Seluruh tekanan-tekanan tersebut diatas, merupakan kebijakan presiden George W Bush yang ditujukan kepada IAEA dan didukung oleh mitra terdekatnya Israel. Bush
menganggap bahwa IAEA terkesan lambat dalam menyelesaikan kasus nuklir Iran. Bush juga berpikiran bahwa ketua umum IAEA, Muhammad El-baradei telah berpihak kepada
Uni-eropa dan Iran yang cenderung bersikap diplomatis. Bush mengingatkan apabila IAEA tidak mampu menyelesaikan kasus nuklir Iran ini untuk dibawa kesidang dewan
keaman PBB, maka AS akan bertindak sendiri untuk menyelesaikan masalah program nuklir ini dengan tindakan militer seperti yang dilakukan di Irak dan Afganistan.
2.4. Langkah yang dilakukan IAEA terhadap program nuklir Iran
Program nuklir Iran yang telah disembunyikan Iran dari IAEA selama hampir 18 tahun, telah menyebabkan IAEA bekerja ekstra keras untuk melakukan penelitian dan
pengawasan terhadap program nuklir Iran. Terlebih lagi IAEA mendapat kecaman keras dari pemerintah AS untuk segera menuntaskan kasus nuklir Iran dan membawa ke sidang
Dewan Keamanan PBB. IAEA mensinyalir bahwa Iran telah berupaya untuk memproduksi senjata nuklir dengan cara memperkaya uranium dan plutonium.
85
Pejabat tertnggi IAEA dalam hal ini direktur jendral IAEA, Mohammad El Baradei mengatakan dalam laporannya bahwasanya Iran telah melanggar aturan
internasional selama 18 tahun. Iran telah meyembunyikan aktifitas program nuklirnya yang mencakup pembuatan plutonium dan pengayaan uranium tingkat tinggi, di mana
Oleh karena itu IAEA harus segera mengadakan penyelidikan terhadap nuklir Iran secepat mungkin.
85
Office of the Secretary of Defence, us Department of Defence “Proliferation : Threat and Response”, http:www.defencelince.milubsptr 20010110.pdf. diakses 12 Februari 2010.
Universitas Sumatera Utara
kedua bahan tersebut adalah bahan utama pembuatan senjata nuklir. Iran juga dianggap telah memberikan data-data dan laporan tentang program nuklirnya kepada IAEA yang
tidak sesuai pada kenyataan di lapangan.
86
Penyelidikan yang dilakukan IAEA pada tahun 2003 dimulai dengan meminta pernyataan resmi pengakuan dari pemerintah Teheran terhadap program nuklirnya
yang telah disembunyikan dari pantauan IAEA selama ini. Teheran telah menyembunyikan program nuklirnya selama puluhan tahun, hingga akhirnya rahasia
program nuklir ini terbongkar sebulan setelah penyingkapan yang dilakuakan The National Council of Resistance of Iran NCRI, sebuah lembaga anti pemerintah yang
terus menerus melawan setiap kebijkan pemerintah Iran.
87
Dalam penelitian yang dilakukan IAEA diwilayah sekitar pusat reaktor nuklir Iran, tim inspeksi IAEA meminta sebuah sampel berupa tanah dan berupa potongan daun
kepada teknisi pabrik reaktor nuklir di Natanz Iran. Hal ini dilakukan mengingat sebelumnya Iran secara resmi pernah memperkenalkan penggunaan zat uranium
hexaflorida.
88
Berdasarkan hasil penelitian tim inspeksi IAEA terhadap sampel yang telah diambil dari Natanz, terbukti bahwasanya sampel tersebut telah mengandung partikel-
partikel zat yang mengandung zat uranium yang telah diperkaya dengan tingkat tinggi Untuk penelitian direaktor nuklir Natanz ini, sampel tersebut nantinya
akan diteliti dipusat laboratorium IAEA di Vienna Austria, untuk membuktikan kandungan zat nuklir yang digunakan pabrik nuklir tersebut.
86
AS-Eropa Bersitegang tentang nuklir Iran. http:www.Kompas.comKompas2Dcetak0311?17ln?693485.htm, diakses 10 april 2010.
87
Marshal Breit.”Iran’s program to produce plutonium and enriched uranium” http:www.ceip.orgfilesprojectsnppresourcesfactsheetsIrans nuclear program htm, diakses 30 februari
2010.
88
Uranium Hexaflorida adalah hasil dari proses pengayaan dan penyaringan dengan bahan dasar uranium.
Universitas Sumatera Utara
hampir menjadi plutonium yang merupakan bahan dasar senjata nuklir. Namun pemerintah Teheran menyangkal temuan tersebut dan menyampaikan bahwa Iran tidak
pernah memperkaya uranium sampai melebihi 1,2 Zat U235 dengan menggunakan tambahan zat sentrifugal.
