Kurikulum Pendidikan Islam Pengembangan Kurikulum Islam Dalam Perspektif Ismail Ra’ji Al-Faruqi”.
kepribadian yang utama”.
9
Sebagaiman kutipan Ahmad Susanto yang di kutip dari Hasan Langgulung menjelaskan bahwa “pendidikan Islam adalah suatu
proses spiritual, akhlak, intelektual, dan sosial yang berusaha membimbing manusia dan memberinya nilai-nilai dan prinsip serta teladan ideal dalam
kehidupan yang bertujuan mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat”.
10
Pendidikan Islam harus dapat mengembangkan seluruh potensi peserta didik dan menciptakan Hamba Allah yang shaleh dengan seluruh aspek
kehidupannya, perbuatan, pikiran dan perasaannya. Pendidikan Islam, menurut Omar Muhammad Al-Touny al-Syaebani, diartikan sebagai “usaha
mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitarnya melalui proses
kependidikan”.
11
Menurut Hamka sebagaimana yang dikutip oleh Ahmad Susanto, “pendidikan bukan hanya untuk membantu manusia memperoleh
penghidupan yang layak, tetapi lebih dari itu, dengan ilmu manusia mampu mengenal Tuhan-Nya, memperluas akhlaknya dan senantiasa berupaya
mencari keridhaan Allah. Hanya dengan bentuk pendidikan yang demikian, manusia akan memperoleh ketentraman hikmat dalam hidupnya”.
12
Menurut Al-Syaibani, “kurikulum Islam harus mempunyai ciri-ciri” sebagai berikut
1. Kurikulum pendidikan Islam harus menonjolkan mata pelajaran agama dan akhlak. Muatan mata pelajaran agama dan akhlak harus diambil dari al-
Qur’an dan hadits serta contoh-contoh tokoh teladan yang shaleh terdahulu.
2. Kurikulum pendidikan Islam harus memperhatikan pengembangan aspek pribadi siswa, yaitu aspek jasmani, rohani dan akal.
3. Kurikulum pendidikan Islam memperhatikan keseimbangan antara pribadi dan masyarakat, dunia dan akhirat; jasmani, akal dan rohani manusia.
4. Kurikulum pendidikan Islam memperhatikan juga seni halus, yaitu seni ukir, pahat, tulis-indah, gambar, dan sejenisnya. Selain itu kurikulum Islam
juga harus memperhatikan pendidikan jasmani, latihan militer perang,
9
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007, cet 7. h. 24.
10
A. Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Amzah, 2009, h. 128.
11
Omar Muhammad Al-Touny Al-Syaebani, Falsafah Pendidikan Islam, Terj. dari .... oleh Hasan Langgulung, Jakarta:PT. Bulan Bintang, .., h. 399.
12
Susanto, op.cit., h.105.
teknik, keterampilan dan bahasa asing kesemuanya itu diberikan berdasarkan minat, bakat dan kebutuhan siswa.
5. Kurikulum pendidikan Islam mempertimbangkan perbedaan-perbedaan kebudayaan yang ada di masyarakat.
13
: Dapat disimpulkan bahwa
kurikulum adalah rancangan kegiatan pendidikan yang berupa isi, materi pelajaran, metode pengajaran dan sarana
prasarana dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan yang dicita- citakan.
Suatu kurikulum pendidikan, termasuk pendidikan Islam, hendaknya mengandung beberapa unsure utama seperti tujuan, isi, mata pelajaran,
metode mengajar dan metode penelitian. Kesemuanya harus tersusun dan mengacu pada suatu sumber kekuataan yang menjadi landasan dalam
pembentukannya. Sumber kekuataan tersebut dikatakan sebagai asas-asas pembentuk kurikulum pendidikan.
Mohammad al-Thoumy al-Syaibany, mengemukakan bahwa “asas-asas umum yang menjadi landasan pembentuk kurikulum dalam pendidikan Islam
itu adalah”: 1.
Asas agama Seluruh system yang ada dalam masyarakat islam, termasuk system
pendidikannya harus meletakkan dasar falsafah, tujuan dan kurikulumnya pada ajaran islam yang meliputi aqidah, ibadah, muamalat dan hubungan-
hubungan yang berlaku di dalam masyarakat. Hal ini bermakna bahwa semua itu pada akhirnya harus mengacu pada dua sumber utama syariat
islam, yaitu al-Qur’an dan Sunnah. 2.
Asas falsafah Dasar ini memberikan arah dan kompas tujuan pendidikan islam,
dengan dasar filosois, sehingga susunan kurikulum pendidikan islam mengandung suatu kebenaran terutama dari sisi nilai-nilai sebagai
pandangan hidup yang diyakini kebenarannya.
13
Tafsir, op.cit., h. 65.
3. Asas psikologis
Asas ini memberi arti bahwa kurikulum pendidikan islam hendaknya disusun dengan mempertimbangkan tahapan-tahapan pertumbuhan dan
perkembangan yang dilalui anak didik. 4.
Asas social Pembentukkan kurikulum pendidikan islam harus mengacu ke arah
realisasi individu dalam masyarakat. Pola yang demikian ini berarti semua kecenderungan dan perubahan yang telah dan bakal terjadi dalam
perkembangan masyarakat manusia sebagai makhluk social.
