6
2. Perumusan Masalah
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama terdapat
dalam pasal 70 ayat 3,4,5 tidak disebutkan mengenai kata-kata wakil, apakah wakil perempuan atau laki-laki, sedangkan melihat pada praktiknya seorang
advokat perempuan tidak boleh mengucapkan ikrar talak kliennya. Dari rumusan masalah di atas maka penulis merumuskan pertanyaan
penelitian sebagai berikut : a. Bagaimana pandangan hukum Islam dan hukum positif terhadap
pengucapan ikrar talak jika yang mengucapkannya seorang kuasa hukumadvokat perempuan?
b. Mengapa pada prakteknya di Pengadilan Agama Depok Jawa Barat seorang advokat perempuan tidak boleh mengucapkan ikrar talak
kliennya?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui : 1. Pandangan hukum Islam dan hukum positif terhadap pengucapan ikrar talak
jika yang mengucapkannya seorang kuasa hukumadvokat perempuan. 2. Mengapa pada prakteknya di Pengadilan Agama Depok seorang advokat
perempuan tidak diperkenankan mengucapkan ikrar talak. Adapun manfaat dari penelitian tersebut antara lain :
7
1. Memberikan wacana solutif, tentang advokat perempuan dalam perkara cerai talak baik dalam perspektif hukum Islam maupun hukum positif sebagai basis
pengetahuan hukum mahasiswa Syariah dan masyarakat umum. 2. Menambah khazanah intelektual bagi individu atau kelompok untuk
mendapatkan akses informasi yang komparatif tentang kuasa perempuan dalam perkara cerai talak dalam berbagai perspektif.
3. Penambahan literatur perpustakaan.
D. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian
Adapun metode penelitian yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian normatif yuridis, yaitu penelitian yang
memuat deskripsi tentang masalah yang diteliti berdasarkan kaidah hukum yang dilakukan secara cermat dan mendalam, yakni berdasarkan hukum Islam
dan hukum positif atau penelitian hukum yang dilakukan dengan meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka.
8
Dalam kaitannya dengan penelitian normatif ini digunakan beberapa pendekatan masalah yaitu pendekatan undang-undang statute approach dan
8
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat Jakarta : CV Rajawali, 1985, h.14.
8
pendekatan perbandingan comparative approach yaitu perbandingan di antara hukum Islam dan hukum positif.
9
2. Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian setelah penulis melihat data yang dibutuhkan dalam judul skripsi ini, maka termasuk dalam kategori penelitian kualitatif,
yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang atau perilaku yang diteliti.
10
Dalam hal ini karena termasuk pendekatan normatif, maka jenis penelitian ini bisa disebut sebagai
penelitian kepustakaan.
3. Sumber Data
Sebagai suatu penelitian hukum normatif yang hanya ditujukan pada putusan Pengadilan Agama Sumber, maka jenis data yang diperlukan untuk
menjawab permasalahan dalam penelitian ini adalah berupa bahan-bahan hukum. Dalam hal ini, baik yang bersumber dari bahan hukum primer dan
bahan hukum sekunder. Adapun bahan-bahan hukum dimaksud adalah:
a. Bahan hukum Primer Menurut Peter Mahmud Marzuki, bahan hukum primer merupakan
bahan hukum yang bersifat autoritatif artinya mempunyai otoritas. Di
9
Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif , cet.3 Malang: Bayumedia Publishing, 2007, h.300
10
Sudarman Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif Bandung: CV Pustaka Setia, 2002, h.51
9
antara yang termasuk kategori tersebut adalah peraturan perundang- undangan dan putusan hakim.
11
b. Bahan Hukum Sekunder Dari penelitian ini sebagai pelengkap data dalam mencari jawaban
dari permasalahan yang disebutkan sebelumnya, maka diperlukan bahan hukum sekunder baik berupa kitab-kitab fikih yang merupakan hasil karya
para ahli dalam bidang hukum Islam, jurnal-jurnal hukum, kamus hukum, dan hasil interview wawancara dalam bentuk tertulis.
12
Dalam hal ini penulis melakukan interview wawancara
terstruktur tkepada salah satu hakim Pengadilan Agama Depok yang memeriksa perkara ini, kemudian data tersebut dianalisis dengan cara
menguraikan dan menghubungkan dengan masalah yang dikaji.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam Pengumpulan data, hal ini diperlukan : a. Mengumpulkan berbagai referensi baik berupa buku-buku, jurnal-jurnal
hukum, dan kitab-kitab fikih yang khusus berbicara tentang Kuasa Hukum atau yang disebut dengan istilah Wakalah. Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan. Kompilasi Hukum Isam, serta Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Keadvokatan.
11
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum Jakarta: Kencana, 2005, h.141
12
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, cet.3 Jakarta: UI Press, 1986, h.51
10
b. Interview atau wawancara, yakni tanya jawab lisan dua orang atau lebih secara langsung bertatap muka antara pewawancara dengan orang yang
diwawancara.
13
Khususnya kepada hakim yang memeriksa perkara cerai talak yang memakai jasa kuasa hukum perempuan.
