Perubahan Penduduk Perubahan Sosial Umum Masyarakat Desa 1. Teori Evolusioner

Nuridaria Barus : studi perubahan tujuan perjalanan Masyarakat kecamatan sei kepayang Pasca pembangunan jembatan sungai asahan, 2008 USU Repository © 2009 32 II.2. Perubahan Sosial Umum Masyarakat Desa II.2.1. Teori Evolusioner Semua masyarakat mengalami perubahan terus menerus. Teori evolusioner berpandangan bahwa semua masyarakat mengalami tahap-tahap perkembangan yang sama dan menuju ke tahap perkembangan akhir mungkin juga ideal, yakni tahap dimana evolusi sosial berakhir. Teori siklus berpandangan bahwa semua masyarakat melalaui siklus perubahan, yan g akhirnya kembali ke titik awal, lalu mengulangi siklus yang sama. Perubahan geografis dapat melahirkan perubahan sosial yang besar. Migrasi kesuatu lingkungan baru sangat sering menimbulkan perubahan dalam segi kehidupan sosial. Perubahan dalam segi jumlah dan komposisi penduduk selalu menimblkan perubahan sosial. Karena keterpencilan isolation menghalangi perubahan dan kontak lintas budaya cross-clutural contacts mendorong lahirnya perubahan, maka tentu saja kelompok-kelompokyang secara fisik dan secara sosial terpencil akan mengalami perubahan yang lebih sedikit. Stuktur masyarakat juga mempengaruhi perubahan : masyarakat tradisional yang sangat konformis atau masyarakat yang kebudayaannya sangat terintegrasi lebih mudah mengalami perubahan daripada masyarakat individualistis yang permisif dan berkebudayaan kurang terintegrasi.

II.2.2. Perubahan Penduduk

Perubahan penduduk merupakan suatu perubahan sosial. Masyarakat yang terletak di persimpangan jalan lalu-lintas dunia selalu merupakan pusat perubahan. Karena kebanyakan unsur budaya masuk melalui difusi, maka masyarakat yang terdekat hubungannya dengan masyarakat lain cenderung mengalami perubahan tercepat pula. Pada zaman dahlu ketika transportasi darat memegang peran penting, wilayah yang Nuridaria Barus : studi perubahan tujuan perjalanan Masyarakat kecamatan sei kepayang Pasca pembangunan jembatan sungai asahan, 2008 USU Repository © 2009 33 dilewati jalur darat yang menghubungkan Asia, Afrika, dan Eropa merupakan pusar perubahan peradapan. Kemudian keberadaan kapal layar mengalihkan pusat peradapan itu ke daerah di sekitar laut Mediterania, dan selanjutnya meyebar kepesisir barat laut Eropa. Daerah-daerah yang memiliki kontak budaya terbanyak meruoakan pusat-pusat perubahan. Sebaliknya, daerah yang terisolasi merupakan pusat kestabilan, konservatisme, dan penolakan terhadap perubahan. Hampir semua suku yang sangat primitip juga merupakan suku-suku yang amat terisolasi. Nuridaria Barus : studi perubahan tujuan perjalanan Masyarakat kecamatan sei kepayang Pasca pembangunan jembatan sungai asahan, 2008 USU Repository © 2009 34

BAB III DESKRIPSI WILAYAH STUDI

III.1. Gambaran Umum Kabupaten Asahan Kabupaten Asahan merupakan salah satu kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Ibu kotanya berada di Kisaran. Kabupaten ini memiliki wilayah seluas 462.441 Ha 4.624,41 Km 2 yang terdiri dari 20 kecamatan dan 276 DesaKelurahan dengan jumlah penduduk pada Tahun 2006 adalah sebesar 1.024.752 jiwa. Secara geografis Kabupaten Asahan terletak pada 2 03’00”–3 26’00” Lintang Utara LU dan 90 01’00”–100 00’00” Bujur Timur BT. Secara administrasi Kabupaten Asahan dibatasi oleh : • Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagei. • Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir dan Labuhan Batu. • Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Simalungun. • Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Malaka. III.1.1. Topografi Topografi Kabupaten Asahan terletak pada ketinggian 0-200 m diatas permukaan laut, terdiri dari daerah pesisir pantai sampai kawasan perbukitan. Berdasarkan data BPS Kabupaten Asahan dalam angka tahun 2006, jumlah hari hujan adalah 126hari dengan curah hujan sebesar 2164 mm.