89
Iran juga mengkonfirmasikan bahwa perusahaan Jerman Kalaye Electric Company di Teheran ditelaah digunakan untuk menghasilkan komponen dan
menghasilkan zat sentrifugal. Informasi ini di dapat sesaat setelah perusahaan tersebut diperkenalkan dan dipublikasikan melalui media. Iran pada mulanya menyatakan bahwa
nuklir tidak dapat diperkenalkan dan dimasukkan di proyek kalaye tersebut.
90
Pada bulan Oktober tahun 2003, Teheran kemudian mengakui bahwa ”keterbatasan sebuah tes atau percobaan digunakan dengan menambahkan sedikit jumlah
zat Uranim Hexaflorida”, yang telah dihasilkan pada tahun 1999 dan 2002. Iran mengatakan eksperimen tersebut telah menggunakan 1,9 kg Uranium Hexaflorida yang di
impor dari negara-negara lain. Pada mulanya Iran telah mengatakan kepada IAEA bahwa bahan ini telah musnah karena “kebocoran katup dari tabung yang berisi gas”.
Bagaimanapun sampel lingkungan yang di kumpulkan pada bulan Agustus 2003 lalu merupakan partikel dari uranium yang diperkaya dengan tingkat tinggi dan tingkat
rendah.
91
Sebelum tahun 2003 Iran telah menyembunyikan kemampuan untuk memisahkan plutonium dari uranium dengan menggunakan pancaran sinar laser. Diikuti dengan
penyelidikan IAEA. Terbukti bahwa eksperimen pemisahan telah ditunjukkan dengan sel- sel panas yang terdapat di Teheran nuclear research TNRC pada tahun 1988 – 1992
89
Marshal Breit op.cit
90
The Statemen of Director General of IAEA, Implementation of the NPT Safeguards of the Islam Republik of Iran, 26 Agustus 2003, hal.6
91
Ibid 10 November 2003, hal.7
Universitas Sumatera Utara
selanjutnya bahan uranium telah di pabrikkan di simpan di esfahan nuclear technology centre untuk dilakukan proses selanjutnya dengan menggunakan penyinaran sinar laser di
Teheran research reactor.
92
Fasilitas lain yang tidak disebutkan sebelum dapat menambah produksi plutonium dalam bulan Pebruari 2003 Iran menyatakan bahwa pabrik produksi heavy water reactor
reaktor air deras telah dibangun di Arak, Iran. Tidak diketahuai apakah target tambahan yang tidak
disebutkan telah diproses atau belum tetapi sangat jelas bahwa Iran pengetahuan dan pengalamannya untuk membangun operasi dalam skala besar.
93
Iran kemudian mengumumkan maksudnya untuk mendirikan sebuah reaktor penelitian baru yang akan digunakan untuk
bahan bakar uranium alami dan reaktor air derasnya sebagai pendingin dan mediator.
94
Menetapkan penggunaan IR-40 dapat memproduksi antara 8 kg-10 kg plutonium setiap tahun yang cukup untuk menghasilkan 1 satu atau 2 dua buah senjata nuklir
pertahun.
95
Penyelidikan IAEA telah difokuskan ke beberapa negara tambahan setelah Iran mengakui sedang mengembangkan sebuah jaringan untuk memperoleh sebuah peralatan
Berdasarkan pada hasil temuan-temuan lain Inspeksi IAEA, diketahui bahwa Iran secara aktif telah berupaya memperkaya plutonium dengan menggunakan fasilitas ini, hal
ini telah menjadi sangat sulit untuk menghindari pada sebuah kesimpulan bahwa Iran sedang mengejar kemahiran dan pengembangan program nuklirnya dalam membuat
senjata nuklir. Pernyataan Iran yang bertentangan dan penyangkalan seluruhnya pada tahun 2003 dengan dukungan penelitian ini telah menambah perhatian bahwa fasilitas dan
aktifitas lain mungkin akan tetap tersembunyi dengan baik dari pantauan IAEA.
92
Ibid, hal. 6-16
93
David Albright Corey Hinderstain, “Iran, Player or Rogue?”, The Bulletin of Atomic Scientist Vol.50, hal. 3-8.
94
The Statemen Of Director general of IAEA, op.cit, 6 Juni 2003. hal.2.
95
Ibid, hal, 3-8
Universitas Sumatera Utara
dan komponen sensitif selama kurang lebih 18 delapan belas tahun.
96
Hal ini dipertegas dengan pernyataan, oleh direktur IAEA Muhammad El-baradei yang mengatakan bahwasanya, berdasarkan inspeksi yang dilakukan oleh lembaganya
dan berdasarkan data-data intelijen dari pihak CIA central intelligent agency, tidak ada bukti kuat untuk menuduh Iran mengembangkan senjata nuklir.
