Proses Persidangan Ikrar Talak di Pengadilan Agama Depok

62

BAB IV PANDANGAN MAJELIS HAKIM PENGADILAN AGAMA DEPOK

TERHADAP IKRAR TALAK YANG DIWAKILKAN KEPADA ADVOKAT PEREMPUAN

A. Proses Persidangan Ikrar Talak di Pengadilan Agama Depok

Persidangan Pengadilan Agama Depok yang memeriksa perkara perdata agama tingkat pertama dilaksanakan di ruang sidang yang dipergunakan untuk keperluan itu dengan : 1. Menyebutkan Identitas pemohon dan menyebutkan identitas kuasa hukum apabila termohon memberikan surat kuasa kepadanya. 2. Menyebutkan identitas termohon Dalam persidangan tersebut dipimpin atau terdiri dari : Ketua Majelis, Hakim Anggota, dan Panitera Pengganti. 1 Setelah persidangan dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis, lalu kedua pihak berperkara dipanggil masuk keruang sidang. Kemudian Ketua Majelis beruasaha mendamaikan pemohon dan termohon agar rukun kembali, namun tidak berhasil karena pemohon tetap ingin menceraikan termohon. Kemudian Ketua Majelis membacakan putusan terkait permohonan cerai talak. 2 Setelah amar putusan dibacakan, oleh Ketua Majelis kembali menanyakan kepada pemohon dan termohon atau kepada kuasa hukum 1 Berita Acara Ikrar Talak Pengadilan Agama Depok, Nomor 226Pdt.G2008PA, Dpk 2 Ibid 63 keduanya terkait kesipannya untuk mengucapkan ikrar talak. Setelah sudah ada kesiapan untuk mengucapkan ikrar talak dan kewajiban-kewajiban sebagaimana yang tertera dalam amar putusan, maka proses pengucapan dilaksanakan. 3 B. Dasar Pemikran Hakim terhadap Ketidakbolehan advokat perempuan dalam mengikrarkan talak kliennya. Setelah penulis mewawancarai sekaligus berbincang-bincang bersama Hakim Ketua Pengadilan Agama Depok di tempat kediamannya, penulis menanyakan kembali tentang wewenang advokat perempuan dalam mengikrarkan takak dengan kliennya, dimana seorang advokat perempuan itu memang benar-benar tidak boleh mengucapkan talak untuk mewakili klienya. Dalam hal tersebut Hakim Pengadilan Agama Depok yaitu Bapak Drs. Sarnoto M.H mengemukakan bahwa meskipun Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 pasal 70 ayat 3, 4 dan ayat 5 mengatakan bahwa pemohon boleh memberikan kuasanya kepada wakilnya, namun pengertian wakil disini bukan untuk ditujukan kepada wakil perempuan untuk sebagai mewakili kliennya. 4 Memang mengenai kewenangan advokat perempuan maupun advokat laki-laki yang berasal dari lembaga keadvokatan yang terdapat dalam Undang- Undang Nomor 18 Tahun 2003, tidak ada batasan khusus dalam menangani 3 Ibid 4 Data diambil dari wawancara dengan Hakim Ketua Pengadilan Agama Depok. tanggal 30 Juli 2010 64 perkara mereka para advokat boleh menangani semua perkara guna mencari keadilan. 5 Hakim Pengadilan Agama Depok tetap menyatakan dalam perkara cerai talak setelah mendapatkan kekuatan hukum tetap, maka pengucapan ikrar talak itu di ucapkan kepada pemohon atau kuasa hukumnya yang jelas tidak dibolehkan kuasa hukum perempuan yang mengucapkan. Sebab beliau sangat sependapat dengan ibarah atau ungkapan yang dinyatakan oleh madzhab hanafi bahwa laki-laki tidak boleh memberikan kuasanya kepada perempuan untuk menucapkan ikrar talak. 6 Memang tidak ada Undang-Undang yang menyatakan bahwa seorang perempuan itu tidak boleh mengucapkan ikrar talak, namun dalam hal ini beliau sangat ikhtiyat terhadap kuasa hukum atau seorang advokat perempuan untuk mengucapkan ikrar talak kliennya sebab jika hal tersebut dilakukan oleh kuasa hukum perempuan maka akan merugikan pihak laki-laki pemohon. Beliau menambahkan yang menjadi dasar ketidakbolehan seorang kuasa hukum perempuan yaitu melihat pada peristiwa talak Bidi, dimana talak bidi itu sendiri talak yang dalam keadaan tidak suci atau haid. Disini kan kita tidak tahu apakah advokat perempuan itu memang benar-benar dalam keadaan suci atau tidak. Maka dari itu cara yang solutif yaitu dengan mengganti advokat perempuan untuk dilimpahkan kepada partner kerjanya yang laki-laki yang harus mengucapkan. 7 5 Ibid 6 Ibid 7 Ibid 65

C. Analisa Penulis