Perumusan Masalah Pengembangan Kurikulum Islam Dalam Perspektif Ismail Ra’ji Al-Faruqi”.
On the basis of what has been said so far, two principles can be set out according to which an Islamic curriculum must be constructed.
7
a. Education must not be separated into two kinds-religious and secular.
On the contrary, religion, which affects every aspects of life for the Muslim, must be at the very heart of all education as well as acting as the
glue which holds together the entire curriculum into integrated whole;
b. Muslims are free to study exactly what they please, so long as they do it
in the spirit of Islam. Equally, although in the past learning in Islam was associated with a balance and breadth of knowledge. Muslims must now
be considered free to specialize in any branch of knowledge, subject only to the same proviso of remaining fully committed to the fundamental
beliefs and values of Islam.
“Dua prinsip dasar menurut kurikulum Islam yang harus diperbaiki, yaitu pendidikan seharusnya tidak terpisahkan antara agama religius dan
sekular. Agama merupakan aspek terpenting dalam kehidupan Muslim dan agama harus menjadi jantung seluruh pendidikan dalam Islam. Konsep
kurikulum pendidikan Islam menggabungkan agama dengan sekular. Setiap Muslim bebas menuntut berbagai macam ilmu selama sesuai dengan spirit
Islam”. Berdasarkan tuntutan perkembangan yang demikian itu, maka para
perancang kurikulum dewasa ini menetapkan cakupan kurikulum meliputi empat bagian. Pertama, bagian yang berkenaan dengan tujuan-tujuan yang
ingin dicapai oleh proses belajar-mengajar. Kedua, bagian yang berisi pengetahuan, informasi-informasi, data, aktivitas-aktivitas dan pengalaman-
pengalaman yang merupakan bahan bagi penyusunan kurikulum yang isinya berupa mata pelajaran yang kemudian dimasukkan ke dalam silabus. Ketiga,
bagian yang berisi metode atau cara menyampaikan mata pelajaran tersebut. Keempat, bagian yang berisi metode atau cara melakukan penilaian dan
pengukuran atas hasil pengajaran mata pelajaran tertentu.
8
Menurut Marimba sebagaimana dikutip oleh Ahmad Tafsir, “Pendidikan adalah bimbingan atau usaha sadar yang dilakukan pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya
7
Halstead, J, Mark, Towards a Unified View of Islamic Education, Islam and Christian- Muslim Relations, Vol. 6, No. 1, 1995, pp. 33.
8
Nata, op.cit., h. 125.