14
Keempat asas tersebut diatas harus dijadikan landasan dalam pembentukkan kurikulum pendidikan islam. Perlu ditekankan bahwa antara satu asas dengan
asas yang lainnya memiliki keterkaiatan satu sama lain dan tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus merupakan suatu kesatuan yang utuh sehingga dapat
membentuk kurikulum pendidikan islam yang terpadu, yaitu kurikulum yang relevan dengan kebutuhan pengembangan anak didik dalam unsure
ketauhidan, keagamaan, pengembangan potensinya sebagai khalifah, pengembangan pribadinya sebagai individu dan pengembangannya dalam
kehidupan sosial. Secara umum karakteristik
kurikulum pendidikan Islam adalah pencerminan nilai-nilai islami yang dihasilkan dari pemikiran kefilsafatan dan
termanifestasi dalam seluruh aktivitas dan kegiatan pendidikan dalam prakteknya. Dalam konteks ini harus dipahami bahwa karakteristik kurikulum
pendidikan Islam senantiasa memiliki keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan dengan prinsip-prinsip yang telah diletakkan Allah SWT dan Rasul-Nya,
Muhammad Saw. Konsep inilah yang membedakan kurikulum pendidikan Islam dengan kurikulum pendidikan umumnya.
14
Syaibany, op.cit., h. 523-532.
Menurut Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany yang dikutip Abuddin Nata menyebutkan “lima ciri kurikulum pendidikan Islam”. Kelima ciri
tersebut secara ringkas dapat disebutkan sebagai berikut: 1. Menonjolkan tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuan-tujuannya dan
kandungan-kandungan, metode-metode, alat-alat dan tekniknya bercorak agama.
2. Meluas cakupannya dan menyeluruh kandungannya. Yaitu kurikulum yang betul-betul mencerminkan semangat, pemikiran, dan ajaran yang
menyeluruh. Disamping itu ia juga luas dalam perhatiannya. Ia memperhatikan pengembangan dan bimbingan terhadap segala aspek
pribadi pelajar dari segi intelektual, psikologis, social dan spiritual.
3. Bersikap seimbang diantara berbagai ilmu yang dikandung dalam kurikulum yang akan digunakan. Selain itu juga seimbang antara
pengetahuan yang berguna bagi pengembangan individual dan pengembangan sosial.
4. Bersikap menyeluruh dalam menata seluruh mata pelajaran yang diperlukan oleh anak didik.
5. Kurikulum yang disusun selalu disesuaikan dengan minat dan bakat anak didik.
15
Selain memiliki cirri-ciri sebagaimana disebutkan diatas, kurikulum pendidikan islam memiliki beberapa prinsip yang harus ditegakkan. Al-
Syaibany sebagaimana dikutip oleh Abuddin Nata, “menyebutkan tujuh prinsip kurikulum pendidikan Islam”, yaitu :
Pertama, prinsip pertautan yang sempurna dengan agama, termasuk ajarannya dan nilai-nilainya. Setiap bagian yang terdapat dalam kurikulum,
mulai dari tujuan, kandungan, metode mengajar, cara-cara perlakuan, dan sebagainya harus berdasar pada agama dan akhlak islam. Yakni harus terisi
dengaan jiwa agama islam, keutamaan, cita-cita dan kemauannya yang baik sesuai dengan ajaran islam.
Kedua, prinsip menyeluruh universal pada tujuan-tujuan dan kandungan- kandungan kurikulum, yakni mencakup tujuan membina akidah, akal, dan
jasmaninya dan hal lain yang bermanfaat bagi masyarakat dalam perkembangan spiritual, kebudayaan, social, ekonomi, politik termasuk ilmu-
ilmu agama, bahasa, kemanusiaan, fisik, praktis, professional, seni rupa dan sebagainya.
Ketiga, prinsip keseimbangan yang relative antara tujuan-tujuan dan kandungan kurikulum.
Keempat, prinsip perkaitan antara bakat, minat, kemampuan-kemampuan dan kebutuhan pelajar. Begitu juga dengan alam sekitar baik yang bersifat
fisik maupun social dimana pelajar itu hidup dan berinteraksi.
15
Nata, op. cit., h. 127.
Kelima, prinsip pemiliharaan perbedaan-perbedaan individual diantara para pelajar, baik dari segi minat maupun bakatnya.
Keenam, prinsip menerima perkembangan dan perubahan sesuai dengan perkembangan zaman dan tempat.
Ketujuh, prinsip keterkaitan antara berbagai mata pelajaran dengan pengalaman-pengalaman dan aktivitas yang terkandung dalam kurikulum.
16
Dapat disimpulkan bahwa, “kurikulum pendidikan Islam adalah kurikulum yang memiliki landasan dasar agama, dasar filsafat, dasar psikologis dan
dasar social sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan visi pendidikan Islam dan menciptakan peserta didik yang memiliki kelebihan dalam bidang
ilmu pengetahuan, teknologi dan berakhlak mulia sesuai ajaran Islam.