5. Teknik Analisa Data
Setelah data terkumpul, lalu dianalisis dengan cara kualitatif lalu diinterpretasikan sedemikian rupa dengan metode deduktif. Penelitian ini
menggunakan conten analisist yaitu teknik analisis yang berusaha
menyimpulkan dengan menarik bagian atau hal yang bersifat khusus dalam bentuk kasus dan data-data lapangan menjadi kesimpulan umum yang berlaku
secara general. Dan Berdasarkan Kepada data yang besifat umum Teori Hukum, Peraturan Perundang-undangan.
6. Teknik Penulisan
Adapun untuk teknis penulisan ini penulis berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2007”
E. Review Kajian Terdahulu
Dari beberapa literatur skripsi yang berada di Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta penulis mengambil beberapa
13
Asep Syamsul M.Romli, Jurnalistik Praktis, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2001,cet Ke-3, h.23
11
skripsi yang ada yang mengenai pembahasan ikrar talak untuk dijadikan sebuah perbandingan. Adapun skripsi yang membahas tentang ikrar talak antara lain :
1. Salman Al-Farisi Pada Tahun 2004 Fakultas Syariah Dan Hukum dengan Judul “ Kedudukan Hukum Pengucapan Ikrar Talak di Luar Pengadilan
Agama”Studi Kasus di Pengadilan Agama Jakarta Timur yang dilatarbelakangi oleh permasalahan masalah pelaksanaan pengucapan ikrar
talak diluar pengadilan dan bagaimana proses pelaksanaan pengucapan ikrar talak yang dilakukan di luar Pengadilan Agama serta bagaimana kedudukan
hukum pengucapan ikrar talak yang dilakukan di luar Pengadilan Agama. Salman Al-Fasisi menyimpulkan bahwa kedudukan hukum pengucapan ikrar
talak di luar Pengadilan Agama tetap sah menurut Agama Islam tetapi tidak mempunyai kekuatan payung hukum yang kuat apabila dipandang dari segi
aturan-aturan hukum positif yang berlaku di tengah-tengah masyarakat muslim Indonesia.
14
2. Syamsul Munir Pada tahun 2008 Fakultas Syariah Dan Hukum dengan Judul Skripsi “Akibat Hukum Pencabutan Ikrar Talak dan Pengaruhnya Terhadap
Status Perkawinan”Studi No. Perkara 1511Pdt. G2005PAJT Di Pengadilan Agama Jakarta Timur. Skripsi ini di latar belakangi oleh
permasalahan berdasarkan aturan yang berlaku bahwa talak harus dilakukan di depan sidang pengadilan Agama, namun ketika majelis hakim menetapkan
14
Salman Al-Farisi, Kedudukan Hukum Pengucapan Ikrar Talak di Luar Pengadilan Agama, Studi Kasus di Pengadilan Agama Jakarta Timur
12
ikrar talak pada suami yang melakukan permohonan ikrar talak, tetapi yang terjadi suami mencabut permohonan ikrar talak sepihak sehingga berakibat
kerugian pada pihak isteri, yakni ketika istri akan mengajukan gugatan cerai tetapi didahului oleh permohonan ikrar talak suami.
15
Maka diadakanlah penelitian ini yang menghasilkan kesimpulan bahwa ikrar talak yang dicabut oleh pihak pemohon belum memiliki kekuatan hukum
gugur karena harus menunggu selama enam bulan semenjak adanya pemanggilan untuk pengucapan ikrar talak yang diajukan kembali oleh
pemohon suami jika tenggang waktu enam bulan masih bersedia, sebagaimana maksud dari pasal 70 ayat 6 Undang-Undang Nomor 7 tahun
1989. 3. Ikrar Talak di tinjau dari Kompilasi Hukum Islam dan Fikih Syafi’iyah Studi
Pandangan Hakim Pengadilan Agama Jakarta Timur yang disusun Oleh Muhammad Indrawan pada Tahun 2009 Fakultas Syariah Dan Hukum. Yang
dilatarbelakangi permasalahan diantaranya : Apa yang melatarbelakangi perbedaan ikrar talak antara Kompilasi Hukum Islam KHI dan Fikih
Syafi’iyah? dan bagaimana pandangan hakim tentang keabsahan ikrar talak menurut KHI dan Fikih Syafi’iyah ?
Dari Studi yang sudah dibahas Penulis menarik kesimpulannya bahwa dari studi terdahulu yang ada lebih fokus tentang sistem dan penerapan pengucapan
15
Syamsul Munir, Akibat Hukum Pencabutan Ikrar Talak dan Pengaruhnya Terhadap Status Perkawinan, Studi Nomor Perkara 1511Pdt. G2005PAJT
13
Ikrar Talak yang ditinjau mengenai tempat pengucapan ikrarnya di muka sidang Pengadilan Agama atau di luar Pengadilan Agama.
16
Yang mana telah menghasilkan jawaban yang telah ditulis di atas. Adapun yang akan jadi
Perbedaan bagi penulis tentang skripsi yang akan dibuat adalah tentang kebolehan orang yang akan mengucapkan ikrar talak, yaitu apa boleh diwakili oleh hukum
perempuan atau tidak.
F. Kerangka Teori