Menurut satu sumber diplomatik, perusahaan Jerman, Switzerland, Austria dan negara-negara lain di
Eropa barat telah diperiksa berkaitan dengan keterlibatan mereka terhadap program nuklir Iran. Kebanyakan negara-negara eropa telah mengikuti instruksi pimpinan AS dengan
menghalangi nuklir perdagangan nuklir eropa dengan Iran sejak tahun 1980-an. Pada pengamatan-pengamatan selanjutnya, tim inspeksi IAEA terus bekerja secara
teliti dan hati-hati terhadap beberapa lokasi yang dicurigai digunakan sebagai tempat untuk memproses penggunaan nuklir. Penelitian yang dilakukan IAEA pada waktu-waktu
berikutnya adalah untuk membuktikan apakah Iran sudah mampu atau belum untuk menciptakan sebuah senjata nuklir. Namun dari hasil pengamatan secara intensif di
daerah reaktor-reaktor Iran, diketahuai bahwa Iran saat ini belum mampu untuk menciptakan senjata nuklir.
97
Menanggapi perseteruan antara Iran dan Amerika Serikat menyangkut tuduhan AS bahwa Iran telah memiliki senjata nuklir aktif, IAEA yang berperan sebagai pihak
netral dalam hal ini terus mencari solusi kompromi untuk menjembatani perseteruan dua negara tersebut dengan mengambil sikap sebagai berikut :
98
96
Antony Barnett,”How Pakistan fuels Nuclear Arms Race” httpobserve.guardian.co.ukinternationalstory069031125614 html, diakses 18 januari 2010.
97
Saling tuding senjata nuklir Iran”, httpwww.antara.co.idsenws?id+3258. diakses 2 Februari 2010.
98
“Nuklir Iran fakta atau ilusi?”, httpwww.Kompas.comKompas-cetak041009ln1313921htm. Diakses 23 Maret 2010
Universitas Sumatera Utara
1. Berdasarkan hasil investigasi dari pengamatan secara intensif di pusat-pusat
reaktor nuklir Iran, IAEA mengakui adanya program nuklir Iran yang sedang bekerja secara aktif dan IAEA berupaya semaksimal mungkin agar program nuklir
tersebut tidak mengarah pada situasi yang lebih buruk. 2.
Berdasarkan hasil pengamatan selama ini, dan berdasar pada pengakuan direktur Jendral IAEA, Muhammad El-Baradei bahwa Iran belum menyampaikan secara
keseluruhan mengenai keberadaan aktifitas program nuklirnya, namun baradei belum mengklarifikasi keberadaan senjata nuklir yang dituduhkan pemerintah AS
terhadap Iran. 3.
IAEA terus akan berusaha untuk membujuk Iran agar bersedia menandatangani perjanjian protokol tambahan yang merupakan hak dari IAEA untuk mengadakan
inspeksi secara mendadak tanpa memberitahukan sebelumnya. Pemerintah Iran secara prinsip telah menerima perjanjian protokol tersebut.
4. IAEA bekerjasama dengan tiga negara Uni-eropa, yaitu Inggris, Prancis dan
Jerman, untuk menghimbau Iran agar menghentikan Program pengolahan uranium di Isfahan, serta membekukan pembangunan instalasi nuklir untuk reaktor air
raksasa di kota Arak. 5.
IAEA menganggap bahwa upaya kerjasama yang dilakukan pemerintah Iran terhadap IAEA selama ini masih kurang transparan dan cenderung ditutup-tutupi.
IAEA berharap agar Iran bersedia bekerjasama dengan badan tersebut untuk memperlancar proses inspeksi demi menghindari dijatuhkannya sanksi dewan
keamanan PBB terhadap Iran. Pada tanggal 21 Oktober 2001, IAEA mengadakan perjanjian kerjasama dengan
pemerintah Iran dalam hal pengijinan untuk dilakukan inspeksi ke pusat-pusat nuklir Iran untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. Perjanjian ini merupakan protokol tambahan
Universitas Sumatera Utara
dari NPT Non Proliferation Threaty yang bertujuan untuk menghindari Iran didalam memproduksi senjata nuklir. Ini dari perjanjian tersebut pada intinya adalah bahwa
pemerintah Teheran harus mengijinkan tim inspeksi IAEA untuk melakukan penelitian dan pemeriksaan terhadap pusat-pusat reaktor nuklirnya yang sewaktu-waktu dilakukan
secara mendadak atau tanpa pemberitahuan resmi terlebih dahulu kepada pemerintah Iran. Selain itu perjanjian ini juga berisi tentang peningkatan kerjasama Iran dengan IAEA,
termasuk pemberian data-dat terakhir tentang program nuklirnya yang selama ini belum diketahui oleh IAEA.
99
2.5. Tekanan Amerika Serikat Terhadap PBB