi memberi kemungkinan bagi seorang kuasa mengucapkan ikrar talak.
Pokok permasalahan dalam ikrar talak yang diwakilkan kepada kuasa hukum perempuan adalah dengan melihat kredibilitas wakil itu sendiri. Syarbini
memberikan syarat pada seorang wakil dengan redaksi yaitu seorang yang bertindak sebagai wakil haruslah sah melakukan sesuatu yang diwakilkan
kepadanya. Sesungguhnya orang yang melakukan sesuatu untuk dirinya sendiri itu atas jalan menempuh hak, sedangkan untuk melakukan sesuatu untuk orang
lain hanyalah sebagai pengganti. Jika orang itu untuk dirinya sendiri dalam penuntutan hak saja tidak kuasa untuk memenuhinya, lalu bagaimana dia dapat
menggantikan orang lain. Mereka menambahkan bahwa syarat-syarat telah disebutkan di atas
adalah berlaku secara umum, sehingga ada juga pengecualian dalam beberapa masalah. Salah satunya adalah orang perempuan dapat dijadikan wakil untuk
58
menjatuhkan talak kepada orang lain. Bukan berarti orang perempuan yang tidak berhak menjatuhkan talak untuk dirinya sendiri itu dilarang untuk melaksanakan
pelimpahan kekuasaan talak ini, justru dia diperbolehkan melakukan perwakilan dalam masalah ini.
D. Pandangan Fuqaha terhadap Ikrar Talak yang diwakilkan kepada perempuan